Kaskus

Story

irulfm24Avatar border
TS
irulfm24
Cerita Waras (untold story)
Setelah sekian lama vakum dalam dunia perceritaan, aku kembali terniat ingin berbagi cerita dan kisah hidupku.

Sebenarnya sebelum ini aku sudah pernah membuat sebuah cerita di sini. Tapi sepertinya aku tidak bisa untuk melanjutkan cerita tersebut. Maaf ya.

Jika seandainya tulisanku ini kurang menarik. Harap maklum ya gan, aku cuma lulusan TSM (teknik sepeda motor).

Tapi aku akan mencoba menyampaikan kisah ini semaksimal mungkin.

Jangan berharap ada hal menarik dari kisah ini, karena ini hanya perjalanan hidupku. Aku hanya menceritakan apa adanya saja.

Status : On going
Cerita Waras (untold story)


Quote:


Spoiler for Q&A:


Spoiler for INDEX:


Quote:

Quote:
Diubah oleh irulfm24 11-07-2022 08:19
aryanti.storyAvatar border
MenthogAvatar border
wong.tanpo.aranAvatar border
wong.tanpo.aran dan 10 lainnya memberi reputasi
9
16.7K
243
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
irulfm24Avatar border
TS
irulfm24
#121
Chapter 72 : Aku Tergoda
"Drrtttt... Drrtttt"Pagi-pagi sekali, tiba-tiba HP ku bergetar, ada panggilan masuk.

 Aku pun memaksakan diri untuk bangun. Masih dengan kondisi setengah sadar, dan kepalaku pusing. Aku mengambil HP ku yang tergeletak di atas lantai, tepat di sebelah kasur. Ku picingkan mata, sambil melihat siapakah gerangan yang menelponku pagi-pagi buta begini. Setelah ku perhatikan baik-baik, ternyata itu adalah panggilan dari Ayunda.

 "Hallo" Aku menjawab panggilan itu.

 "Yank, aku kangen" Terdengar suaranya yang serak seperti usai menangis.

 "Ada apa?" Jawabku pelan.

 "Aku kangen kamu. Tadi malam aku mimpi kamu ninggalin aku.. hiks" Tiba-tiba saja dia menangis.

 "Itukan cuma mimpi"

 "Tapi kaya jelas banget. Aku liat kamu nikah sama wanita lain, kamu udah engga ingat sama aku. Kamu.. hiks hiks" Kembali dia tersedu-sedu.

 "Aku engga ngapa-ngapain di sini. Itu hanya mimpi. Udah engga usah dipikirin"

 "Kamu masih sayang engga sama aku. Aku pengen kita ketemu sayang, aku pengen kita balikan"

 "Kita bicarain aja nanti kalau kamu udah pulang"

 "Kenapa engga sekarang? Kamu udah engga sayang ya sama aku? Kamu punya pacar baru kan di sana?"

 "Iya aku sayang sama kamu. Udah ya, jangan over thinking. Aku baik-baik saja di sini. Aku masih ngantuk, pengen lanjut tidur"

 "Hmmb, ya udah. Istirahat aja ya, jangan kerja dulu hari ini"

 "Iya. Udah ya. Aku ngantuk, kepalaku pusing" Tuuut... Aku pun mematikan panggilan.

 Ku lihat jam di layar HP, baru menunjukkan pukul 04.40 AM. ada satu pesan yang baru masuk.

 "Met istirahat sayangku 😊" Pesan dari Ayunda.

 Aku pun membalas sms itu.

 "Iya. Aku lanjut tidur lagi ya"

 "Muaacchh 😘" Balasnya lagi.

 Aku tidak membalas sms itu, lalu meletakkan HP ku ke atas meja dan mengisi dayanya.

***

 Pagi itu, udara sangat dingin. Tetes-tetes sisa hujan semalam masih terdengar berjatuhan dari ujung atap dan dedaunan. Suara-suara kodok saling bersahutan, diikuti suara percikan air yang terdengar saat kendaraan melewati genangan di jalanan.

 Tepat di hadapanku, Devi masih tampak tertidur pulas. Aku yang masih mengantuk, akhirnya kembali merebahkan diri di kasur, tepat di samping Devi. Ku angkat selimut yang menutupi tubuhnya, lalu ku tutupkan ke tubuhku. Kini kami berbagi selimut yang sama.

 Ku perhatikan wajah Devi yang tertidur pulas. Aku merenung memikirkan sikapku saat ini. Entah apa yang merasukiku, sampai teganya aku berbuat sejauh ini. Aku bahkan tidak pernah terfikir akan melakukan hal ini pada Ayunda. Seandainya dia tau aku tidur dengan wanita lain, pasti dia akan sangat kecewa. Tapi, semua sudah terjadi. Biarlah waktu yang akan menjawab semuanya. Jika seandainya dia memang jodohku nanti, pasti kami akan kembali bersama. Ya, aku yakin itu.

 Aku pun memeluk tubuh Devi dengan erat. Aku tidak merasakan perasaan apapun pada Devi, hanya nafsu, tak ada sedikitpun rasa cinta seperti yang kurasakan saat aku memeluk Ayunda.

 Devi pun terbangun saat aku memeluknya. Dia membalas pelukanku dengan erat. Kini rasa dingin, seketika berubah menjadi kehangatan.

 "Sayang.... Dinginn.... " Gumam Devi, namun matanya masih terpejam.

 Aku hanya diam, dia pun mencium pipiku, lalu membuka matanya. Iya tersenyum.

 Tangannya yang tadi memelukku, kini bergerak semakin ke bawah, lalu masuk ke dalam celana boxerku.

 "Pengen lagi...." Ucapnya manja.

 Tanpa basa-basi, aku langsung menciumi kedua buah dadanya yang besar. Dia pun mendesah pelan, membuatku semakin terangsang.

 Tak butuh waktu lama, kami berdua pun kambali berhubungan seks. Sekarang aku tau, ternyata Devi benar-benar seorang cewek hypersex, karna dia tampak tidak puas jika aku hanya bermain sebentar. Kami terus melakukannya berkali-kali entah sampai berapa ronde. Yang ku ingat, kedua lututku sampai terasa kram dan panas.

 "Enak sayang... " Desahnya.

 "Habis ini udah ya, aku lapar nih" balasku. Aku sudah hampir menyerah, sepertinya aku sudah kehabisan cairan untuk dikeluarkan.

 "Iya, habis ini kita mandi bareng yah" Ujarnya manja.

 "Iya sayang"

 Setelah selesai, kami berdua pun mandi bareng. Lagi-lagi, di kamar mandi, dia kembali memblowjob batangku. Aku pun hanya pasrah dan menikmati permainannya.

 Selesai mandi, Devi juga tak segan-segan tampil tanpa busana di hadapanku. Kami berdua berkemas, karna setelah ini kami berencana untuk pergi makan di luar.

 Hari sudah semakin siang, jam sudah menunjukkan pukul 08.25 AM. kami pun berangkat untuk mencari tempat makan. Cuaca tampaknya mulai cerah. Usai makan, kami berdua pergi ke pantai sebentar, sembari menunggu acara Cap Go Meh yang akan dilaksanakan siang ini.

 "Dev, seandainya aku balikan sama Ayunda. Pendapat kamu bagaimana?" Tanyaku di tengah perjalanan kami menuju pantai.

 "Ya, terserah kamu. Aku juga ga bisa maksa. Tapi aku juga suka sama kamu"

 "Tapi aku sekarang bingung dengan perasaanku Dev"

 "Hmmb, bisa sekejap bersama kamu sudah cukup kok buat aku. Aku sadar aku ini siapa"

 "Tapi aku udah tidur sama kamu, kamu engga marah kalau aku nantinya pergi begitu aja" Tanyaku lagi.

 "Engga kok. Aku udah biasa hidup kaya gini Rul. Engga cuma kamu yang nidurin aku. Mantan-mantanku juga, aku emang cewek rusak" Ujarnya dengan nada lemah.

 "Jangan ngomong gitu. Kamu engga rusak kok. Aku sih engga peduli sama cewek apakah dia itu perawan atau tidak. Itu tidak jadi masalah buat aku"

 "Tapi kan ada Rul, cowok yang merendahkan cewek hanya gara-gara dia sudah tidak perawan"

 "Iya. Kalau ada cowok kaya gitu, jangan kamu deketin. Nanti malah bikin sakit hati. Banyak kok cowok di luar sana yang mau menerima kamu apa adanya"

 "Hmmb, iya Rul. Tapi aku sih lebih berharap ke kamu yang nerima aku apa adanya"

 Aku pun tidak tau harus jawab apa. Aku hanya diam dan menambah laju sepeda motorku.

 Tak butuh waktu lama, kami pun sampai di lokasi pantai. Aku memarkirkan sepeda motorku, lalu memeriksa HP sebentar. Ku lihat ada beberapa pesan yang masuk. Ada dari Ayunda, Rini, dan juga Nuri. Semuanya sudah jelas, hanya sms basa-basi untuk menanyakan kabar dan lain sebagainya. Kalau difikir-fikir, apakah sekarang aku sudah bisa dicap cowok playboy? Atau malah Fuckboy? Ah, bodoamat. Siapa juga yang peduli istilah-istilah itu. Intinya saat ini aku ingin menikmati kesenanganku. Meskipun aku sadar kalau aku ini sudah melakukan hal yang tidak benar. Tapi aku tau, di luar sana masih banyak laki-laki yang lebih parah dari aku.

 "Rul, ayo kemari" Teriak Devi dari kejauhan.

 Aku pun berjalan cepat mendatangi Devi yang kala itu sedang asik berfoto-foto di batu-batu besar.

 "Foto bareng yuk" Ajak dia.

 "Boleh" Balasku.

 Kami berdua pun berfoto-foto. Jika dilihat, kami sudah tampak seperti sepasang kekasih saja saat itu. Padahal sudah jelas kalau hubungan kami ini adalah hubungan tanpa status. Namun, tampak dari wajah Devi terpancar sinar kebahagian. Dia sangat menikmati momen kami berdua saat itu.

 Usai bersenang-senang di pantai, kami pun kembali menuju Kota. Tampak dari kejauhan, suasana kota sudah mulai dipadati oleh orang-orang yang menonton pertunjukan. Kami pun berhenti di pinggir jalan, sambil memperhatikan orang-orang yang sedang pawai Cap Go Meh.

 Jika diperhatikan, tidak ada yang menarik dari pertunjukan itu, yang ada hanyalah kesan menyeramkan. Melihat orang-orang yang beradu ilmu kekebalan dan beberapa dari mereka ada yang ditusuk-tusuk pipinya menggunakan senjata tajam. Ada juga yang tubuhnya disayat-sayat dengan parang. Namun, tampaknya mereka tidak merasakan sakit sedikitpun.

 Selain itu, ada juga pertunjukan mengarak naga. Ada berbagai bentuk dan warna naga yang ditunjukkan. Ditambah riuhnya suara gendang dari tarian barongsai menambah suasana ramai di kota saat itu. Sejauh mata memandang, sangat ramai sekali orang-orang yang menyaksikan. Jalanan mulai sesak dan padat oleh para pengunjung. Akibatnya, kami berdua pun terjebak di jalanan itu.

***

 Tanpa terasa, hari sudah semakin sore. Setelah makan siang, kami berdua kembali ke kost. Pintu kost masih tertutup rapat, menandakan kalau teman Devi juga belum pulang.

 "Dev, sore ini aku pulang ya" Ujarku sembari duduk di kursi kayu.

 "Buru-buru amat. Besok pagi saja yah. Aku masih pengen berdua sama kamu" balasnya.

 "Aku engga enak ninggalin kerjaan Dev. Udah dua hari aku izin"

 "Hmmbb.. " Balas dia dengan wajah yang dibuat-buat sedih.

 "Nanti kan teman kamu juga bakal datang. Aku takut engga enak diliatnya"

 "Dia tau kok Rul kalau ada kamu di sini. Aku udah kasih tau dia"

 "Terus kapan dia pulang?"

 "Ya engga tau. Tapi dia pasti ngasih tau kok kalau dia nanti mau pulang ke kost"

 "Owwh" Aku pun ber-oh saja.

 Aku pun kembali memeriksa HP ku. Kali ini ada satu pesan dari Bos.

 "Rul, kapan mau masuk?"

 Aku bingung mau balas apa. Aku pun memperlihatkan sms itu pada Devi.

 "Bilang aja besok kamu masuk. Tapi kamu pulangnya subuh"

 "Duh, aku paling males sih bangun subuh-subuh" balasku lagi.

 "Pasang alarm saja. Nanti aku bantu bangunin kamu yah. Please... malam ini, temenin aku lagi ...." ujarnya nakal, lalu memelukku.

 Alhasil aku pun kembali terbujuk rayunya. Malam itu, kami berdua kembali jalan-jalan. Devi mengajakku ke Mall tempat ia bekerja. Memang saat ini ia minta cuti beberapa hari, dan bakal masuk kembali esok hari. Begitu juga denganku. Aku sengaja membelikannya sedikit baju yang cocok, sebagai kenang-kenangan dariku. Tak mau kalah, dia pun membelikanku sebuah jam tangan. Meskipun harganya tak seberapa, namun aku sangat menghargai hadiah darinya itu. Aku memang tak biasa memakai jam tangan, namun tak apalah.

 Usai berbelanja, Devi kembali mengajakku untuk makan malam. Dia benar-benar bahagia saat itu, sedangkan aku, aku malah malah teringat dengan Ayunda. Entah kenapa, malam itu namanya selalu terngiang-ngiang di kepalaku. Apakah aku merasa bersalah? Entahlah.

 Saat ini aku telah tergoda oleh wanita lain, namun di lubuk hati yang dalam, aku juga tidak ingin melepaskan Ayunda. Egois sekali ya diriku?

 Kami kembali ke kost setelah puas berkeliling. Devi mengenakan pakaian yang tadi kubelikan untuknya. Ya, itu adalah baju tidur. Baju itu tampak sangat pas di tubuhnya, dia juga terlihat semakin seksi dengan pakaian itu.

 "Rul, cocok engga ke aku bajunya?" Tanya dia sambil berpose indah dengan baju tidur barunya itu.

 "Cantik Dev, cocok banget sama kamu"

 "Emmh, makasih ya.. " Lagi-lagi dia memelukku manja.

 Aku pun balas memeluknya dan mulai mencium bibirnya. Aku tidak tau, rasanya tubuhku bergerak sendiri saat itu. Aku benar-benar sudah larut dalam godaan. Aku sudah tidak lagi khilaf, namun memang sudah nafsu. Dan untuk ke dua kali, malam itu aku kembali menidurinya.


Quote:

Bersambung...
Diubah oleh irulfm24 20-08-2021 23:00
limdarmawan
Menthog
Menthog dan limdarmawan memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.