Kaskus

Story

irulfm24Avatar border
TS
irulfm24
Cerita Waras (untold story)
Setelah sekian lama vakum dalam dunia perceritaan, aku kembali terniat ingin berbagi cerita dan kisah hidupku.

Sebenarnya sebelum ini aku sudah pernah membuat sebuah cerita di sini. Tapi sepertinya aku tidak bisa untuk melanjutkan cerita tersebut. Maaf ya.

Jika seandainya tulisanku ini kurang menarik. Harap maklum ya gan, aku cuma lulusan TSM (teknik sepeda motor).

Tapi aku akan mencoba menyampaikan kisah ini semaksimal mungkin.

Jangan berharap ada hal menarik dari kisah ini, karena ini hanya perjalanan hidupku. Aku hanya menceritakan apa adanya saja.

Status : On going
Cerita Waras (untold story)


Quote:


Spoiler for Q&A:


Spoiler for INDEX:


Quote:

Quote:
Diubah oleh irulfm24 11-07-2022 08:19
aryanti.storyAvatar border
MenthogAvatar border
wong.tanpo.aranAvatar border
wong.tanpo.aran dan 10 lainnya memberi reputasi
9
16.7K
243
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
irulfm24Avatar border
TS
irulfm24
#64
Chapter 47 : Tidur Di Luar
 Kali ini, kami kedatangan satu teman baru di hotel. Namanya Aming. Dia salah satu peserta yang sangat pintar menurutku, kami sering beradu pendapat bahkan terkadang rebutan saat menjawab pertanyaan kuis dari instruktur. Karna otaknya yang pintar, aku pun menganggapnya sebagai rivalku. Tapi di luar kami tetap berteman baik.

 Aming adalah teman akrab Azis, malam ini adalah kali kedua dia datang mengunjungi kami di hotel. Aku tidak tau dia menginap di mana, dia selalu datang dengan mobil Kijang dieselnya yang berwarna biru. Mungkin dia berasal dari kota yang sama dengan Azis, hanya saja kebetulan dia bekerja di salah satu Ahass yang ada di Pontianak.

 "Eh, Aming. Udah lama nyampai ya?" Tanyaku yang tiba-tiba masuk ke kamar Azis yang pintunya sengaja dibuka. Dia yang tengah mengobrol dengan Azis lalu menoleh ke arahku, sambil membetulkan posisi kacamatanya.

 "Hello bro, gue baru aja nyampai kok" balas dia sambil mengangkat telapak tangannya mengajak tos. Aku pun mendekat dan membalas tos dia, sambil tersenyum. Dia memang orangnya asik juga.

 "Mana nih temen-temen yang lain?" Tanya dia sambil mengeluarkan satu bungkus rokok dari saku celananya.

 "Ada tuh pada ngumpul di kamarnya Rofy" Jawabku yang kemudian duduk di kursi yang ada di sebelah meja samping TV lalu mengambil asbak rokok yang tergeletak di atas meja.

 "Wei, jangan ngerokok dekat gue" ujar Azis yang emang engga ngerokok.

 Aming yang awalnya duduk di dekatnya segera berpindah mendekatiku yang duduk di kursi. Kebetulan ada satu lagi kursi kosong di belakang ku. Dia pun mengambil kursi itu lalu duduk di sebelahku. Aku yang juga mau ikut ngerokok, memandang ke atas sebentar, memperhatikan AC apakah menyala atau tidak. Ternyata ACnya tidak dinyalakan. Akhirnya kami berdua pun "pas-pus pas-pus" ngerokok sambil mengobrol di dekat TV. Sedangkan Azis tetap berada di pojok tempat tidur.

 "Rul, ajak yang lain ya. Kita makan bareng pakai mobil gue. Kasian kalian harus jalan kaki mulu tiap malam. Bisa bengkak tuh betis, hahaha" ujar Aming sambil tertawa ngakak.

 "Serius lu, Ming?" Tanyaku.

 "Ya serius, tiap malam gue ke sini juga gpp kok, gue juga bosen sendirian di kost" jawab dia.

 "Ya udah, Ming. Gue panggil mereka ke sini" ujarku lalu beranjak keluar dan berjalan ke kamar Rofy.

 Di kamar Rofy sudah ada Darwin, Joni dan Rofy juga tentunya. Namun aku tidak melihat Laksono di sana.

 "Guys, malam ini kita pergi makan bareng Aming. Mau ikut engga?" Tanyaku yang tiba-tiba masuk ke kamar mereka tanpa permisi. Mereka bertiga serentak menoleh ke arahku.

 "Serius, Rul? Wah mantap. Kita ga perlu jalan kaki lagi deh malam ini" ujar Darwin lalu berdiri dan berjalan ke arahku sambil memantau ke ruang kamar Azis yang kebetulan bisa terlihat jelas dari kamar Rofy.

 "Serius lah, yuk kita siap-siap" ujarku lagi sambil ikut mengajak Joni dan Rofy.

 Kami berenam pun akhirnya pergi makan bareng Aming, sambil keliling-keliling melihat pemandangan kota di malam hari.

***

 Pulang dari makan malam, kami masih terus mengobrol di hotel. Tanpa terasa waktu terus berjalan dan jam sudah menunjukkan pukul 11.00 PM.

 "Kalian pengen minum Anggur engga?" Tanya Aming yang tiba-tiba menawarkan.

 "Heh, di sini kan ga boleh bawa minuman" Jawab Azis

 "Kalau ketahuan staf hotel bisa bahaya kita" Rofy pun ikut berbicara.

 "Kalau ada, bisa tuh bawa ke sini" Darwin malah mengusulkan. Sedangkan aku hanya diam saja karna sudah mengantuk.

 "Ada tuh dalam tas di mobil" ujar Aming lagi.

 "Nah, kamu bawa pakai tas aja ke atas. Lagian, udah sepi juga, ga bakal ada yang curiga" Darwin masih terus menghasut. Karna dia selain hobi perempuan, dia juga hobi minum-minum kayanya.

 "Yaudah, kalian tunggu di sini" Aming lalu pergi sebentar ke bawah, kemudian datang lagi dengan sebuah tas yang digendongnya.

 Kami kemudian ngumpul di kamar Rofy yang lebih luas, karna mereka tidur bertiga. Aku ikut masuk juga ke kamar sedangkan Azis pergi meninggalkan kami ke kamarnya. Sepertinya dia tidak mau ikut-ikutan.

 Akhirnya aku pun ikut meneguk anggur itu. Aku yang kebetulan mantan pemabuk, tidak terlalu merasa pusing saat meneguk anggur itu, karna Aming hanya membawa sebotol saja, sedangkan minuman dibagi sedikit demi sedikit. Menemani obrolan kami yang selalu berganti topik.

 Malam yang dingin tidak lagi terasa, efek dari minuman Alkohol yang kami minum. Membuat tubuh kami menjadi hangat. Namun rasa kantuk tetap tidak bisa tertahankan. Aku yang sudah tidak kuat, memilih pamit duluan dan bergegas tidur di kamar.

***

 "Rul, Rul... bangun,, bangun" Seseorang menggoyangkan tubuhku. Aku pun terbangun masih setengah sadar. Ternyata yang membangunkanku adalah Darwin.

 "Ada apa sih?" Tanyaku masih mencoba mengumpulkan kesadaran, karna kepalaku benar-benar pusing.

 "Ada cewek tuh, lu mau beli engga?" ujar Darwin yang malah nawarin PSK.

 "Hah? Mana?" Jawabku lagi sambil memicingkan mata dan memandang ke arah pintu kamar yang terbuka.

 "Itu di luar, mau engga?" Tanya dia lagi.

 "Engga ah, gue cape pengen tidur" Jawab ku lagi, namun dalam hati aku berkata "Kalau lu mau neraktir sih gpp".

 "Ya sudah, lu keluar sebentar ya. Gue pengen makai kamar" ujar dia sambil tersenyum jahat ke arahku. Aku yang malas meladeni pun mau tidak mau akhirnya berjalan ke luar kamar. Aku berniat pengen numpang tidur aja di kamar Rofy.

 Saat keluar dari kamar, aku sempat melihat sebentar ke arah dua orang cewek berbaju seksi yang sudah berdiri di luar. Satu bertubuh mungil sedangkan satunya lagi bertubuh tinggi namun agak kurus. Aku tidak memperdulikan mereka, masih dengan kondisi kepala pusing dan setengah sadar, aku terus berjalan menunduk sempoyongan menuju kamar Rofy yang tampaknya masih terbuka.

 Tanpa berbicara, aku langsung saja masuk ke kamarnya. Namun aku kaget, ternyata di dalam sudah ada dua orang cewek seksi juga, satu sedang duduk di kasur menawari Rofy yang kebetulan ada di kamar, sedangkan satunya lagi sedang mengobrol dengan Joni dan Laksono.

 "Ya ampun, gini amat dah" batinku, tanpa basa-basi aku langsung balik badan dan ingin menuju kamar Azis.

 "Mau ke mana lagi Rul, sini lah" teriak Laksono yang terdengar saat aku masih sempoyongan meninggalkan kamar mereka.

 "Pengen tidur" Jawabku tanpa menoleh.

 Aku pun masih berjalan perlahan menuju kamar Azis yang pintunya tertutup. Aku mengetuk pintunya sambil menahan tubuhku yang terasa berat ke pintu.

 "tok tok tok"

 "Masuk aja, ga dikunci" Teriak seseorang dari dalam. Entah suara siapa aku sudah tidak sadar. Aku pun membuka pintu sambil mendorongnya dengan tubuhku. Kemudian langsung merebahkan diri di kasur yang ada di dalam, samping pintu kamar.

 Aku mencium aroma parfum yang harum, kemudian membuka mataku sedikit lebar. Ternyata di depanku sudah ada seorang cewek yang duduk membelakangiku. Bokongnya tepat berada di depan wajahku. Aku pun beranjak, bangkit, memandangi seisi kamar. Ternyata sama juga, di sini juga ada dua orang cewek yang sedang asik menawarkan diri.

 "Bang, mau dipijitin engga" tawar cewek yang duduk di depanku. Belum sempat aku bicara, tangannya langsung memegangi kedua bahuku. Kami saling berhadapan, tangannya mulai memijit kedua bahuku. Sambil menunjukkan ekspresi wajah nakalnya. Aku hanya terdiam memandanginya, karna kepalaku benar-benar pusing, aku bahkan kewalahan untuk menjaga kesadaranku. Masih dengan mata setengah terbuka, aku membiarkan cewek itu memijiti bahuku. Dia kemudian lalu memeluk tubuhku dan mendekatkan wajahnya ke arahku. Aku yang seketika sadar kembali, mencoba menolak dengan halus.

 "Engga Dek, Abang cape. Engga kuat nanti melayani kamu" ujarku pelan. Lalu berdiri. Dia yang kebingungan terus menatapku sambil tertawa kecil.

 "Mau ke mana Bang, duduk aja di sini. Gapapa" ujar cewek itu.

 "Iya gpp, santai aja kali Rul" Aming yang ternyata masih ada di kamar Azis ikut berbicara. Aku pun memandang ke arah mereka, tampak Rendi sudah ada juga di kamar, ikut mengobrol dengan cewek satunya lagi. Sedangkan Azis sepertinya mati kutu, terbaring di sisi kasur sambil memandang layar TV yang bersuara pelan.

 Aku yang memang tidak ingin ikut campur, tetap memaksakan diri untuk keluar. Sekarang aku terdiam berdiri tepat di depan kamarku yang tertutup. Aku tidak tau sekarang sudah jam berapa. Aku benar-benar ngantuk, cape, kepalaku pusing. Akhirnya aku duduk di lantai, menekuk lutut dan bersandar di dinding. Aku pun tanpa sadar, tertidur sambil ditemani suara desahan yang samar-samar terdengar dari dalam kamar ku.

Bersambung...
Diubah oleh irulfm24 28-06-2021 00:10
pulaukapok
ekopermono
Menthog
Menthog dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.