Kaskus

Story

irulfm24Avatar border
TS
irulfm24
Cerita Waras (untold story)
Setelah sekian lama vakum dalam dunia perceritaan, aku kembali terniat ingin berbagi cerita dan kisah hidupku.

Sebenarnya sebelum ini aku sudah pernah membuat sebuah cerita di sini. Tapi sepertinya aku tidak bisa untuk melanjutkan cerita tersebut. Maaf ya.

Jika seandainya tulisanku ini kurang menarik. Harap maklum ya gan, aku cuma lulusan TSM (teknik sepeda motor).

Tapi aku akan mencoba menyampaikan kisah ini semaksimal mungkin.

Jangan berharap ada hal menarik dari kisah ini, karena ini hanya perjalanan hidupku. Aku hanya menceritakan apa adanya saja.

Status : On going
Cerita Waras (untold story)


Quote:


Spoiler for Q&A:


Spoiler for INDEX:


Quote:

Quote:
Diubah oleh irulfm24 11-07-2022 08:19
aryanti.storyAvatar border
MenthogAvatar border
wong.tanpo.aranAvatar border
wong.tanpo.aran dan 10 lainnya memberi reputasi
9
16.7K
243
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
irulfm24Avatar border
TS
irulfm24
#69
Chapter 50 : Akhir Cerita?
2014

 "Yank kenapa wajahmu semakin pucat" Aku bertanya sambil memandangi wajah Ayunda yang sedang duduk di sebuah kursi kayu di ruang tamu rumahnya.

 "Gpp Yank, aku cuma kecapean aja" balas dia sambil mencoba tersenyum kuat.

 Aku terus memperhatikan wajahnya yang putih pucat, serta tubuhnya juga sedikit lebih kurus dari sebelum-sebelumnya.

 "Sebaiknya kamu berhenti saja bekerja" Usulku karna khawatir dengan kondisi kesehatannya. Dia tidak menjawab, hanya menggeleng-geleng sedikit isyarat kalau dia tidak mau.

 Malam semakin larut, lampu ruang tamu pun sudah dimatikan. Namun, aku masih belum pulang dari rumahnya. Kami kemudian memutuskan untuk duduk di kursi lebar yang ada di teras dan kembali mengobrol.

 "Yank, kamu janji kan, bakal nikahin aku" Ayunda tiba-tiba bertanya dengan raut wajah serius sambil menatap wajahku. Aku terdiam sejenak, memikirkan kata-kata apa yang harus aku jadikan jawaban. Jujur, aku sebenarnya belum siap untuk menikah, namun aku sudah terlanjur merusak kesuciannya. Aku tidak mau jadi laki-laki brengsek yang tidak bertanggung jawab.

 "Aku janji bakal nikahin kamu sayang, tapi bukan saat ini. Aku harus mengumpulkan uang lebih banyak lagi buat bekal kita nikah nanti" Jawabku sambil mengelus rambutnya yang panjang dengan lembut. Aku mulai sadar bahwa aku benar-benar menyayangi dia, dan aku tidak ingin lagi hidup terombang-ambing karna kegagalan cinta di masa lalu.

 "Kok kamu nangis sih?" Aku kaget, melihat air matanya yang tiba-tiba mengalir di pipinya. Dia tersedu pelan, lalu memeluk ku. Aku pun membalas pelukannya. Benar-benar hangat, sangat berbeda dari pelukan biasanya.

 "Kamu kenapa?" Tanyaku pelan, sementara dia masih terisak di pelukanku.

 "Kalau aku tidak bisa memberimu keturunan, apa kamu masih mau menerimaku?" Tanya dia tiba-tiba.

 "Degg!!" Aku kaget mendengar pertanyaan dia, kenapa dia bertanya seperti itu.

 "Kenapa berkata seperti itu?" Aku melepas pelukannya dan menatapnya. Dia masih menangis, aku terus mengusap air mata yang mengalir di pipinya.

 "Aku tidak bisa lagi hamil" Jawab dia, sambil tersedu.

 "Coba kamu jelaskan dulu, jangan menangis" Aku kasian melihat dia yang dari tadi terus menangis seperti berat untuk mengatakan keluh-kesahnya kepadaku. Dia terdiam, mengatur nafas, sebelum mulai bercerita.

 "Aku pernah kena tumor kista, perutku sudah pernah dibelah, dan dokternya bilang ada kemungkinan aku tidak bisa hamil" Jawab dia. Aku benar-benar kaget mendengarnya. Dia lalu mengangkat sedikit bajunya, memperlihatkan keloid dengan panjang sejengkal pasca operasi tumor kista itu.

 Ternyata selama ini aku tidak pernah menyadari adanya bekas operasi itu di perutnya, bahkan meskipun kami sudah sering melakukan hubungan seks. Namun, aku tidak benar-benar melepas semua bajunya.

 "Besar sekali belahannya" Tanyaku yang masih kaget melihat bekas operasi di perutnya. Memanjang ke atas tepat di sebelah pusarnya.

 "Tumornya sangat besar, seberat 2 Kg. Penyakit ini aku derita semenjak masih SMP" Ayunda mulai bercerita.

 "Aku bahkan sempat dikira hamil oleh orang-orang, bahkan teman-temanku. Aku operasi bertepatan saat akan mengikuti Ujian Nasional, akhirnya aku terpaksa harus mengerjakan soal ujian di Rumah Sakit" lanjutnya lagi.

 Aku masih terdiam mendengarkan dia bercerita, apa benar tumor kista bisa membuat tidak hamil? Pikiranku mulai ke mana-mana. Aku bahkan membayangkan jika kelak hidupku akan semakin kesepian tanpa ada keturunan. Namun, aku lebih kasian memikirkan Ayunda. Apakah nanti ada laki-laki yang mau menerimanya dengan tulus. Dia sudah aku rusak, di tambah masa depannya nanti bakal hidup tanpa keturunan. Apa jadinya dia nanti jika aku meninggalkannya tanpa bertanggung jawab? Aku tidak sanggup lagi membayangkannya.

 "Aku akan menerima kamu apa adanya sayang. Meskipun hidup kita nanti tidak dikaruniai anak. Aku siap menerima itu" Jawabku dengan hati yang tulus. Bukan berarti aku menerima dia karna rasa kasian. Namun aku benar-benar tidak ingin membuat hidupnya menderita. Aku menyayangi dia, meskipun harus mengorbankan masa depanku.

***

 Di kamar, aku masih tidak bisa tidur. Aku kembali memikirkan masa depanku nanti, bagaimana dengan orang tuaku? Apakah mereka akan menerima kenyataan itu begitu saja? Apakah aku harus menutupi ini semua dari mereka? Di sisi lain, aku juga tidak ingin terus menyimpan kebohongan terhadap orangtua. Lambat laun, mereka juga pasti akan tau, dan pasti semuanya akan semakin parah.

 "Aku harus menjelaskan ini ke Ibu" batinku. Aku tidak ingin hidup dalam kebohongan lagi. Aku harus mengungkapkan kejujuran, meskipun terasa pahit.

 Siang itu, Ibuku baru selesai menjemur pakaian. Bapakku tidak ada di rumah, dia sudah pergi merantau untuk menafkahi kami sekeluarga. Saat itu, hanya ada kami berdua, aku dan Ibuku.

 "Bu, aku mau ngomong sesuatu" Ujarku memulai pembicaraan. Dia yang terlihat masih sibuk ingin mencuci piring, hanya menjawab tanpa menoleh ke arahku.

 "Mau ngomong apa?" Jawab dia sambil menuangkan sabun cuci piring ke tempat spons.

 "Ini tentang Ayunda, Bu. Apa ibu setuju jika aku nanti menikahi dia?"

 "Ya itu pilihan kamu, kami juga tidak bisa memaksa" Jawab dia.

 "Tapi, Ayunda sudah pernah operasi kista, dia tidak bisa mempunyai keturunan lagi" ujarku pelan.

 "Prakk!" Tiba-tiba piring yang ada di tangannya terjatuh dan pecah menjadi dua. Aku yang mendengar itu ikutan kaget.

 "Tidak bisa punya keturunan? Mandul?" Tanya Ibuku yang sekarang menatap serius ke arahku.

 "Iya Bu" Aku menunduk, tidak sanggup menatap mata Ibuku yang tampak tidak senang mendengar kabar itu.

 "Ibu tidak setuju kalau istri kamu mandul!" Suara Ibuku mulai terdengar keras. Aku tau pasti dia tidak akan setuju. Aku hanya bisa diam, meskipun hatiku terasa sakit.

 "Ibu tidak ingin hidup kamu hancur nantinya! Ibu juga ingin menimang cucu. Untuk apa punya menantu yang tidak bisa memberikan keturunan" Ibuku mulai memarahiku. Telingaku mulai sakit mendengar kata-kata dari Ibuku. Namun, aku masih tetap diam dan terus mendengarkan ocehannya.

 "Masih banyak perempuan lain di luar sana. Kamu tinggalkan saja dia" ujarnya lagi. Aku tidak mungkin mengatakan kalau aku sudah merusak kesucian Ayunda kepada Ibuku. Jadi aku masih tetap diam menahan rasa sakit di dalam hati.

 "Tapi aku menyayangi dia, Bu"

 "Pokoknya Ibu tidak setuju!" bentak dia yang semakin emosi mendengar jawaban dariku. Aku yang tidak ingin berdebat akhirnya meninggalkan ibuku sendirian. Aku pergi ke kamar dan mengurung diri. Perasaanku sakit, sakit sekali. Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak ingin meninggalkan Ayunda, namun di sisi lain, aku juga tidak ingin durhaka kepada orang tua.

 Apa yang harus aku lakukan? Aku terus memandangi langit-langit kamar, menahan rasa kesal, menahan rasa sakit, dan menahan air mata yang seperti memaksa ingin keluar.

 Seperti inikah akhir dari kisah cintaku? Seperti inikah akhir perjalananku? Di saat aku mulai merasakan arti cinta sejati, di saat itu pula aku harus menghadapi rasa sakit ini. Kisahku ini seperti lirik dari sebuah lagu Lyla yang berjudul Akhir Cerita.

Quote:

Bersambung...
Diubah oleh irulfm24 01-07-2021 16:45
ekopermono
Menthog
Menthog dan ekopermono memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.