- Beranda
- Stories from the Heart
Cerita Waras (untold story)
...
TS
irulfm24
Cerita Waras (untold story)
Setelah sekian lama vakum dalam dunia perceritaan, aku kembali terniat ingin berbagi cerita dan kisah hidupku.
Sebenarnya sebelum ini aku sudah pernah membuat sebuah cerita di sini. Tapi sepertinya aku tidak bisa untuk melanjutkan cerita tersebut. Maaf ya.
Jika seandainya tulisanku ini kurang menarik. Harap maklum ya gan, aku cuma lulusan TSM (teknik sepeda motor).
Tapi aku akan mencoba menyampaikan kisah ini semaksimal mungkin.
Jangan berharap ada hal menarik dari kisah ini, karena ini hanya perjalanan hidupku. Aku hanya menceritakan apa adanya saja.
Status : On going

Sebenarnya sebelum ini aku sudah pernah membuat sebuah cerita di sini. Tapi sepertinya aku tidak bisa untuk melanjutkan cerita tersebut. Maaf ya.
Jika seandainya tulisanku ini kurang menarik. Harap maklum ya gan, aku cuma lulusan TSM (teknik sepeda motor).
Tapi aku akan mencoba menyampaikan kisah ini semaksimal mungkin.
Jangan berharap ada hal menarik dari kisah ini, karena ini hanya perjalanan hidupku. Aku hanya menceritakan apa adanya saja.
Status : On going

Quote:
Spoiler for Q&A:
Spoiler for INDEX:
Quote:
Quote:
Diubah oleh irulfm24 11-07-2022 08:19
wong.tanpo.aran dan 10 lainnya memberi reputasi
9
16.7K
243
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
irulfm24
#51
Spesial Chapter 41.5 : Gue Dan "Gue"
Setelah kejadian hari itu, kini kami berdua jadi semakin akrab layaknya sepasang kekasih yang lagi pacaran, padahal hubungan kami saat itu bukanlah siapa-siapa, hanya sekedar berteman. HTS, Hubungan Tanpa Status, seperti itulah kira-kira sebutan buat hubungan kami berdua. Setiap jam istirahat, Nadiah pasti selalu datang ke kelas gue entah itu hanya untuk sekedar ngajak ngobrol atau ke kantin bareng, begitu juga sebaliknya, kadang gue yang datang ke kelasnya hanya untuk mengajaknya ke kantin, hingga pada suatu hari saat kami berdua sedang berjalan di lorong sekolah, ada anak anak cewek yang lagi asik ngumpul ngumpul sampil ngerumpi memandang ke arah kami berdua.
"cie....cie... Ada yang lagi pacaran nih ye" suara salah satu anak cewek menggoda kami berdua, sebut saja namanya Eti.
"gak kok, kami gak pacaran cuman jalan bareng" bantah Nadiah.
Gue cuman diam saat itu, hanya sesekali memandang ke arah teman-temannya Nadiah. Diantaranya ada Nirwana yang gendut, Susan yang semok, dan Eti yang kurus cungkring tapi genit.
"udah gak usah malu, kalian cocok kok" bilang Eti sembari tertawa.
"gak, kami gak cocok,, gue tinggi dan dia pendek masa cewek nya lebih tinggi dari cowoknya sih"
DEGGG....!!!
Entah apa yang membuat Nadiah tega mengungkapkan kata-kata itu, seakan tersayat-sayat pisau tumpul, darah gue seakan mendidih, kepala gue serasa mau pecah mendengar kata-kata dari nadiah tadi, sontak gue pergi tanpa bicara sepatah katapun. Gue lari kebelakang kelas, gue masih gak habis pikir, apa dia mau menganggap gue, gue tau gue bukan cowoknya dan kami gak pacaran, tapi gak sepantasnya dia mengungkapkan kata-kata penghinaan tersebut.
Gue duduk di sebuah kursi yang sengaja ditaruh di belakang kelas yang biasanya dijadikan anak-anak buat tempat nyantai sekaligus tempat merokok.
Gue masih shock saat itu, jantung gue masih berdegup kencang, dada gue turun naik menahan emosi yang semakin memuncak..
Gue atur nafas perlahan seraya menatap ke arah genangan air yang menggenang di tanah bekas hujan tadi malam, gue bangkit dari kursi dan berjalan pelan ke arah genangan air, tampak wajah gue di antara genangan air, gue menatap wajah gue, tubuh gue..
"kenapa? Kenapa cinta harus memandang fisik? Gue tau gue masih anak SMP yang masih dalam proses pertumbuhan, tapi apa mungkin? Apa mungkin suatu saat nanti gue bisa lebih tinggi dari Nadiah, atau akankah selamanya tubuh gue pendek seperti ini" batin gue.
Prakkkk .!!!!
Gue menginjak genangan air tersebut, dan menendang-nendangnya sampai genangan itu tak menyisakan air sedikitpun, yang tersisa hanya lumpur bercampur pasir yang telah mengotori kaos kaki dan sepatu gue..
Gue pergi meninggalkan sisa genangan itu dan bergegas masuk ke ruang kelas, memasukkan buku-buku ke dalam tas gue..
Gue pengen bolos!!
Mood gue udah hilang, gw berlari-lari kecil sesekali mengendap-ngendap seperti seorang pencuri yang masuk ke rumah saudagar kaya. Gue gak peduli, ini memang pertama kalinya gue bolos saat jam pelajaran, gue gak langsung pulang tapi gue hanya pergi ke sebuah pondok di pinggiran sawah, sebuah pondok yang dijadikan tempat pembuatan gula merah, yang di daerah gue di sebut "Paun".
Ternyata disana udah ada beberapa anak-anak yang bolos dan asik ngerokok.
Gue mendekati mereka.
"tumben anak teladan bolos" teriak seorang anak sebut saja namanya Juhardi.
"Eh, Ju.. Gue lagi bete sama gurunya, suka marah-marah gak jelas" gue alasan
"yaudah, gabung sini aja bareng kita" jawab salah satu anak lagi namanya Galang.
Mereka berdua adalah teman satu kelas dengan gue, Juhardi ini anaknya tinggi, kulit agak gelap tapi gak hitam, sedangkan Galang, tingginya hampir mirip gue, matanya sipit dan bibirnya agak doer alias memble, kulitnya sawo matang lah
"nih, rokok dulu" kata seorang lagi temen gue yang juga satu kelas, sebut saja namanya Abdi.. Tubuhnya gendut agak pendek dan kulitnya hitam.
Gue mengambil sebatang rokok LA dan menyudutnya
"WUUSSSSSHHHHH"
Asap putih mengepul keluar dari mulut gue yang sedikit dimonyongkan, sambil duduk di sebuah kursi dari batang kayu besar yang dipotong berdiri, sedangkan tangan kanan gue masih menjepit batang rokok diantara jari telunjuk dan jari tengah.
Gue punya banyak teman di sekolah, namun gue gak punya satupun sahabat. Begitulah gue membuat kesimpulan sendiri, gue lebih suka menyendiri dan selalu sendiri, hingga gue merasa kesepian, dan gue mulai menciptakan teman imajinasi gue sendiri. Ego gue berubah-ubah, kadang gue ceria namun tiba-tiba berubah menjadi seorang yang pendiam, kadang juga gue emosi namun dalam sekejap gue melupakan emosi gue dan seperti tidak terjadi apa-apa. Gue seperti hidup di dalam tubuh seorang anak laki-laki yang gue anggap bukan diri gue sendiri, gue ngerasa kalau ini bukan diri gue, gue selalu merasa kalau gue sudah pernah mengalami hidup, sebuah kehidupan lain, di tempat dan waktu yang berbeda di masa lalu..
Mungkin gue adalah kelahiran kedua, gue seorang reinkarnasi. Gue selalu mengalami mimpi buruk, mimpi yang sama, namun selalu berulang-ulang.
Gue terbangun dari mimpi, tubuh gue basah karna keringat gue..
05.45 AM
Gue memandang jam dinding yang menempel di dinding kamar gue, gue bergegas mandi, sarapan dan berangkat ke sekolah..
Gue duduk bertopang dagu di atas sebuah kursi di belakang sekolah menatap kosong ke depan dan mulai berbicara sendiri.
"menurut loe, apa gue pantas buat Nadiah?"
hening....
"hehe, dasar bodoh... Lo emang cowok begok, bodoh!!!" Sebuah suara terdengar dalam kepala gue
"maksud lo?" Gue membalas suara itu dalam hati.
"lo mau tau, kenapa nadiah ngomong kek gitu kemarin? Itu karna gue, gue gak suka lo dekat sama Nadiah!" Gue bisa mendengar dengan jelas suara itu di dalam kepala.
"apa yang udah lo perbuat sama tubuh gue!" Gue lanjut membatin.
"saat itu gue tanpa sengaja ngeliat dia lagi ngumpul sama cowok-cowok preman sekolah, dan lo tau? Cuman dia sendiri ceweknya diantara lima cowok-cowok brengsek itu! Dan lo tau apa yang mereka lakukan di sana?" Gue hanya bisa diam mendengarkan suara itu terus berbicara.
"Gue pergi dari tempat maksiat itu sebelum lo sadar dan jadi diri lo. Gue memikirkan rencana agar dia bisa jauh dari lo, dan gak lama gw liat Nadiah berjalan sendiri ke arah lo, ke arah gue, gue menarik tangannya dan mulai berbicara"
Gue hanya diam mendengar ego gue bicara, gue memejamkan mata mencoba mengingat peristiwa yang diceritakan oleh ego gue, namun itu terlalu sulit, gue gak bisa mengingat satupun kejadian yang di alami oleh ego gue...
Gue gak tau apakah gue punya gangguan jiwa, atau roh halus yang bersembunyi di dalam tubuh gue.. Gue sering merasakan pusing, dan kemudian sadar dengan kondisi yang berbeda, tapi ego gue selalu menceritakan kejadian yang gak bisa gue ingat dan yang telah gue alami.
"Rull,..." sebuah suara memecah kesunyian dan gw memandang ke seseorang yang memanggil nama gw
"Diah" gue menatapnya tanpa berkedip, dengan tampilan seragam putih lengan pendek yang lengan bajunya dilipat ke atas, kancing baju atas yang dilepas satu menampilkan indahnya leher jenjang yang putih dan ada sebuah kalung yang dengan tali warna hitam dan diselipkan ke dalam kaosnya, rok pendek di atas lutut berwarna biru tua dengan kaos kaki hitam panjang hingga di bawag lututnya,,, she's so Beautiful
"gue mau ngomong sama lo" kata Nadiah yang sekarang berdiri di sebelah gue.
"mau ngomong apa?"
"keknya kita harus putus" jawabnya dengan intonasi datar bahkan tanpa ekspresi.
Deggg....!!!!
Gue kaget, bukan karna gue diputusin tapi sejak kapan kami jadian?
Gue bahkan gak pernah nembak dia, begitu juga sebaliknya gue gak pernah menganggap kalau hubungan kami ini adalah berpacaran.
Gue bingung, karna ini cukup aneh... Gak jadian tapi bisa putus, aneh kan?
"tapi kan kita gak pernah jadian?" Tanya gue buat mastiin lagi.
"tapi gue udah anggap hubungan kita ini berpacaran Rul, dan gue sadar gue emang gak pantas buat loe, lo gak pantas jadi suami gue" jawabnya lagi sambil memandang ke arah lain.
What??? Suami?,,, apa-apaan???
Aneh sekaligus lucu, gue bahkan sambil menahan tawa waktu itu, meskipun gue belum pernah pacaran setidaknya gue tau kalo yang namanya pacaran itu ...
Diawali dengan pernyataan cinta dan diakhiri dengan kata putus, kalau misalkan udah ngerasa gak sejalan lagi...
Setelah kejadian "putus"nya gue sama Nadiah. Hidup gue semakin datar-datar aja, sempat sesekali gue galau dan mengingat kenangan-kenangan indah gue bareng Nadiah...
"cie....cie... Ada yang lagi pacaran nih ye" suara salah satu anak cewek menggoda kami berdua, sebut saja namanya Eti.
"gak kok, kami gak pacaran cuman jalan bareng" bantah Nadiah.
Gue cuman diam saat itu, hanya sesekali memandang ke arah teman-temannya Nadiah. Diantaranya ada Nirwana yang gendut, Susan yang semok, dan Eti yang kurus cungkring tapi genit.
"udah gak usah malu, kalian cocok kok" bilang Eti sembari tertawa.
"gak, kami gak cocok,, gue tinggi dan dia pendek masa cewek nya lebih tinggi dari cowoknya sih"
DEGGG....!!!
Entah apa yang membuat Nadiah tega mengungkapkan kata-kata itu, seakan tersayat-sayat pisau tumpul, darah gue seakan mendidih, kepala gue serasa mau pecah mendengar kata-kata dari nadiah tadi, sontak gue pergi tanpa bicara sepatah katapun. Gue lari kebelakang kelas, gue masih gak habis pikir, apa dia mau menganggap gue, gue tau gue bukan cowoknya dan kami gak pacaran, tapi gak sepantasnya dia mengungkapkan kata-kata penghinaan tersebut.
***
Gue duduk di sebuah kursi yang sengaja ditaruh di belakang kelas yang biasanya dijadikan anak-anak buat tempat nyantai sekaligus tempat merokok.
Gue masih shock saat itu, jantung gue masih berdegup kencang, dada gue turun naik menahan emosi yang semakin memuncak..
Gue atur nafas perlahan seraya menatap ke arah genangan air yang menggenang di tanah bekas hujan tadi malam, gue bangkit dari kursi dan berjalan pelan ke arah genangan air, tampak wajah gue di antara genangan air, gue menatap wajah gue, tubuh gue..
"kenapa? Kenapa cinta harus memandang fisik? Gue tau gue masih anak SMP yang masih dalam proses pertumbuhan, tapi apa mungkin? Apa mungkin suatu saat nanti gue bisa lebih tinggi dari Nadiah, atau akankah selamanya tubuh gue pendek seperti ini" batin gue.
Prakkkk .!!!!
Gue menginjak genangan air tersebut, dan menendang-nendangnya sampai genangan itu tak menyisakan air sedikitpun, yang tersisa hanya lumpur bercampur pasir yang telah mengotori kaos kaki dan sepatu gue..
Gue pergi meninggalkan sisa genangan itu dan bergegas masuk ke ruang kelas, memasukkan buku-buku ke dalam tas gue..
Gue pengen bolos!!
Mood gue udah hilang, gw berlari-lari kecil sesekali mengendap-ngendap seperti seorang pencuri yang masuk ke rumah saudagar kaya. Gue gak peduli, ini memang pertama kalinya gue bolos saat jam pelajaran, gue gak langsung pulang tapi gue hanya pergi ke sebuah pondok di pinggiran sawah, sebuah pondok yang dijadikan tempat pembuatan gula merah, yang di daerah gue di sebut "Paun".
Ternyata disana udah ada beberapa anak-anak yang bolos dan asik ngerokok.
Gue mendekati mereka.
"tumben anak teladan bolos" teriak seorang anak sebut saja namanya Juhardi.
"Eh, Ju.. Gue lagi bete sama gurunya, suka marah-marah gak jelas" gue alasan
"yaudah, gabung sini aja bareng kita" jawab salah satu anak lagi namanya Galang.
Mereka berdua adalah teman satu kelas dengan gue, Juhardi ini anaknya tinggi, kulit agak gelap tapi gak hitam, sedangkan Galang, tingginya hampir mirip gue, matanya sipit dan bibirnya agak doer alias memble, kulitnya sawo matang lah
"nih, rokok dulu" kata seorang lagi temen gue yang juga satu kelas, sebut saja namanya Abdi.. Tubuhnya gendut agak pendek dan kulitnya hitam.
Gue mengambil sebatang rokok LA dan menyudutnya
"WUUSSSSSHHHHH"
Asap putih mengepul keluar dari mulut gue yang sedikit dimonyongkan, sambil duduk di sebuah kursi dari batang kayu besar yang dipotong berdiri, sedangkan tangan kanan gue masih menjepit batang rokok diantara jari telunjuk dan jari tengah.
***
Beberapa minggu kemudian.
Beberapa minggu kemudian.
Gue punya banyak teman di sekolah, namun gue gak punya satupun sahabat. Begitulah gue membuat kesimpulan sendiri, gue lebih suka menyendiri dan selalu sendiri, hingga gue merasa kesepian, dan gue mulai menciptakan teman imajinasi gue sendiri. Ego gue berubah-ubah, kadang gue ceria namun tiba-tiba berubah menjadi seorang yang pendiam, kadang juga gue emosi namun dalam sekejap gue melupakan emosi gue dan seperti tidak terjadi apa-apa. Gue seperti hidup di dalam tubuh seorang anak laki-laki yang gue anggap bukan diri gue sendiri, gue ngerasa kalau ini bukan diri gue, gue selalu merasa kalau gue sudah pernah mengalami hidup, sebuah kehidupan lain, di tempat dan waktu yang berbeda di masa lalu..
REINKARNASI
Mungkin gue adalah kelahiran kedua, gue seorang reinkarnasi. Gue selalu mengalami mimpi buruk, mimpi yang sama, namun selalu berulang-ulang.
Quote:
Gue terbangun dari mimpi, tubuh gue basah karna keringat gue..
05.45 AM
Gue memandang jam dinding yang menempel di dinding kamar gue, gue bergegas mandi, sarapan dan berangkat ke sekolah..
***
Gue duduk bertopang dagu di atas sebuah kursi di belakang sekolah menatap kosong ke depan dan mulai berbicara sendiri.
"menurut loe, apa gue pantas buat Nadiah?"
hening....
"hehe, dasar bodoh... Lo emang cowok begok, bodoh!!!" Sebuah suara terdengar dalam kepala gue
"maksud lo?" Gue membalas suara itu dalam hati.
"lo mau tau, kenapa nadiah ngomong kek gitu kemarin? Itu karna gue, gue gak suka lo dekat sama Nadiah!" Gue bisa mendengar dengan jelas suara itu di dalam kepala.
"apa yang udah lo perbuat sama tubuh gue!" Gue lanjut membatin.
"saat itu gue tanpa sengaja ngeliat dia lagi ngumpul sama cowok-cowok preman sekolah, dan lo tau? Cuman dia sendiri ceweknya diantara lima cowok-cowok brengsek itu! Dan lo tau apa yang mereka lakukan di sana?" Gue hanya bisa diam mendengarkan suara itu terus berbicara.
"Gue pergi dari tempat maksiat itu sebelum lo sadar dan jadi diri lo. Gue memikirkan rencana agar dia bisa jauh dari lo, dan gak lama gw liat Nadiah berjalan sendiri ke arah lo, ke arah gue, gue menarik tangannya dan mulai berbicara"
Quote:
***
Gue hanya diam mendengar ego gue bicara, gue memejamkan mata mencoba mengingat peristiwa yang diceritakan oleh ego gue, namun itu terlalu sulit, gue gak bisa mengingat satupun kejadian yang di alami oleh ego gue...
Gue gak tau apakah gue punya gangguan jiwa, atau roh halus yang bersembunyi di dalam tubuh gue.. Gue sering merasakan pusing, dan kemudian sadar dengan kondisi yang berbeda, tapi ego gue selalu menceritakan kejadian yang gak bisa gue ingat dan yang telah gue alami.
"Rull,..." sebuah suara memecah kesunyian dan gw memandang ke seseorang yang memanggil nama gw
"Diah" gue menatapnya tanpa berkedip, dengan tampilan seragam putih lengan pendek yang lengan bajunya dilipat ke atas, kancing baju atas yang dilepas satu menampilkan indahnya leher jenjang yang putih dan ada sebuah kalung yang dengan tali warna hitam dan diselipkan ke dalam kaosnya, rok pendek di atas lutut berwarna biru tua dengan kaos kaki hitam panjang hingga di bawag lututnya,,, she's so Beautiful
"gue mau ngomong sama lo" kata Nadiah yang sekarang berdiri di sebelah gue.
"mau ngomong apa?"
"keknya kita harus putus" jawabnya dengan intonasi datar bahkan tanpa ekspresi.
Deggg....!!!!
Gue kaget, bukan karna gue diputusin tapi sejak kapan kami jadian?
Gue bahkan gak pernah nembak dia, begitu juga sebaliknya gue gak pernah menganggap kalau hubungan kami ini adalah berpacaran.
Gue bingung, karna ini cukup aneh... Gak jadian tapi bisa putus, aneh kan?
"tapi kan kita gak pernah jadian?" Tanya gue buat mastiin lagi.
"tapi gue udah anggap hubungan kita ini berpacaran Rul, dan gue sadar gue emang gak pantas buat loe, lo gak pantas jadi suami gue" jawabnya lagi sambil memandang ke arah lain.
What??? Suami?,,, apa-apaan???
Aneh sekaligus lucu, gue bahkan sambil menahan tawa waktu itu, meskipun gue belum pernah pacaran setidaknya gue tau kalo yang namanya pacaran itu ...
Diawali dengan pernyataan cinta dan diakhiri dengan kata putus, kalau misalkan udah ngerasa gak sejalan lagi...
***
Setelah kejadian "putus"nya gue sama Nadiah. Hidup gue semakin datar-datar aja, sempat sesekali gue galau dan mengingat kenangan-kenangan indah gue bareng Nadiah...
Diubah oleh irulfm24 23-06-2021 17:43
Menthog dan ronasenja20 memberi reputasi
2













