- Beranda
- Stories from the Heart
Cerita Waras (untold story)
...
TS
irulfm24
Cerita Waras (untold story)
Setelah sekian lama vakum dalam dunia perceritaan, aku kembali terniat ingin berbagi cerita dan kisah hidupku.
Sebenarnya sebelum ini aku sudah pernah membuat sebuah cerita di sini. Tapi sepertinya aku tidak bisa untuk melanjutkan cerita tersebut. Maaf ya.
Jika seandainya tulisanku ini kurang menarik. Harap maklum ya gan, aku cuma lulusan TSM (teknik sepeda motor).
Tapi aku akan mencoba menyampaikan kisah ini semaksimal mungkin.
Jangan berharap ada hal menarik dari kisah ini, karena ini hanya perjalanan hidupku. Aku hanya menceritakan apa adanya saja.
Status : On going

Sebenarnya sebelum ini aku sudah pernah membuat sebuah cerita di sini. Tapi sepertinya aku tidak bisa untuk melanjutkan cerita tersebut. Maaf ya.
Jika seandainya tulisanku ini kurang menarik. Harap maklum ya gan, aku cuma lulusan TSM (teknik sepeda motor).
Tapi aku akan mencoba menyampaikan kisah ini semaksimal mungkin.
Jangan berharap ada hal menarik dari kisah ini, karena ini hanya perjalanan hidupku. Aku hanya menceritakan apa adanya saja.
Status : On going

Quote:
Spoiler for Q&A:
Spoiler for INDEX:
Quote:
Quote:
Diubah oleh irulfm24 11-07-2022 08:19
wong.tanpo.aran dan 10 lainnya memberi reputasi
9
16.7K
243
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
irulfm24
#40
Chapter 36 : Masalah Yang Tidak Diketahui
Jumat, 28 September 2012
Suara cipratan air dan dentungan gayung di kamar mandi terdengar dari kejauhan. Disertai suara langkah kaki yang terdengar ramai membuatku terbangun dari tidur. Aku membuka selimut dan mengangkat badan, sambil memandang ke arah kaca jendela yang tirainya sedikit terbuka. Tampak cahaya matahari pagi ini begitu cerah dan menyilaukan. Ku alihkan pandangan ke bawah kolong tempat tidur untuk sekedar memastikan apakah Ikhsan sudah bangun apa belum. Ternyata kasur itu sudah rapi dan dia tidak ada di kamar. Si asep juga tidak ada. Mungkin mereka sedang mandi pikirku. Setelah mengambil HP yang aku selipkan di bawah bantal, aku langsung segera turun dari tangga tempat tidur ku. Ya, cuma aku sendiri yang tidur di kasur paling atas.
Bukannya langsung mandi, aku malah kembali duduk di kursi kecil yang ada di dekat meja. Ku lihat layar HP untuk mengecek jam, ternyata sudah pukul 06.30 AM. Baru kali ini aku kesiangan, mungkin gara-gara tadi malam aku susah tidur. Sambil duduk membelakangi meja dan bersandar, mataku kembali terpejam namun segera ku buka lagi, tampak wajahku dengan rambut acak-acakan terpantul di cermin yang ada di depanku.
Bukannya langsung mandi, aku malah kembali duduk di kursi kecil yang ada di dekat meja. Ku lihat layar HP untuk mengecek jam, ternyata sudah pukul 06.30 AM. Baru kali ini aku kesiangan, mungkin gara-gara tadi malam aku susah tidur. Sambil duduk membelakangi meja dan bersandar, mataku kembali terpejam namun segera ku buka lagi, tampak wajahku dengan rambut acak-acakan terpantul di cermin yang ada di depanku.
"Duh, ngantuk banget"ucapku dalam hati sambil kembali memejamkan mata perlahan.
"kreeeek...." sebuah suara membuatku kembali membuka mata.
Tiba-tiba pintu kamar didorong dari luar dan terbuka, tampak Ikhsan yang sepertinya sudah selesai mandi, handuk yang masih basah tergantung di bahu kirinya, dengan celana boxer warna kuning, tanpa baju. Aroma wangi sabun dan shampo menyengat ke seluruh ruang kamar.
"Bro, ayo buruan mandi. Ntar telat loe" ucap Ikhsan sambil menaroh handuk ke gantungan yang ada di balik pintu. Terlihat tubuhnya masih sedikit menggigil menahan hawa dingin setelah mandi pagi.
"Siap bro" jawabku singkat. Aku pun beranjak dari kursi dan mengambil handuk yang tergantung di sebelah handuknya Ikhsan. Segera mandi dan bersiap.
"Bro, ayo buruan mandi. Ntar telat loe" ucap Ikhsan sambil menaroh handuk ke gantungan yang ada di balik pintu. Terlihat tubuhnya masih sedikit menggigil menahan hawa dingin setelah mandi pagi.
"Siap bro" jawabku singkat. Aku pun beranjak dari kursi dan mengambil handuk yang tergantung di sebelah handuknya Ikhsan. Segera mandi dan bersiap.
***
Di dalam mobil, saat perjalanan menuju lokasi pelatihan. Aku menyempatkan diri untuk meng-sms Ayunda, hanya sekedar sms basa-basi dan memberi kabar.
"Besok adalah hari terakhir kita training, sekaligus bakal ada ujian teori sama ujian praktek juga" ucap pak cipta yang sedang mengendalikan setir mobil di depan. Aku hanya diam mendengarkan sambil terus berbalas sms dengan Ayunda. Sesekali kuarahkan pandanganku ke sekeliling, memperhatikan pemandangan kota yang semakin lama semakin jauh dan sepi. Hanya sawah yang luas terbentang di sekeliling jalan raya dan sedikit gedung-gedung, serta beberapa pepohonan yang berbaris di sisi jalan.
"Rul, kamu bengong aja" tanya pak cipta lagi, kedua matanya tampak memandang ke arahku dari sisi kaca spion dalam mobil.
"Eh iya pak" aku refleks saja menjawab.
"Kamu mau pulangnya kapan? Besok sore, atau mau nginap lagi satu malam" tanyanya balik.
Aku hanya bisa menggaruk-garuk kepala dan tersenyum kecut sambil menjawab "belum tau pak, hehe".
Jujur saja, aku masih bingung nanti mau pulangnya gimana. Apalagi ini pengalaman pertamaku pergi jauh-jauh dari kampung halaman.
"harus kamu tentuin kapan pulang nya, mau pake apa. Kalau mau pakai bis, aku bisa bantu pesenin tiket. Tapi kalau ke arah Sambas, biasanya jam berangkat itu subuh, kira-kira jam 3 atau jam 4 pagi lah" balas pak cipta ingin menawariku bantuan.
Duh, aku malah tambah bingung, "siapa juga mau bangun jam segitu", pikirku.
"aku coba pikir-pikir dulu pak" jawabku dengan nada pelan.
"yaudah, jangan kelamaan ya mikirnya" jawab pak cipta sambil sedikit tertawa.
Obrolan berakhir dan kita pun sampai di lokasi.
"Eh iya pak" aku refleks saja menjawab.
"Kamu mau pulangnya kapan? Besok sore, atau mau nginap lagi satu malam" tanyanya balik.
Aku hanya bisa menggaruk-garuk kepala dan tersenyum kecut sambil menjawab "belum tau pak, hehe".
Jujur saja, aku masih bingung nanti mau pulangnya gimana. Apalagi ini pengalaman pertamaku pergi jauh-jauh dari kampung halaman.
"harus kamu tentuin kapan pulang nya, mau pake apa. Kalau mau pakai bis, aku bisa bantu pesenin tiket. Tapi kalau ke arah Sambas, biasanya jam berangkat itu subuh, kira-kira jam 3 atau jam 4 pagi lah" balas pak cipta ingin menawariku bantuan.
Duh, aku malah tambah bingung, "siapa juga mau bangun jam segitu", pikirku.
"aku coba pikir-pikir dulu pak" jawabku dengan nada pelan.
"yaudah, jangan kelamaan ya mikirnya" jawab pak cipta sambil sedikit tertawa.
Obrolan berakhir dan kita pun sampai di lokasi.
***
Hari ini kami benar-benar disibukkan dengan kegiatan latihan praktek bongkar mesin dan ukur-mengukur. Tak terasa hari telah sore. Dan sebelum pulang, seperti biasa kita berkumpul dulu di ruang kelas.
Kali ini yang berdiri di depan adalah pak herman. Beliau adalah orang yang menjemputku dengan mobil saat aku baru pertama kali sampai waktu itu.
"sebelumnya saya mau ngasih tau, tadi malam kami mendapat laporan dari pihak penginapan." kata pembuka dari pak herman yang cukup membuat penasaran.
"di mohon untuk peserta dari dalam kota, harap keluar sebentar dari ruangan, sedangkan yang tinggal di penginapan tetap di sini" lanjutnya dengan nada bicara yang tegas.
Peserta dalam kota pun satu-persatu meninggalkan ruangan, sedangkan kami dari luar kota hanya bisa melihat, terdiam menahan rasa penasaran dengan irama detak jantung yang semakin cepat. Pikiranku gelisah, otakku buntu. Yang bisa ku lakukan hanyalah terdiam dan berbicara dalam hati.
"Ada apa ini sebenarnya?"
Kali ini yang berdiri di depan adalah pak herman. Beliau adalah orang yang menjemputku dengan mobil saat aku baru pertama kali sampai waktu itu.
"sebelumnya saya mau ngasih tau, tadi malam kami mendapat laporan dari pihak penginapan." kata pembuka dari pak herman yang cukup membuat penasaran.
"di mohon untuk peserta dari dalam kota, harap keluar sebentar dari ruangan, sedangkan yang tinggal di penginapan tetap di sini" lanjutnya dengan nada bicara yang tegas.
Peserta dalam kota pun satu-persatu meninggalkan ruangan, sedangkan kami dari luar kota hanya bisa melihat, terdiam menahan rasa penasaran dengan irama detak jantung yang semakin cepat. Pikiranku gelisah, otakku buntu. Yang bisa ku lakukan hanyalah terdiam dan berbicara dalam hati.
"Ada apa ini sebenarnya?"
Bersambung...
Diubah oleh irulfm24 23-06-2021 16:54
Menthog dan 3 lainnya memberi reputasi
4













