Kaskus

Story

irulfm24Avatar border
TS
irulfm24
Cerita Waras (untold story)
Setelah sekian lama vakum dalam dunia perceritaan, aku kembali terniat ingin berbagi cerita dan kisah hidupku.

Sebenarnya sebelum ini aku sudah pernah membuat sebuah cerita di sini. Tapi sepertinya aku tidak bisa untuk melanjutkan cerita tersebut. Maaf ya.

Jika seandainya tulisanku ini kurang menarik. Harap maklum ya gan, aku cuma lulusan TSM (teknik sepeda motor).

Tapi aku akan mencoba menyampaikan kisah ini semaksimal mungkin.

Jangan berharap ada hal menarik dari kisah ini, karena ini hanya perjalanan hidupku. Aku hanya menceritakan apa adanya saja.

Status : On going
Cerita Waras (untold story)


Quote:


Spoiler for Q&A:


Spoiler for INDEX:


Quote:

Quote:
Diubah oleh irulfm24 11-07-2022 08:19
aryanti.storyAvatar border
MenthogAvatar border
wong.tanpo.aranAvatar border
wong.tanpo.aran dan 10 lainnya memberi reputasi
9
16.7K
243
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
irulfm24Avatar border
TS
irulfm24
#75
Chapter 52 : Bertahan
 Aku seperti baru saja terbangun dari tidur panjang. Hari ini, aku benar-benar lelah. Setelah datang dari memancing, aku langsung mandi dan istirahat tidur, bahkan aku tidak sempat makan saking lelahnya menahan rasa kantuk akibat bergadang semalaman di laut. Aku bisa mendengar dengan jelas suara "kretek-kretek" dari sendi-sendiku, saat aku mengerakkan kaki dan tanganku. Kepalaku pusing, perutku terasa mual, mungkin aku baru saja merasakan efek dari mabuk laut tadi malam. Bahkan seisi rumah tampak seperti bergoyang-goyang bak perahu yang terombang-ambing di tengah lautan. Aku masih mencoba memaksakan diri untuk bangun dari tempat tidur, meski dengan langkah sempoyongan, aku tetap berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka.

 Entah sudah berapa jam aku tertidur, sepertinya hari sudah hampir sore. Aku pun memaksakan diri untuk menoleh ke atas, meski dengan pandangan yang bergoyang-goyang, aku masih bisa melihat jarum jam yang tergantung di depan kamarku. Jam sudah menunjukkan 02.15 PM. Aku harus segera makan untuk mengisi energiku kembali. Karna setelah ini, masih banyak hal yang harus aku kerjakan.

 Selesai makan, aku langsung mandi dan berkemas. Tenagaku sudah lumayan pulih. Meski rasa pusing di kepala masih sedikit terasa. Sore ini aku berencana untuk memperbaiki HP ku di konter Heru. Tempat di mana aku membeli HP ini waktu itu. Setelah itu, tujuanku sudah pasti, yaitu menemui Ayunda dan menjelaskan semua yang terjadi.

 Sebelum berangkat, aku mengeluarkan HP lamaku, yang sudah lama tidak aku pakai. Sebuah HP jadul berbentuk seperti ketupat, dengan sistem operasi Symbian terbungkus rapi di dalam kotaknya yang tersimpan di dalam lemari bajuku. HP ini tidak rusak, hanya saja jaringan internetnya saja yang lelet. Aku tidak berniat menjual HP ini, karna ini adalah hadiah dari Om ku. Aku pun mengecharge baterainya sebentar ternyata HP ini masih bisa menyala. Syukurlah.

 Setelah selesai mengisi daya baterai, aku pun mencoba memindahkan SIM dan memori HP ku, tapi sayang, ukuran memorinya tidak cocok. Akhirnya aku hanya memindahkan SIM saja. Ya, biarlah. Hanya untuk sementara. Lagipula, di memori yang asal juga masih ada tersimpan beberapa lagu-lagu lama.

 Setelah aku memindahkan SIM ke HP Nakio 7610 ini. Muncul beberapa sms dari Ayunda.

 09.05 PM "Yank, udah pulang belum?"

 09.30 PM "Kok engga dibalas?"

 10.25 PM "GAK USAH DIBALAS SEKALIAN"

 00.25 AM "dah lah MALES"

 07.05 AM "kalau gak bales juga kita putus!"

 10.45 AM "KITA PUTUS!"

 Itu adalah sms terakhir dari dia. Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi. Aku tau aku salah, tapi bisa engga sih denger penjelasan aku dulu. Aku pun mencoba menelpon Ayunda, untuk menjelaskan semua hal yang terjadi. Namun, sudah bisa ditebak. Panggilanku berkali-kali direjectolehnya. Akhirnya aku putuskan untuk mengirimi sms saja.

 "Yank, maaf aku baru balas. HP ku terjatuh ke dalam air. Sekarang aku baru bangun, pulangnya tadi pagi. Setelah ini aku akan ke rumahmu"

 Waktu menunjukkan sudah hampir jam 4 sore, aku langsung bergegas berangkat tak lupa membawa HP ku yang rusak tadi. Aku singgah sebentar ke rumah Heru, untuk menitipkan HP ku agar segera diperbaiki olehnya. Setelah itu, aku pun langsung pergi lagi menuju rumah Ayunda.

 Setelah sampai, kebetulan dia sedang duduk di luar. Aku pun datang menghampiri.

 "Yank, kamu jangan marah dulu. HP ku rusak. Ini aku pakai HP lama" Sambil menunjukkan HP di tanganku.

 Dia tampak masih terdiam, dengan wajah kesal tanpa berpaling ke arahku. Aku pun mencoba duduk di sebelahnya.

 "Siapa suruh kamu naik?" Ujar dia ketus.

 "Aku cuma mau jelasin" Aku yang tadinya ingin duduk, malah tidak jadi.

 "Kan aku sudah minta kita putus" ujarnya lagi tanpa menoleh. Masih terus memandang ke arah lain, seperti benci melihat kehadiranku.

 "Coba denger penjelasanku dulu" Aku masih berharap dia mendengar kata-kata ku.

 Namun, bukannya menjawab. Dia masih tetap diam, sebegitu sakitkah perasaannya? Aku benar-benar tidak bisa mengerti, kenapa semua masalah selalu datang saat aku tidak memberi kabar. Padahal itu semua bukan seluruhnya kesalahanku, benar sih aku yang memulai untuk pergi memancing pada hari itu. Tapi semua ini hanya masalah keadaan, bukan? Ini bukan salahku. Aku masih menetapkan pendirian kalau aku ini tidaklah salah. Kenapa harus putus? Aku tidak terima ini begitu saja.

 "Kenapa masih di sini? Cepat pergi!" Ucapannya memecah keheningan sore. Aku tidak tau lagi harus berbuat apa. Satu-satunya yang bisa aku ucapkan adalah "Maaf". Namun, belum sempat kata itu terucap. Dia langsung pergi meninggalkanku sendirian di luar. Pintu rumah langsung ditutup rapat, dan aku bisa mendengar suara "ceklik" tanda pintu telah dikunci.

 "Allaahu Akbar, Allaahu Akbar" Azan magrib mulai berkumandang. Aku masih terduduk, diam, pandanganku kosong. Aku mencoba merenungi semua kesalahanku. Aku tidak tau lagi harus berbuat apa, satu-satunya yang kuharapkan adalah Ayunda akan datang kembali menghampiriku yang masih setia menunggunya di luar.

 "Ceklek" Suara pintu kembali dibuka. Aku menoleh sedikit, berharap itu adalah Ayunda. Namun, yang keluar dari dalam rumah adalah Bapaknya, yang sepertinya ingin pergi berangkat ke Masjid.

 "Eh, Irul. Gak masuk ke dalam" sapa dia. Bapak Ayunda ini termasuk ramah, namun terkadang agak cuek sedikit. Tapi aku sudah terbiasa dengannya.

 "Engga Pak, lagi nungguin Ayunda bentar" Jawabku sambil mencoba sedikit tersenyum.

 "Sudah, masuk aja gpp. Dia lagi mandi kayanya" ujarnya sambil terus berjalan meninggalkanku. Aku tidak menjawabnya, masih memperhatikan beliau yang mulai mempercepat langah kaki menuju Masjid.

 Hari semakin gelap, lampu-lampu jalanan mulai menyala menerangi badan jalan yang sepi kala itu. Aku masih seperti orang bodoh, duduk terdiam, termenung, menunggu dengan sabar. Bapak Ayunda kembali datang dari shalat, dia kembali terheran melihatku yang masih sendirian di luar.

 "Loh, kenapa gak masuk" Tanya dia.

 "Gpp Pak, di luar saja. Bentar lagi Ayunda keluar kok" Jawabku dengan senyum yang kembali dipaksakan.

 "Hehh" Beliau hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, dan kembali berjalan masuk.

 "Ayunda, Irul dari tadi di luar. Kenapa kamu gak keluar-keluar?" Terdengar sayup suara Bapak Ayunda dari dalam rumah.

 Aku sedikit menahan tawa saat tak sengaja mendengar. Memang, aku selalu merasa bahwa kedua orang tua Ayunda ini selalu peduli kepadaku. Hanya saja, aku yang terkadang canggung dengan sikap mereka yang terlalu baik.

 "Rul, minum dulu kopimu itu di dalam" Tiba-tiba Ibu Ayunda muncul, menyuruhku masuk ke dalam, dan bahkan sudah disediain kopi.

 Aku yang tadinya ragu, akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam.

 "Ayunda, Irul tuh sudah dari tadi nunggu" Ibu Ayunda kembali memanggil, sambil berjalan masuk ke kamar Ayunda.

 Aku masih duduk, memperhatikan kamar Ayunda. Tak lama, Ibunya keluar dari kamar disusul Ayunda di belakangnya.

 Ayunda pun seperti terpaksa menghampiriku, namun dia duduk agak jauh dariku.

 "Kenapa ga pulang sih, malu-maluin aja" ujar dia tetap dengan nada ketus.

 "Aku masih pengen nunggu kamu keluar" jawabku pelan. Aku tidak ingin orang lain mendengar pembicaraan kami.

 "Aku kan sudah nyuruh kamu pulang, aku mau putus saja"

 "Dengerin penjelasanku dulu"

 "Dah lah, aku capek diginiin terus. Kamu itu selalu saja sibuk dengan urusanmu. Kamu gak pernah sedikitpun mikirin perasaan aku" Dia mulai berbicara menatapku, aku bisa melihat sedikit emosi dari kedua matanya.

 "Iya, aku minta maaf" Aku hanya bisa menjawab tertunduk. Aku tidak ingin pertengkaran ini berlanjut. Aku sudah menetapkan hati untuk bertahan dalam hubungan ini.

 "Aku ga mau kita putus" Aku kembali memohon dengan suara lirih.

 "Aku ingin terus bersamamu, aku akan menikahimu" ujarku lagi.

 "Ya udah, kapan? Aku capek nunggu terus" Jawab dia, sepertinya dia mulai berubah fikiran.

 "Secepatnya, aku akan mengumpulkan uang secepatnya" jawabku lagi. Dia pun terdiam memandangiku.

 "Kita jangan putus ya, aku minta maaf"

 "Iya, aku maafin"

 Akhirnya, masalah selesai. Aku tau, pasti dia bakal balik lagi. Aku hanya perlu sedikit berjuang saja. Jika saat tadi aku pulang, pasti masalah malah bertambah rumit. Dari sini, aku mulai sedikit memahami sifat Ayunda. Dia hanya ingin perhatian, hal wajar yang diinginkan semua wanita dari pasangannya. Memang sepele, tapi sekecil apapun sebuah perhatian, kalau hal itu rutin dilakukan, akan berubah menjadi candu bagi orang yang mendapatkannya.

 "Yank, duduk sini" Aku menepuk-nepuk perlahan kursi di sebelahku, memberikan sebuah isyarat. Dia pun bangkit dari kursinya dan berpindah duduk di sebelahku.

 "Aku ada sebuah lagu nih buat kamu" Sambil membuka UltraMp3 yang ada di HP lamaku, dan mengeluarkan gulungan headset yang ada di saku sweaterku.

 "Lagu apa, Yank?" Suaranya yang lembut, seperti membelai telingaku. Menghangatkan hati dan menenangkan jiwa.

 "Nih, dengerin aja" Aku mengarahkan satu headset kepadanya, headset itu pun dikenakannya di telinga kiri, sedangakan sebelahnya lagi aku pasangkan di telinga kananku.

 Terdengarlah sebuah lagu lama dari HP jadulku. Sebuah lagu yang mewakili kisahku. Sebuah lagu tentang aku dan dia. Tentang perjuangan untuk Bertahan.

Five Minutes - Bertahan

Quote:

Bersambung...
Diubah oleh irulfm24 05-07-2021 22:42
ekopermono
Menthog
Menthog dan ekopermono memberi reputasi
2
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.