- Beranda
- Stories from the Heart
Cerita Waras (untold story)
...
TS
irulfm24
Cerita Waras (untold story)
Setelah sekian lama vakum dalam dunia perceritaan, aku kembali terniat ingin berbagi cerita dan kisah hidupku.
Sebenarnya sebelum ini aku sudah pernah membuat sebuah cerita di sini. Tapi sepertinya aku tidak bisa untuk melanjutkan cerita tersebut. Maaf ya.
Jika seandainya tulisanku ini kurang menarik. Harap maklum ya gan, aku cuma lulusan TSM (teknik sepeda motor).
Tapi aku akan mencoba menyampaikan kisah ini semaksimal mungkin.
Jangan berharap ada hal menarik dari kisah ini, karena ini hanya perjalanan hidupku. Aku hanya menceritakan apa adanya saja.
Status : On going

Sebenarnya sebelum ini aku sudah pernah membuat sebuah cerita di sini. Tapi sepertinya aku tidak bisa untuk melanjutkan cerita tersebut. Maaf ya.
Jika seandainya tulisanku ini kurang menarik. Harap maklum ya gan, aku cuma lulusan TSM (teknik sepeda motor).
Tapi aku akan mencoba menyampaikan kisah ini semaksimal mungkin.
Jangan berharap ada hal menarik dari kisah ini, karena ini hanya perjalanan hidupku. Aku hanya menceritakan apa adanya saja.
Status : On going

Quote:
Spoiler for Q&A:
Spoiler for INDEX:
Quote:
Quote:
Diubah oleh irulfm24 11-07-2022 08:19
wong.tanpo.aran dan 10 lainnya memberi reputasi
9
16.7K
243
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThreadβ’51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
irulfm24
#98
Spesial Chapter 65.1 : Rini
Entah kenapa di hari itu, dia hadir kembali dalam kisah gue. Dia yang dulu pernah hadir di hidup gue, memberi cinta dan membekaskan luka, lalu meninggalkan gue dengan trauma yang sangat dalam. Meskipun hanya hadir di sosmed, namun sampai ke gue pulang kampung nanti, dia masih tetap akan hadir di cerita ini. Dia adalah wanita ke-3 yang pernah singgah. Dan di saat yang sama gue juga dekat dengan wanita lain, yaitu Inui. Inui bukanlah kekasih gue, bukan pula yang kedua atau yang keempat. Lalu siapa yang kedua setelah Nadiah?
Dia tidak ada hubungannya dengan cerita ini sobat. Biarlah mantan yang kedua menjadi rahasia, hahaha..
Tapi nanti bakal ada satu cewek baru yang muncul lagi kok. Mau tau siapa? Tungguin aja sobatπ
Gue ingat, malam itu adalah saat pertama kali gue bertemu dengannya. Seorang gadis muda berparas cantik, dengan rambut hitam panjang yang indah, dan bentuk mata yang sangat menarik seperti sehelai daun mungil yang lancip diujungnya.
Sebelumnya, kami hanya sering berbalas pesan lewat sms. Gue mendapatkan nomor HP nya dari Sifa. Namun kali ini, kami memutuskan untuk saling bertemu muka.
"Di sini, yang namanya Rini, siapa?" Tanya gue saat mendekati para gadis-gadis muda yang sedang berkumpul berdiri di pinggir jalan, dalam sebuah acara keramaian pada malam itu.
"Itu orangnya, di belakang" Jawab seorang cewek berambut ikal yang berdiri di hadapan gue. Cewek itu tampak tersenyum.
Tentu saja pada saat itu gue tidak sendirian, gue ditemani oleh dua orang temanku. Idam dan Hasrul. Sedangkan cewek yang mengajak kami ketemuan saat itu lebih ramai. Kurang lebih lima orang.
Gadis bertubuh mungil itu tampak malu-malu saat mendengar gue menyebutkan namanya. Dia ditarik keluar dan disuruh maju ke depan oleh seorang temannya yang bertubuh sedikit montok, dan memiliki paras seperti amoy. Yang gue kemudian tau namanya adalah Nurul.
"Rini, kok ngumpet sih. Itu Irul nyariin kamu loh" Sambil menarik tangan Rini, Nurul tersenyum.
Rini pun dengan wajah malu-malu berjalan perlahan ke depan. Gue yang tanpa malu malah langsung mengulurkan tangan untuk bersalaman.
"Irul" Gue sembari mengulurkan tangan.
"Rini" Balas dia. Duh, suaranya imut banget deh..
Gue lalu ikut berkenalan dengan gadis-gadis yang lain.
"Fitri" Jawab cewek bertubuh tinggi berambut ikal.
"Sifa" Cewek satunya lagi, sedikit lebih pendek dari Fitri, mukanya hampir sama. Awalnya gue kira mereka kakak-adik.
"Sati" Satu lagi cewek imut, tingginya hampir sama dengan Rini, namun bodynya lebih montok.
"Nurul" Dan yang terakhir adalah Nurul, bertubuh besar, montok dan putih mirip amoy.
Awalnya gue dan Rini sedikit canggung saat pertama kali ngobrol tatap muka. Meskipun kondisi malam hari, gue masih bisa melihat dengan jelas raut wajahnya yang benar-benar cantik alami. Namanya juga masih anak SMP, ya bentar lagi tamat sih. Udah kelas 3 juga.
"Dek, kita ngobrol di sana aja yuk" Ajak gue ke Rini sembari menunjuk ke arah toko yang sedikit sepi. Di sana tampak ada beberapa kursi kosong.
Rini mengangguk pelan, kemudian mengikuti gue dari belakang. Di sana, kami pun memesan minuman lalu kembali mengobrol.
Tengah duduk di kursi, dia tampak sesekali masih menoleh ke belakang, ke arah kerumunan Sifa dan kawan-kawan tadi. Suara musik terdengar sangat jelas, dari suara nyanyian para biduan yang bernyanyi memeriahkan acara pada malam itu. Gue lupa itu acara apa, mungkin acara tujuh belasan atau perayaan apa. Intinya malam itu dipasar sangat ramai.
"Dek, udah lama ya sampainya?" Tanya gue basa-basi.
"Ga juga sih, tadi habis Isya baru ke sini. Diajak temen" Tanpa memandang gue, dia menjawab. Tampaknya dia masih malu-malu.
"Malu ya Dek, hehe?"
"Engga, hehe.. Ga biasa aja ngobrol berdua sama cowok. Apalagi sambil diliatin orang-orang" Jawab dia tersipu.
"Emang sebelumnya belum pernah pacaran?" Tiba-tiba aja gue nanya kaya gitu.
Dia menggeleng-gelengkan kepala, di tangannya tampak sibuk membalas chat dari seseorang.
Gue menunggu sebentar sembari memperhatikan dia yang duduk di depan gue. Kemudian mengambil minuman dan meneguknya sedikit.
"Dek?" Gue mulai nanya lagi.
"Hmm?" Dia merespon sambil menengok sedikit ke arah gue. Alisnya terangkat seperti bilang "Apa?"
"Ga jadi, hehe" Ejek gue, sengaja buat mencairkan suasana aja.
"Iiihhh apa sih.. hehe" Untuk pertama kali, gue bisa menyaksikan tawanya yang manis di hadapan gue.
"Kaya sibuk banget, sms dari siapa?" Tanya gue kepo.
"Itu, si Nurul. Katanya kita udah kaya orang pacaran aja.. iiihh malu gue. Nanti pada kepo" Jawab dia sembari meletakan HPnya di meja, lalu meraih gelas minuman dan meneguknya perlahan.
Malam itu kami berdua terus mengobrol, suasana yang tadinya canggung seketika semakin mencair. Rini tampaknya mulai asik untuk diajak bicara.
Tanpa terasa, malam semakin larut. Sudah saatnya untuk kita pulang. Kami semua kembali berkumpul. Entah kenapa, para cewek-cewek tadi mengajak kami untuk menemani mereka pulang. Kebetulan, jalan menuju ke rumah mereka masih terkesan sepi dan gelap. Meskipun berbeda arah, kami bertiga para cowok dengan senang hati menemani mereka pulang sampai ke rumah.
Entah karna kebetulan atau bagaimana, para cewek berlima itu hanya membawa dua motor saja. Pasti tadinya mereka berangkat dari rumah, ada yang tancap tiga. Haha, parah dah..
Alhasil, Gue berboncengan dengan Rini, Idam dengan Nurul, dan Hasrul dengan Sifa. Sedangkan Sati dan Fitri berdua.
Dengan empat buah motor, kami kemudian melewati jalanan menuju rumah mereka. Sebenarnya ada jalan lain yang lebih ramai, namun yang paling dekat adalah jalanan ini, yaitu jalanan setapak dengan sekelilingnya tampak gelap dan sepi. Tak hanya cewek, kami para cowok juga sedikit merinding tatkala melewati jalan setapak itu.
"Tadi kalian berangkat jalan ini Dek?" Tanya gue saat masih mengendarai motor dan membonceng Rini di belakang.
"Engga Bang, tadi kami jalan satunya di sana. Yang lebih rame, cuman jauh"
"Oww, masih jauh engga rumah Adek nih?"
"Deket lagi, depan mesjid sana udah rumah Adek"
Kurang lebih 10 menit, akhirnya kami pun sampai. Rumah Sati adalah yang paling pertama sampai, disusul Rini, Nurul, dan yang paling jauh adalah rumah Fitri. Kami bertiga mengantar hanya sampai di depan rumah Rini saja. Sebelum kami bertiga pulang, mereka kembali mengajak kami ngumpul, mungkin di pertemuan selanjutnya.
"Abang..... Bangun,,, bangunn... sudah pagi" Pagi itu awal-awal sekali ada sms masuk dari Rini. Gue yang emang udah bangun, segera membalasnya.
"Iya,, Udah bangun kok, Dekπ"
"Udah mandi? Udah sarapan? "
"Belum, wkwk.. Mandinya nanti aja, masih dingin"
"Iiihhh,, bauukk...!!! Mandi gih"
"Ntar aja, lagipula ini kan hari minggu. Adek udah mandi belum tuh?"
"Udah dong, udah wangi, udah cantikπ"
"Ah masaaa... mana buktinya coba"
"Cling!!!" Tiba-tiba dia mengirim foto lewat pesan multimedia. Sebuah foto yang memang menunjukkan kalau dia baru saja selesai mandi. Tentu saja sudah pakai baju sobatπ. Tapi rambutnya tampak basah.
"Duh... Cantik Dek" Gombal Gue..
"Jelas dong, hihihi... Btw, tadi malam seneng engga Bang, ketemu Adek?"
"Seneng Dek, seneng banget. Mata adek itu loh,, kebayang terus sampai sekarang, wkwkwk"
"Hmmm, bisa aja kang gombal. Tapi adek juga seneng kok, hihi"
"Iya, jadi ga sabar pengen ketemu lagi, hehe"
"Hmmb, Bang.......... "
"Iya?..."
"Adek mau jadi pacar Abang, Abang siap ga kalau kita pacaran aja"
Wow...!!! Gue speechless, ga tau kaya ngerasa mimpi aja. Baru kali ini ada cewek yang ngajak jadian ke gue. Tapi emang, gue dan Rini bukan baru-baru amat kenal. Kita emang udah hampir sebulan sering sms-an bareng. Gue juga sering perhatian ke dia, dan begitu juga sebaliknya. Tapi emang kita ketemu itu baru tadi malam. Dan hari ini, langsung aja dia ngajak jadian. Duh, gimana gan? Tolak aja kali ya...
"Serius Dek? Bukan prank kan?" Emang zaman dulu ada ya prank om?
"Iya serius, kayanya lebih enak kalau kita jadian aja Bang. Adek juga sebenarnya udah lama ada rasa sama Abang, cuma karna belum ketemu orangnya jadi masih ragu, hihi"
"Oww,, Ya udah deh. Abang siap. Kita jadian ya... " Gak perlu mikir, akhirnya gue terima juga. Lagipula udah lama rasanya gue jomblo. Apakah gue cinta tulus ama Rini pada saat itu? Belum.. biasa lah, gue gak mudah jatuh cinta, tapi mudah patah hati..
"Makasih ya sayang.... π€" Langsung deh gue dipanggil sayang...
"Sama-sama. I love you sayang... π" Balas gue dong.
"I love you too π"
Dan akhirnya untuk ke sekian kali, gue jadian tanpa nembak cewek. Ga percaya ya? Terserah... Intinya saat ini gue lagi seneng.. Tapi, kesenangan itu akan berakhir dengan kepedihan..
Ya.. Karna ini adalah akhir dari kisah "Cinta Membuatku Trauma", Sebuah kisah yang sempat terhenti ditengah jalan. Dan kali ini, cerita itu gue bangkitkan kembali.
Lanjut>>Spesial Chapter 62.5 Pergi Dengan Nurul
Dia tidak ada hubungannya dengan cerita ini sobat. Biarlah mantan yang kedua menjadi rahasia, hahaha..
Tapi nanti bakal ada satu cewek baru yang muncul lagi kok. Mau tau siapa? Tungguin aja sobatπ
2010
Gue ingat, malam itu adalah saat pertama kali gue bertemu dengannya. Seorang gadis muda berparas cantik, dengan rambut hitam panjang yang indah, dan bentuk mata yang sangat menarik seperti sehelai daun mungil yang lancip diujungnya.
Sebelumnya, kami hanya sering berbalas pesan lewat sms. Gue mendapatkan nomor HP nya dari Sifa. Namun kali ini, kami memutuskan untuk saling bertemu muka.
"Di sini, yang namanya Rini, siapa?" Tanya gue saat mendekati para gadis-gadis muda yang sedang berkumpul berdiri di pinggir jalan, dalam sebuah acara keramaian pada malam itu.
"Itu orangnya, di belakang" Jawab seorang cewek berambut ikal yang berdiri di hadapan gue. Cewek itu tampak tersenyum.
Tentu saja pada saat itu gue tidak sendirian, gue ditemani oleh dua orang temanku. Idam dan Hasrul. Sedangkan cewek yang mengajak kami ketemuan saat itu lebih ramai. Kurang lebih lima orang.
Gadis bertubuh mungil itu tampak malu-malu saat mendengar gue menyebutkan namanya. Dia ditarik keluar dan disuruh maju ke depan oleh seorang temannya yang bertubuh sedikit montok, dan memiliki paras seperti amoy. Yang gue kemudian tau namanya adalah Nurul.
"Rini, kok ngumpet sih. Itu Irul nyariin kamu loh" Sambil menarik tangan Rini, Nurul tersenyum.
Rini pun dengan wajah malu-malu berjalan perlahan ke depan. Gue yang tanpa malu malah langsung mengulurkan tangan untuk bersalaman.
"Irul" Gue sembari mengulurkan tangan.
"Rini" Balas dia. Duh, suaranya imut banget deh..
Gue lalu ikut berkenalan dengan gadis-gadis yang lain.
"Fitri" Jawab cewek bertubuh tinggi berambut ikal.
"Sifa" Cewek satunya lagi, sedikit lebih pendek dari Fitri, mukanya hampir sama. Awalnya gue kira mereka kakak-adik.
"Sati" Satu lagi cewek imut, tingginya hampir sama dengan Rini, namun bodynya lebih montok.
"Nurul" Dan yang terakhir adalah Nurul, bertubuh besar, montok dan putih mirip amoy.
Awalnya gue dan Rini sedikit canggung saat pertama kali ngobrol tatap muka. Meskipun kondisi malam hari, gue masih bisa melihat dengan jelas raut wajahnya yang benar-benar cantik alami. Namanya juga masih anak SMP, ya bentar lagi tamat sih. Udah kelas 3 juga.
"Dek, kita ngobrol di sana aja yuk" Ajak gue ke Rini sembari menunjuk ke arah toko yang sedikit sepi. Di sana tampak ada beberapa kursi kosong.
Rini mengangguk pelan, kemudian mengikuti gue dari belakang. Di sana, kami pun memesan minuman lalu kembali mengobrol.
Tengah duduk di kursi, dia tampak sesekali masih menoleh ke belakang, ke arah kerumunan Sifa dan kawan-kawan tadi. Suara musik terdengar sangat jelas, dari suara nyanyian para biduan yang bernyanyi memeriahkan acara pada malam itu. Gue lupa itu acara apa, mungkin acara tujuh belasan atau perayaan apa. Intinya malam itu dipasar sangat ramai.
"Dek, udah lama ya sampainya?" Tanya gue basa-basi.
"Ga juga sih, tadi habis Isya baru ke sini. Diajak temen" Tanpa memandang gue, dia menjawab. Tampaknya dia masih malu-malu.
"Malu ya Dek, hehe?"
"Engga, hehe.. Ga biasa aja ngobrol berdua sama cowok. Apalagi sambil diliatin orang-orang" Jawab dia tersipu.
"Emang sebelumnya belum pernah pacaran?" Tiba-tiba aja gue nanya kaya gitu.
Dia menggeleng-gelengkan kepala, di tangannya tampak sibuk membalas chat dari seseorang.
Gue menunggu sebentar sembari memperhatikan dia yang duduk di depan gue. Kemudian mengambil minuman dan meneguknya sedikit.
"Dek?" Gue mulai nanya lagi.
"Hmm?" Dia merespon sambil menengok sedikit ke arah gue. Alisnya terangkat seperti bilang "Apa?"
"Ga jadi, hehe" Ejek gue, sengaja buat mencairkan suasana aja.
"Iiihhh apa sih.. hehe" Untuk pertama kali, gue bisa menyaksikan tawanya yang manis di hadapan gue.
"Kaya sibuk banget, sms dari siapa?" Tanya gue kepo.
"Itu, si Nurul. Katanya kita udah kaya orang pacaran aja.. iiihh malu gue. Nanti pada kepo" Jawab dia sembari meletakan HPnya di meja, lalu meraih gelas minuman dan meneguknya perlahan.
Malam itu kami berdua terus mengobrol, suasana yang tadinya canggung seketika semakin mencair. Rini tampaknya mulai asik untuk diajak bicara.
Tanpa terasa, malam semakin larut. Sudah saatnya untuk kita pulang. Kami semua kembali berkumpul. Entah kenapa, para cewek-cewek tadi mengajak kami untuk menemani mereka pulang. Kebetulan, jalan menuju ke rumah mereka masih terkesan sepi dan gelap. Meskipun berbeda arah, kami bertiga para cowok dengan senang hati menemani mereka pulang sampai ke rumah.
Entah karna kebetulan atau bagaimana, para cewek berlima itu hanya membawa dua motor saja. Pasti tadinya mereka berangkat dari rumah, ada yang tancap tiga. Haha, parah dah..
Alhasil, Gue berboncengan dengan Rini, Idam dengan Nurul, dan Hasrul dengan Sifa. Sedangkan Sati dan Fitri berdua.
Dengan empat buah motor, kami kemudian melewati jalanan menuju rumah mereka. Sebenarnya ada jalan lain yang lebih ramai, namun yang paling dekat adalah jalanan ini, yaitu jalanan setapak dengan sekelilingnya tampak gelap dan sepi. Tak hanya cewek, kami para cowok juga sedikit merinding tatkala melewati jalan setapak itu.
"Tadi kalian berangkat jalan ini Dek?" Tanya gue saat masih mengendarai motor dan membonceng Rini di belakang.
"Engga Bang, tadi kami jalan satunya di sana. Yang lebih rame, cuman jauh"
"Oww, masih jauh engga rumah Adek nih?"
"Deket lagi, depan mesjid sana udah rumah Adek"
Kurang lebih 10 menit, akhirnya kami pun sampai. Rumah Sati adalah yang paling pertama sampai, disusul Rini, Nurul, dan yang paling jauh adalah rumah Fitri. Kami bertiga mengantar hanya sampai di depan rumah Rini saja. Sebelum kami bertiga pulang, mereka kembali mengajak kami ngumpul, mungkin di pertemuan selanjutnya.
***
"Abang..... Bangun,,, bangunn... sudah pagi" Pagi itu awal-awal sekali ada sms masuk dari Rini. Gue yang emang udah bangun, segera membalasnya.
"Iya,, Udah bangun kok, Dekπ"
"Udah mandi? Udah sarapan? "
"Belum, wkwk.. Mandinya nanti aja, masih dingin"
"Iiihhh,, bauukk...!!! Mandi gih"
"Ntar aja, lagipula ini kan hari minggu. Adek udah mandi belum tuh?"
"Udah dong, udah wangi, udah cantikπ"
"Ah masaaa... mana buktinya coba"
"Cling!!!" Tiba-tiba dia mengirim foto lewat pesan multimedia. Sebuah foto yang memang menunjukkan kalau dia baru saja selesai mandi. Tentu saja sudah pakai baju sobatπ. Tapi rambutnya tampak basah.
"Duh... Cantik Dek" Gombal Gue..
"Jelas dong, hihihi... Btw, tadi malam seneng engga Bang, ketemu Adek?"
"Seneng Dek, seneng banget. Mata adek itu loh,, kebayang terus sampai sekarang, wkwkwk"
"Hmmm, bisa aja kang gombal. Tapi adek juga seneng kok, hihi"
"Iya, jadi ga sabar pengen ketemu lagi, hehe"
"Hmmb, Bang.......... "
"Iya?..."
"Adek mau jadi pacar Abang, Abang siap ga kalau kita pacaran aja"
Wow...!!! Gue speechless, ga tau kaya ngerasa mimpi aja. Baru kali ini ada cewek yang ngajak jadian ke gue. Tapi emang, gue dan Rini bukan baru-baru amat kenal. Kita emang udah hampir sebulan sering sms-an bareng. Gue juga sering perhatian ke dia, dan begitu juga sebaliknya. Tapi emang kita ketemu itu baru tadi malam. Dan hari ini, langsung aja dia ngajak jadian. Duh, gimana gan? Tolak aja kali ya...
"Serius Dek? Bukan prank kan?" Emang zaman dulu ada ya prank om?
"Iya serius, kayanya lebih enak kalau kita jadian aja Bang. Adek juga sebenarnya udah lama ada rasa sama Abang, cuma karna belum ketemu orangnya jadi masih ragu, hihi"
"Oww,, Ya udah deh. Abang siap. Kita jadian ya... " Gak perlu mikir, akhirnya gue terima juga. Lagipula udah lama rasanya gue jomblo. Apakah gue cinta tulus ama Rini pada saat itu? Belum.. biasa lah, gue gak mudah jatuh cinta, tapi mudah patah hati..

"Makasih ya sayang.... π€" Langsung deh gue dipanggil sayang...
"Sama-sama. I love you sayang... π" Balas gue dong.
"I love you too π"
Dan akhirnya untuk ke sekian kali, gue jadian tanpa nembak cewek. Ga percaya ya? Terserah... Intinya saat ini gue lagi seneng.. Tapi, kesenangan itu akan berakhir dengan kepedihan..
Ya.. Karna ini adalah akhir dari kisah "Cinta Membuatku Trauma", Sebuah kisah yang sempat terhenti ditengah jalan. Dan kali ini, cerita itu gue bangkitkan kembali.
Lanjut>>Spesial Chapter 62.5 Pergi Dengan Nurul
Diubah oleh irulfm24 03-08-2021 16:29
Menthog dan limdarmawan memberi reputasi
2













