Pagi-pagi sekali setelah olahraga, Asuka membereskan kamarnya. Saat itu, Asuka menatap dua Rider Belt pemberian Arata yang terpajang di lemari kaca. Belt yang satu sama seperti Rider Belt milik Ariel yang Asuka gunakan dulu, sedangkan yang satunya memiliki motif kotak-kotak memanjang warna merah dan engsel warna biru. Yang satu Asuka dapatkan dari dalam tas yang diberikan Arata, lalu yang satunya yang bermotif kotak-kotak memanjang merah Asuka dapatkan langsung dari tangan Arata. Belt yang dulu Asuka gunakan dibungkus dengan kain bertuliskan ‘Rider Belt Lama’. Melihat kedua Belt tersebut, Asuka jadi ingat berbagai kenangan manis bersama Arata. Tapi masa lalu biarlah masa lalu. Sebagai Gatack, Asuka harus terus melangkah ke depan dan melakukan yang terbaik. Dan kali ini, Asuka ingin menggunakan Belt yang corak kotak-kotak panjangnya berwarna merah dengan engsel biru.

Komplek Gemini, Kota Tokyo – Jepang, Senin 12 Oktober 2020, pukul 09:00 Waktu Jepang.

Di sebuah kamar, tepatnya di kasur empuk bersprei kuning berukuran ‘King Size’, Mai Yatsushi terbaring depresi sambil menangis. Ia masih tak menyangka kalau Kabuto adalah Ariel. Ia bingung apakah harus menuruti Speed yang sudah ia anggap ayahnya sendiri atau tidak.

“Ariel … Kenapa?” lirihnya.

Tiba-tiba, pikirannya melayang ke masa di saat pertama kali bertemu dengan speed. Saat itu, Mai yang masih berumur sepuluh tahun tengah mengemis di jalanan. Tiba-tiba, seorang bapak-bapak menghampirinya dan bertanya kenapa mai mengemis? Mai menjawab untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari karena kedua orangtuanya telah tiada. Bapak-bapak itu prihatin melihatnya. Setelah saling memperkenalkan diri, si bapak-bapak yang ternyata adalah Speed mengajaknya tinggal bersama dan bilang akan mencukupi semua kebutuhan mai. Mai pun sangat senang dan menyetujui ajakan itu. Speed langsung membawa Mai ke rumahnya. Sesampainya di rumah Speed, Mai langsung terkesima dengan kemewahan rumah tersebut dan bertanya bagaimana bisa speed mempunyai rumah sebagus ini? Speed pun menjawab dari hasil kerja kerasnya di organisasi ZECT. Bahkan, Speed memiliki banyak tabungan karena bekerja di sana. Speed bilang ia akan membangun lagi organisasi yang sudah ditutup itu ketika Worm sudah datang lagi ke bumi. Saat mai bertanya apa itu worm, Speed pun menjelaskannya yang intinya, Worm adalah makhluk asing perusak bumi. Speed juga menjelaskan tentang organisasi ZECT yang merupakan organisasi pelindung bumi dari serangan Worm.

Hari demi hari Mai lalui bersama Speed. Berbagi suka maupun duka. Apapun keinginan Mai selalu Speed turuti. Mai pun sudah diangkat menjadi anak oleh Speed yang tidak memiliki anak. Suatu hari setelah bermain di arena bermain di sebuah mall, Mai bertanya pada Speed apa yang Speed inginkan darinya? Speed terdiam cukup lama, sebelum akhirnya menjawab “bantu aku menguasai dunia”. Mai pun terkejut dan terdiam cukup lama, lalu berkata bahwa ia akan membantu Speed sebagai balas budi karena Speed mengangkatnya sebagai anak dan memberikan apapun yang ia inginkan. Mendengar jawaban itu, Speed pun berubah menjadi Faster Native yang membuat Mai terkejut. Namun, Mai tidak lari dan malah memeluk Faster Native. Mai bilang, seperti apapun Speed, mai tetap menyayanginya. Tak lama, Faster Native kembali ke wujud aslinya lalu mendekap Mai. Speed terharu dan mengeluarkan air mata bahagia.

Esoknya, Speed menjelaskan apa itu Native yang merupakan spesies yang sama dengannya. Native memiliki bentuk yang sama dengan Worm, tapi memiliki satu tanduk di kepalanya dan bisa berganti kulit yang memiliki beragam kemampuan dan mampu bergerak mendekati kecepatan cahaya. Native lebih dulu datang ke bumi lewat meteor sebelum insiden jatuhnya meteor yang membawa Worm di shibuya. Worm adalah musuh Native. Karena itulah Native bekerjasama dengan manusia dan menciptakan Masked Rider Project untuk melawan Worm. Speed juga bilang kalau Worm akan datang lagi ke bumi yang menyebabkan Speed ingin membentuk lagi organisasi ZECT untuk membasmi Worm sampai tak bersisa agar tujuan Speed menguasai dunia menjadi mulus, dan Native yang akan datang lagi di kemudian hari lebih mudah menduduki planet bumi. Mai diberi tugas oleh Speed yaitu menjadi Kamen Rider dan membantu ZECT dengan misi khusus menghancurkan Kamen Rider lain yang ada agar Kamen Rider itu tidak mengganggu rencana Speed. Setelah Native mengambil alih bumi, Speed dan Mai akan menjadi raja dunia. Mai pun setuju dan baginya akan sangat menarik jika dia dan Speed menjadi raja. Akhirnya, Mai dilatih beladiri oleh Speed dan dilatih untuk menaklukkan TheBee Zecter. Setelah sekian tahun berlatih, akhirnya Mai berhasil menaklukkan TheBee Zecter. Dan Speed membentuk lagi organisasi ZECT ketika Worm tiba di bumi dan merekrut beberapa anggota lama seperti Tadokoro dan lainnya. Sebelum ZECT dibentuk kembali, Speed sempat mengadakan 'audisi' untuk menambah anggota. Mai diminta Speed untuk menggunakan penyamaran seperti memakai masker dan pengubah suara di lehernya seperti kalung agar tidak ketahuan identitas aslinya jika ia memusnahkan Kamen Rider dan menggunakan nama ‘Shadow’ sampai bumi berhasil Speed kuasai. Itu semua agar aktivitas keseharian Mai tidak terganggu selama bumi belum Speed kuasai, karena Speed sangat menyayangi Mai. Terlebih, Speed memberi jabatan pada Mai sebagai Kapten Zectrooper. Bedanya, dulu Kapten ZECT itu memimpin 'Shadow Zectrooper'. Kini, Shadow Zectrooper ditiadakan.

Kira-kira seperti itulah masa lalu mai sebelum jadi TheBee.

Mengingat hal itu, Mai pun frustasi, lalu berteriak, “AAAAAAAARRRGGGHHH!!!”

Sementara itu, di kantin Tensai University, Ariel dan Asuka sedang membicarakan tentang identitas TheBee yang ternyata adalah Mai. Hari ini Mai tidak masuk kuliah. Asuka sangat menyayangkan hal itu.

“Menurutku, Mai ada hubungannya dengan Speed, karena Speed pernah menolong Mai ketika Mai bertarung denganku,” ucap Ariel setelah melahap sepotong ‘sushi’ yang terhidang dalam sebuah piring putih di atas meja cokelat yang menjadi pembatas antara dia dan Asuka.

Asuka mengangguk. “Mungkin saja Mai diperalat oleh Speed.”

“Aku tak peduli,” balas Ariel. “Siapapun yang menghalangi jalanku, maka dia akan aku habisi!”

“Tapi, dia kan teman kampus kita, kita harus cari cara agar dia tidak seperti itu lagi! Kalau bisa ajak dia bergabung dengan kita!” ucap Asuka.

“Aku punya cara, yaitu menghabisinya!

“Tapi …”

“Tidak ada kata tapi!”

“Ariel, dia itu teman kampus kita!”

“Jika kau menghalangi jalanku, maka hubungan persahabatan kita cukup sampai di sini!”

Asuka terdiam, lalu tertunduk. “M-maaf,” lirihnya. “Kalau begitu terserah kau saja.”