TS
Ariel.Matsuyama
[FanFic] Kamen Rider Kabuto: Speed Hunter
![[FanFic] Kamen Rider Kabuto: Speed Hunter](https://dl.kaskus.id/arielmatsuyama.files.wordpress.com/2020/04/tak-berjudul6_20200304225028-1.png)
Kamen Rider Kabuto: Speed Hunter (仮面ライダーカブトスピードハンター)
Genre:Action | Drama | Adventure
Spoiler for Episode List:
Episode 1: Awal Mula
[[Act 01]] [[Act 02]]
[[Act 03 (End)]]
Episode 2: Topeng
[[Act 01]] [[Act 02 (End)]]
Episode 3: Masa Lalu Yang Pahit Dan Orang Baru
[[Act 01]] [[Act 02]]
[[Act 03]]
[[Act 04 (End)]]
Episode 4: Menengok Ke Belakang Dan Kembali Bertemu
[[Act 01]] [[Act 02]]
[[Act 03 (End)]]
Episode 5: Cintaku
[[Act 01]] [[Act 02(End)]]
Episode 6: Terungkapnya Sebuah Kebenaran
[[Act 01]] [[Act 02(End)]]
Episode 7: Musuh Bumi
[[Act 01]] [[Act 02(End)]]
Final Episode
[[Act 01]] [[Act 02(End)]]
[[Act 01]] [[Act 02]]
[[Act 03 (End)]]
Episode 2: Topeng
[[Act 01]] [[Act 02 (End)]]
Episode 3: Masa Lalu Yang Pahit Dan Orang Baru
[[Act 01]] [[Act 02]]
[[Act 03]]
[[Act 04 (End)]]
Episode 4: Menengok Ke Belakang Dan Kembali Bertemu
[[Act 01]] [[Act 02]]
[[Act 03 (End)]]
Episode 5: Cintaku
[[Act 01]] [[Act 02(End)]]
Episode 6: Terungkapnya Sebuah Kebenaran
[[Act 01]] [[Act 02(End)]]
Episode 7: Musuh Bumi
[[Act 01]] [[Act 02(End)]]
Final Episode
[[Act 01]] [[Act 02(End)]]
Spoiler for Special Story:
![[FanFic] Kamen Rider Kabuto: Speed Hunter](https://dl.kaskus.id/arielmatsuyama.files.wordpress.com/2020/03/tak-berjudul13_20201027014020.png)
Kamen Rider X Kamen Rider - Kabuto & Den-O: Legend Of Deux
Part 1
[[Act 01]] [[Act 02]]
[[Act 03 (End)]]
Part 2
[[Act 01]] [[Act 02 (End)]]
Part 3
[[Act 01]] [[Act 02]]
[[Act 03 (End)]]
Part 4
[[Act 01]] [[Act 02 (End)]]
Part 5
[[Act 01]] [[Act 02 (End)]]
Part 6
[[Act 01]] [[Act 02]]
[[Act 03 (End)]]
Part 7
[[Act 01]] [[Act 02 (End)]]
Final PartNEW!!
[[Act 01]] [[Act 02 (End)]]
Spoiler for Realms:
Bonus for Reviewer:
Event ditutup karena kurangnya peserta.
Diubah oleh Ariel.Matsuyama 30-09-2024 01:47
amekachi dan 6 lainnya memberi reputasi
7
19.3K
Kutip
92
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Fanstuff
1.9KThread•343Anggota
Tampilkan semua post
TS
Ariel.Matsuyama
#16
Spoiler for Episode 3 Act 2:
Setelah Mayumi pergi, Ariel dan Asuka mengobrol di sebuah food court.
“Jadi Mayumi itu penyelamatmu?” tanya Asuka pada Ariel sambil mengaduk-aduk jus stroberi yang terhidang di meja dengan sedotan.
Ariel yang duduk berhadapan dengan Asuka mengangguk. Di dekatnya tersaji jus alpukat di dalam gelas panjang yang sama dengan gelas jus stroberinya Asuka. “Kenapa kau bisa mengenal Mayumi?”
“Dia itu awalnya langganan di kedai ramen ayahku. Setelah aku mengajaknya mengobrol beberapa kali, akhirnya kita pun bersahabat,” jawab Asuka.
Ariel mengangguk pelan.
“Oh iya, kenapa kau tidak pernah bercerita padaku tentang masa lalumu ketika SD?? Padahal aku kan sahabatmu!” protes Asuka. “Aku hanya tahu tentang Kabuto Zecter peninggalan pamanmu yang sudah meninggal karena dibunuh oleh Worm, itu pun tidak terlalu detail.”
“Kenapa kau tidak pernah bertanya?” elak Ariel.
Asuka menghela napas lalu menghembuskannya dengan pelan. “Kau ini! Baiklah, sekarang ceritakan padaku semuanya!”
Ariel pun menceritakannya. Saat masih SD, Ariel adalah orang yang dikucilkan oleh teman-temannya karena lemah dan tak bisa apa-apa. Padahal ketika memperkenalkan diri ia selalu mengatakan kutipan yang diciptakan neneknya untuknya yaitu ‘Nenek pernah berkata, tinggi bagaikan gunung pinus. Tangguh seperti singa utusan Tuhan. Matsuyama … Ariel’ sambil menunjuk ke atas. Kutipan itu dibuat dasarnya dari arti nama Ariel yakni ‘Matsuyama’ yang artinya ‘gunung pinus’ dalam bahasa Jepang dan ‘Ariel’ yang berarti ‘Singa Tuhan’ dalam salah satu bahasa Timur Tengah yang merupakan kampung halaman ayah Ariel yang berdarah Jepang – Timur Tengah yang memberikan nama tersebut untuk Ariel. Tapi, itu semua tidak berpengaruh dan malah jadi bahan olokan teman-temannya. Mirisnya, Ariel tidak mampu melawan para pengolok itu.
Di sekolah bernama SD Okuyama, begitu masuk melewati gerbang, Ariel melihat dua orang siswi tengah mengobrol di bangku panjang sambil membaca buku pelajaran. Ariel menghampiri mereka.
Dengan senyum di wajahnya, ia menyapa dua murid perempuan tersebut, “Halo… Aku boleh ikut gabung tidak?”
Dua orang murid perempuan itu menatap Ariel dengan tatapan sinis kemudian berbisik-bisik.
Salah seorang dari mereka lalu berkata, “Enak saja ikut gabung! Kamu itu kan ‘Si Pecundang’, yang paling hina disini. Nanti yang ada kita juga diejek plus dijauhi oleh orang lagi kalau berteman denganmu. Pergi sana!”
Dengan menahan sedih di hatinya, Ariel pun melanjutkan langkahnya. Namun, cobaan tidak sampai disitu saja. Begitu ia berjalan di aula sekolah, ia diselengkat oleh seseorang hingga jatuh. Orang-orang yang ada disekitar aula menertawakannya. Itu adalah perbuatan seorang anak bertubuh jangkung dan bermata belo bernama ‘Ogeb’ yang merupakan algojo di sekolah tersebut. Ia ditemani oleh temannya, ‘Omoh’, yang berbadan gendut dan matanya sangat sipit serta berambut botak. Meski baru kelas 4, tapi semua siswa takut padanya, termasuk siswa kelas 5 dan 6. Tidak cukup sampai disitu, Ogeb merampas semua uang jajan milik Ariel dan kemudian melemparkan tasnya ke atas genteng. Air mata Ariel menetes dan ia tumpahkan semua kesedihannya. Setelah Ogeb dan Omoh pergi, tiba-tiba seorang perempuan muncul dan berkata, “Butuh bantuan?”
Ketika masuk kelas, Ogeb dan Omoh yang kebetulan sekelas dengan Ariel kaget melihat Ariel yg sedang membaca komik di mejanya. Ia pun berpikir ingin membully Ariel lagi, tapi tiba-tiba guru datang. Ogeb dan Omoh langsung pergi ke tempat duduk mereka dan pelajaran pun dimulai.
Pada jam istirahat, Ariel menyapa ramah orang-orang yang sedang mengobrol di dekat aula, malah ia ingin bergabung. Namun, ia malah ditolak dan diejek. Berkali-kali ia menyapa dan ingin bergabung dengan teman-teman sekolahnya yang sedang bermain, mengobrol, dan lain-lain, tapi yg ada mereka selalu mengejek serta menolak Ariel untuk bergabung. Di saat seperti itu, tiba-tiba Ogeb dan Omoh datang.
“Hey, Si Pecundang. Bukumu sepertinya bagus. Bisa kau berikan padaku?” ucap Ogeb yang melirik buku komik berjudul ‘Strong Knight’ yang dipegang Ariel.
“A-aku b-belum selesai membacanya. Nanti saja ya…,” jawab Ariel.
Mendengarnya, Ogeb jadi emosi dan langsung menarik kerah baju Ariel. “Kubilang sekarang, Pecundang!”
Tiba-tiba, tanpa disadari Ogeb, lengannya dipelintir oleh seseorang lalu perutnya ditendang hingga terpental dan jatuh terduduk.
Omoh yang melihatnya terkejut. “Kau!”
“Mayumi?” ucap Ogeb, menyebut nama perempuan yang membuatnya terpental itu.
“Pergi kalian dari sini, atau kuhabisi!” gertak Mayumi. Matanya tajam seperti elang. Ciri fisiknya tak jauh beda dengan Mayumi dewasa.
Ogeb berdiri dan berlari dari sana, diikuti oleh Omoh di belakangnya.
“Terimakasih, Mayumi,” ucap Ariel sambil tersenyum.
Mayumi membalas senyuman Ariel. “Sama-sama. Kita ke kantin yuk!”
“Um!” Angguk Ariel sembari tersenyum.
Mereka berdua pun akhirnya pergi ke kantin. Disana, Ariel yang sudah tidak punya uang lagi dibelikan makanan serta minuman oleh Mayumi dan sekalian mengobrol. Sekali lagi, Ariel berterimakasih pada Mayumi atas semuanya, termasuk sudah repot-repot meminjam tangga untuk mengambilkan tas Ariel yg disangkutkan oleh Ogeb diatas genteng. Ariel merasa sedih, ia tak mau terus merepotkan Mayumi yang selalu menolongnya. Apalagi, dari sekian banyak siswa yang menjauhinya, cuma Mayumi lah yang mau berteman dengannya. Meski bagi Mayumi hal itu bukanlah suatu masalah. Ia akan tetap membantu Ariel kapanpun dibutuhkan. Karena baginya, berteman itu tidak boleh pilih-pilih. Mayumi adalah anak perempuan yang baik, ramah, sopan, kuat, pintar, dan pemberani. Di sekolah, cuma dia yang mampu menumbangkan Ogeb dan Omoh. Sementara Ariel, mulai dari ia beranjak naik kelas 2, ia sering dikerjai Ogeb dan Omoh karena satu kelas. Sampai akhirnya, Ariel jadi langganan bully kedua anak bandel itu karena Ariel tidak mampu melawan serta tidak pernah melaporkannya ke guru. Dan dari sekian banyak anak, dialah yg paling lemah dan tak bisa apa-apa. Dari sanalah, Ogeb menjulikinya ‘Si Pecundang’. Sejak saat itu, tidak ada yg mau berteman bahkan dekat dgn anak seperti Ariel biarpun Ariel terus mencoba untuk berteman dengan teman-teman sekitarnya tersebut. Mengenal Mayumi adalah suatu keberuntungan bagi Ariel. Berawal dari dia dikerjai di kantin dan ditolong Mayumi. Setelah kejadian itu, mereka berteman dan sering bertukar pikiran, meski sampai sekarang mereka selalu beda kelas.
Tak terasa bel masuk berbunyi. Mendengarnya, Ariel dan Mayumi pun kembali ke kelas masing-masing. Ariel di kelas 4A, sementara Mayumi kelas 4B.
Tak lama kemudian, guru masuk ke kelas Ariel dan pelajaran pun dimulai.
Ketika sang guru memberikan pertanyaan pada murid-muridnya, Ariel selalu menjawab pertanyaan tersebut dengan jawaban salah, semua siswa langsung menertawakannya, terutama Ogeb dan Omoh mereka paling keras tertawanya.
Waktu berlalu begitu cepat, semua pelajaran di sekolah usai sudah. Semua siswa pulang ke rumahnya masing-masing.
Esoknya lagi di SD Okuyama, Ogeb dan Omoh terlihat sedang memalak seorang anak berkulit hitam dengan rambut yang keriting. Ariel yang kebetulan melihat hal itu segera berlari ke tempat kejadian.
“Hey kalian! Hentikan!” teriak Ariel.
Ogeb dan Omoh pun menoleh ke arah Ariel.
“Apa kau bilang?” Omoh langsung menarik kerah baju Ariel.
“Apa kalian tidak kasihan pada orang-orang yang selalu kalian palak?” tanya Ariel. “Mereka kan juga butuh uang untuk jajan. Di mana hati kalian?!”
“Berisik!!” teriak Omoh yang langsung meninju Ariel hingga jatuh terjerembab dan berdarah di bibirnya.
“Tolong kembalikan uang dia! Sebagai gantinya, kalian boleh mengambil semua uangku!” ucap Ariel.
“Hmm …” Ogeb berpikir sebentar, sebelum akhirnya berkata, “Baiklah.”
Ariel pun mengeluarkan semua uang yang dia punya dan langsung diambil oleh Omoh.
Setelah mengembalikan uang si bocah keriting bernama Samaki itu, Ogeb dan Omoh pergi dengan hati riang sambil tertawa terbahak-bahak karena ternyata uang Ariel jauh lebih banyak dibanding uang Samaki.
.
.
.
Ketika jam istirahat tiba, di kantin, Samaki akhirnya bisa gembira. Ia jajan bersama teman-temannya, bercanda, dan bercengkrama. Tak lama kemudian, Ariel datang. Ia ikut senang melihat Samaki senang.
“Hai, Samaki…,” sapa Ariel. “Akhirnya kau bisa jajan juga ya.” Ia pun tersenyum.
Dahi Samaki mengernyit. Dengan tatapan sinis ia berkata, “Dasar Pecundang! Untuk apa kau ke sini, hah?! Ingin meminta jajan padaku kah?”
“Ti-tidak kok,” jawab Ariel. “Aku hanya senang saja melihat temanku senang. Apakah aku boleh bergabung dengan kalian?”
“Teman?? Bergabung?? Lebih baik kau berkaca sana!” balas Samaki. “Orang sepertimu tidak pantas bergabung di sini! PERGI!”
Ariel langsung tertunduk lesu. Dengan perasaan sedih, ia pergi dari tempat itu.
Setelah bel masuk berbunyi dan semua murid masuk ke kelas masing-masing, di kelas 4A wali kelas mengumumkan kalau besok libur caturwulan selama satu bulan. Dan selama satu bulan itu mereka harus menulis pengalaman paling berharga mereka selama satu bulan penuh. Setelah itu, sekolah dibubarkan. Hari ini pulang cepat. Di depan gerbang sekolah, setelah agak sepi, Ogeb mendorong Ariel yg baru saja keluar hingga jatuh. Seperti biasa, ia berdua dgn Omoh. Ogeb bilang, “Maaf, sengaja.” sambil tertawa terbahak-bahak. Setelah itu Ariel ditendangi habis-habisan oleh mereka berdua. Setelah puas, mereka berdua pun pergi meninggalkan Ariel yang menangis dan meringis kesakitan di tepi jalan. Seragam sekolah bocah itu kotor semua.
Karena hari ini sopir Ariel tidak menjemput Ariel karena sakit, akhirnya Ariel pulang sendirian. Ayahnya sedang di kantor dan tidak bisa diganggu. Lagipula jarak antara rumah Ariel dan sekolahnya lumayan dekat. Ketika melewati sebuah lapangan, Ariel melihat orang-orang tengah latihan beladiri. Ariel terkejut kala melihat yang salah satu orang yang melatih beladiri itu adalah teman ayahnya yaitu Yaguruma Sou yang sering berkunjung ke rumahnya. Ariel pun langsung berjalan ke arah lapangan itu dan duduk di bangku yg ada dekat sana. Ariel berpikir, jika dia bisa beladiri, dia pasti bisa melawan Ogeb dan Omoh serta tidak merepotkan Mayumi lagi. Setelah latihan beladiri itu selesai, Ariel menghampiri Yaguruma.
Yaguruma yang melihat Ariel menghampirinya pun tersentak. “Ariel?”
“Apa kabar, Paman Yaguruma…,” ucap Ariel sambil tersenyum.
“Aku baik-baik saja. Kenapa kau bisa ada di sini?” ucap Yaguruma. Ia mengenakan seragam ‘beladiri’ serba putih dan sabuk hitam strip tiga. Di dada sebelah kirinya ada lambang kepalan tinju yang ditiban tulisan ‘Tokyo Karate-Do’ berwarna merah.
“Kebetulan jalan pulang ke rumahku lewat sini. Aku tadi tak sengaja melihat paman melatih orang-orang beladiri, makanya aku mampir.”
“Ooh… Kau sendiri, bagaimana kabarmu?” kata Yaguruma. Dahinya kemudian mengernyit. “Lalu kenapa pakaianmu kotor begitu?”
“Aku tadi terpeleset, makanya pakaianku kotor. Kabarku yaa seperti biasa, paman. Aku tak menyangka ternyata paman pelatih beladiri.”
“Begitulah. Kau baru tahu?” kata Yaguruma.
Ariel mengangguk, kemudian berkata, “Paman, kalau latihan beladiri di sini bayar berapa ya?”
“Memangnya kenapa?”
“Aku … Ingin belajar beladiri di sini.”
“Benarkah?”
“Um!” Angguk Ariel.
Yaguruma menepuk bahu Ariel dan berkata, “Khusus untukmu, tidak usah bayar, gratis!”
“Sungguh??” Mata Ariel berbinar.
Yaguruma pun mengangguk dan tersenyum.
“Terimakasih, paman,” ucap Ariel sambil tersenyum lebar.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali, Ariel di-sms oleh Yaguruma agar langsung datang ke tempat latihan di lapangan yang kemarin hari ini juga. Dengan penuh semangat, Ariel pun langsung siap-siap. Ia segera mandi dan berganti pakaian dengan pakaian beladiri yang sama seperti Yaguruma, hanya saja sabuknya putih. Setelah sarapan, Ariel langsung bergegas pergi ke tempat latihan ditemani supirnya.
Begitu sampai di tempat latihan dan bertemu dengan Yaguruma, pria itu menyuruhnya latihan dari awal dengan teman Yaguruma sesama guru beladiri yaitu Tendou Souji. Setelah agak jauh materi latihannya, baru ia latihan dengan Yaguruma. Ariel terkejut, karena Tendou Souji yang satu nenek dengannya mengajar beladiri di tempat yang sama. Ayah Ariel adalah suami dari salah satu anak ‘Tendou Inabi’ yang merupakan nenek Tendou Souji. Meski begitu, keluarga Ariel memakai nama marga dari ayahnya yakni ‘Matsuyama’. Dengan senang hati, Ariel menerima titah Yaguruma tersebut dan langsung berkumpul dengan barisan ketiga yang ada di sana. Di sana, Ariel ditempa fisik dan mentalnya dengan latihan-latihan fisik seperti push up, sit up, squad jump, dan berlari mengitari lapangan. Setelah itu latihan beladiri dari tingkat dasar dan mempelajari filosofi dan berbagai literatur beladiri.
Usai latihan, Ariel meminta Tendou mengajarinya melakukan banyak hal secara sempurna seperti Tendou yang dikenal multitalenta, termasuk pintar dalam pelajaran sekolah agar bisa membuat orangtuanya bangga. Tendou pun dengan senang hati mengajari Ariel dari nol.
Berhari-hari Ariel latihan beladiri bersama Tendou. Awalnya, Ariel tidak kuat. Tapi, ia memaksakan diri hingga akhirnya terbiasa. Setelah Ariel dibilang cukup mahir dan naik tingkat dari sabuk putih menjadi sabuk merah, barulah ia dilatih oleh Yaguruma. Selain beladiri, Ariel juga belajar berbagai hal bersama Tendou hingga masa liburannya habis dan Ariel kembali ke sekolah. Di sekolah, sebelum guru masuk, Ariel terlihat sedang membaca buku pelajaran, hal yang biasanya tidak akan dilakukan oleh Ariel.
Tidak lama kemudian, Ogeb dan Omoh masuk kelas. Ogeb menyeringai licik tatkala melihat langganan bully-nya. Ia pun segera menghampiri Ariel bersama Omoh. Ogeb menyapa Ariel dengan ejekan seperti biasanya. Sekarang, sebagai penghilang rasa suntuk, Ogeb mau bermain-main dengan bahan bully’annya itu. Mula-mula, Ogeb menggulung buku dan mengayukannya ke kepala Ariel.
Akan tetapi… Ariel berhasil menangkap pergelangan tangan Ogeb kemudian memelintirnya serta mengayunkannya ke samping, membuat tubuh Ogeb terlempar menabrak meja.
Omoh yg melihatnya melongo. Ia segera menghampiri bossnya untuk memastikan kalau bossnya tidak apa-apa.
Ariel keluar dari bangkunya dan memandang Ogeb.
Ogeb kembali bangun, dan berkata, “Sudah mulai jago kau sekarang. Tapi sepertinya kau cuma beruntung, Pecundang. Omoh, habisi dia!”
Omoh pun langsung maju untuk menghajar Ariel. Namun, serangan Omoh semuanya mampu ditepis serta dihindari oleh Ariel. Sampai akhirnya, Omoh terpelanting ke belakang dan terguling, karena mendapat tendangan keras di perutnya. Saat itu, anak-anak yang ada di kelas serta yang baru datang langsung menjadi penonton.
Ogeb menggelengkan kepala dan mengucek-ngucek matanya, memastikan bahwa ia tidak mimpi. “I-ini sungguhan? Tapi, aku masih penasaran!” Ia pun segera maju menghajar Ariel. Hasilnya? Semua serangan Ogeb tidak ada apa-apanya. Dan nasibnya sama seperti Omoh. Keduanya sama-sama babak belur. Tapi Ogeb tidak menyerah, ia mengambil sapu untuk menyerang Ariel. Namun, begitu sapu dipukulkan, sapu tersebut patah ketika berbenturan dengan tangan kiri Ariel yang menangkisnya.
Ogeb kaget bukan kepalang. Mayumi saja tidak bisa melakukan itu. Berarti, sekarang Ariel lebih kuat dibanding Mayumi dan Ogeb bukanlah tandingannya.
Ketika Ariel hendak menghajar Ogeb lagi, bocah nakal itu langsung minta-minta ampun.
Ariel menatap Ogeb dan Omoh dengan tatapan tajam. “Mulai hari ini, berhenti memanggilku Si Pecundang dan berhenti memalak dan membully orang lagi. Jika tidak, aku tidak segan-segan menghajar kalian lagi tanpa ampun!”
“B-baik!” ucap Ogeb dengan bibir bergetar. Sementara Omoh mengangguk dengan tubuh gemetaran.
Tepuk tangan dan sorak sorai dari para murid langsung terdengar. Kemudian mereka menghampiri Ariel, mengangkat tangannya serta meneriaki namanya seolah seperti seorang pemenang tinju. Orang-orang yang dulu meremehkan serta menjauhinya, sekarang salut dan saling berebut ingin menjadi temannya karena berhasil mengalahkan Ogeb dan juga Omoh yang merupakan algojo sekolah. Namun, Ariel menyuruh mereka semua minggir. Ia bilang, kenapa setelah ia berhasil mengalahkan pentolan sekolah itu, baru mereka ingin berteman dengannya? Kenapa baru sekarang? Lalu kemana saja mereka dulu-dulu ketika ia masih berada dibawah? Ketika ia masih terpuruk hingga mendapat gelar nama yang jelek? Mereka malah menjauh. Menghindar. Bahkan menolak. Memandang Ariel seperti sampah. Bagaimana jika ia sampai sekarang tidak bisa mengalahkan Ogeb dan Omoh? Ariel yakin, mereka semua masih seperti dulu, tidak mau berteman dengan anak lemah, payah, dan selalu menjadi bahan bully’an setiap hari seperti dirinya. Ariel benci pada orang-orang seperti mereka, terutama Samaki yang paling semangat ingin menjadi teman Ariel sekarang. Ia ingat betul bagaimana perlakuan Samaki padanya.
“Seharusnya kalian malu pada diri kalian!!!” teriak Ariel penuh kemarahan.
Seisi kelas tertunduk. Saat itu, Mayumi datang untuk mengembalikan komik milik Ariel. Ia yang menghampiri Ariel kaget melihat Ogeb dan Omoh babak belur.
“Ariel, ada apa ini? Kenapa mereka babak belur seperti itu?” tanya Mayumi.
“Mereka ingin membullyku seperti biasa, tapi akhirnya mereka kalah berkelahi denganku,” jawab Ariel.
Mayumi terkejut dan matanya membelalak. “Apa?? Bagaimana bisa??”
“Simpelnya, aku yang sekarang bukanlah aku yang dulu.”
“Haah???” Mayumi melongo dan masih tak menyangka dengan apa yang dilihatnya.
“Dengar kalian semua wahai orang-orang yang tidak punya hati,” ucap Ariel pada seisi kelas. ” Bagiku, hanya Mayumi lah yg bisa disebut ‘teman sejati’. Selain ramah, baik hati, sopan, rendah hati, berbudi luhur, pintar, kuat, pemberani, Mayumi juga tidak pilih-pilih teman dan bisa menerima orang apa adanya. Ketika tidak ada seorangpun yang mau menerimaku, cuma Mayumi lah satu-satunya yang setia menemaniku. Mayumi tidak pernah merasa malu berteman denganku, bahkan menerima segala kekurangan yang kumiliki saat itu.”
Mayumi terharu. Air mata menetes dari pelupuk matanya. “Terimakasih, Ariel.”
Ariel mengangguk. Seisi kelas kembali tertunduk, seraya berpikir atas apa yang mereka lakukan selama ini.
Setelah itu, wali kelas masuk. Murid-murid pun segera kembali ke tempat duduk masing-masing, dan Mayumi keluar dari kelas itu dan kembali ke kelasnya di kelas 4B. Wali kelas menyuruh murid-murid mengumpulkan tugas mereka yang sudah diberi waktu selama satu bulan. Setelah sang wali kelas membaca semua tugas, ia mengumumkan bahwa yg paling bagus adalah milik Ariel dan ia dapat nilai tertinggi. Kali ini, berbeda dari yg dulu, tepuk tangan langsung riuh dari murid-murid. Ini adalah yang pertama kalinya terjadi dalam hidup Ariel. Meski Ariel diam saja menanggapinya karena masih kesal dengan mereka.
Ariel pulang sekolah dgn tatapan dingin. Semenjak kejadian di sekolah, Ariel berubah menjadi orang yang dingin. Ia bersumpah ingin mengubur dirinya yang lama, karena percuma saja bersikap ramah dan hangat pada orang. Baginya, hampir semua orang itu sama saja. Dan mulai hari ini, ia tidak mudah percaya pada orang lain.
“Jadi Mayumi itu penyelamatmu?” tanya Asuka pada Ariel sambil mengaduk-aduk jus stroberi yang terhidang di meja dengan sedotan.
Ariel yang duduk berhadapan dengan Asuka mengangguk. Di dekatnya tersaji jus alpukat di dalam gelas panjang yang sama dengan gelas jus stroberinya Asuka. “Kenapa kau bisa mengenal Mayumi?”
“Dia itu awalnya langganan di kedai ramen ayahku. Setelah aku mengajaknya mengobrol beberapa kali, akhirnya kita pun bersahabat,” jawab Asuka.
Ariel mengangguk pelan.
“Oh iya, kenapa kau tidak pernah bercerita padaku tentang masa lalumu ketika SD?? Padahal aku kan sahabatmu!” protes Asuka. “Aku hanya tahu tentang Kabuto Zecter peninggalan pamanmu yang sudah meninggal karena dibunuh oleh Worm, itu pun tidak terlalu detail.”
“Kenapa kau tidak pernah bertanya?” elak Ariel.
Asuka menghela napas lalu menghembuskannya dengan pelan. “Kau ini! Baiklah, sekarang ceritakan padaku semuanya!”
Ariel pun menceritakannya. Saat masih SD, Ariel adalah orang yang dikucilkan oleh teman-temannya karena lemah dan tak bisa apa-apa. Padahal ketika memperkenalkan diri ia selalu mengatakan kutipan yang diciptakan neneknya untuknya yaitu ‘Nenek pernah berkata, tinggi bagaikan gunung pinus. Tangguh seperti singa utusan Tuhan. Matsuyama … Ariel’ sambil menunjuk ke atas. Kutipan itu dibuat dasarnya dari arti nama Ariel yakni ‘Matsuyama’ yang artinya ‘gunung pinus’ dalam bahasa Jepang dan ‘Ariel’ yang berarti ‘Singa Tuhan’ dalam salah satu bahasa Timur Tengah yang merupakan kampung halaman ayah Ariel yang berdarah Jepang – Timur Tengah yang memberikan nama tersebut untuk Ariel. Tapi, itu semua tidak berpengaruh dan malah jadi bahan olokan teman-temannya. Mirisnya, Ariel tidak mampu melawan para pengolok itu.
Di sekolah bernama SD Okuyama, begitu masuk melewati gerbang, Ariel melihat dua orang siswi tengah mengobrol di bangku panjang sambil membaca buku pelajaran. Ariel menghampiri mereka.
Dengan senyum di wajahnya, ia menyapa dua murid perempuan tersebut, “Halo… Aku boleh ikut gabung tidak?”
Dua orang murid perempuan itu menatap Ariel dengan tatapan sinis kemudian berbisik-bisik.
Salah seorang dari mereka lalu berkata, “Enak saja ikut gabung! Kamu itu kan ‘Si Pecundang’, yang paling hina disini. Nanti yang ada kita juga diejek plus dijauhi oleh orang lagi kalau berteman denganmu. Pergi sana!”
Dengan menahan sedih di hatinya, Ariel pun melanjutkan langkahnya. Namun, cobaan tidak sampai disitu saja. Begitu ia berjalan di aula sekolah, ia diselengkat oleh seseorang hingga jatuh. Orang-orang yang ada disekitar aula menertawakannya. Itu adalah perbuatan seorang anak bertubuh jangkung dan bermata belo bernama ‘Ogeb’ yang merupakan algojo di sekolah tersebut. Ia ditemani oleh temannya, ‘Omoh’, yang berbadan gendut dan matanya sangat sipit serta berambut botak. Meski baru kelas 4, tapi semua siswa takut padanya, termasuk siswa kelas 5 dan 6. Tidak cukup sampai disitu, Ogeb merampas semua uang jajan milik Ariel dan kemudian melemparkan tasnya ke atas genteng. Air mata Ariel menetes dan ia tumpahkan semua kesedihannya. Setelah Ogeb dan Omoh pergi, tiba-tiba seorang perempuan muncul dan berkata, “Butuh bantuan?”
Ketika masuk kelas, Ogeb dan Omoh yang kebetulan sekelas dengan Ariel kaget melihat Ariel yg sedang membaca komik di mejanya. Ia pun berpikir ingin membully Ariel lagi, tapi tiba-tiba guru datang. Ogeb dan Omoh langsung pergi ke tempat duduk mereka dan pelajaran pun dimulai.
Pada jam istirahat, Ariel menyapa ramah orang-orang yang sedang mengobrol di dekat aula, malah ia ingin bergabung. Namun, ia malah ditolak dan diejek. Berkali-kali ia menyapa dan ingin bergabung dengan teman-teman sekolahnya yang sedang bermain, mengobrol, dan lain-lain, tapi yg ada mereka selalu mengejek serta menolak Ariel untuk bergabung. Di saat seperti itu, tiba-tiba Ogeb dan Omoh datang.
“Hey, Si Pecundang. Bukumu sepertinya bagus. Bisa kau berikan padaku?” ucap Ogeb yang melirik buku komik berjudul ‘Strong Knight’ yang dipegang Ariel.
“A-aku b-belum selesai membacanya. Nanti saja ya…,” jawab Ariel.
Mendengarnya, Ogeb jadi emosi dan langsung menarik kerah baju Ariel. “Kubilang sekarang, Pecundang!”
Tiba-tiba, tanpa disadari Ogeb, lengannya dipelintir oleh seseorang lalu perutnya ditendang hingga terpental dan jatuh terduduk.
Omoh yang melihatnya terkejut. “Kau!”
“Mayumi?” ucap Ogeb, menyebut nama perempuan yang membuatnya terpental itu.
“Pergi kalian dari sini, atau kuhabisi!” gertak Mayumi. Matanya tajam seperti elang. Ciri fisiknya tak jauh beda dengan Mayumi dewasa.
Ogeb berdiri dan berlari dari sana, diikuti oleh Omoh di belakangnya.
“Terimakasih, Mayumi,” ucap Ariel sambil tersenyum.
Mayumi membalas senyuman Ariel. “Sama-sama. Kita ke kantin yuk!”
“Um!” Angguk Ariel sembari tersenyum.
Mereka berdua pun akhirnya pergi ke kantin. Disana, Ariel yang sudah tidak punya uang lagi dibelikan makanan serta minuman oleh Mayumi dan sekalian mengobrol. Sekali lagi, Ariel berterimakasih pada Mayumi atas semuanya, termasuk sudah repot-repot meminjam tangga untuk mengambilkan tas Ariel yg disangkutkan oleh Ogeb diatas genteng. Ariel merasa sedih, ia tak mau terus merepotkan Mayumi yang selalu menolongnya. Apalagi, dari sekian banyak siswa yang menjauhinya, cuma Mayumi lah yang mau berteman dengannya. Meski bagi Mayumi hal itu bukanlah suatu masalah. Ia akan tetap membantu Ariel kapanpun dibutuhkan. Karena baginya, berteman itu tidak boleh pilih-pilih. Mayumi adalah anak perempuan yang baik, ramah, sopan, kuat, pintar, dan pemberani. Di sekolah, cuma dia yang mampu menumbangkan Ogeb dan Omoh. Sementara Ariel, mulai dari ia beranjak naik kelas 2, ia sering dikerjai Ogeb dan Omoh karena satu kelas. Sampai akhirnya, Ariel jadi langganan bully kedua anak bandel itu karena Ariel tidak mampu melawan serta tidak pernah melaporkannya ke guru. Dan dari sekian banyak anak, dialah yg paling lemah dan tak bisa apa-apa. Dari sanalah, Ogeb menjulikinya ‘Si Pecundang’. Sejak saat itu, tidak ada yg mau berteman bahkan dekat dgn anak seperti Ariel biarpun Ariel terus mencoba untuk berteman dengan teman-teman sekitarnya tersebut. Mengenal Mayumi adalah suatu keberuntungan bagi Ariel. Berawal dari dia dikerjai di kantin dan ditolong Mayumi. Setelah kejadian itu, mereka berteman dan sering bertukar pikiran, meski sampai sekarang mereka selalu beda kelas.
Tak terasa bel masuk berbunyi. Mendengarnya, Ariel dan Mayumi pun kembali ke kelas masing-masing. Ariel di kelas 4A, sementara Mayumi kelas 4B.
Tak lama kemudian, guru masuk ke kelas Ariel dan pelajaran pun dimulai.
Ketika sang guru memberikan pertanyaan pada murid-muridnya, Ariel selalu menjawab pertanyaan tersebut dengan jawaban salah, semua siswa langsung menertawakannya, terutama Ogeb dan Omoh mereka paling keras tertawanya.
Waktu berlalu begitu cepat, semua pelajaran di sekolah usai sudah. Semua siswa pulang ke rumahnya masing-masing.
Esoknya lagi di SD Okuyama, Ogeb dan Omoh terlihat sedang memalak seorang anak berkulit hitam dengan rambut yang keriting. Ariel yang kebetulan melihat hal itu segera berlari ke tempat kejadian.
“Hey kalian! Hentikan!” teriak Ariel.
Ogeb dan Omoh pun menoleh ke arah Ariel.
“Apa kau bilang?” Omoh langsung menarik kerah baju Ariel.
“Apa kalian tidak kasihan pada orang-orang yang selalu kalian palak?” tanya Ariel. “Mereka kan juga butuh uang untuk jajan. Di mana hati kalian?!”
“Berisik!!” teriak Omoh yang langsung meninju Ariel hingga jatuh terjerembab dan berdarah di bibirnya.
“Tolong kembalikan uang dia! Sebagai gantinya, kalian boleh mengambil semua uangku!” ucap Ariel.
“Hmm …” Ogeb berpikir sebentar, sebelum akhirnya berkata, “Baiklah.”
Ariel pun mengeluarkan semua uang yang dia punya dan langsung diambil oleh Omoh.
Setelah mengembalikan uang si bocah keriting bernama Samaki itu, Ogeb dan Omoh pergi dengan hati riang sambil tertawa terbahak-bahak karena ternyata uang Ariel jauh lebih banyak dibanding uang Samaki.
.
.
.
Ketika jam istirahat tiba, di kantin, Samaki akhirnya bisa gembira. Ia jajan bersama teman-temannya, bercanda, dan bercengkrama. Tak lama kemudian, Ariel datang. Ia ikut senang melihat Samaki senang.
“Hai, Samaki…,” sapa Ariel. “Akhirnya kau bisa jajan juga ya.” Ia pun tersenyum.
Dahi Samaki mengernyit. Dengan tatapan sinis ia berkata, “Dasar Pecundang! Untuk apa kau ke sini, hah?! Ingin meminta jajan padaku kah?”
“Ti-tidak kok,” jawab Ariel. “Aku hanya senang saja melihat temanku senang. Apakah aku boleh bergabung dengan kalian?”
“Teman?? Bergabung?? Lebih baik kau berkaca sana!” balas Samaki. “Orang sepertimu tidak pantas bergabung di sini! PERGI!”
Ariel langsung tertunduk lesu. Dengan perasaan sedih, ia pergi dari tempat itu.
Setelah bel masuk berbunyi dan semua murid masuk ke kelas masing-masing, di kelas 4A wali kelas mengumumkan kalau besok libur caturwulan selama satu bulan. Dan selama satu bulan itu mereka harus menulis pengalaman paling berharga mereka selama satu bulan penuh. Setelah itu, sekolah dibubarkan. Hari ini pulang cepat. Di depan gerbang sekolah, setelah agak sepi, Ogeb mendorong Ariel yg baru saja keluar hingga jatuh. Seperti biasa, ia berdua dgn Omoh. Ogeb bilang, “Maaf, sengaja.” sambil tertawa terbahak-bahak. Setelah itu Ariel ditendangi habis-habisan oleh mereka berdua. Setelah puas, mereka berdua pun pergi meninggalkan Ariel yang menangis dan meringis kesakitan di tepi jalan. Seragam sekolah bocah itu kotor semua.
Karena hari ini sopir Ariel tidak menjemput Ariel karena sakit, akhirnya Ariel pulang sendirian. Ayahnya sedang di kantor dan tidak bisa diganggu. Lagipula jarak antara rumah Ariel dan sekolahnya lumayan dekat. Ketika melewati sebuah lapangan, Ariel melihat orang-orang tengah latihan beladiri. Ariel terkejut kala melihat yang salah satu orang yang melatih beladiri itu adalah teman ayahnya yaitu Yaguruma Sou yang sering berkunjung ke rumahnya. Ariel pun langsung berjalan ke arah lapangan itu dan duduk di bangku yg ada dekat sana. Ariel berpikir, jika dia bisa beladiri, dia pasti bisa melawan Ogeb dan Omoh serta tidak merepotkan Mayumi lagi. Setelah latihan beladiri itu selesai, Ariel menghampiri Yaguruma.
Yaguruma yang melihat Ariel menghampirinya pun tersentak. “Ariel?”
“Apa kabar, Paman Yaguruma…,” ucap Ariel sambil tersenyum.
“Aku baik-baik saja. Kenapa kau bisa ada di sini?” ucap Yaguruma. Ia mengenakan seragam ‘beladiri’ serba putih dan sabuk hitam strip tiga. Di dada sebelah kirinya ada lambang kepalan tinju yang ditiban tulisan ‘Tokyo Karate-Do’ berwarna merah.
“Kebetulan jalan pulang ke rumahku lewat sini. Aku tadi tak sengaja melihat paman melatih orang-orang beladiri, makanya aku mampir.”
“Ooh… Kau sendiri, bagaimana kabarmu?” kata Yaguruma. Dahinya kemudian mengernyit. “Lalu kenapa pakaianmu kotor begitu?”
“Aku tadi terpeleset, makanya pakaianku kotor. Kabarku yaa seperti biasa, paman. Aku tak menyangka ternyata paman pelatih beladiri.”
“Begitulah. Kau baru tahu?” kata Yaguruma.
Ariel mengangguk, kemudian berkata, “Paman, kalau latihan beladiri di sini bayar berapa ya?”
“Memangnya kenapa?”
“Aku … Ingin belajar beladiri di sini.”
“Benarkah?”
“Um!” Angguk Ariel.
Yaguruma menepuk bahu Ariel dan berkata, “Khusus untukmu, tidak usah bayar, gratis!”
“Sungguh??” Mata Ariel berbinar.
Yaguruma pun mengangguk dan tersenyum.
“Terimakasih, paman,” ucap Ariel sambil tersenyum lebar.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali, Ariel di-sms oleh Yaguruma agar langsung datang ke tempat latihan di lapangan yang kemarin hari ini juga. Dengan penuh semangat, Ariel pun langsung siap-siap. Ia segera mandi dan berganti pakaian dengan pakaian beladiri yang sama seperti Yaguruma, hanya saja sabuknya putih. Setelah sarapan, Ariel langsung bergegas pergi ke tempat latihan ditemani supirnya.
Begitu sampai di tempat latihan dan bertemu dengan Yaguruma, pria itu menyuruhnya latihan dari awal dengan teman Yaguruma sesama guru beladiri yaitu Tendou Souji. Setelah agak jauh materi latihannya, baru ia latihan dengan Yaguruma. Ariel terkejut, karena Tendou Souji yang satu nenek dengannya mengajar beladiri di tempat yang sama. Ayah Ariel adalah suami dari salah satu anak ‘Tendou Inabi’ yang merupakan nenek Tendou Souji. Meski begitu, keluarga Ariel memakai nama marga dari ayahnya yakni ‘Matsuyama’. Dengan senang hati, Ariel menerima titah Yaguruma tersebut dan langsung berkumpul dengan barisan ketiga yang ada di sana. Di sana, Ariel ditempa fisik dan mentalnya dengan latihan-latihan fisik seperti push up, sit up, squad jump, dan berlari mengitari lapangan. Setelah itu latihan beladiri dari tingkat dasar dan mempelajari filosofi dan berbagai literatur beladiri.
Usai latihan, Ariel meminta Tendou mengajarinya melakukan banyak hal secara sempurna seperti Tendou yang dikenal multitalenta, termasuk pintar dalam pelajaran sekolah agar bisa membuat orangtuanya bangga. Tendou pun dengan senang hati mengajari Ariel dari nol.
Berhari-hari Ariel latihan beladiri bersama Tendou. Awalnya, Ariel tidak kuat. Tapi, ia memaksakan diri hingga akhirnya terbiasa. Setelah Ariel dibilang cukup mahir dan naik tingkat dari sabuk putih menjadi sabuk merah, barulah ia dilatih oleh Yaguruma. Selain beladiri, Ariel juga belajar berbagai hal bersama Tendou hingga masa liburannya habis dan Ariel kembali ke sekolah. Di sekolah, sebelum guru masuk, Ariel terlihat sedang membaca buku pelajaran, hal yang biasanya tidak akan dilakukan oleh Ariel.
Tidak lama kemudian, Ogeb dan Omoh masuk kelas. Ogeb menyeringai licik tatkala melihat langganan bully-nya. Ia pun segera menghampiri Ariel bersama Omoh. Ogeb menyapa Ariel dengan ejekan seperti biasanya. Sekarang, sebagai penghilang rasa suntuk, Ogeb mau bermain-main dengan bahan bully’annya itu. Mula-mula, Ogeb menggulung buku dan mengayukannya ke kepala Ariel.
Akan tetapi… Ariel berhasil menangkap pergelangan tangan Ogeb kemudian memelintirnya serta mengayunkannya ke samping, membuat tubuh Ogeb terlempar menabrak meja.
Omoh yg melihatnya melongo. Ia segera menghampiri bossnya untuk memastikan kalau bossnya tidak apa-apa.
Ariel keluar dari bangkunya dan memandang Ogeb.
Ogeb kembali bangun, dan berkata, “Sudah mulai jago kau sekarang. Tapi sepertinya kau cuma beruntung, Pecundang. Omoh, habisi dia!”
Omoh pun langsung maju untuk menghajar Ariel. Namun, serangan Omoh semuanya mampu ditepis serta dihindari oleh Ariel. Sampai akhirnya, Omoh terpelanting ke belakang dan terguling, karena mendapat tendangan keras di perutnya. Saat itu, anak-anak yang ada di kelas serta yang baru datang langsung menjadi penonton.
Ogeb menggelengkan kepala dan mengucek-ngucek matanya, memastikan bahwa ia tidak mimpi. “I-ini sungguhan? Tapi, aku masih penasaran!” Ia pun segera maju menghajar Ariel. Hasilnya? Semua serangan Ogeb tidak ada apa-apanya. Dan nasibnya sama seperti Omoh. Keduanya sama-sama babak belur. Tapi Ogeb tidak menyerah, ia mengambil sapu untuk menyerang Ariel. Namun, begitu sapu dipukulkan, sapu tersebut patah ketika berbenturan dengan tangan kiri Ariel yang menangkisnya.
Ogeb kaget bukan kepalang. Mayumi saja tidak bisa melakukan itu. Berarti, sekarang Ariel lebih kuat dibanding Mayumi dan Ogeb bukanlah tandingannya.
Ketika Ariel hendak menghajar Ogeb lagi, bocah nakal itu langsung minta-minta ampun.
Ariel menatap Ogeb dan Omoh dengan tatapan tajam. “Mulai hari ini, berhenti memanggilku Si Pecundang dan berhenti memalak dan membully orang lagi. Jika tidak, aku tidak segan-segan menghajar kalian lagi tanpa ampun!”
“B-baik!” ucap Ogeb dengan bibir bergetar. Sementara Omoh mengangguk dengan tubuh gemetaran.
Tepuk tangan dan sorak sorai dari para murid langsung terdengar. Kemudian mereka menghampiri Ariel, mengangkat tangannya serta meneriaki namanya seolah seperti seorang pemenang tinju. Orang-orang yang dulu meremehkan serta menjauhinya, sekarang salut dan saling berebut ingin menjadi temannya karena berhasil mengalahkan Ogeb dan juga Omoh yang merupakan algojo sekolah. Namun, Ariel menyuruh mereka semua minggir. Ia bilang, kenapa setelah ia berhasil mengalahkan pentolan sekolah itu, baru mereka ingin berteman dengannya? Kenapa baru sekarang? Lalu kemana saja mereka dulu-dulu ketika ia masih berada dibawah? Ketika ia masih terpuruk hingga mendapat gelar nama yang jelek? Mereka malah menjauh. Menghindar. Bahkan menolak. Memandang Ariel seperti sampah. Bagaimana jika ia sampai sekarang tidak bisa mengalahkan Ogeb dan Omoh? Ariel yakin, mereka semua masih seperti dulu, tidak mau berteman dengan anak lemah, payah, dan selalu menjadi bahan bully’an setiap hari seperti dirinya. Ariel benci pada orang-orang seperti mereka, terutama Samaki yang paling semangat ingin menjadi teman Ariel sekarang. Ia ingat betul bagaimana perlakuan Samaki padanya.
“Seharusnya kalian malu pada diri kalian!!!” teriak Ariel penuh kemarahan.
Seisi kelas tertunduk. Saat itu, Mayumi datang untuk mengembalikan komik milik Ariel. Ia yang menghampiri Ariel kaget melihat Ogeb dan Omoh babak belur.
“Ariel, ada apa ini? Kenapa mereka babak belur seperti itu?” tanya Mayumi.
“Mereka ingin membullyku seperti biasa, tapi akhirnya mereka kalah berkelahi denganku,” jawab Ariel.
Mayumi terkejut dan matanya membelalak. “Apa?? Bagaimana bisa??”
“Simpelnya, aku yang sekarang bukanlah aku yang dulu.”
“Haah???” Mayumi melongo dan masih tak menyangka dengan apa yang dilihatnya.
“Dengar kalian semua wahai orang-orang yang tidak punya hati,” ucap Ariel pada seisi kelas. ” Bagiku, hanya Mayumi lah yg bisa disebut ‘teman sejati’. Selain ramah, baik hati, sopan, rendah hati, berbudi luhur, pintar, kuat, pemberani, Mayumi juga tidak pilih-pilih teman dan bisa menerima orang apa adanya. Ketika tidak ada seorangpun yang mau menerimaku, cuma Mayumi lah satu-satunya yang setia menemaniku. Mayumi tidak pernah merasa malu berteman denganku, bahkan menerima segala kekurangan yang kumiliki saat itu.”
Mayumi terharu. Air mata menetes dari pelupuk matanya. “Terimakasih, Ariel.”
Ariel mengangguk. Seisi kelas kembali tertunduk, seraya berpikir atas apa yang mereka lakukan selama ini.
Setelah itu, wali kelas masuk. Murid-murid pun segera kembali ke tempat duduk masing-masing, dan Mayumi keluar dari kelas itu dan kembali ke kelasnya di kelas 4B. Wali kelas menyuruh murid-murid mengumpulkan tugas mereka yang sudah diberi waktu selama satu bulan. Setelah sang wali kelas membaca semua tugas, ia mengumumkan bahwa yg paling bagus adalah milik Ariel dan ia dapat nilai tertinggi. Kali ini, berbeda dari yg dulu, tepuk tangan langsung riuh dari murid-murid. Ini adalah yang pertama kalinya terjadi dalam hidup Ariel. Meski Ariel diam saja menanggapinya karena masih kesal dengan mereka.
Ariel pulang sekolah dgn tatapan dingin. Semenjak kejadian di sekolah, Ariel berubah menjadi orang yang dingin. Ia bersumpah ingin mengubur dirinya yang lama, karena percuma saja bersikap ramah dan hangat pada orang. Baginya, hampir semua orang itu sama saja. Dan mulai hari ini, ia tidak mudah percaya pada orang lain.
Diubah oleh Ariel.Matsuyama 01-03-2022 11:13
noprirf memberi reputasi
1
Kutip
Balas