TS
Ariel.Matsuyama
[FanFic] Kamen Rider Blitzer
![[FanFic] Kamen Rider Blitzer](https://dl.kaskus.id/ic.pics.livejournal.com/arielmatsuyama/83052924/5659/5659_900.png)
Kamen Rider Blitzer (仮面ライダー ブリッツァー)
Genre:Action | Drama | Adventure
Quote:
ATTENTION:
Meski tokoh utama dalam cerita ini adalah "Kamen Rider Blitzer", tapi ceritanya hampir sama seperti manga "Kamen Rider Spirits", bedanya disini semua Kamen Rider dari era Showa sampai yang terbaru satu dunia.
Meski tokoh utama dalam cerita ini adalah "Kamen Rider Blitzer", tapi ceritanya hampir sama seperti manga "Kamen Rider Spirits", bedanya disini semua Kamen Rider dari era Showa sampai yang terbaru satu dunia.
Spoiler for List Episode:
Episode 1: Hobi Membunuh
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 2: Gerombolan Raja Minyak
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 3: Gerombolan Raja Minyak Part 2
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 4: Rival
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 5: Dendam VS Dendam (Ide by: Dhodo Rukanda)
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 6: Jalan Kegelapan
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 7: Game Kematian
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 8: Belalang Hitam
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 9: MECHA - MONSTER
[Act 1] [Act 2] [Act 3] [Act 4 (End)]
Episode 10: NEGA
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 11: Inilah Diriku!
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 12: Darker
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 13: Kapsul Penyelesai Masalah
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 14: Kasus Kematian Aneh
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 15: Pencuri Kekuatan
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 16: Yami Rider
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 17: Meringkus Yami RiderNEW!!
[Act 1] [Act 2 (End)]
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 2: Gerombolan Raja Minyak
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 3: Gerombolan Raja Minyak Part 2
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 4: Rival
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 5: Dendam VS Dendam (Ide by: Dhodo Rukanda)
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 6: Jalan Kegelapan
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 7: Game Kematian
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 8: Belalang Hitam
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 9: MECHA - MONSTER
[Act 1] [Act 2] [Act 3] [Act 4 (End)]
Episode 10: NEGA
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 11: Inilah Diriku!
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 12: Darker
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 13: Kapsul Penyelesai Masalah
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 14: Kasus Kematian Aneh
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 15: Pencuri Kekuatan
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 16: Yami Rider
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 17: Meringkus Yami RiderNEW!!
[Act 1] [Act 2 (End)]
Spoiler for Realms:
*Theme Song
*Main Character
*Main Character 2 (In Process)
*Supporting Character (In Process)
*Villain NEW!!
*Main Character
*Main Character 2 (In Process)
*Supporting Character (In Process)
*Villain NEW!!
Quote:
Cerita ini juga diterbitkan di: WATTPAD
Diubah oleh Ariel.Matsuyama 08-02-2020 18:50
0
12.1K
Kutip
52
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Fanstuff
1.9KThread•343Anggota
Tampilkan semua post
TS
Ariel.Matsuyama
#42
Spoiler for Episode 14 Act 2:
Sementara itu, di lain pihak, tepatnya di sebuah jalanan sepi, seorang pria paruh baya berbaju kaos biru bergambar lumba-lumba dan bercelana jeans tiga perempat sedang mengejar-ngejar seorang gadis berambut bondol, berbaju kaos biru yang dibalut rompi hitam dan memakai rok mini warna hitam pula. Pria yang mengejar itu berkulit cokelat, beralis tipis, bermata bulat, berhidung pipih, berbibir tebal, dan berdaun telinga besar. Wajahnya yang bulat dihiasi rambut panjang lurus serta bibirnya dihiasi kumis tebal. Pria itu kemudian mengangkat telapak tangannya ke depan begitu jaraknya dan si gadis sudah cukup dekat, setelah itu menyentakkannya. Telapak tangan itu langsung dilapisi cahaya hitam yang memanjang dan menempel pada ubun-ubun si gadis.
Si gadis pun berteriak kesakitan. Cahaya hitam itu seolah menyedot sesuatu dari ubun-ubun si gadis. Tak lama, cahaya hitam di telapak tangan pria itu menghilang, digantikan dengan cahaya putih bundar di telapak tangannya. Bersamaan dengan itu, tubuh si gadis langsung ambruk ke tanah.
Pria itu langsung menggenggam cahaya putih bundar tersebut dan memasukkannya ke dalam botol yang ada di tangan kirinya. Lalu, pria itu pergi dari sana.
Pria itu pergi ke sebuah rumah kecil yang terletak di pinggiran Kota Zippon. Setelah masuk ke dalam rumah, ia pergi ke salah satu ruangan yang mana di dalam ruangan itu terlihat seorang gadis berpakaian 'Seifuku' atau seragam sekolah Jepang yang tertidur di atas kasur ber-sprei putih. Gadis itu berkulit putih, berwajah bundar, beralis tipis, bermata sipit, berhidung serta berbibir kecil, dan kepalanya dihiasi rambut berponi yang panjang sebahu yang bagian sampingnya menutupi kedua telinganya.
"Aoi...," ucap pria itu dengan berlinang air mata. Ia lalu membuka tutup botol yang dibawanya kemudian menempelkan kepala botol itu ke ubun-ubun gadis yang terbaring di kasur tersebut.
Satu persatu, cahaya bundar putih yang ada di dalam botol masuk ke dalam ubun-ubun si gadis bernama Aoi itu. Setelah semuanya masuk ke dalam ubun-ubun Aoi, gadis itu pun perlahan membuka kelopak matanya.
"Aoi?" kata pria tadi sambil tersenyum dengan ekspresi sangat senang. Nama pria itu Ryusuke.
"Ayah ... Aku ..." ucap Aoi. Ia melihat sekelilingnya. "Ternyata di rumah."
Ryusuke berjongkok. Sambil menangis ia berkata, "Aoi... Aku bersumpah akan selalu melindungi dan menjagamu. Maafkan aku karena telah lalai menjagamu."
"Tidak apa-apa, ayah...." Aoi mengangguk, kemudian tersenyum. "Bagiku kau tetap ayah yang terbaik."
Ryusuke tersenyum dan langsung memeluk Aoi. "Terimakasih, anakku."
SMU Kagami, Kota Zippon - Jepang, Rabu 26 Februari 2020, pukul 12:00.
Sekolah itu digegerkan dengan kematian misterius salah satu murid perempuan yang baru menginjak umur delapan belas tahun tadi pagi. Motif kematiannya sama seperti yang ada di berita televisi minggu lalu dan langsung diberitakan di televisi. Pagi dan siang para guru dan kepala sekolah menghimbau agar para murid terutama yang hari ini menginjak usia delapan belas tahun supaya berhati-hati, dan setelah pulang sekolah langsung pulang ke rumah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kalian dengar berita di kelas tadi? Bagiku itu hanya bualan," kata seorang gadis berambut pirang kuncir dua yang duduk di bangku cokelat di kantin sekolah pada dua orang teman perempuannya yang juga duduk di bangku yang ada di situ.
Seorang temannya yang berkuncir satu menimpali, "Bagaimana jika itu benar? Selanjutnya adalah giliranmu Kaname, karena hari ini usiamu sudah menginjak delapan belas tahun."
"Itu tidak mungkin!" Kaname tertawa terbahak-bahak. "Kau pikir aku ini anak kecil, Ayumi? Kematian yang dialami gadis-gadis itu hanya kebetulan saja."
"Jangan begitu, Kaname! Kau harus tetapi waspada," kata teman Kaname satu lagi yang berambut panjang sepunggung.
"Kau sama saja dengan Ayumi, Mitchy. Sudahlah... Jangan dianggap serius. Lagipula jika itu benar, yang mati aku bukan kalian," ucap Kaname.
"Jika itu benar, aku tidak mau kehilanganmu, sahabatku!" kata Ayumi.
"Aku juga!" timpal Mitchy.
Kaname tersenyum. "Tenang saja, kalian tidak akan kehilangan aku kok."
Sementara itu, di tempat yang sama, Ariel dan Godai menyamar menjadi murid di SMU tersebut untuk menyelidiki kasus kematian ganjil yang mereka tonton di televisi minggu lalu dan juga hari ini.
"Kau yakin ada anak yang akan mati lagi di sekolah ini? Apakah ada gadis lagi yang umur dan hari ulang tahunnya sama seperti korban di berita tv tadi pagi?" kata Ariel yang berjalan di samping Godai sambil memangku kedua tangannya di dada.
"Bisa saja kan?" ucap Godai. "Tidak ada salahnya kita selidiki di sini dulu. Kalau tidak ketemu kita cari di tempat lain."
"Baiklah. Ngomong-ngomong, kau terlihat terlalu tua sebagai anak SMU," kata Ariel.
Godai tertawa kecil. "Anak SMU juga ada yang tampangnya tua, jadi tak masalah."
Setelah agak lama berjalan, mereka berdua bertanya pada setiap murid yang mereka temui siapa gadis yang berulang tahun yang ke delapan belas hari ini? Akhirnya, mereka mendapat petunjuk bahwa Kaname anak kelas 3C lah yang berulang tahun kedelepan belas hari ini.
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Jam istirahat pun tiba. Di belakang sekolah, Kaname tengah merayakan ulang tahun bersama kedua temannya. Tapi, perayaan ulang tahun itu tidak biasa karena ia merayakannya dengan cara membully gadis. Ia memecahkan beberapa telur di kepala gadis berkacamata kuda dan berambut kepang satu itu serta menaburi tepung hingga tubuh dan pakaiannya kotor semua serta bau tubuhnya tak karuan. Salah seorang teman Kaname yakni Ayumi memegangi lilin di atas kepala gadis itu.
"Happy birthday to you!" Mitchy bernyanyi sambil tepuk tangan. "Happy birthday, happy birthday, happy birthday Kaname!!!"
"Semoga aku punya pacar yang tampan!" kata Kaname yang kemudian meniup lilin yang dipegangi Ayumi.
Mitchy pun bertepuk tangan setelahnya.
"Ehm!" tiba-tiba terdengar suara seorang pria di belakang Kaname yang membuat Kaname dan dua orang temannya melihat ke sumber suara itu.
Ternyata orang itu adalah Ryusuke.
"Siapa kau? Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Kaname.
"Hari ini adalah hari kematianmu. Apa permintaan terakhirmu?" kata Ryusuke.
Kaname, Ayumi, dan Mitchy saling pandang, kemudian tertawa terbahak-bahak.
Tiba-tiba, di ubun-ubun Kaname menempel cahaya hitam yang memanjang hingga ke telapak tangan Ryusuke.
Kaname berteriak-teriak kesakitan begitu cahaya hitam tersebut menyedot sesuatu dari tubuhnya.
Melihat hal itu, Ayumi, Mitchy, dan gadis yang mereka bully langsung berlari dari tempat tersebut sambil berteriak ketakutan.
Akan tetapi, pada saat seperti itu, tiba-tiba tubuh Ryusuke mendapat tendangan terbang dari samping yang membuat cahaya hitam yang menempel di ubun-ubun Kaname dan di telapak tangannya menghilang serta ia terguling-guling di tanah.
Kaname yang selamat pun segera berlari dari sana. Di waktu yang hampir bersamaan, Ryusuke kembali bangkit dan melihat siapa yang telah menendangnya. Rupanya yang menendangnya adalah Ariel. Saat itu, Godai datang menghampiri Ariel.
"Kau ... Berani-beraninya kau!" gertak Ryusuke.
"Apa kau Mechaster?" tanya Ariel pada Ryusuke.
"Ah, berisik kau! Aku akan membunuhmu hari ini juga karena telah menghalangiku!" ucap Ryusuke. Ia kemudian mengepalkan kedua tangannya kemudian menghempaskannya ke bawah.
Tubuh Ryusuke pun langsung berubah menjadi sosok yang mirip dengan Kamen Rider Kuuga, hanya saja armor yang melapisi tubuhnya berwarna hitam legam dan lensa mata bulat besarnya berwarna ungu gelap, serta permata di sabuknya juga berwarna hitam legam.
"YAMI KUUGA!" Sabuk Ryusuke mengeluarkan suara berat yang menunjukkan nama sosoknya saat ini. Hal itu membuat Godai dan Ariel terkejut secara bersamaan.
"Ya-yami Kuuga??" Godai mengerutkan dahinya.
"Cepatlah memohon ampun padaku sebelum aku berubah pikiran!" perintah Yami Kuuga.
"Sayangnya, aku adalah orang yang tidak akan mundur setelah mengibarkan bendera pertarungan!" ujar Ariel dengan nada dingin. Ia mengambil Blitzdrive yang ia simpan di balik seragam sekolah yang dikenakannya, menempelkan benda tersebut di depan pinggangnya, dan menekan permata merah bundarnya.
Dari bagian kanan dan kiri Blitzdrive keluar tali sabuk perak bergaris tebal hitam yang melilit pinggang Ariel dan merekat di belakang pinggangnya.
Setelah itu, Ariel mengambil kartu dari dalam Blitzcase kemudian menekuk lengan kanannya yang memegang kartu ke arah kiri badannya sembari berteriak, "Henshin!!" Dan memasukkan kartu itu ke lubang tipis yang ada di permukaan atas Blitzdrive yang melilit pinggangnya.
Permata merah Blitzdrive langsung menyala terang, memancar sejauh 1,5 meter dan membawa hologram berbentuk manusia bertanduk yang secara keseluruhan berwarna merah serta memiliki tonjolan dan lekukan yang membentuk 'sesuatu'. Cahaya tersebut beberapa kali memukuli Yami Kuuga yang berlari ke arah Ariel lalu menendang keras perutnya hingga Yami Kuuga terpental sejauh dua meter ke belakang. Setelah itu, hologram tersebut mundur ke arah Ariel dan melapisi serta terserap ke dalam tubuhnya, lalu mengubahnya menjadi Kamen Rider Blitzer.
Yami Kuuga kembali bangun, kemudian berlari menuju Blitzer. Blitzer yang melihat hal itu pun menyongsongnya. Dengan gerakan bagai kilat Yami Kuuga melesatkan pukulannya ke arah kepala Blitzer. Tapi, Blitzer dengan gesit berkelit memiringkan kepalanya ke samping, namun serangan Yami Kuuga selanjutnya harus membuatnya melompat ke atas untuk menghindar. Tiba-tiba, Yami Kuuga melompat ke atas pula dan menyerang ke arah ke depan dengan sangat cepat. Tentu saja ini mengejutkan Blitzer. Namun dengan gerakan cepat, Blitzer mau tidak mau harus menangkis serangan Yami Kuuga yang berupa tinjuan lurus dan mengirimkan pukulan balasan.
DIEGH!!
Dua kepalan tangan bertenaga beradu di udara. Mereka sama-sama terpental kebelakang akibat beradu tenaga tersebut.
Blitzer dengan mulus menjejakkan kaki di tanah tanpa terpengaruh benturan tenaga tadi. Sedangkan Yami Kuuga agak limbung begitu menjejakan kaki di tanah. ini menunjukkan bahwa tenaga Blitzer sedikit lebih unggul di atas Yami Kuuga.
''Hieeaaaa!!!''
''Hiiaaaaahh!!!''
Dengan teriakan nyaring, mereka berdua melesat dan saling mengirimkan serangan fisik berupa pukulan serta tendangan. Selain itu, mereka juga berusaha menangkis dan mengelak dari setiap serangan yang datang. Jika dilihat, pertarungan mereka seimbang karna belum ada yang terdesak sejauh ini. Sampai akhirnya, Yami Kuuga lengah dan terkena hantaman cepat dan keras dari tinju kanan Blitzer persis di dagunya yang membuat ia terpelanting ke atas. Blitzer yang belum puas lalu menendang keras perut Yami Kuuga hingga ia terlempar jauh dan jatuh serta terguling-guling di tanah.
Yami Kuuga yang terjatuh berusaha bangun dengan susah payah. Saat itu, Blitzer sudah mengenakan Strike Shoes di kaki kanannya.
"POWER!!" Sabuk Blizer bergema begitu permata merahnya di tekan.
Permata merah pada Blitzdrive langsung bersinar terang. Baling-baling di mata kaki Strike Shoes berputar kencang. Blitz Crest serta tiga kotak merah pada Strike Shoes menyala terang. Blitzer berlari beberapa langkah dan langsung melompat tinggi ke atas. Ia lalu bersalto satu kali di udara dan meluncur ke arah Yami Kuuga dengan telapak Strike Shoes yang diselimuti api.
Melihat hal demikian, Yami Kuuga langsung mengeluarkan sebuah granat berwarna biru dan melemparkannya ke depan bawah. Asap putih tebal langsung mengepul di area itu.
Blitzer yang meluncur ke area tersebut tendangannya hanya mengenai asap saja. Tubuh Yami Kuuga menghilang entah kemana. Blitzer yang berlutut di tanah berdiri dan menoleh kesana kemari mencari keberadaan Yami Kuuga. Tapi, Blitzer tidak menemukan apapun, Yami Kuuga bagai hilang ditelan bumi.
Si gadis pun berteriak kesakitan. Cahaya hitam itu seolah menyedot sesuatu dari ubun-ubun si gadis. Tak lama, cahaya hitam di telapak tangan pria itu menghilang, digantikan dengan cahaya putih bundar di telapak tangannya. Bersamaan dengan itu, tubuh si gadis langsung ambruk ke tanah.
Pria itu langsung menggenggam cahaya putih bundar tersebut dan memasukkannya ke dalam botol yang ada di tangan kirinya. Lalu, pria itu pergi dari sana.
Pria itu pergi ke sebuah rumah kecil yang terletak di pinggiran Kota Zippon. Setelah masuk ke dalam rumah, ia pergi ke salah satu ruangan yang mana di dalam ruangan itu terlihat seorang gadis berpakaian 'Seifuku' atau seragam sekolah Jepang yang tertidur di atas kasur ber-sprei putih. Gadis itu berkulit putih, berwajah bundar, beralis tipis, bermata sipit, berhidung serta berbibir kecil, dan kepalanya dihiasi rambut berponi yang panjang sebahu yang bagian sampingnya menutupi kedua telinganya.
"Aoi...," ucap pria itu dengan berlinang air mata. Ia lalu membuka tutup botol yang dibawanya kemudian menempelkan kepala botol itu ke ubun-ubun gadis yang terbaring di kasur tersebut.
Satu persatu, cahaya bundar putih yang ada di dalam botol masuk ke dalam ubun-ubun si gadis bernama Aoi itu. Setelah semuanya masuk ke dalam ubun-ubun Aoi, gadis itu pun perlahan membuka kelopak matanya.
"Aoi?" kata pria tadi sambil tersenyum dengan ekspresi sangat senang. Nama pria itu Ryusuke.
"Ayah ... Aku ..." ucap Aoi. Ia melihat sekelilingnya. "Ternyata di rumah."
Ryusuke berjongkok. Sambil menangis ia berkata, "Aoi... Aku bersumpah akan selalu melindungi dan menjagamu. Maafkan aku karena telah lalai menjagamu."
"Tidak apa-apa, ayah...." Aoi mengangguk, kemudian tersenyum. "Bagiku kau tetap ayah yang terbaik."
Ryusuke tersenyum dan langsung memeluk Aoi. "Terimakasih, anakku."
SMU Kagami, Kota Zippon - Jepang, Rabu 26 Februari 2020, pukul 12:00.
Sekolah itu digegerkan dengan kematian misterius salah satu murid perempuan yang baru menginjak umur delapan belas tahun tadi pagi. Motif kematiannya sama seperti yang ada di berita televisi minggu lalu dan langsung diberitakan di televisi. Pagi dan siang para guru dan kepala sekolah menghimbau agar para murid terutama yang hari ini menginjak usia delapan belas tahun supaya berhati-hati, dan setelah pulang sekolah langsung pulang ke rumah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kalian dengar berita di kelas tadi? Bagiku itu hanya bualan," kata seorang gadis berambut pirang kuncir dua yang duduk di bangku cokelat di kantin sekolah pada dua orang teman perempuannya yang juga duduk di bangku yang ada di situ.
Seorang temannya yang berkuncir satu menimpali, "Bagaimana jika itu benar? Selanjutnya adalah giliranmu Kaname, karena hari ini usiamu sudah menginjak delapan belas tahun."
"Itu tidak mungkin!" Kaname tertawa terbahak-bahak. "Kau pikir aku ini anak kecil, Ayumi? Kematian yang dialami gadis-gadis itu hanya kebetulan saja."
"Jangan begitu, Kaname! Kau harus tetapi waspada," kata teman Kaname satu lagi yang berambut panjang sepunggung.
"Kau sama saja dengan Ayumi, Mitchy. Sudahlah... Jangan dianggap serius. Lagipula jika itu benar, yang mati aku bukan kalian," ucap Kaname.
"Jika itu benar, aku tidak mau kehilanganmu, sahabatku!" kata Ayumi.
"Aku juga!" timpal Mitchy.
Kaname tersenyum. "Tenang saja, kalian tidak akan kehilangan aku kok."
Sementara itu, di tempat yang sama, Ariel dan Godai menyamar menjadi murid di SMU tersebut untuk menyelidiki kasus kematian ganjil yang mereka tonton di televisi minggu lalu dan juga hari ini.
"Kau yakin ada anak yang akan mati lagi di sekolah ini? Apakah ada gadis lagi yang umur dan hari ulang tahunnya sama seperti korban di berita tv tadi pagi?" kata Ariel yang berjalan di samping Godai sambil memangku kedua tangannya di dada.
"Bisa saja kan?" ucap Godai. "Tidak ada salahnya kita selidiki di sini dulu. Kalau tidak ketemu kita cari di tempat lain."
"Baiklah. Ngomong-ngomong, kau terlihat terlalu tua sebagai anak SMU," kata Ariel.
Godai tertawa kecil. "Anak SMU juga ada yang tampangnya tua, jadi tak masalah."
Setelah agak lama berjalan, mereka berdua bertanya pada setiap murid yang mereka temui siapa gadis yang berulang tahun yang ke delapan belas hari ini? Akhirnya, mereka mendapat petunjuk bahwa Kaname anak kelas 3C lah yang berulang tahun kedelepan belas hari ini.
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Jam istirahat pun tiba. Di belakang sekolah, Kaname tengah merayakan ulang tahun bersama kedua temannya. Tapi, perayaan ulang tahun itu tidak biasa karena ia merayakannya dengan cara membully gadis. Ia memecahkan beberapa telur di kepala gadis berkacamata kuda dan berambut kepang satu itu serta menaburi tepung hingga tubuh dan pakaiannya kotor semua serta bau tubuhnya tak karuan. Salah seorang teman Kaname yakni Ayumi memegangi lilin di atas kepala gadis itu.
"Happy birthday to you!" Mitchy bernyanyi sambil tepuk tangan. "Happy birthday, happy birthday, happy birthday Kaname!!!"
"Semoga aku punya pacar yang tampan!" kata Kaname yang kemudian meniup lilin yang dipegangi Ayumi.
Mitchy pun bertepuk tangan setelahnya.
"Ehm!" tiba-tiba terdengar suara seorang pria di belakang Kaname yang membuat Kaname dan dua orang temannya melihat ke sumber suara itu.
Ternyata orang itu adalah Ryusuke.
"Siapa kau? Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Kaname.
"Hari ini adalah hari kematianmu. Apa permintaan terakhirmu?" kata Ryusuke.
Kaname, Ayumi, dan Mitchy saling pandang, kemudian tertawa terbahak-bahak.
Tiba-tiba, di ubun-ubun Kaname menempel cahaya hitam yang memanjang hingga ke telapak tangan Ryusuke.
Kaname berteriak-teriak kesakitan begitu cahaya hitam tersebut menyedot sesuatu dari tubuhnya.
Melihat hal itu, Ayumi, Mitchy, dan gadis yang mereka bully langsung berlari dari tempat tersebut sambil berteriak ketakutan.
Akan tetapi, pada saat seperti itu, tiba-tiba tubuh Ryusuke mendapat tendangan terbang dari samping yang membuat cahaya hitam yang menempel di ubun-ubun Kaname dan di telapak tangannya menghilang serta ia terguling-guling di tanah.
Kaname yang selamat pun segera berlari dari sana. Di waktu yang hampir bersamaan, Ryusuke kembali bangkit dan melihat siapa yang telah menendangnya. Rupanya yang menendangnya adalah Ariel. Saat itu, Godai datang menghampiri Ariel.
"Kau ... Berani-beraninya kau!" gertak Ryusuke.
"Apa kau Mechaster?" tanya Ariel pada Ryusuke.
"Ah, berisik kau! Aku akan membunuhmu hari ini juga karena telah menghalangiku!" ucap Ryusuke. Ia kemudian mengepalkan kedua tangannya kemudian menghempaskannya ke bawah.
Tubuh Ryusuke pun langsung berubah menjadi sosok yang mirip dengan Kamen Rider Kuuga, hanya saja armor yang melapisi tubuhnya berwarna hitam legam dan lensa mata bulat besarnya berwarna ungu gelap, serta permata di sabuknya juga berwarna hitam legam.
"YAMI KUUGA!" Sabuk Ryusuke mengeluarkan suara berat yang menunjukkan nama sosoknya saat ini. Hal itu membuat Godai dan Ariel terkejut secara bersamaan.
"Ya-yami Kuuga??" Godai mengerutkan dahinya.
"Cepatlah memohon ampun padaku sebelum aku berubah pikiran!" perintah Yami Kuuga.
"Sayangnya, aku adalah orang yang tidak akan mundur setelah mengibarkan bendera pertarungan!" ujar Ariel dengan nada dingin. Ia mengambil Blitzdrive yang ia simpan di balik seragam sekolah yang dikenakannya, menempelkan benda tersebut di depan pinggangnya, dan menekan permata merah bundarnya.
Dari bagian kanan dan kiri Blitzdrive keluar tali sabuk perak bergaris tebal hitam yang melilit pinggang Ariel dan merekat di belakang pinggangnya.
Setelah itu, Ariel mengambil kartu dari dalam Blitzcase kemudian menekuk lengan kanannya yang memegang kartu ke arah kiri badannya sembari berteriak, "Henshin!!" Dan memasukkan kartu itu ke lubang tipis yang ada di permukaan atas Blitzdrive yang melilit pinggangnya.
Permata merah Blitzdrive langsung menyala terang, memancar sejauh 1,5 meter dan membawa hologram berbentuk manusia bertanduk yang secara keseluruhan berwarna merah serta memiliki tonjolan dan lekukan yang membentuk 'sesuatu'. Cahaya tersebut beberapa kali memukuli Yami Kuuga yang berlari ke arah Ariel lalu menendang keras perutnya hingga Yami Kuuga terpental sejauh dua meter ke belakang. Setelah itu, hologram tersebut mundur ke arah Ariel dan melapisi serta terserap ke dalam tubuhnya, lalu mengubahnya menjadi Kamen Rider Blitzer.
Yami Kuuga kembali bangun, kemudian berlari menuju Blitzer. Blitzer yang melihat hal itu pun menyongsongnya. Dengan gerakan bagai kilat Yami Kuuga melesatkan pukulannya ke arah kepala Blitzer. Tapi, Blitzer dengan gesit berkelit memiringkan kepalanya ke samping, namun serangan Yami Kuuga selanjutnya harus membuatnya melompat ke atas untuk menghindar. Tiba-tiba, Yami Kuuga melompat ke atas pula dan menyerang ke arah ke depan dengan sangat cepat. Tentu saja ini mengejutkan Blitzer. Namun dengan gerakan cepat, Blitzer mau tidak mau harus menangkis serangan Yami Kuuga yang berupa tinjuan lurus dan mengirimkan pukulan balasan.
DIEGH!!
Dua kepalan tangan bertenaga beradu di udara. Mereka sama-sama terpental kebelakang akibat beradu tenaga tersebut.
Blitzer dengan mulus menjejakkan kaki di tanah tanpa terpengaruh benturan tenaga tadi. Sedangkan Yami Kuuga agak limbung begitu menjejakan kaki di tanah. ini menunjukkan bahwa tenaga Blitzer sedikit lebih unggul di atas Yami Kuuga.
''Hieeaaaa!!!''
''Hiiaaaaahh!!!''
Dengan teriakan nyaring, mereka berdua melesat dan saling mengirimkan serangan fisik berupa pukulan serta tendangan. Selain itu, mereka juga berusaha menangkis dan mengelak dari setiap serangan yang datang. Jika dilihat, pertarungan mereka seimbang karna belum ada yang terdesak sejauh ini. Sampai akhirnya, Yami Kuuga lengah dan terkena hantaman cepat dan keras dari tinju kanan Blitzer persis di dagunya yang membuat ia terpelanting ke atas. Blitzer yang belum puas lalu menendang keras perut Yami Kuuga hingga ia terlempar jauh dan jatuh serta terguling-guling di tanah.
Yami Kuuga yang terjatuh berusaha bangun dengan susah payah. Saat itu, Blitzer sudah mengenakan Strike Shoes di kaki kanannya.
"POWER!!" Sabuk Blizer bergema begitu permata merahnya di tekan.
Permata merah pada Blitzdrive langsung bersinar terang. Baling-baling di mata kaki Strike Shoes berputar kencang. Blitz Crest serta tiga kotak merah pada Strike Shoes menyala terang. Blitzer berlari beberapa langkah dan langsung melompat tinggi ke atas. Ia lalu bersalto satu kali di udara dan meluncur ke arah Yami Kuuga dengan telapak Strike Shoes yang diselimuti api.
Melihat hal demikian, Yami Kuuga langsung mengeluarkan sebuah granat berwarna biru dan melemparkannya ke depan bawah. Asap putih tebal langsung mengepul di area itu.
Blitzer yang meluncur ke area tersebut tendangannya hanya mengenai asap saja. Tubuh Yami Kuuga menghilang entah kemana. Blitzer yang berlutut di tanah berdiri dan menoleh kesana kemari mencari keberadaan Yami Kuuga. Tapi, Blitzer tidak menemukan apapun, Yami Kuuga bagai hilang ditelan bumi.
To Be Continued
Diubah oleh Ariel.Matsuyama 21-01-2020 13:04
0
Kutip
Balas