TS
Ariel.Matsuyama
[FanFic] Kamen Rider Blitzer
![[FanFic] Kamen Rider Blitzer](https://dl.kaskus.id/ic.pics.livejournal.com/arielmatsuyama/83052924/5659/5659_900.png)
Kamen Rider Blitzer (仮面ライダー ブリッツァー)
Genre:Action | Drama | Adventure
Quote:
ATTENTION:
Meski tokoh utama dalam cerita ini adalah "Kamen Rider Blitzer", tapi ceritanya hampir sama seperti manga "Kamen Rider Spirits", bedanya disini semua Kamen Rider dari era Showa sampai yang terbaru satu dunia.
Meski tokoh utama dalam cerita ini adalah "Kamen Rider Blitzer", tapi ceritanya hampir sama seperti manga "Kamen Rider Spirits", bedanya disini semua Kamen Rider dari era Showa sampai yang terbaru satu dunia.
Spoiler for List Episode:
Episode 1: Hobi Membunuh
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 2: Gerombolan Raja Minyak
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 3: Gerombolan Raja Minyak Part 2
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 4: Rival
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 5: Dendam VS Dendam (Ide by: Dhodo Rukanda)
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 6: Jalan Kegelapan
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 7: Game Kematian
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 8: Belalang Hitam
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 9: MECHA - MONSTER
[Act 1] [Act 2] [Act 3] [Act 4 (End)]
Episode 10: NEGA
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 11: Inilah Diriku!
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 12: Darker
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 13: Kapsul Penyelesai Masalah
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 14: Kasus Kematian Aneh
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 15: Pencuri Kekuatan
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 16: Yami Rider
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 17: Meringkus Yami RiderNEW!!
[Act 1] [Act 2 (End)]
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 2: Gerombolan Raja Minyak
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 3: Gerombolan Raja Minyak Part 2
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 4: Rival
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 5: Dendam VS Dendam (Ide by: Dhodo Rukanda)
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 6: Jalan Kegelapan
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 7: Game Kematian
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 8: Belalang Hitam
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 9: MECHA - MONSTER
[Act 1] [Act 2] [Act 3] [Act 4 (End)]
Episode 10: NEGA
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 11: Inilah Diriku!
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 12: Darker
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 13: Kapsul Penyelesai Masalah
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 14: Kasus Kematian Aneh
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 15: Pencuri Kekuatan
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 16: Yami Rider
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 17: Meringkus Yami RiderNEW!!
[Act 1] [Act 2 (End)]
Spoiler for Realms:
*Theme Song
*Main Character
*Main Character 2 (In Process)
*Supporting Character (In Process)
*Villain NEW!!
*Main Character
*Main Character 2 (In Process)
*Supporting Character (In Process)
*Villain NEW!!
Quote:
Cerita ini juga diterbitkan di: WATTPAD
Diubah oleh Ariel.Matsuyama 08-02-2020 18:50
0
12.1K
Kutip
52
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Fanstuff
1.9KThread•343Anggota
Tampilkan semua post
TS
Ariel.Matsuyama
#33
Spoiler for Episode 11 Act 2:
Karena hari ini sopir Ariel tidak menjemput Ariel karena sakit, akhirnya Ariel pulang sendirian. Ayahnya sedang di kantor dan tidak bisa diganggu. Lagipula jarak antara rumah Ariel dan sekolahnya lumayan dekat. Ketika melewati sebuah lapangan, Ariel melihat orang-orang tengah latihan beladiri. Ariel terkejut kala melihat yang salah satu orang yang melatih beladiri itu adalah teman ayahnya bernama Hiro Souji yang sering berkunjung ke rumahnya. Ariel pun langsung berjalan ke arah lapangan itu dan duduk di bangku yg ada dekat sana. Ariel berpikir, jika dia bisa beladiri, dia pasti bisa melawan Akab dan Dungo serta tidak merepotkan Kazuya lagi. Setelah latihan beladiri itu selesai, Ariel menghampiri Hiro.
Hiro yang melihat Ariel menghampirinya pun tersentak. "Ariel?"
"Apa kabar, Paman Hiro...," ucap Ariel sambil tersenyum.
"Aku baik-baik saja. Kenapa kau bisa ada di sini?" ucap Hiro. Rambutnya ikal agak panjang dan belah pinggir, wajahnya lonjong, matanya kecil, hidungnya mancung, bibirnya kecil, dan daun telinganya kecil. Ia mengenakan seragam 'beladiri' serba putih dan sabuk hitam strip tiga. Di dada sebelah kirinya ada lambang kepalan tinju yang ditiban tulisan 'Zippon Karate-Do' berwarna merah
"Kebetulan jalan pulang ke rumahku lewat sini. Aku tadi tak sengaja melihat paman melatih orang-orang beladiri, makanya aku mampir."
"Ooh... Kau sendiri, bagaimana kabarmu?" kata Hiro. Dahinya kemudian mengernyit. "Lalu kenapa pakaianmu kotor begitu?"
"Aku tadi terpeleset, makanya pakaianku kotor. Kabarku yaa seperti biasa, paman. Aku tak menyangka ternyata paman pelatih beladiri."
"Hahaha...." Hiro menggaruk kepalanya. "Begitulah. Kau baru tahu?"
Ariel mengangguk, kemudian berkata, "Paman, kalau latihan beladiri di sini bayar berapa ya?"
"Memangnya kenapa?"
"Aku ... Ingin belajar beladiri di sini."
"Benarkah?"
"Um!" Angguk Ariel.
Hiro menepuk bahu Ariel dan berkata, "Khusus untukmu, tidak usah bayar, gratis!"
"Sungguh??" Mata Ariel berbinar.
Hiro pun mengangguk dan tersenyum.
"Terimakasih, paman," ucap Ariel sambil tersenyum lebar.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali, Ariel di-sms oleh Hiro agar langsung datang ke tempat latihan di lapangan yang kemarin hari ini juga. Dengan penuh semangat, Ariel pun langsung siap-siap. Ia segera mandi dan berganti pakaian dengan pakaian beladiri yang sama seperti Hiro, hanya saja sabuknya putih. Ketika tiba di ruang makan dan sarapan, Hammy, ibu Ariel, kaget melihat anaknya mengenakan pakaian beladiri. Ariel pun menjelaskan bahwa ia ingin latihan beladiri bersama Hiro, teman ayahnya. Hammy pun senang dan memberikan semangat pada putranya. Setelah sarapan, Ariel langsung bergegas pergi ke tempat latihan ditemani supirnya.
Begitu sampai di tempat latihan dan bertemu dengan Hiro, pria itu menyuruhnya latihan dari awal dengan teman Hiro sesama guru beladiri bernama Manabu. Setelah agak jauh materi latihannya, baru ia latihan dengan Hiro. Ariel pun dengan senang hati menerimanya dan langsung berkumpul dengan barisan ketiga yang ada di sana. Di sana, Ariel ditempa fisik dan mentalnya dengan latihan-latihan fisik seperti push up, sit up, squad jump, dan berlari mengitari lapangan. Setelah itu latihan beladiri dari tingkat dasar dan mempelajari filosofi dan berbagai literatur beladiri.
Usai latihan, Ariel meminta Hiro mengajarinya melakukan banyak hal secara sempurna seperti Hiro yang dikenal multitalenta, termasuk pintar dalam pelajaran sekolah agar bisa membuat orangtuanya bangga. Hiro pun dengan senang hati mengajari Ariel dari nol.
Berhari-hari Ariel latihan beladiri bersama Manabu. Awalnya, Ariel tidak kuat. Tapi, ia memaksakan diri hingga akhirnya terbiasa. Setelah Ariel dibilang cukup mahir dan naik tingkat dari sabuk putih menjadi sabuk merah, barulah ia dilatih oleh Hiro. Hiro dibuat terkejut karena Ariel begitu cepat naik tingkat. Lalu selain beladiri, Ariel juga belajar berbagai hal bersama Hiro hingga masa liburannya habis dan Ariel kembali ke sekolah. Di sekolah, sebelum guru masuk, Ariel terlihat sedang membaca buku pelajaran, hal yang biasanya tidak akan dilakukan oleh Ariel.
Tidak lama kemudian, Akab dan Dungo masuk kelas. Akab menyeringai licik tatkala melihat langganan bully-nya. Ia pun segera menghampiri Ariel bersama Dungo. Akab menyapa Ariel dgn ejekan seperti biasanya. Sekarang, sebagai penghilang rasa suntuk, Akab mau bermain-main dengan bahan bully'annya itu. Mula-mula, Akab menggulung buku dan mengayukannya ke kepala Ariel.
Akan tetapi... Ariel berhasil menangkap pergelangan tangan Akab kemudian memelintirnya serta mengayunkannya ke samping, membuat tubuh Akab terlempar menabrak meja seberang.
Dungo yg melihatnya melongo. Ia segera menghampiri bossnya untuk memastikan kalau bossnya tidak apa-apa.
Ariel keluar dari tempat ia duduk dan memandang Akab.
Akab kembali bangun, dan berkata, “Sudah mulai jago kau sekarang. Tapi sepertinya kau cuma beruntung, Pecundang. Dungo, habisi dia!”
Dungo pun langsung maju untuk menghajar Ariel. Namun, serangan Dungo semuanya mampu ditepis serta dihindari oleh Ariel. Sampai akhirnya, Dungo terpelanting ke belakang dan terguling, karena mendapat tendangan keras di perutnya. Saat itu, anak-anak yang ada di kelas serta yang baru datang langsung menjadi penonton.
Akab menggeleng-gelengkan kepala dan mengucek-ngucek matanya, memastikan bahwa ia tidak mimpi. "I-ini sungguhan? Tapi, aku masih penasaran!" Ia pun segera maju menghajar Ariel. Hasilnya? Semua serangan Akab tidak ada apa-apanya. Dan nasibnya sama seperti Dungo. Keduanya sama-sama babak belur. Tapi Akab tidak menyerah, ia mengambil sapu untuk menyerang Ariel. Namun, begitu sapu dipukulkan, sapu tersebut patah ketika berbenturan dengan tangan kiri Ariel yang menangkisnya.
Akab kaget bukan kepalang. Kazuya saja tidak bisa melakukan itu. Berarti, sekarang Ariel lebih kuat dibanding Kazuya dan Akab bukanlah tandingannya.
Ketika Ariel hendak menghajar Akab lagi, bocah nakal itu langsung minta-minta ampun.
Ariel menatap Akab dan Dungo dengan tatapan tajam. "Mulai hari ini, berhenti memanggilku Si Pecundang dan berhenti memalak dan membully orang lagi. Jika tidak, aku tidak segan-segan menghajar kalian lagi tanpa ampun!"
"B-baik!" ucap Akab dengan bibir bergetar. Sementara Dungo mengangguk dengan tubuh gemetaran.
Tepuk tangan dan sorak sorai dari para murid langsung terdengar. Kemudian mereka menghampiri Ariel, mengangkat tangannya serta meneriaki namanya seolah seperti seorang pemenang tinju. Orang-orang yang dulu meremehkan serta menjauhinya, sekarang salut dan saling berebut ingin menjadi temannya karena berhasil mengalahkan Akab dan juga Dungo yang merupakan algojo sekolah. Namun, Ariel menyuruh mereka semua minggir. Ia bilang, kenapa setelah ia berhasil mengalahkan pentolan sekolah itu, baru mereka ingin berteman dengannya? Kenapa baru sekarang? Lalu kemana saja mereka dulu-dulu ketika ia masih berada dibawah? Ketika ia masih terpuruk hingga mendapat gelar nama yang jelek? Mereka malah menjauh. Menghindar. Bahkan menolak. Memandang Ariel seperti sampah. Bagaimana jika ia sampai sekarang tidak bisa mengalahkan Akab dan Dungo? Ariel yakin, mereka semua masih seperti dulu, tidak mau berteman dengan anak lemah, payah, dan selalu menjadi bahan bully'an setiap hari seperti dirinya. Ariel benci pada orang-orang seperti mereka, terutama Kizama yang paling semangat ingin menjadi teman Ariel sekarang. Ia ingat betul bagaimana perlakuan Kizama padanya.
“Seharusnya kalian malu pada diri kalian!!!” teriak Ariel penuh kemarahan.
Seisi kelas tertunduk. Saat itu, Kazuya datang untuk mengembalikan komik milik Ariel. Ia yang menghampiri Ariel kaget melihat Akab dan Dungo babak belur.
"Ariel, ada apa ini? Kenapa mereka babak belur seperti itu?" tanya Kazuya.
"Mereka ingin membullyku seperti biasa, tapi akhirnya mereka kalah berkelahi denganku," jawab Ariel.
Kazuya terkejut dan matanya membelalak. "Apa?? Bagaimana bisa??"
"Simpelnya, aku yang sekarang bukanlah aku yang dulu."
"Haah???" Kazuya melongo dan masih tak menyangka dengan apa yang dilihatnya.
"Dengar kalian semua wahai orang-orang yang tidak punya hati," ucap Ariel pada seisi kelas. " Bagiku, hanya Kazuya lah yg bisa disebut 'teman sejati'. Selain ramah, baik hati, sopan, rendah hati, berbudi luhur, pintar, kuat, pemberani, Kazuya juga tidak pilih-pilih teman dan bisa menerima orang apa adanya. Ketika tidak ada seorangpun yang mau menerimaku, cuma Kazuya lah satu-satunya yang setia menemaniku. Kazuya tidak pernah merasa malu berteman denganku, bahkan menerima segala kekurangan yang kumiliki saat itu."
Kazuya terharu. Air mata menetes dari pelupuk matanya. "Terimakasih, Ariel."
Ariel mengangguk. Seisi kelas kembali tertunduk, seraya berpikir atas apa yang mereka lakukan selama ini.
Setelah itu, wali kelas masuk. Murid-murid pun segera kembali ke tempat duduk masing-masing, dan Kazuya keluar dari kelas itu dan kembali ke kelasnya di kelas 4B. Wali kelas menyuruh murid-murid mengumpulkan tugas mereka yang sudah diberi waktu selama satu bulan. Setelah sang wali kelas membaca semua tugas, ia mengumumkan bahwa yg paling bagus adalah milik Ariel dan ia dapat nilai tertinggi. Tepuk tangan langsung riuh dari murid-murid. Ini adalah yang pertama kalinya terjadi dalam hidup Ariel. Meski Ariel diam saja menanggapinya karena masih kesal dengan mereka.
Hiro yang melihat Ariel menghampirinya pun tersentak. "Ariel?"
"Apa kabar, Paman Hiro...," ucap Ariel sambil tersenyum.
"Aku baik-baik saja. Kenapa kau bisa ada di sini?" ucap Hiro. Rambutnya ikal agak panjang dan belah pinggir, wajahnya lonjong, matanya kecil, hidungnya mancung, bibirnya kecil, dan daun telinganya kecil. Ia mengenakan seragam 'beladiri' serba putih dan sabuk hitam strip tiga. Di dada sebelah kirinya ada lambang kepalan tinju yang ditiban tulisan 'Zippon Karate-Do' berwarna merah
"Kebetulan jalan pulang ke rumahku lewat sini. Aku tadi tak sengaja melihat paman melatih orang-orang beladiri, makanya aku mampir."
"Ooh... Kau sendiri, bagaimana kabarmu?" kata Hiro. Dahinya kemudian mengernyit. "Lalu kenapa pakaianmu kotor begitu?"
"Aku tadi terpeleset, makanya pakaianku kotor. Kabarku yaa seperti biasa, paman. Aku tak menyangka ternyata paman pelatih beladiri."
"Hahaha...." Hiro menggaruk kepalanya. "Begitulah. Kau baru tahu?"
Ariel mengangguk, kemudian berkata, "Paman, kalau latihan beladiri di sini bayar berapa ya?"
"Memangnya kenapa?"
"Aku ... Ingin belajar beladiri di sini."
"Benarkah?"
"Um!" Angguk Ariel.
Hiro menepuk bahu Ariel dan berkata, "Khusus untukmu, tidak usah bayar, gratis!"
"Sungguh??" Mata Ariel berbinar.
Hiro pun mengangguk dan tersenyum.
"Terimakasih, paman," ucap Ariel sambil tersenyum lebar.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali, Ariel di-sms oleh Hiro agar langsung datang ke tempat latihan di lapangan yang kemarin hari ini juga. Dengan penuh semangat, Ariel pun langsung siap-siap. Ia segera mandi dan berganti pakaian dengan pakaian beladiri yang sama seperti Hiro, hanya saja sabuknya putih. Ketika tiba di ruang makan dan sarapan, Hammy, ibu Ariel, kaget melihat anaknya mengenakan pakaian beladiri. Ariel pun menjelaskan bahwa ia ingin latihan beladiri bersama Hiro, teman ayahnya. Hammy pun senang dan memberikan semangat pada putranya. Setelah sarapan, Ariel langsung bergegas pergi ke tempat latihan ditemani supirnya.
Begitu sampai di tempat latihan dan bertemu dengan Hiro, pria itu menyuruhnya latihan dari awal dengan teman Hiro sesama guru beladiri bernama Manabu. Setelah agak jauh materi latihannya, baru ia latihan dengan Hiro. Ariel pun dengan senang hati menerimanya dan langsung berkumpul dengan barisan ketiga yang ada di sana. Di sana, Ariel ditempa fisik dan mentalnya dengan latihan-latihan fisik seperti push up, sit up, squad jump, dan berlari mengitari lapangan. Setelah itu latihan beladiri dari tingkat dasar dan mempelajari filosofi dan berbagai literatur beladiri.
Usai latihan, Ariel meminta Hiro mengajarinya melakukan banyak hal secara sempurna seperti Hiro yang dikenal multitalenta, termasuk pintar dalam pelajaran sekolah agar bisa membuat orangtuanya bangga. Hiro pun dengan senang hati mengajari Ariel dari nol.
Berhari-hari Ariel latihan beladiri bersama Manabu. Awalnya, Ariel tidak kuat. Tapi, ia memaksakan diri hingga akhirnya terbiasa. Setelah Ariel dibilang cukup mahir dan naik tingkat dari sabuk putih menjadi sabuk merah, barulah ia dilatih oleh Hiro. Hiro dibuat terkejut karena Ariel begitu cepat naik tingkat. Lalu selain beladiri, Ariel juga belajar berbagai hal bersama Hiro hingga masa liburannya habis dan Ariel kembali ke sekolah. Di sekolah, sebelum guru masuk, Ariel terlihat sedang membaca buku pelajaran, hal yang biasanya tidak akan dilakukan oleh Ariel.
Tidak lama kemudian, Akab dan Dungo masuk kelas. Akab menyeringai licik tatkala melihat langganan bully-nya. Ia pun segera menghampiri Ariel bersama Dungo. Akab menyapa Ariel dgn ejekan seperti biasanya. Sekarang, sebagai penghilang rasa suntuk, Akab mau bermain-main dengan bahan bully'annya itu. Mula-mula, Akab menggulung buku dan mengayukannya ke kepala Ariel.
Akan tetapi... Ariel berhasil menangkap pergelangan tangan Akab kemudian memelintirnya serta mengayunkannya ke samping, membuat tubuh Akab terlempar menabrak meja seberang.
Dungo yg melihatnya melongo. Ia segera menghampiri bossnya untuk memastikan kalau bossnya tidak apa-apa.
Ariel keluar dari tempat ia duduk dan memandang Akab.
Akab kembali bangun, dan berkata, “Sudah mulai jago kau sekarang. Tapi sepertinya kau cuma beruntung, Pecundang. Dungo, habisi dia!”
Dungo pun langsung maju untuk menghajar Ariel. Namun, serangan Dungo semuanya mampu ditepis serta dihindari oleh Ariel. Sampai akhirnya, Dungo terpelanting ke belakang dan terguling, karena mendapat tendangan keras di perutnya. Saat itu, anak-anak yang ada di kelas serta yang baru datang langsung menjadi penonton.
Akab menggeleng-gelengkan kepala dan mengucek-ngucek matanya, memastikan bahwa ia tidak mimpi. "I-ini sungguhan? Tapi, aku masih penasaran!" Ia pun segera maju menghajar Ariel. Hasilnya? Semua serangan Akab tidak ada apa-apanya. Dan nasibnya sama seperti Dungo. Keduanya sama-sama babak belur. Tapi Akab tidak menyerah, ia mengambil sapu untuk menyerang Ariel. Namun, begitu sapu dipukulkan, sapu tersebut patah ketika berbenturan dengan tangan kiri Ariel yang menangkisnya.
Akab kaget bukan kepalang. Kazuya saja tidak bisa melakukan itu. Berarti, sekarang Ariel lebih kuat dibanding Kazuya dan Akab bukanlah tandingannya.
Ketika Ariel hendak menghajar Akab lagi, bocah nakal itu langsung minta-minta ampun.
Ariel menatap Akab dan Dungo dengan tatapan tajam. "Mulai hari ini, berhenti memanggilku Si Pecundang dan berhenti memalak dan membully orang lagi. Jika tidak, aku tidak segan-segan menghajar kalian lagi tanpa ampun!"
"B-baik!" ucap Akab dengan bibir bergetar. Sementara Dungo mengangguk dengan tubuh gemetaran.
Tepuk tangan dan sorak sorai dari para murid langsung terdengar. Kemudian mereka menghampiri Ariel, mengangkat tangannya serta meneriaki namanya seolah seperti seorang pemenang tinju. Orang-orang yang dulu meremehkan serta menjauhinya, sekarang salut dan saling berebut ingin menjadi temannya karena berhasil mengalahkan Akab dan juga Dungo yang merupakan algojo sekolah. Namun, Ariel menyuruh mereka semua minggir. Ia bilang, kenapa setelah ia berhasil mengalahkan pentolan sekolah itu, baru mereka ingin berteman dengannya? Kenapa baru sekarang? Lalu kemana saja mereka dulu-dulu ketika ia masih berada dibawah? Ketika ia masih terpuruk hingga mendapat gelar nama yang jelek? Mereka malah menjauh. Menghindar. Bahkan menolak. Memandang Ariel seperti sampah. Bagaimana jika ia sampai sekarang tidak bisa mengalahkan Akab dan Dungo? Ariel yakin, mereka semua masih seperti dulu, tidak mau berteman dengan anak lemah, payah, dan selalu menjadi bahan bully'an setiap hari seperti dirinya. Ariel benci pada orang-orang seperti mereka, terutama Kizama yang paling semangat ingin menjadi teman Ariel sekarang. Ia ingat betul bagaimana perlakuan Kizama padanya.
“Seharusnya kalian malu pada diri kalian!!!” teriak Ariel penuh kemarahan.
Seisi kelas tertunduk. Saat itu, Kazuya datang untuk mengembalikan komik milik Ariel. Ia yang menghampiri Ariel kaget melihat Akab dan Dungo babak belur.
"Ariel, ada apa ini? Kenapa mereka babak belur seperti itu?" tanya Kazuya.
"Mereka ingin membullyku seperti biasa, tapi akhirnya mereka kalah berkelahi denganku," jawab Ariel.
Kazuya terkejut dan matanya membelalak. "Apa?? Bagaimana bisa??"
"Simpelnya, aku yang sekarang bukanlah aku yang dulu."
"Haah???" Kazuya melongo dan masih tak menyangka dengan apa yang dilihatnya.
"Dengar kalian semua wahai orang-orang yang tidak punya hati," ucap Ariel pada seisi kelas. " Bagiku, hanya Kazuya lah yg bisa disebut 'teman sejati'. Selain ramah, baik hati, sopan, rendah hati, berbudi luhur, pintar, kuat, pemberani, Kazuya juga tidak pilih-pilih teman dan bisa menerima orang apa adanya. Ketika tidak ada seorangpun yang mau menerimaku, cuma Kazuya lah satu-satunya yang setia menemaniku. Kazuya tidak pernah merasa malu berteman denganku, bahkan menerima segala kekurangan yang kumiliki saat itu."
Kazuya terharu. Air mata menetes dari pelupuk matanya. "Terimakasih, Ariel."
Ariel mengangguk. Seisi kelas kembali tertunduk, seraya berpikir atas apa yang mereka lakukan selama ini.
Setelah itu, wali kelas masuk. Murid-murid pun segera kembali ke tempat duduk masing-masing, dan Kazuya keluar dari kelas itu dan kembali ke kelasnya di kelas 4B. Wali kelas menyuruh murid-murid mengumpulkan tugas mereka yang sudah diberi waktu selama satu bulan. Setelah sang wali kelas membaca semua tugas, ia mengumumkan bahwa yg paling bagus adalah milik Ariel dan ia dapat nilai tertinggi. Tepuk tangan langsung riuh dari murid-murid. Ini adalah yang pertama kalinya terjadi dalam hidup Ariel. Meski Ariel diam saja menanggapinya karena masih kesal dengan mereka.
Diubah oleh Ariel.Matsuyama 05-01-2020 18:27
0
Kutip
Balas