TS
Ariel.Matsuyama
[FanFic] Kamen Rider Blitzer
![[FanFic] Kamen Rider Blitzer](https://dl.kaskus.id/ic.pics.livejournal.com/arielmatsuyama/83052924/5659/5659_900.png)
Kamen Rider Blitzer (仮面ライダー ブリッツァー)
Genre:Action | Drama | Adventure
Quote:
ATTENTION:
Meski tokoh utama dalam cerita ini adalah "Kamen Rider Blitzer", tapi ceritanya hampir sama seperti manga "Kamen Rider Spirits", bedanya disini semua Kamen Rider dari era Showa sampai yang terbaru satu dunia.
Meski tokoh utama dalam cerita ini adalah "Kamen Rider Blitzer", tapi ceritanya hampir sama seperti manga "Kamen Rider Spirits", bedanya disini semua Kamen Rider dari era Showa sampai yang terbaru satu dunia.
Spoiler for List Episode:
Episode 1: Hobi Membunuh
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 2: Gerombolan Raja Minyak
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 3: Gerombolan Raja Minyak Part 2
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 4: Rival
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 5: Dendam VS Dendam (Ide by: Dhodo Rukanda)
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 6: Jalan Kegelapan
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 7: Game Kematian
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 8: Belalang Hitam
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 9: MECHA - MONSTER
[Act 1] [Act 2] [Act 3] [Act 4 (End)]
Episode 10: NEGA
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 11: Inilah Diriku!
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 12: Darker
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 13: Kapsul Penyelesai Masalah
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 14: Kasus Kematian Aneh
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 15: Pencuri Kekuatan
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 16: Yami Rider
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 17: Meringkus Yami RiderNEW!!
[Act 1] [Act 2 (End)]
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 2: Gerombolan Raja Minyak
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 3: Gerombolan Raja Minyak Part 2
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 4: Rival
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 5: Dendam VS Dendam (Ide by: Dhodo Rukanda)
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 6: Jalan Kegelapan
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 7: Game Kematian
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 8: Belalang Hitam
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 9: MECHA - MONSTER
[Act 1] [Act 2] [Act 3] [Act 4 (End)]
Episode 10: NEGA
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 11: Inilah Diriku!
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 12: Darker
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 13: Kapsul Penyelesai Masalah
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 14: Kasus Kematian Aneh
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 15: Pencuri Kekuatan
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 16: Yami Rider
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 17: Meringkus Yami RiderNEW!!
[Act 1] [Act 2 (End)]
Spoiler for Realms:
*Theme Song
*Main Character
*Main Character 2 (In Process)
*Supporting Character (In Process)
*Villain NEW!!
*Main Character
*Main Character 2 (In Process)
*Supporting Character (In Process)
*Villain NEW!!
Quote:
Cerita ini juga diterbitkan di: WATTPAD
Diubah oleh Ariel.Matsuyama 08-02-2020 18:50
0
12.1K
Kutip
52
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Fanstuff
1.9KThread•343Anggota
Tampilkan semua post
TS
Ariel.Matsuyama
#38
Spoiler for Episode 12 Act 2:
Usai bertarung dan mengalahkan Cavaler, Darker berjalan-jalan untuk mencari angin. Ia berjalan-jalan di atas gedung pencakar langit dan sesekali melompati gedung untuk menyebrang. Ketika ia berhasil melompati satu gedung, ia melihat sesuatu yang menarik perhatiannya di seberang gedung yang ia injak. Gedung tersebut adalah gedung 'Techno Corporation', tepat di lantai dua puluh. Sedangkan sesuatunya yakni sebuah pameran yang tengah memamerkan sebuah kartu yang jika diputar 'switch'-nya bisa berubah menjadi senjata pemusnah massal berbentuk peluncur roket yang diperlukan oleh kemiliteran Jepang untuk jaga-jaga ketika suatu saat nanti Jepang diserang oleh pihak luar. Meski ukurannya kecil, senjata itu memiliki daya hancur dan radiasi yang sangat besar. Darker lalu duduk di pinggiran atap gedung sambil menajamkan indera pendengarannya. Gedung yang ia duduki tingginya sama dengan gedung Techno Corporation. Darker terus memperhatikan pameran itu dan mendengar setiap kata yang diucapkan oleh seseorang yang sedang memamerkan alat canggih tersebut. Akhirnya, alat yang dipamerkan tersebut diserahkan kepada seorang jendral. Setelah itu, pameran pun berakhir dan mobil-mobil tentara keluar dari gedung itu lalu si jendral naik di salah satu mobil. Kira-kira mobil tersebut jumlahnya ada enam dan semuanya adalah minibus. Namun, baru beberapa meter saja mobil-mobil itu berjalan, Darker mencegatnya dengan berdiri di depan mobil-mobil itu.
"Siapa dia? Apa yang dia lakukan?" ucap seseorang yang menyupir minibus yang ditumpangi si jendral.
"Entahlah," balas si jendral yang duduk di samping si supir. "Baiklah, coba hentikan mobilnya di sini, aku mau bertanya apa mau orang itu!"
Tentara yang menyupir itu mengangguk dan langsung menghentikan mobilnya. Di waktu yang hampir bersamaan, semua mobil yang ada di belakang mobil yang ditumpangi si jendral berhenti. Si jendral lalu keluar dari mobil yang ditumpanginya.
"Siapa kau? Kenapa kau mencegat kami?" tanya si jendral berambut cepak serta berpakaian kantoran serba hitam itu pada Darker.
"Bisa kau serahkan kartu yang kau dapatkan dari gedung pameran yang kau hadiri tadi!" perintah Darker.
Si jendral tersentak. 'Darimana dia tahu?' batinnya. Tapi kemudian ia berkata, "Aku tidak membawa apapun. Jadi kau tidak akan mendapatkan apapun dariku."
"Jangan berbohong!" balas Darker. "Jika kau tidak menyerahkannya, aku habisi kalian semua di tempat ini!"
"Berani sekali kau!" ucap si jendral. Ia lalu memberikan isyarat pada tentara yang menyupir di sampingnya tadi untuk keluar dari mobil. Si tentara pun langsung keluar. "Kiriya, hentikan dan usir dia!" perintahnya kemudian.
Tentara bernama Kiriya itu mengangguk, kemudian berjalan menghampiri Darker. "Cepat pergi dari sini atau kau akan kami tahan!"
Darker tak menjawab. Ia langsung menendang perut Kiriya dengan keras hingga Kiriya terpental lalu jatuh dan muntah darah. Setelah itu Kiriya langsung terkapar tak sadarkan diri.
Si jendral pun terkejut melihatnya. Kemudian dengan bahasa isyarat, ia menyuruh semua tentara yang ada turun dari mobil sambil membawa senjata mereka yang berupa laras panjang. Setelah itu ia memberikan komando agar para tentara yang turun dari mobil bersiap untuk melepaskan tembakan.
"Jika kau tidak pergi dari sini, kau akan kami tembak!" kata si jendral pada Darker.
Akan tetapi, Darker malah maju berjalan ke hadapan mereka. "Silahkan tembak saja!" ucapnya.
"Keras kepala!" kata si jendral. "Tembak!!!" perintahnya pada para tentara.
Para tentara pun langsung melepaskan tembakan ke arah Darker dan langsung mengenai tubuhnya. Namun, Darker tetap berdiri tegak. Meski tubuhnya dipenuhi asap, semua peluru yang ditembakkan itu tidak berpengaruh baginya, semua itu diserap oleh tubuhnya. Tentu saja hal itu membuat semua yang ada di sana terkejut.
"Ti-tidak mungkin," ucap si jendral.
Darker yang bagian dalam tubuhnya dipenuhi oleh peluru yang ditembakkan padanya tadi langsung mengalirkan peluru-peluru itu ke arah jarinya. Tak lama, ia pun menembakkan peluru-peluru yang ada di dalam tubuhnya lewat ke sepuluh jarinya ke arah para tentara itu. Para tentara pun satu persatu jatuh terkapar terkena tembakkan Darker. Yang tersisa hanya si jendral.
"Jadi, bisa kau serahkan kartu itu!?" pinta Darker sambil berjalan menghampiri si jendral yang bergidik ketakutan.
"Sudah kubilang, aku tidak punya apa yang kau minta!" bantah si jendral.
"Kalau begitu, aku akan mengambilnya secara paksa!" ucap Darker yang kemudian mencekik leher jendral itu ketika jaraknya sudah dekat dengan si jendral.
Jendral itu berusaha melepaskan cekikan Darker dengan segala upaya. Tapi, itu semua percuma. Lalu Darker merogoh satu persatu saku si jendral dan akhirnya menemukan apa yang ia cari. Setelah itu ia melemparkan tubuh jendral itu ke kaca salah satu mobil hingga kepala si jendral membentur kaca mobil sampai kaca mobil itu pecah dan si jendral jatuh ke tanah.
Darker lalu mengeluarkan sebuah lubang hitam dari tangan kanannya dan mengarahkannya ke samping. Lubang tersebut mengeluarkan cahaya hitam dan sebuah sepeda motor trial yang keseluruhan body-nya berwarna hitam. Setelah memasukkan kartu yang ia dapatkan tadi di balik jubahnya, ia pun segera menaiki motor tersebut dan pergi meninggalkan tempat itu.
Tidak lama kemudian, Agriel dengan motor sport merahnya tiba di tempat itu. Ia yang kebetulan lewat kaget melihat banyak sekali tentara yang terkapar dan bersimbah darah. Ia pun langsung melepas helmnya dan turun dari motor lalu menghampiri salah satu orang yang terkapar di sana yaitu si jendral.
Rupanya si jendral masih sadar, meski ia tak mampu menggerakkan tubuhnya secara bebas. "Tuan Ariel?" ucapnya.
"Ada apa sebenarnya ini?" tanya Ariel.
"Ka-kartu yang kudapat dari perusahaan tuan dicuri orang. Dia membuat kami menjadi seperti ini," jawab jendral itu.
"Apa??? Siapa orang itu??"
"Di-dia pria bertopeng dan berjubah hi-hitam. Dia baru saja pergi dari sini dengan motor trail hitamnya ke arah sana!" Si jendral menunjuk ke depan.
Ariel pun langsung berdiri dan berkata, "Aku akan mengambil kembali kartu itu! Tuan tunggu saja di sini!"
Si jendral mengangguk dan akhirnya jatuh pingsan.
Ariel segera menaiki motornya. Setelah memakai helm, ia pun langsung tancap gas.
Sementara itu, Darker yang terlihat sangat senang tengah memacu motornya di jalanan sepi. "Dengan begini aku bisa menghancurkan manusia dengan mudah menggunakan kartu itu. Khahaha...," ucapnya.
Tidak lama kemudian, dari kaca spion sebelah kirinya ia melihat seseorang dengan motor sport merah tengah membuntutinya yang tak lain adalah Ariel.
"Siapa dia?" ucap Darker bingung. "Sepertinya dia ingin bermain-main denganku. Baiklah, akan kuturuti." Setelah itu ia menghentikan motornya di sebuah gedung kosong yang sepertinya tengah dalam proses renovasi beberapa meter di hadapannya.
Ariel yang melihat hal itu pun segera menghentikan motornya di tempat yang sama. Setelah melepas helmnya dan turun dari motor, ia melihat Darker melompat ke salah satu lantai atas gedung hanya dengan sekali lompatan. Ariel segera masuk ke dalam gedung dan naik ke lantai gedung yang dipijaki Darker menggunakan tangga yang tersedia karena lift di sana mati.
Setelah letih karena terus naik tangga, Ariel pun akhirnya menemukan Darker.
"Apa yang membuatmu mengikutiku, anak muda?" tanya Darker.
"Serahkan kartu yang kau curi dari jendral yang kau habisi di jalanan!" gertak Ariel dengan nada dingin seperti biasanya.
"Kartu? Aku tidak memilikinya," balas Darker.
"Jangan bohong kau!" gertak Ariel lagi dengan nada dingin.
"Khahahahaha ... Oke, baiklah. Jika kau menginginkannya, langkahi dulu mayatku!" tantang Darker.
"Baik! Aku terima tantanganmu," balas Ariel. Ia lalu menyentakkan kaki kanannya ke belakang, membuat tubuhnya terbang kearah Darker. Begitu terbang, ia langsung mengepalkan tinjunya.
Begitu jaraknya sudah dekat dengan Darker, Ariel segera melesakkan tinjunya ke wajah Darker. Tapi, Darker mengelak tipis ke samping kanan, tinjuan itu pun luput.
Tak mau menyerah, tangan Ariel kembali terayun, kali ini menyamping ke arah kepala Darker. Namun, Darker merunduk, lalu punggung tangan kanannya menghantam rusuk kiri Ariel.
Ariel pun terhuyung ke samping. Saat itu, Darker langsung maju mendekati Ariel, melompat sambil memutar tubuhnya, dan menendang telak kepala Ariel hingga tubuh Ariel berputar di udara lalu jatuh ke lantai.
Ariel yang jatuh pun kembali bangun dan melompat sedikit menuju Darker, kemudian ia hantamkan kepalan tinjunya ke dada Darker. Tapi, Darker mundur beberapa depa ke belakang, membuat serangan itu hanya mengenai ruang kosong.
Melihat hal demikian, Ariel pun maju dan melayangkan tendangan ke arah wajah Darker. Namun, Darker mengayunkan kaki kanannya dan mengadu tendangan Ariel. Dan akhirnya, mereka berdua saling beradu tendangan dengan kaki kanan dan kiri secara bergantian.
Akan tetapi, itu tak berlangsung lama, Ariel yang melihat pertahanan bagian atas Darker terbuka, segera melepaskan tendangan dengan ujung sepatunya tepat di dagu Darker, tak pelak tubuh Darker pun terlenting ke atas, lalu jatuh berdebam ke bawah.
Darker mengangkat kepalanya dan tersenyum. "Boleh juga kau, anak muda."
Ariel melompat dan berhasil mencekik dagu Darker. Darker menahan cekikan itu dan beradu tenaga dengan Ariel. Kemudian Darker memukul lantai dengan tangan kirinya. Lantai yang dipukul Darker langsung mencair, tubuh mereka berdua jatuh di ruangan kosong gedung itu dan terus meluncur ke bawah karna yang ada di sana hanya pilar saja.
Ariel yang tubuhnya terus meluncur akhirnya berhasil berdiri di salah satu pilar. Ia melihat Darker yang juga berdiri di pilar seberang atasnya.
Darker lalu meluncur ke bawah. Lingkaran hitam muncul dari kedua tangannya. Lingkaran itu mengeluarkan bola cahaya hitam yang langsung Darker tembakkan pada pilar-pilar yang dilihatnya sambil terus meluncur ke bawah.
Salah satu ruang di gedung itu hancur, membawa banyak sekali pilar dan juga Ariel yang berusaha menyeimbangkan tubuhnya yang meluncur ke bawah dan akhirnya ia berhasil memegang kartu hasil rampasan Darker dan bergelayut di salah satu pilar lalu dengan susah payah naik serta berdiri di sana. Sementara Darker, dengan mudahnya berdiri di salah satu pilar beberapa meter di dekat Ariel.
"Itu kartuku! Aku akan mengambilnya kembali!" ucap Darker.
"Sayangnya, aku akan mengakhirimu di sini! " balas Ariel dengan nada dingin. Setelah mengantongi kartu itu di saku belakang celananya, ia mengambil Blitzdrive dari balik saku jaketnya dan menempelkan benda itu di depan pinggangnya lalu menekan permata merah bundarnya.
Kedua sisi Blitzdrive langsung mengeluarkan tali sabuk berwarna perak yang kemudian merekat di belakang pinggang Ariel, membentuk sebuah ikat pinggang dengan Blitzdrive sebagai kepalanya.
Kemudian Ariel mengambil kartu bergambar Blitz Crest dan memasukkan kartu itu ke dalam lubang kotak tipis di permukaan atas Blitzdrive seraya berseru, "Henshin!!"
Permata merah pada bagian depan Blitzdrive mengeluarkan cahaya merah terang yang memancar sejauh 1,5 meter dan membawa hologram merah seperti manusia bertanduk bagai belalang dengan beragam lekukan di sekitar tubuhnya. Lalu bayangan tersebut melayang mundur menuju Ariel dan melapisi tubuh pemuda itu, kemudian terserap ke dalam tubuhnya. Begitu sudah terserap sepenuhnya, tubuh Ariel pun berubah menjadi Kamen Rider Blitzer.
"Hoo... Seorang Kamen Rider ya?" ucap Darker yang kemudian mengangkat telapak tangannya ke arah Blitzer yang melompat terbang ke arahnya. Di telapak tangan itu muncul lubang hitam yang menyerap sesuatu.
Tiba-tiba, tubuh Darker diselimuti kabut hitam. Sesaat setelah kabut menipis, tubuh Darker berubah menjadi sosok yang mirip dengan Blitzer, hanya saja keseluruhan tubuhnya berwarna hitam, cuma armor di bagian dadanya yang berwarna abu-abu gelap, lensa mata helmnya berwarna ungu kehitaman, dan Blitz Crest di dada sebelah kiri dan di kotak sebelah kanan sabuknya berwarna ungu kehitaman pula.
Blitzer yang tinjunya beradu dengan Darker terkejut.
"DARK BLITZER, YAMI!" Suara berat muncul dari sabuk Darker.
Kemudian Darker yang sekarang sosoknya bernama Yami menendang Blitzer hingga melayang di udara dan jatuh ke beberapa pilar yang melayang di sana.
Blitzer kembali bangun. Ia berlari menuju Yami. Namun, Yami menggunakan kedua tangannya untuk menerbangkan pilar-pilar di sekelilingnya dengan cara mengkontaknya dari jarak agak jauh. Setelah pilar-pilar itu meruncing otomatis, Yami menggerakkan pilar-pilar itu dengan gerakan tangannya untuk menyerang Blitzer. Pilar pun satu persatu menusuk tubuh Blitzer dan membuatnya terlempar-lempar di udara. Tapi, Blitzer masih bisa bertahan. Ia yang terjatuh ke bawah berhasil memegang salah satu pilar yang dalam posisi tidur kemudian berdiri di sana.
Melihatnya, Yami kembali mengkontak pilar-pilar di sekelilingnya dan meruncingkannya guna menyerang Blitzer. Tapi, kali ini, Blitzer berhasil menghindari pilar-pilar itu sambil berlari ke arah Yami dan terakhir menendang bagian samping salah satu pilar hingga terlempar entah kemana. Begitu mencapai jarak yang dapat dijangkaunya, Blitzer segera menyerang Yami dengan tinjunya. Yami pun mengadu tinjuan itu, hingga akhirnya mereka saling pukul dan juga saling tendang di salah satu pilar yang dalam posisi tidur dan dikelilingi banyak pilar yang berputar kencang dan terus melayang maju.
Yami yang melihat pertahanan Blitzer terbuka, segera menendang Blitzer persis di dadanya, membuat Blitzer terpental ke belakang dan terombang-ambing di udara akibat menempel di pilar-pilar yang terbawa angin yg sangat kencang.
Ketika tubuh Blitzer yang terombang-ambing menuju ke arahnya, Yami menghentikannya dan mencekiknya, seraya berkata, "Tempat ini akan jadi kuburanmu, Kamen Rider!"
Dengan sekuat tenaga Blitzer melepaskan cekikan Yami hingga tangan rider berkekuatan gelap itu terlepas dari lehernya. Di waktu yang hampir bersamaan, Blitzer menendang perut Yami sampai terpelanting ke belakang. Tapi, Yami berhasil bertahan dan berdiri di salah satu pilar yang posisinya berdiri.
Blitzer mengambil kartu Strike Machine dari dalam kotak sebelah kanan sabuknya lalu memasukkannya ke dalam lubang kotak tipir di atas permukaan sabuknya.
Kepala sabuk pun mengeluarkan suara, "STRIKE MACHINE!!"
Pada saat yang hampir berbarengan, Yami mengambil kartu yang sama dengan kartu milik Blitzer, hanya saja warna sepatunya hitam dan gambar Blitz Crest dan tulisan 'STRIKE MACHINE' pada sepatu itu berwarna ungu kehitaman. Kartu tersebut segera dimasukkannya ke dalam lubang kotak tipis di atas permukaan kepala sabuknya.
"STRIKE MACHINE!!" Suara berat yang berasal dari kepala sabuk Yami. Hal itu membuat Blitzer terkejut.
Hologram Strike Shoes seperti yang tertera pada kartu milik mereka langsung muncul melapisi kaki mereka masing-masing dan kemudian menjadi nyata. Setelahnya, mereka berdua melompat tinggi dan bersalto satu kali di udara, kemudian meluncur ke arah lawan masing-masing. Saat meluncur, baling-baling di Strike Shoes mereka berputar kencang. Akhirnya, mereka mengadu tendangan Strike Shoes di udara.
Pilar-pilar yang mengelilingi mereka terhambur kemana-mana akibat tekanan kekuatan besar tendangan Blitzer dan Yami yang mengadu di udara. Setelah itu, Blitzer dan Yami terpental ke belakang.
Tubuh Blitzer terus meluncur ke bawah secara perlahan serta akhirnya kembali ke wujud Ariel dan mendarat dengan mulus di tanah. Napas Ariel terengah-engah dan cukup memburu pada saat itu.
Di waktu bersamaan, Yami yang sudah kembali ke wujud Darker meluncur ke bawah, ke tempat yang sama dengan Ariel. Napasnya juga terdengar memburu dan tersenggal-senggal. Setelah menatap Ariel sekilas, ia pun melompat terbang ke atas menginggalkan Ariel.
Ariel mengambil kartu yang dikantonginya. Kartu yang bisa berubah menjadi senjata pemusnah massal itu patah menjadi dua. Melihatnya, Ariel pun langsung tertunduk lemas.
"Siapa dia? Apa yang dia lakukan?" ucap seseorang yang menyupir minibus yang ditumpangi si jendral.
"Entahlah," balas si jendral yang duduk di samping si supir. "Baiklah, coba hentikan mobilnya di sini, aku mau bertanya apa mau orang itu!"
Tentara yang menyupir itu mengangguk dan langsung menghentikan mobilnya. Di waktu yang hampir bersamaan, semua mobil yang ada di belakang mobil yang ditumpangi si jendral berhenti. Si jendral lalu keluar dari mobil yang ditumpanginya.
"Siapa kau? Kenapa kau mencegat kami?" tanya si jendral berambut cepak serta berpakaian kantoran serba hitam itu pada Darker.
"Bisa kau serahkan kartu yang kau dapatkan dari gedung pameran yang kau hadiri tadi!" perintah Darker.
Si jendral tersentak. 'Darimana dia tahu?' batinnya. Tapi kemudian ia berkata, "Aku tidak membawa apapun. Jadi kau tidak akan mendapatkan apapun dariku."
"Jangan berbohong!" balas Darker. "Jika kau tidak menyerahkannya, aku habisi kalian semua di tempat ini!"
"Berani sekali kau!" ucap si jendral. Ia lalu memberikan isyarat pada tentara yang menyupir di sampingnya tadi untuk keluar dari mobil. Si tentara pun langsung keluar. "Kiriya, hentikan dan usir dia!" perintahnya kemudian.
Tentara bernama Kiriya itu mengangguk, kemudian berjalan menghampiri Darker. "Cepat pergi dari sini atau kau akan kami tahan!"
Darker tak menjawab. Ia langsung menendang perut Kiriya dengan keras hingga Kiriya terpental lalu jatuh dan muntah darah. Setelah itu Kiriya langsung terkapar tak sadarkan diri.
Si jendral pun terkejut melihatnya. Kemudian dengan bahasa isyarat, ia menyuruh semua tentara yang ada turun dari mobil sambil membawa senjata mereka yang berupa laras panjang. Setelah itu ia memberikan komando agar para tentara yang turun dari mobil bersiap untuk melepaskan tembakan.
"Jika kau tidak pergi dari sini, kau akan kami tembak!" kata si jendral pada Darker.
Akan tetapi, Darker malah maju berjalan ke hadapan mereka. "Silahkan tembak saja!" ucapnya.
"Keras kepala!" kata si jendral. "Tembak!!!" perintahnya pada para tentara.
Para tentara pun langsung melepaskan tembakan ke arah Darker dan langsung mengenai tubuhnya. Namun, Darker tetap berdiri tegak. Meski tubuhnya dipenuhi asap, semua peluru yang ditembakkan itu tidak berpengaruh baginya, semua itu diserap oleh tubuhnya. Tentu saja hal itu membuat semua yang ada di sana terkejut.
"Ti-tidak mungkin," ucap si jendral.
Darker yang bagian dalam tubuhnya dipenuhi oleh peluru yang ditembakkan padanya tadi langsung mengalirkan peluru-peluru itu ke arah jarinya. Tak lama, ia pun menembakkan peluru-peluru yang ada di dalam tubuhnya lewat ke sepuluh jarinya ke arah para tentara itu. Para tentara pun satu persatu jatuh terkapar terkena tembakkan Darker. Yang tersisa hanya si jendral.
"Jadi, bisa kau serahkan kartu itu!?" pinta Darker sambil berjalan menghampiri si jendral yang bergidik ketakutan.
"Sudah kubilang, aku tidak punya apa yang kau minta!" bantah si jendral.
"Kalau begitu, aku akan mengambilnya secara paksa!" ucap Darker yang kemudian mencekik leher jendral itu ketika jaraknya sudah dekat dengan si jendral.
Jendral itu berusaha melepaskan cekikan Darker dengan segala upaya. Tapi, itu semua percuma. Lalu Darker merogoh satu persatu saku si jendral dan akhirnya menemukan apa yang ia cari. Setelah itu ia melemparkan tubuh jendral itu ke kaca salah satu mobil hingga kepala si jendral membentur kaca mobil sampai kaca mobil itu pecah dan si jendral jatuh ke tanah.
Darker lalu mengeluarkan sebuah lubang hitam dari tangan kanannya dan mengarahkannya ke samping. Lubang tersebut mengeluarkan cahaya hitam dan sebuah sepeda motor trial yang keseluruhan body-nya berwarna hitam. Setelah memasukkan kartu yang ia dapatkan tadi di balik jubahnya, ia pun segera menaiki motor tersebut dan pergi meninggalkan tempat itu.
Tidak lama kemudian, Agriel dengan motor sport merahnya tiba di tempat itu. Ia yang kebetulan lewat kaget melihat banyak sekali tentara yang terkapar dan bersimbah darah. Ia pun langsung melepas helmnya dan turun dari motor lalu menghampiri salah satu orang yang terkapar di sana yaitu si jendral.
Rupanya si jendral masih sadar, meski ia tak mampu menggerakkan tubuhnya secara bebas. "Tuan Ariel?" ucapnya.
"Ada apa sebenarnya ini?" tanya Ariel.
"Ka-kartu yang kudapat dari perusahaan tuan dicuri orang. Dia membuat kami menjadi seperti ini," jawab jendral itu.
"Apa??? Siapa orang itu??"
"Di-dia pria bertopeng dan berjubah hi-hitam. Dia baru saja pergi dari sini dengan motor trail hitamnya ke arah sana!" Si jendral menunjuk ke depan.
Ariel pun langsung berdiri dan berkata, "Aku akan mengambil kembali kartu itu! Tuan tunggu saja di sini!"
Si jendral mengangguk dan akhirnya jatuh pingsan.
Ariel segera menaiki motornya. Setelah memakai helm, ia pun langsung tancap gas.
Sementara itu, Darker yang terlihat sangat senang tengah memacu motornya di jalanan sepi. "Dengan begini aku bisa menghancurkan manusia dengan mudah menggunakan kartu itu. Khahaha...," ucapnya.
Tidak lama kemudian, dari kaca spion sebelah kirinya ia melihat seseorang dengan motor sport merah tengah membuntutinya yang tak lain adalah Ariel.
"Siapa dia?" ucap Darker bingung. "Sepertinya dia ingin bermain-main denganku. Baiklah, akan kuturuti." Setelah itu ia menghentikan motornya di sebuah gedung kosong yang sepertinya tengah dalam proses renovasi beberapa meter di hadapannya.
Ariel yang melihat hal itu pun segera menghentikan motornya di tempat yang sama. Setelah melepas helmnya dan turun dari motor, ia melihat Darker melompat ke salah satu lantai atas gedung hanya dengan sekali lompatan. Ariel segera masuk ke dalam gedung dan naik ke lantai gedung yang dipijaki Darker menggunakan tangga yang tersedia karena lift di sana mati.
Setelah letih karena terus naik tangga, Ariel pun akhirnya menemukan Darker.
"Apa yang membuatmu mengikutiku, anak muda?" tanya Darker.
"Serahkan kartu yang kau curi dari jendral yang kau habisi di jalanan!" gertak Ariel dengan nada dingin seperti biasanya.
"Kartu? Aku tidak memilikinya," balas Darker.
"Jangan bohong kau!" gertak Ariel lagi dengan nada dingin.
"Khahahahaha ... Oke, baiklah. Jika kau menginginkannya, langkahi dulu mayatku!" tantang Darker.
"Baik! Aku terima tantanganmu," balas Ariel. Ia lalu menyentakkan kaki kanannya ke belakang, membuat tubuhnya terbang kearah Darker. Begitu terbang, ia langsung mengepalkan tinjunya.
Begitu jaraknya sudah dekat dengan Darker, Ariel segera melesakkan tinjunya ke wajah Darker. Tapi, Darker mengelak tipis ke samping kanan, tinjuan itu pun luput.
Tak mau menyerah, tangan Ariel kembali terayun, kali ini menyamping ke arah kepala Darker. Namun, Darker merunduk, lalu punggung tangan kanannya menghantam rusuk kiri Ariel.
Ariel pun terhuyung ke samping. Saat itu, Darker langsung maju mendekati Ariel, melompat sambil memutar tubuhnya, dan menendang telak kepala Ariel hingga tubuh Ariel berputar di udara lalu jatuh ke lantai.
Ariel yang jatuh pun kembali bangun dan melompat sedikit menuju Darker, kemudian ia hantamkan kepalan tinjunya ke dada Darker. Tapi, Darker mundur beberapa depa ke belakang, membuat serangan itu hanya mengenai ruang kosong.
Melihat hal demikian, Ariel pun maju dan melayangkan tendangan ke arah wajah Darker. Namun, Darker mengayunkan kaki kanannya dan mengadu tendangan Ariel. Dan akhirnya, mereka berdua saling beradu tendangan dengan kaki kanan dan kiri secara bergantian.
Akan tetapi, itu tak berlangsung lama, Ariel yang melihat pertahanan bagian atas Darker terbuka, segera melepaskan tendangan dengan ujung sepatunya tepat di dagu Darker, tak pelak tubuh Darker pun terlenting ke atas, lalu jatuh berdebam ke bawah.
Darker mengangkat kepalanya dan tersenyum. "Boleh juga kau, anak muda."
Ariel melompat dan berhasil mencekik dagu Darker. Darker menahan cekikan itu dan beradu tenaga dengan Ariel. Kemudian Darker memukul lantai dengan tangan kirinya. Lantai yang dipukul Darker langsung mencair, tubuh mereka berdua jatuh di ruangan kosong gedung itu dan terus meluncur ke bawah karna yang ada di sana hanya pilar saja.
Ariel yang tubuhnya terus meluncur akhirnya berhasil berdiri di salah satu pilar. Ia melihat Darker yang juga berdiri di pilar seberang atasnya.
Darker lalu meluncur ke bawah. Lingkaran hitam muncul dari kedua tangannya. Lingkaran itu mengeluarkan bola cahaya hitam yang langsung Darker tembakkan pada pilar-pilar yang dilihatnya sambil terus meluncur ke bawah.
Salah satu ruang di gedung itu hancur, membawa banyak sekali pilar dan juga Ariel yang berusaha menyeimbangkan tubuhnya yang meluncur ke bawah dan akhirnya ia berhasil memegang kartu hasil rampasan Darker dan bergelayut di salah satu pilar lalu dengan susah payah naik serta berdiri di sana. Sementara Darker, dengan mudahnya berdiri di salah satu pilar beberapa meter di dekat Ariel.
"Itu kartuku! Aku akan mengambilnya kembali!" ucap Darker.
"Sayangnya, aku akan mengakhirimu di sini! " balas Ariel dengan nada dingin. Setelah mengantongi kartu itu di saku belakang celananya, ia mengambil Blitzdrive dari balik saku jaketnya dan menempelkan benda itu di depan pinggangnya lalu menekan permata merah bundarnya.
Kedua sisi Blitzdrive langsung mengeluarkan tali sabuk berwarna perak yang kemudian merekat di belakang pinggang Ariel, membentuk sebuah ikat pinggang dengan Blitzdrive sebagai kepalanya.
Kemudian Ariel mengambil kartu bergambar Blitz Crest dan memasukkan kartu itu ke dalam lubang kotak tipis di permukaan atas Blitzdrive seraya berseru, "Henshin!!"
Permata merah pada bagian depan Blitzdrive mengeluarkan cahaya merah terang yang memancar sejauh 1,5 meter dan membawa hologram merah seperti manusia bertanduk bagai belalang dengan beragam lekukan di sekitar tubuhnya. Lalu bayangan tersebut melayang mundur menuju Ariel dan melapisi tubuh pemuda itu, kemudian terserap ke dalam tubuhnya. Begitu sudah terserap sepenuhnya, tubuh Ariel pun berubah menjadi Kamen Rider Blitzer.
"Hoo... Seorang Kamen Rider ya?" ucap Darker yang kemudian mengangkat telapak tangannya ke arah Blitzer yang melompat terbang ke arahnya. Di telapak tangan itu muncul lubang hitam yang menyerap sesuatu.
Tiba-tiba, tubuh Darker diselimuti kabut hitam. Sesaat setelah kabut menipis, tubuh Darker berubah menjadi sosok yang mirip dengan Blitzer, hanya saja keseluruhan tubuhnya berwarna hitam, cuma armor di bagian dadanya yang berwarna abu-abu gelap, lensa mata helmnya berwarna ungu kehitaman, dan Blitz Crest di dada sebelah kiri dan di kotak sebelah kanan sabuknya berwarna ungu kehitaman pula.
Blitzer yang tinjunya beradu dengan Darker terkejut.
"DARK BLITZER, YAMI!" Suara berat muncul dari sabuk Darker.
Kemudian Darker yang sekarang sosoknya bernama Yami menendang Blitzer hingga melayang di udara dan jatuh ke beberapa pilar yang melayang di sana.
Blitzer kembali bangun. Ia berlari menuju Yami. Namun, Yami menggunakan kedua tangannya untuk menerbangkan pilar-pilar di sekelilingnya dengan cara mengkontaknya dari jarak agak jauh. Setelah pilar-pilar itu meruncing otomatis, Yami menggerakkan pilar-pilar itu dengan gerakan tangannya untuk menyerang Blitzer. Pilar pun satu persatu menusuk tubuh Blitzer dan membuatnya terlempar-lempar di udara. Tapi, Blitzer masih bisa bertahan. Ia yang terjatuh ke bawah berhasil memegang salah satu pilar yang dalam posisi tidur kemudian berdiri di sana.
Melihatnya, Yami kembali mengkontak pilar-pilar di sekelilingnya dan meruncingkannya guna menyerang Blitzer. Tapi, kali ini, Blitzer berhasil menghindari pilar-pilar itu sambil berlari ke arah Yami dan terakhir menendang bagian samping salah satu pilar hingga terlempar entah kemana. Begitu mencapai jarak yang dapat dijangkaunya, Blitzer segera menyerang Yami dengan tinjunya. Yami pun mengadu tinjuan itu, hingga akhirnya mereka saling pukul dan juga saling tendang di salah satu pilar yang dalam posisi tidur dan dikelilingi banyak pilar yang berputar kencang dan terus melayang maju.
Yami yang melihat pertahanan Blitzer terbuka, segera menendang Blitzer persis di dadanya, membuat Blitzer terpental ke belakang dan terombang-ambing di udara akibat menempel di pilar-pilar yang terbawa angin yg sangat kencang.
Ketika tubuh Blitzer yang terombang-ambing menuju ke arahnya, Yami menghentikannya dan mencekiknya, seraya berkata, "Tempat ini akan jadi kuburanmu, Kamen Rider!"
Dengan sekuat tenaga Blitzer melepaskan cekikan Yami hingga tangan rider berkekuatan gelap itu terlepas dari lehernya. Di waktu yang hampir bersamaan, Blitzer menendang perut Yami sampai terpelanting ke belakang. Tapi, Yami berhasil bertahan dan berdiri di salah satu pilar yang posisinya berdiri.
Blitzer mengambil kartu Strike Machine dari dalam kotak sebelah kanan sabuknya lalu memasukkannya ke dalam lubang kotak tipir di atas permukaan sabuknya.
Kepala sabuk pun mengeluarkan suara, "STRIKE MACHINE!!"
Pada saat yang hampir berbarengan, Yami mengambil kartu yang sama dengan kartu milik Blitzer, hanya saja warna sepatunya hitam dan gambar Blitz Crest dan tulisan 'STRIKE MACHINE' pada sepatu itu berwarna ungu kehitaman. Kartu tersebut segera dimasukkannya ke dalam lubang kotak tipis di atas permukaan kepala sabuknya.
"STRIKE MACHINE!!" Suara berat yang berasal dari kepala sabuk Yami. Hal itu membuat Blitzer terkejut.
Hologram Strike Shoes seperti yang tertera pada kartu milik mereka langsung muncul melapisi kaki mereka masing-masing dan kemudian menjadi nyata. Setelahnya, mereka berdua melompat tinggi dan bersalto satu kali di udara, kemudian meluncur ke arah lawan masing-masing. Saat meluncur, baling-baling di Strike Shoes mereka berputar kencang. Akhirnya, mereka mengadu tendangan Strike Shoes di udara.
Pilar-pilar yang mengelilingi mereka terhambur kemana-mana akibat tekanan kekuatan besar tendangan Blitzer dan Yami yang mengadu di udara. Setelah itu, Blitzer dan Yami terpental ke belakang.
Tubuh Blitzer terus meluncur ke bawah secara perlahan serta akhirnya kembali ke wujud Ariel dan mendarat dengan mulus di tanah. Napas Ariel terengah-engah dan cukup memburu pada saat itu.
Di waktu bersamaan, Yami yang sudah kembali ke wujud Darker meluncur ke bawah, ke tempat yang sama dengan Ariel. Napasnya juga terdengar memburu dan tersenggal-senggal. Setelah menatap Ariel sekilas, ia pun melompat terbang ke atas menginggalkan Ariel.
Ariel mengambil kartu yang dikantonginya. Kartu yang bisa berubah menjadi senjata pemusnah massal itu patah menjadi dua. Melihatnya, Ariel pun langsung tertunduk lemas.
To Be Continued
Diubah oleh Ariel.Matsuyama 05-01-2020 17:39
0
Kutip
Balas