TS
Ariel.Matsuyama
[FanFic] Kamen Rider Blitzer
![[FanFic] Kamen Rider Blitzer](https://dl.kaskus.id/ic.pics.livejournal.com/arielmatsuyama/83052924/5659/5659_900.png)
Kamen Rider Blitzer (仮面ライダー ブリッツァー)
Genre:Action | Drama | Adventure
Quote:
ATTENTION:
Meski tokoh utama dalam cerita ini adalah "Kamen Rider Blitzer", tapi ceritanya hampir sama seperti manga "Kamen Rider Spirits", bedanya disini semua Kamen Rider dari era Showa sampai yang terbaru satu dunia.
Meski tokoh utama dalam cerita ini adalah "Kamen Rider Blitzer", tapi ceritanya hampir sama seperti manga "Kamen Rider Spirits", bedanya disini semua Kamen Rider dari era Showa sampai yang terbaru satu dunia.
Spoiler for List Episode:
Episode 1: Hobi Membunuh
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 2: Gerombolan Raja Minyak
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 3: Gerombolan Raja Minyak Part 2
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 4: Rival
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 5: Dendam VS Dendam (Ide by: Dhodo Rukanda)
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 6: Jalan Kegelapan
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 7: Game Kematian
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 8: Belalang Hitam
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 9: MECHA - MONSTER
[Act 1] [Act 2] [Act 3] [Act 4 (End)]
Episode 10: NEGA
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 11: Inilah Diriku!
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 12: Darker
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 13: Kapsul Penyelesai Masalah
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 14: Kasus Kematian Aneh
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 15: Pencuri Kekuatan
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 16: Yami Rider
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 17: Meringkus Yami RiderNEW!!
[Act 1] [Act 2 (End)]
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 2: Gerombolan Raja Minyak
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 3: Gerombolan Raja Minyak Part 2
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 4: Rival
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 5: Dendam VS Dendam (Ide by: Dhodo Rukanda)
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 6: Jalan Kegelapan
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 7: Game Kematian
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 8: Belalang Hitam
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 9: MECHA - MONSTER
[Act 1] [Act 2] [Act 3] [Act 4 (End)]
Episode 10: NEGA
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 11: Inilah Diriku!
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 12: Darker
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 13: Kapsul Penyelesai Masalah
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 14: Kasus Kematian Aneh
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 15: Pencuri Kekuatan
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 16: Yami Rider
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 17: Meringkus Yami RiderNEW!!
[Act 1] [Act 2 (End)]
Spoiler for Realms:
*Theme Song
*Main Character
*Main Character 2 (In Process)
*Supporting Character (In Process)
*Villain NEW!!
*Main Character
*Main Character 2 (In Process)
*Supporting Character (In Process)
*Villain NEW!!
Quote:
Cerita ini juga diterbitkan di: WATTPAD
Diubah oleh Ariel.Matsuyama 08-02-2020 18:50
0
12.1K
Kutip
52
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Fanstuff
1.9KThread•347Anggota
Tampilkan semua post
TS
Ariel.Matsuyama
#40
Spoiler for Episode 13 Act 2:
Malam menjemput. Dua orang pria berdandan parlente memberhentikan motor mereka di lahan parkir sebuah Night Club. Yang satu berwajah oval dengan tindikan di kedua telinga dan hidungnya, serta berkumis tebal. Lalu yang satu lagi berambut 'punk' dan berwajah bulat. Mereka berdua masuk ke dalam Night Club itu. Di dalam, mereka melihat seorang pria gendut paruh baya tengah duduk di sofa putih sambil minum minuman keras dengan ditemani gadis-gadis cantik berpakaian seksi.
Seorang wanita berpakaian minim nan seksi berjalan ke arah dua orang pria itu lalu berkata, "Maaf, tuan. Seluruh tempat sudah dipesan oleh pria itu." Tunjuknya pada si pria gendut.
"Apa??" kata si pria bertindik dan berkumis tebal.
"Ah! Padahal hari ini kita ingin bersenang-senang," keluh si pria berambut punk. Setelah itu, dia dan temannya pergi dari sana dengan wajah lesu sekaligus kesal.
Mereka berdua lalu duduk di bangku dekat pinggiran jalan sepi yang tidak jauh dari Night Club tadi.
"Benar-benar sial orang itu!" kata si pria berkumis tebal. "Mana Night Club yang dekat cuma di situ! Sial!"
Si pria berambut punk mengangguk. "Kalau seandainya kita mengacak-acak tempat itu, kita bisa berakhir di jeruji besi."
Pria berkumis mengangkat kedua bahunya. "Entahlah." Setelah itu ia menghela napas.
Tiba-tiba, Quesier keluar dari semak-semak dan berkata, "Apa kalian butuh bantuanku?"
Si pria berkumis dan berambut punk itu langsung menengok ke belakang.
"Siapa kau? Bantuan apa?" tanya si pria berambut punk.
"Aku Quesier," jawab Quesier. Ia lalu mengeluarkan dua buah plastik kecil yang masing-masing berisi sebuah kapsul merah.
Si kumis dan si rambut punk mengernyitkan dahinya.
"Jangan coba-coba mempermainkan kami ya!" gertak si kumis.
"Mempermainkan kalian?" kata Quesier. "Kapsul itu jika ditelan bisa menyelesaikan masalah apapun. Dari awal aku memperhatikan kalian yang sedang mengeluh dan berniat ingin membantu kalian."
"Mana bisa kapsul menyelesaikan masalah?!" ucap si kumis.
"Tunggu dulu, Takao," sergah si rambut punk. "Kita coba dulu saja. Jika dia berbohong, kita habisi dia!"
"Baik, Kai," kata si kumis yang diketahui bernama Takao.
"Baiklah, berikan kapsulnya!" perintah Kai sambil mengadahkan tangan pada Quesier.
"Ini tidak gratis!" kata Quesier. "Kau harus membelinya seharga satu juta Yen."
Kai dan Takao terkejut, melongo, dan saling pandang.
"Satu juta Yen hanya untuk kapsul yang kita belum tahu betul atau tidak tahu bisa benar-benar menyelesaikan masalah atau tidak?" kata Takao.
Quesier lalu mengeluarkan kartu namanya dan memberikannya pada Takao. "Jika kapsulnya tidak berefek, kau bisa menghubungiku. Di sana ada nomor rekeningku jika kalian ingin membayarnya lewat ATM. Garansi uang kembali!"
"Baiklah, aku bayar lewat cek saja, kebetulan aku membawanya," ucap Kai yang kemudian merogoh saku belakang celana serta mengambil cek serta pena warna hitam. Ia lalu menulis jumlah nominal yang diinginkan Quesier dan memberikan cek itu pada Quesier.
"Kau hanya membeli satu?" tanya Quesier setelah menerima cek yang hanya berisi satu juta Yen itu.
Kai mengangguk. "Aku cuma punya uang segitu hari ini, dan temanku tidak memiliki uang sama sekali. Sisa uangku juga tidak cukup untuk membeli dua kapsul."
"Baiklah kalau begitu," ucap Quesier. "Aku pergi dulu. Sampai jumpa!" Ia pun berlalu dari tempat tersebut.
Kai memandang kapsul itu sebentar, sebelum akhirnya menelan kapsul tersebut.
Beberapa detik setelah kapsul ditelan, tubuh Kai langsung terasa enteng seperti melayang dan pikirannya plong.
"Apa kapsulnya sudah bereaksi?" tanya Takao ketika melihat Kai senyum-senyum sendiri.
"Sepertinya begitu," balas Kai.
Tiba-tiba, suara berat dan bergema muncul. "Hai anak muda, sebutkan permintaanmu!"
Kai dan Takao langsung menengok kesana kemari mencari asal suara itu.
"Jangan bingung, anak muda," kata suara tersebut.
"Siapa kau?" tanya Kai.
"Aku adalah sang pengabul keinginan yang berasal dari kapsul yang kau telan," jawab suara itu.
"Pengabul keinginan? Rupanya apa yang dibilang wanita tadi benar," kata Kai.
"Betul, anak muda," balas suara itu. "Sekarang, mintalah apapun yang kau inginkan padaku! Hanya yang menelan kapsul yang boleh memintanya."
Kai mengetuk-ngetuk dagu dengan jari telunjuk kanannya dan berpikir.
"Mintalah dengan bijak, Kai!" ujar Takao.
"Baiklah wahai suara misterius, aku ingin memiliki Night Club super mewah dan aku bebas berpesta pora di sana!" kata Kai.
"Permintaan dikabulkan," ucap suara berat tersebut.
Tak lama, di hadapan Kai dan Takao muncul cahaya hitam besar. Cahaya tersebut langsung berubah menjadi sebuah bangunan yang sangat besar menyerupai rumah dengan lampu kelap-kelip di beberapa bagian dindingnya. Kai dan Takao terkejut melihatnya.
"A-apa itu??" ujar Takao.
Kai mengerutkan keningnya. "Sepertinya Night Club. Ayo coba kita kesana!"
Takao mengangguk dan mengikuti Kai yang berjalan menghampiri bangunan itu.
"Kai Night Club?" Mata Kai membelalak begitu melihat plang bertuliskan 'Kai Night Club' menempel di atas pintu masuk bangunan tersebut.
"Apa maksudnya ini? Apa keinginanmu sudah terkabul, Kai?" tanya Takao yang tak kalah kagetnya dengan Kai.
"Terkabul atau tidaknya akan lebih baik jika kita mengeceknya ke dalam!" ucap Kai yang kemudian berjalan lagi, diikuti oleh Takao.
Begitu sampai di depan pintu, dua orang berpakaian serba hitam yang berdiri di depan pintu langsung membungkuk memberi hormat, membuat Kai dan Takao terheran. Dan, ketika sampai di dalam, seorang gadis berpakaian minim serba hitam dengan hiasan telinga kelinci di kepalanya membungkuk memberi hormat pada Kai.
"Selamat malam, Tuan Kai... Apa anda hari ini ingin memakai Night Club ini untuk berpesta?" kata gadis itu setelah selesai membungkuk.
Kai dan Takao terkejut dan saling pandang.
"Kenapa, Tuan Kai? Night Club ini kan milik anda," kata gadis tadi.
Kai membelalak. "Mi-milikku???"
"Ya!" Si gadis mengangguk. "Kau bebas berpesta pora di sini kapanpun kau mau. Gratis!"
Takao tersenyum dan memandang Kai. "Sepertinya keinginanmu benar-benar terkabul."
"Kalau begitu kapsul itu benar-benar bisa menyelesaikan masalah!" ujar Kai. Ia lalu memandang gadis tadi. "Baiklah, aku ingin memesan semua tempat untuk pesta pribadiku dan temanku!"
Si gadis mengangguk. "Baik, Tuan!"
Setelah itu si gadis berbicara sepatah dua patah kata dengan seorang pria berpakaian parlente serba hitam. Kemudian, dengan bahasa isyarat si gadis menyuruh Kai dan Takao duduk di sofa merah nan besar yang ada di sana. Semua orang yang tengah menikmati makanan serta minuman, berjoget, dan lain sebagainya di tempat itu disuruh pergi karena semua tempat akan dipakai untuk pesta pribadi Kai. Semua orang kecuali para pelayan, DJ, bartender, dan wanita penghibur pun pergi dari Night Club tersebut. Setelah itu, pesta dimulai. Kai dan Takao merokok sambil minum minuman keras dengan ditemani gadis-gadis cantik dan seksi yang merupakan wanita penghibur di sana. Mereka juga berjoget ria ditemani musik DJ nan apik. Mereka benar-benar menggunakan tempat itu untuk bersenang-senang.
Di saat seperti itu, Takao mendadak ingin buang air kecil. Setelah izin pada Kai, ia pun pergi ke kamar mandi, meninggalkan Kai yang tengah mabuk dan ditemani para gadis.
Begitu Takao keluar dari kamar mandi, hal yang mengejutkan terjadi. Night Club tersebut menghilang, digantikan oleh hutan rimbun. Tentu saja hal itu membuat Takao terheran-heran. Dan, yang tak kalah mengejutkan lagi, Takao melihat Kai berguling-guling dan mengerang-erang kesakitan di tanah dengan tubuh diselimuti api. Dengan panik, Takao pun menghampiri Kai dan berusaha memadamkan api yang menyelimuti tubuh Kai dengan jas-nya. Tapi, api itu tak kunjung padam. Api tersebut terus membakar tubuh Kai hingga menjadi abu.
"Itu adalah konsekuensi yang harus kau terima karena telah meminta bantuan dariku!" ucap suara berat misterius yang tiba-tiba muncul. Suara tersebut sangat dikenali Takao.
"Hey, apa maksudmu, hah?" teriak Takao. Tapi, suara itu tidak muncul lagi. Akhirnya, Takao pun berteriak keras memanggil nama Kai. Teriakannya memenuhi seisi hutan.
=***=
Keesokan harinya, di Mecha Castle, tepatnya di sebuah kamar, Quesier tengah menerima telepon dari seseorang. Orang itu berkata kalau ia ingin memesan kapsul yang dibeli oleh anak buahnya yang waktu itu Quesier temui di pinggir jalan dekat hutan. Quesier pun bertanya darimana ia tahu nomor handphonenya, orang itu menjawab dari anak buahnya sebelum kapsul itu dipakai oleh anak buahnya itu sebelum si anak buah hilang entah kemana. Quesier pun menyanggupi permintaan si penelepon, dan hari ini juga ia akan berangkat ke alamat yang diberikan si penelepon. Setelah itu, telepon ditutup.
Quesier pergi ke sebuah taman, tempat dimana ia akan bertransaksi dengan orang yang meneleponnya. Begitu sampai di tempat tujuan, Quesier bertemu dengan seorang pemuda yang tak lain adalah 'Jeth Higashi'. Mereka berdua pun langsung melakukan transaksi.
"Jadi, ingin beli berapa butir?" tanya Quesier.
"Aku ..." kata Jeth. Ia langsung menendang perut Quesier dengan cepat hingga terlempar beberapa langkah ke belakang. "Ingin nyawamu!" sambungnya.
"Apa maksudmu??" tanya Quesier sambil berusaha bangkit.
"Kau telah membunuh salah satu anak buahku dengan kapsulmu. Untungnya satu lagi masih hidup dan menceritakan semuanya padaku, termasuk memberikan kartu namamu." Jeth menerangkan.
Quesier tersenyum miring. "Khu. Khu. Khuhahahahaha... Khahahahaha... Kalau kau ingin nyawaku, ambillah kalau bisa!"
Jeth memasang kuda-kuda sebentar, kemudian berlari dan meloncat ke arah Quesier dengan posisi menendang menggunakan telapak kaki kanan.
Namun, tendangan Jeth berhasil dihindari oleh Quesier dengan menggeser tubuhnya ke samping.
Jeth kemudian merangsek ke arah Quesier. Begitu jaraknya sudah dekat, ia melancarkan pukulan ke arah wajah Quesier.
Akan tetapi, Quesier berhasil menangkis pukulan tersebut dengan punggung tangan kirinya. Lalu tangan kanannya meninju dada Jeth beberapa kali, sebelum akhirnya menendang dada Jeth dengan tendangan lurus kaki kanannya hingga membuat Jeth terlempar ke belakang dan jatuh ke tanah.
Quesier lalu mengangkat telapak tangan kanannya. Tak lama kemudian, muncul dua buah rantai di telapak tangannya. Kedua rantai itu langsung Quesier lemparkan ke tanah.
Kedua rantai tersebut kemudian menjelma menjadi dua sosok 'rider'. Yang satu berpakaian ketat hitam yang dilapisi lempengan baja putih pada bagian-bagian tangan serta kakinya, sementara dadanya dilapisi baja berwarna abu-abu, pundaknya dilapisi baja berwarna abu-abu pula dengan ujung sedikit lancip, punggungnya dilapisi baja berwarna hitam, helmnya juga berwarna hitam dengan lensa mata keunguan dan ada baja berpola seperti tanda silang di permukaan depan helmnya, di depan sabuknya menempel sebuah ponsel flip dengan lambang bulat yang ditiban tanda silang, tidak ketinggalan garis-garis kuning keemasan menghiasi sekujur tubuhnya, tangan kanannya memegang sebuah pedang laser yang bilahnya berwarna kuning keemasan dengan gagang berbentuk tanda silang, pedang itu ia genggam dengan posisi bilah menghadap ke bawah, dia adalah 'Kamen Rider Kaixa'. Sedangkan yang satu lagi tangannya terselimuti sarung tangan biru, sekujur tubuhnya dilapisi pakaian ketat berwarna biru navy, di bagian dada dan bahunya terpasang armor baja warna putih metalik, punggung
tangan serta lutut lalu betis dan sepatunya juga ditutupi beberapa lembar lempengan baja putih metalik pula, di pinggangnya melingkar sebuah sabuk dengan kepala berbentuk kotak dan berlambang waru yang sebelah kirinya menggantung sebilah
pedang berwarna
dominan biru-perak yang dihiasi beberapa garis berwarna merah dan emas, helm bermotif kumbang atlas menutupi kepalanya, dia adalah 'Kamen Rider Blade'.
"Apa??" Jeth terkejut. "Ternyata dia bukan orang biasa."
"Habisi dia!!!" perintah Quesier pada dua rider tersebut.
Dua rider itu, Kaixa dan Blade langsung berlari ke arah Jeth.
Jeth mengambil Dhroidrive dari balik jaket sebelah kirinya yang menempel pada magnet di balik jaket tersebut. Setelah itu ia menempelkan benda tersebut di depan pinggangnya. Ketika permata birunya ditekan, dari kanan dan kiri benda itu keluar tali sabuk bewarna perak yang langsung menyatu di belakang pinggang Jeth.
Jeth lalu mengambil selembar kartu Dhroid Crest dari dalam Dhroidcase, kemudian berteriak, "Henshin!!" Sembari memasukkan kartu itu di permukaan atas kepala sabuknya.
Permata biru yang ada di permukaan depan sabuknya langsung menyala terang, memancar sejauh 1,5 meter dan membawa hologram berbentuk manusia bertanduk yang secara keseluruhan berwarna biru dengan berbagai lekukan yang membentuk sesuatu. Hologram tersebut memukuli dan menendang Kaixa dan Blade yang jaraknya hampir dekat dengan Jeth beberapa kali lalu menendang keras perut keduanya hingga terpental ke belakang. Setelah itu, hologram tersebut mundur ke arah Jeth dan menempel lalu terserap di tubuhnya, merubahnya menjadh Kamen Rider Dhroider.
"Hoh. Kamen Rider!?" ucap Quesier.
Kaixa dan Blade kembali bangun dan berlari ke arah Jeth. Blade mencabut pedangnya yang menempel di pinggang sebelah kirinya. Mereka berdua lalu menyerang Dhroider dengan sabetan pedang dan beberapa kali tendangan. Melawan mereka berdua sekaligus membuat Dhroider cukup kerepotan. Daritada ia hanya sibuk menghindari serangan mereka berdua tanpa mampu membalas.
Quesier memangku kedua tangannya di dada, menonton Dhroider yang sibuk menghindari tebasan demi tebasan pedang dari dua rider yang ia panggil. Tapi kali ini, Dhroider mampu melakukan serangan balasan dengan menggunakan Techno Blade miliknya meski tidak terlalu efektif.
Tidak lama kemudian, Dhroider melihat pertahanan Blade terbuka. Hal itu jelas tidak ia sia-siakan, ditebasnya dada Blade dengan Techno Blade kemudian ditendangnya rider itu dengan kaki kanannya dengan keras sampai terlempar cukup jauh dari posisi awalnya. Dengan terlemparnya Blade, Dhroider memiliki cukup ruang untuk melakukan serangan balasan. Kini pertarungan Dhroider terlihat imbang melawan Kaixa dengan saling tebas dan saling tendang.
Sementara itu, Blade yang terjatuh kembali bangun. Ia menarik lembaran
kaca pada pedangnya yang kemudian membentuk kipas kaca yang terdiri dari sekitar lima belas lembaran kaca. Blade mengambil dua lembar kartu dari sana kemudian menggesekkan kartu-kartu itu ke alat gesek kartu di tengah
pedangnya.
"KICK! THUNDER!" Pedang Blade mengeluarkan suara begitu kedua kartu tersebut digesekkan di sana.
Kedua kartu itu berubah menjadi tiga buah layar biru kecil bergambar belalang dan rusa kemudian terserap ke dada Blade.
"LIGHTNING BLAST!!" Pedang milik Blade kembali mengeluarkan suara.
Blade mengambil kuda-kuda sebentar, mengangkat pedangnya ke atas, dan berteriak, "HEEAAAAEEE!!!"
JRAKKK!!!
Blade menusukkan pedangnya
ke tanah, melompat ke udara, berputar dua kali di
udara, lalu melancarkan tendangan persis ke arah Dhroider.
"WAAAYYY!!!" teriak Blade yang melakukan tendangan itu.
Dhroider yang tengah bertarung dengan Kaixa melihat hal itu. Ia pun langsung berbalik ke belakang Kaixa dan mendorongnya sedikit, lalu ia menyingkir dari sana
Kaixa menoleh ke arah Blade dan terkejut. Tendangan Blade langsung mengenai tubuhnya dan membuatnya meledak hancur.
Dhroider mengambil ancang-ancang. Ia mengangkat tangannya yang memegang pedang, sementara tangan yang satunya lagi menekan permata biru pada kepala sabuknya.
"POWER!!" Kepala sabuk itu, Dhroidrive mengeluarkan suara. Permata biru Dhroidrive langsung menyala terang.
Di waktu yang hampir bersamaan, mata pedang Dhroider langsung diselimuti oleh putaran angin.
Tanpa membuang waktu lagi, Dhroider langsung mengayunkan pedangnya ke depan, membuat angin yang melapisi pedang tersebut melesat ke arah Blade yang tengah berlari ke arahnya.
Tubuh Blade langsung meledak hancur begitu terkena angin tersebut.
PROK PROK PROK PROK!!
Quesier tepuk tangan melihat aksi Dhroider yang telah keluar sebagai pemenang. "Boleh juga kau!" ucapnya.
"Kau ... Selanjutnya giliranmu!!" ujar Dhroider yang kemudian berlari ke arah Quesier.
Quesier lalu meninju telapak tangan kirinya yang ia tempelkan di depan dada dengan tangan kanannya seraya berteriak, "Mecha!!"
Bagan baja kotak keperakan langsung muncul di sisi kanan dan kiri Quesier yang langsung menempel dan membungkus tubuh Quesier. Tak butuh waktu lama, bagan itu kembali memisah kemudian menghilang. Kini, tubuh Quesier telah berubah menjadi manusia robot berarmor perak dan hitam yang memiliki ekor besar berujung runcing, kepala bagian atasnya memiliki beberapa ujung runcing pula serta menyerupai kepala seekor 'naga' dengan gigi-gigi yang runcing di tepi bagian dalamnya, kedua kuku kakinya juga berujung runcing juga.
![kaskus-image]()
Quesier yang sudah berubah bentuk itu langsung menangkis pedang Dhroider yang terayun padanya hanya dengan tangan kosong yang membuat Dhroider tersentak. Kemudian, ia meninju keras perut Dhroider, membuatnya terpental ke belakang dan menabrak ayunan hingga besinya patah dan jatuh mencium tanah.
Dhroider mendecih, kemudian kembali bangun dan berlari ke arah Quesier dan menebasnya menggunakan Techno Blade.
Akan tetapi, serangan Dhroider kembali ditepis oleh Quesier. Dhroider yang tidak mau menyerah kembali menebas Quesier di berbagai titik. Namun, Quesier terus menerus menepis setiap tebasan yang dilancarkan Dhroider. Setelah itu ia menendang dada Dhroider hingga Dhroider terpelanting ke belakang dan terguling-guling di tanah.
Dengan menahan rasa sakit, Dhroider kembali bangkit. Ditekannya permata biru pada Dhroidrive hingga Dhroidrive mengeluarkan suara, "POWER!!"
Permata biru Dhroidrive langsung menyala terang. Bilah Techno Blade milik Dhroider langsung diselimuti putaran angin.
Dhroider mengambil ancang-ancang sebentar, sebelum akhirnya mengayunkan Techno Blade ke depan, membuat putaran angin yang menyelimuti Techno Blade melesat ke arah Quesier.
Dengan tenang, Quesier mengangkat telapak tangannya ke depan. Angin yang meluncur ke arahnya langsung berhenti persis di hadapannya.
Dhroider tersentak. Lalu sekali lagi ia menekan permata biru pada Dhroidrive.
"POWER!!" Dhroidrive kembali mengeluarkan suara. Dan bilah pedang Dhroider kembali diselimuti putaran angin.
Dhroider mengangkat pedangnya, Techno Blade, ke atas setelah itu ia ayunkan ke bawah. Putaran angin yang melapisi bilah pedang itu meluncur menuju Quesier.
Quesier mengangkat telapak tangannya yang sebelah lagi. Lagi-lagi, putaran angin itu berhenti di depan Quesier, membuat Dhroider terkejut dan putus asa. Quesier lalu menghentakkan kedua telapak tangannya ke depan. Kedua putaran angin di hadapannya pun melesat sangat cepat ke arah Dhroider.
Dhroider yang tidak punya waktu untuk mengelak terkena dua putaran angin itu dan meledak hebat. Begitu ledakan mengecil, Dhroider kembali ke wujud Jeth. Ia tersimpuh di tanah dengan tubuh penuh luka, kemudian jatuh tak sadarkan diri.
Seorang wanita berpakaian minim nan seksi berjalan ke arah dua orang pria itu lalu berkata, "Maaf, tuan. Seluruh tempat sudah dipesan oleh pria itu." Tunjuknya pada si pria gendut.
"Apa??" kata si pria bertindik dan berkumis tebal.
"Ah! Padahal hari ini kita ingin bersenang-senang," keluh si pria berambut punk. Setelah itu, dia dan temannya pergi dari sana dengan wajah lesu sekaligus kesal.
Mereka berdua lalu duduk di bangku dekat pinggiran jalan sepi yang tidak jauh dari Night Club tadi.
"Benar-benar sial orang itu!" kata si pria berkumis tebal. "Mana Night Club yang dekat cuma di situ! Sial!"
Si pria berambut punk mengangguk. "Kalau seandainya kita mengacak-acak tempat itu, kita bisa berakhir di jeruji besi."
Pria berkumis mengangkat kedua bahunya. "Entahlah." Setelah itu ia menghela napas.
Tiba-tiba, Quesier keluar dari semak-semak dan berkata, "Apa kalian butuh bantuanku?"
Si pria berkumis dan berambut punk itu langsung menengok ke belakang.
"Siapa kau? Bantuan apa?" tanya si pria berambut punk.
"Aku Quesier," jawab Quesier. Ia lalu mengeluarkan dua buah plastik kecil yang masing-masing berisi sebuah kapsul merah.
Si kumis dan si rambut punk mengernyitkan dahinya.
"Jangan coba-coba mempermainkan kami ya!" gertak si kumis.
"Mempermainkan kalian?" kata Quesier. "Kapsul itu jika ditelan bisa menyelesaikan masalah apapun. Dari awal aku memperhatikan kalian yang sedang mengeluh dan berniat ingin membantu kalian."
"Mana bisa kapsul menyelesaikan masalah?!" ucap si kumis.
"Tunggu dulu, Takao," sergah si rambut punk. "Kita coba dulu saja. Jika dia berbohong, kita habisi dia!"
"Baik, Kai," kata si kumis yang diketahui bernama Takao.
"Baiklah, berikan kapsulnya!" perintah Kai sambil mengadahkan tangan pada Quesier.
"Ini tidak gratis!" kata Quesier. "Kau harus membelinya seharga satu juta Yen."
Kai dan Takao terkejut, melongo, dan saling pandang.
"Satu juta Yen hanya untuk kapsul yang kita belum tahu betul atau tidak tahu bisa benar-benar menyelesaikan masalah atau tidak?" kata Takao.
Quesier lalu mengeluarkan kartu namanya dan memberikannya pada Takao. "Jika kapsulnya tidak berefek, kau bisa menghubungiku. Di sana ada nomor rekeningku jika kalian ingin membayarnya lewat ATM. Garansi uang kembali!"
"Baiklah, aku bayar lewat cek saja, kebetulan aku membawanya," ucap Kai yang kemudian merogoh saku belakang celana serta mengambil cek serta pena warna hitam. Ia lalu menulis jumlah nominal yang diinginkan Quesier dan memberikan cek itu pada Quesier.
"Kau hanya membeli satu?" tanya Quesier setelah menerima cek yang hanya berisi satu juta Yen itu.
Kai mengangguk. "Aku cuma punya uang segitu hari ini, dan temanku tidak memiliki uang sama sekali. Sisa uangku juga tidak cukup untuk membeli dua kapsul."
"Baiklah kalau begitu," ucap Quesier. "Aku pergi dulu. Sampai jumpa!" Ia pun berlalu dari tempat tersebut.
Kai memandang kapsul itu sebentar, sebelum akhirnya menelan kapsul tersebut.
Beberapa detik setelah kapsul ditelan, tubuh Kai langsung terasa enteng seperti melayang dan pikirannya plong.
"Apa kapsulnya sudah bereaksi?" tanya Takao ketika melihat Kai senyum-senyum sendiri.
"Sepertinya begitu," balas Kai.
Tiba-tiba, suara berat dan bergema muncul. "Hai anak muda, sebutkan permintaanmu!"
Kai dan Takao langsung menengok kesana kemari mencari asal suara itu.
"Jangan bingung, anak muda," kata suara tersebut.
"Siapa kau?" tanya Kai.
"Aku adalah sang pengabul keinginan yang berasal dari kapsul yang kau telan," jawab suara itu.
"Pengabul keinginan? Rupanya apa yang dibilang wanita tadi benar," kata Kai.
"Betul, anak muda," balas suara itu. "Sekarang, mintalah apapun yang kau inginkan padaku! Hanya yang menelan kapsul yang boleh memintanya."
Kai mengetuk-ngetuk dagu dengan jari telunjuk kanannya dan berpikir.
"Mintalah dengan bijak, Kai!" ujar Takao.
"Baiklah wahai suara misterius, aku ingin memiliki Night Club super mewah dan aku bebas berpesta pora di sana!" kata Kai.
"Permintaan dikabulkan," ucap suara berat tersebut.
Tak lama, di hadapan Kai dan Takao muncul cahaya hitam besar. Cahaya tersebut langsung berubah menjadi sebuah bangunan yang sangat besar menyerupai rumah dengan lampu kelap-kelip di beberapa bagian dindingnya. Kai dan Takao terkejut melihatnya.
"A-apa itu??" ujar Takao.
Kai mengerutkan keningnya. "Sepertinya Night Club. Ayo coba kita kesana!"
Takao mengangguk dan mengikuti Kai yang berjalan menghampiri bangunan itu.
"Kai Night Club?" Mata Kai membelalak begitu melihat plang bertuliskan 'Kai Night Club' menempel di atas pintu masuk bangunan tersebut.
"Apa maksudnya ini? Apa keinginanmu sudah terkabul, Kai?" tanya Takao yang tak kalah kagetnya dengan Kai.
"Terkabul atau tidaknya akan lebih baik jika kita mengeceknya ke dalam!" ucap Kai yang kemudian berjalan lagi, diikuti oleh Takao.
Begitu sampai di depan pintu, dua orang berpakaian serba hitam yang berdiri di depan pintu langsung membungkuk memberi hormat, membuat Kai dan Takao terheran. Dan, ketika sampai di dalam, seorang gadis berpakaian minim serba hitam dengan hiasan telinga kelinci di kepalanya membungkuk memberi hormat pada Kai.
"Selamat malam, Tuan Kai... Apa anda hari ini ingin memakai Night Club ini untuk berpesta?" kata gadis itu setelah selesai membungkuk.
Kai dan Takao terkejut dan saling pandang.
"Kenapa, Tuan Kai? Night Club ini kan milik anda," kata gadis tadi.
Kai membelalak. "Mi-milikku???"
"Ya!" Si gadis mengangguk. "Kau bebas berpesta pora di sini kapanpun kau mau. Gratis!"
Takao tersenyum dan memandang Kai. "Sepertinya keinginanmu benar-benar terkabul."
"Kalau begitu kapsul itu benar-benar bisa menyelesaikan masalah!" ujar Kai. Ia lalu memandang gadis tadi. "Baiklah, aku ingin memesan semua tempat untuk pesta pribadiku dan temanku!"
Si gadis mengangguk. "Baik, Tuan!"
Setelah itu si gadis berbicara sepatah dua patah kata dengan seorang pria berpakaian parlente serba hitam. Kemudian, dengan bahasa isyarat si gadis menyuruh Kai dan Takao duduk di sofa merah nan besar yang ada di sana. Semua orang yang tengah menikmati makanan serta minuman, berjoget, dan lain sebagainya di tempat itu disuruh pergi karena semua tempat akan dipakai untuk pesta pribadi Kai. Semua orang kecuali para pelayan, DJ, bartender, dan wanita penghibur pun pergi dari Night Club tersebut. Setelah itu, pesta dimulai. Kai dan Takao merokok sambil minum minuman keras dengan ditemani gadis-gadis cantik dan seksi yang merupakan wanita penghibur di sana. Mereka juga berjoget ria ditemani musik DJ nan apik. Mereka benar-benar menggunakan tempat itu untuk bersenang-senang.
Di saat seperti itu, Takao mendadak ingin buang air kecil. Setelah izin pada Kai, ia pun pergi ke kamar mandi, meninggalkan Kai yang tengah mabuk dan ditemani para gadis.
Begitu Takao keluar dari kamar mandi, hal yang mengejutkan terjadi. Night Club tersebut menghilang, digantikan oleh hutan rimbun. Tentu saja hal itu membuat Takao terheran-heran. Dan, yang tak kalah mengejutkan lagi, Takao melihat Kai berguling-guling dan mengerang-erang kesakitan di tanah dengan tubuh diselimuti api. Dengan panik, Takao pun menghampiri Kai dan berusaha memadamkan api yang menyelimuti tubuh Kai dengan jas-nya. Tapi, api itu tak kunjung padam. Api tersebut terus membakar tubuh Kai hingga menjadi abu.
"Itu adalah konsekuensi yang harus kau terima karena telah meminta bantuan dariku!" ucap suara berat misterius yang tiba-tiba muncul. Suara tersebut sangat dikenali Takao.
"Hey, apa maksudmu, hah?" teriak Takao. Tapi, suara itu tidak muncul lagi. Akhirnya, Takao pun berteriak keras memanggil nama Kai. Teriakannya memenuhi seisi hutan.
=***=
Keesokan harinya, di Mecha Castle, tepatnya di sebuah kamar, Quesier tengah menerima telepon dari seseorang. Orang itu berkata kalau ia ingin memesan kapsul yang dibeli oleh anak buahnya yang waktu itu Quesier temui di pinggir jalan dekat hutan. Quesier pun bertanya darimana ia tahu nomor handphonenya, orang itu menjawab dari anak buahnya sebelum kapsul itu dipakai oleh anak buahnya itu sebelum si anak buah hilang entah kemana. Quesier pun menyanggupi permintaan si penelepon, dan hari ini juga ia akan berangkat ke alamat yang diberikan si penelepon. Setelah itu, telepon ditutup.
Quesier pergi ke sebuah taman, tempat dimana ia akan bertransaksi dengan orang yang meneleponnya. Begitu sampai di tempat tujuan, Quesier bertemu dengan seorang pemuda yang tak lain adalah 'Jeth Higashi'. Mereka berdua pun langsung melakukan transaksi.
"Jadi, ingin beli berapa butir?" tanya Quesier.
"Aku ..." kata Jeth. Ia langsung menendang perut Quesier dengan cepat hingga terlempar beberapa langkah ke belakang. "Ingin nyawamu!" sambungnya.
"Apa maksudmu??" tanya Quesier sambil berusaha bangkit.
"Kau telah membunuh salah satu anak buahku dengan kapsulmu. Untungnya satu lagi masih hidup dan menceritakan semuanya padaku, termasuk memberikan kartu namamu." Jeth menerangkan.
Quesier tersenyum miring. "Khu. Khu. Khuhahahahaha... Khahahahaha... Kalau kau ingin nyawaku, ambillah kalau bisa!"
Jeth memasang kuda-kuda sebentar, kemudian berlari dan meloncat ke arah Quesier dengan posisi menendang menggunakan telapak kaki kanan.
Namun, tendangan Jeth berhasil dihindari oleh Quesier dengan menggeser tubuhnya ke samping.
Jeth kemudian merangsek ke arah Quesier. Begitu jaraknya sudah dekat, ia melancarkan pukulan ke arah wajah Quesier.
Akan tetapi, Quesier berhasil menangkis pukulan tersebut dengan punggung tangan kirinya. Lalu tangan kanannya meninju dada Jeth beberapa kali, sebelum akhirnya menendang dada Jeth dengan tendangan lurus kaki kanannya hingga membuat Jeth terlempar ke belakang dan jatuh ke tanah.
Quesier lalu mengangkat telapak tangan kanannya. Tak lama kemudian, muncul dua buah rantai di telapak tangannya. Kedua rantai itu langsung Quesier lemparkan ke tanah.
Kedua rantai tersebut kemudian menjelma menjadi dua sosok 'rider'. Yang satu berpakaian ketat hitam yang dilapisi lempengan baja putih pada bagian-bagian tangan serta kakinya, sementara dadanya dilapisi baja berwarna abu-abu, pundaknya dilapisi baja berwarna abu-abu pula dengan ujung sedikit lancip, punggungnya dilapisi baja berwarna hitam, helmnya juga berwarna hitam dengan lensa mata keunguan dan ada baja berpola seperti tanda silang di permukaan depan helmnya, di depan sabuknya menempel sebuah ponsel flip dengan lambang bulat yang ditiban tanda silang, tidak ketinggalan garis-garis kuning keemasan menghiasi sekujur tubuhnya, tangan kanannya memegang sebuah pedang laser yang bilahnya berwarna kuning keemasan dengan gagang berbentuk tanda silang, pedang itu ia genggam dengan posisi bilah menghadap ke bawah, dia adalah 'Kamen Rider Kaixa'. Sedangkan yang satu lagi tangannya terselimuti sarung tangan biru, sekujur tubuhnya dilapisi pakaian ketat berwarna biru navy, di bagian dada dan bahunya terpasang armor baja warna putih metalik, punggung
tangan serta lutut lalu betis dan sepatunya juga ditutupi beberapa lembar lempengan baja putih metalik pula, di pinggangnya melingkar sebuah sabuk dengan kepala berbentuk kotak dan berlambang waru yang sebelah kirinya menggantung sebilah
pedang berwarna
dominan biru-perak yang dihiasi beberapa garis berwarna merah dan emas, helm bermotif kumbang atlas menutupi kepalanya, dia adalah 'Kamen Rider Blade'.
"Apa??" Jeth terkejut. "Ternyata dia bukan orang biasa."
"Habisi dia!!!" perintah Quesier pada dua rider tersebut.
Dua rider itu, Kaixa dan Blade langsung berlari ke arah Jeth.
Jeth mengambil Dhroidrive dari balik jaket sebelah kirinya yang menempel pada magnet di balik jaket tersebut. Setelah itu ia menempelkan benda tersebut di depan pinggangnya. Ketika permata birunya ditekan, dari kanan dan kiri benda itu keluar tali sabuk bewarna perak yang langsung menyatu di belakang pinggang Jeth.
Jeth lalu mengambil selembar kartu Dhroid Crest dari dalam Dhroidcase, kemudian berteriak, "Henshin!!" Sembari memasukkan kartu itu di permukaan atas kepala sabuknya.
Permata biru yang ada di permukaan depan sabuknya langsung menyala terang, memancar sejauh 1,5 meter dan membawa hologram berbentuk manusia bertanduk yang secara keseluruhan berwarna biru dengan berbagai lekukan yang membentuk sesuatu. Hologram tersebut memukuli dan menendang Kaixa dan Blade yang jaraknya hampir dekat dengan Jeth beberapa kali lalu menendang keras perut keduanya hingga terpental ke belakang. Setelah itu, hologram tersebut mundur ke arah Jeth dan menempel lalu terserap di tubuhnya, merubahnya menjadh Kamen Rider Dhroider.
"Hoh. Kamen Rider!?" ucap Quesier.
Kaixa dan Blade kembali bangun dan berlari ke arah Jeth. Blade mencabut pedangnya yang menempel di pinggang sebelah kirinya. Mereka berdua lalu menyerang Dhroider dengan sabetan pedang dan beberapa kali tendangan. Melawan mereka berdua sekaligus membuat Dhroider cukup kerepotan. Daritada ia hanya sibuk menghindari serangan mereka berdua tanpa mampu membalas.
Quesier memangku kedua tangannya di dada, menonton Dhroider yang sibuk menghindari tebasan demi tebasan pedang dari dua rider yang ia panggil. Tapi kali ini, Dhroider mampu melakukan serangan balasan dengan menggunakan Techno Blade miliknya meski tidak terlalu efektif.
Tidak lama kemudian, Dhroider melihat pertahanan Blade terbuka. Hal itu jelas tidak ia sia-siakan, ditebasnya dada Blade dengan Techno Blade kemudian ditendangnya rider itu dengan kaki kanannya dengan keras sampai terlempar cukup jauh dari posisi awalnya. Dengan terlemparnya Blade, Dhroider memiliki cukup ruang untuk melakukan serangan balasan. Kini pertarungan Dhroider terlihat imbang melawan Kaixa dengan saling tebas dan saling tendang.
Sementara itu, Blade yang terjatuh kembali bangun. Ia menarik lembaran
kaca pada pedangnya yang kemudian membentuk kipas kaca yang terdiri dari sekitar lima belas lembaran kaca. Blade mengambil dua lembar kartu dari sana kemudian menggesekkan kartu-kartu itu ke alat gesek kartu di tengah
pedangnya.
"KICK! THUNDER!" Pedang Blade mengeluarkan suara begitu kedua kartu tersebut digesekkan di sana.
Kedua kartu itu berubah menjadi tiga buah layar biru kecil bergambar belalang dan rusa kemudian terserap ke dada Blade.
"LIGHTNING BLAST!!" Pedang milik Blade kembali mengeluarkan suara.
Blade mengambil kuda-kuda sebentar, mengangkat pedangnya ke atas, dan berteriak, "HEEAAAAEEE!!!"
JRAKKK!!!
Blade menusukkan pedangnya
ke tanah, melompat ke udara, berputar dua kali di
udara, lalu melancarkan tendangan persis ke arah Dhroider.
"WAAAYYY!!!" teriak Blade yang melakukan tendangan itu.
Dhroider yang tengah bertarung dengan Kaixa melihat hal itu. Ia pun langsung berbalik ke belakang Kaixa dan mendorongnya sedikit, lalu ia menyingkir dari sana
Kaixa menoleh ke arah Blade dan terkejut. Tendangan Blade langsung mengenai tubuhnya dan membuatnya meledak hancur.
Dhroider mengambil ancang-ancang. Ia mengangkat tangannya yang memegang pedang, sementara tangan yang satunya lagi menekan permata biru pada kepala sabuknya.
"POWER!!" Kepala sabuk itu, Dhroidrive mengeluarkan suara. Permata biru Dhroidrive langsung menyala terang.
Di waktu yang hampir bersamaan, mata pedang Dhroider langsung diselimuti oleh putaran angin.
Tanpa membuang waktu lagi, Dhroider langsung mengayunkan pedangnya ke depan, membuat angin yang melapisi pedang tersebut melesat ke arah Blade yang tengah berlari ke arahnya.
Tubuh Blade langsung meledak hancur begitu terkena angin tersebut.
PROK PROK PROK PROK!!
Quesier tepuk tangan melihat aksi Dhroider yang telah keluar sebagai pemenang. "Boleh juga kau!" ucapnya.
"Kau ... Selanjutnya giliranmu!!" ujar Dhroider yang kemudian berlari ke arah Quesier.
Quesier lalu meninju telapak tangan kirinya yang ia tempelkan di depan dada dengan tangan kanannya seraya berteriak, "Mecha!!"
Bagan baja kotak keperakan langsung muncul di sisi kanan dan kiri Quesier yang langsung menempel dan membungkus tubuh Quesier. Tak butuh waktu lama, bagan itu kembali memisah kemudian menghilang. Kini, tubuh Quesier telah berubah menjadi manusia robot berarmor perak dan hitam yang memiliki ekor besar berujung runcing, kepala bagian atasnya memiliki beberapa ujung runcing pula serta menyerupai kepala seekor 'naga' dengan gigi-gigi yang runcing di tepi bagian dalamnya, kedua kuku kakinya juga berujung runcing juga.
Spoiler for Perubahan Quesier:

Created by: KiRa
Quesier yang sudah berubah bentuk itu langsung menangkis pedang Dhroider yang terayun padanya hanya dengan tangan kosong yang membuat Dhroider tersentak. Kemudian, ia meninju keras perut Dhroider, membuatnya terpental ke belakang dan menabrak ayunan hingga besinya patah dan jatuh mencium tanah.
Dhroider mendecih, kemudian kembali bangun dan berlari ke arah Quesier dan menebasnya menggunakan Techno Blade.
Akan tetapi, serangan Dhroider kembali ditepis oleh Quesier. Dhroider yang tidak mau menyerah kembali menebas Quesier di berbagai titik. Namun, Quesier terus menerus menepis setiap tebasan yang dilancarkan Dhroider. Setelah itu ia menendang dada Dhroider hingga Dhroider terpelanting ke belakang dan terguling-guling di tanah.
Dengan menahan rasa sakit, Dhroider kembali bangkit. Ditekannya permata biru pada Dhroidrive hingga Dhroidrive mengeluarkan suara, "POWER!!"
Permata biru Dhroidrive langsung menyala terang. Bilah Techno Blade milik Dhroider langsung diselimuti putaran angin.
Dhroider mengambil ancang-ancang sebentar, sebelum akhirnya mengayunkan Techno Blade ke depan, membuat putaran angin yang menyelimuti Techno Blade melesat ke arah Quesier.
Dengan tenang, Quesier mengangkat telapak tangannya ke depan. Angin yang meluncur ke arahnya langsung berhenti persis di hadapannya.
Dhroider tersentak. Lalu sekali lagi ia menekan permata biru pada Dhroidrive.
"POWER!!" Dhroidrive kembali mengeluarkan suara. Dan bilah pedang Dhroider kembali diselimuti putaran angin.
Dhroider mengangkat pedangnya, Techno Blade, ke atas setelah itu ia ayunkan ke bawah. Putaran angin yang melapisi bilah pedang itu meluncur menuju Quesier.
Quesier mengangkat telapak tangannya yang sebelah lagi. Lagi-lagi, putaran angin itu berhenti di depan Quesier, membuat Dhroider terkejut dan putus asa. Quesier lalu menghentakkan kedua telapak tangannya ke depan. Kedua putaran angin di hadapannya pun melesat sangat cepat ke arah Dhroider.
Dhroider yang tidak punya waktu untuk mengelak terkena dua putaran angin itu dan meledak hebat. Begitu ledakan mengecil, Dhroider kembali ke wujud Jeth. Ia tersimpuh di tanah dengan tubuh penuh luka, kemudian jatuh tak sadarkan diri.
To Be Continued
[
Diubah oleh Ariel.Matsuyama 12-01-2020 17:47
0
Kutip
Balas