TS
Ariel.Matsuyama
[FanFic] Kamen Rider Blitzer
![[FanFic] Kamen Rider Blitzer](https://dl.kaskus.id/ic.pics.livejournal.com/arielmatsuyama/83052924/5659/5659_900.png)
Kamen Rider Blitzer (仮面ライダー ブリッツァー)
Genre:Action | Drama | Adventure
Quote:
ATTENTION:
Meski tokoh utama dalam cerita ini adalah "Kamen Rider Blitzer", tapi ceritanya hampir sama seperti manga "Kamen Rider Spirits", bedanya disini semua Kamen Rider dari era Showa sampai yang terbaru satu dunia.
Meski tokoh utama dalam cerita ini adalah "Kamen Rider Blitzer", tapi ceritanya hampir sama seperti manga "Kamen Rider Spirits", bedanya disini semua Kamen Rider dari era Showa sampai yang terbaru satu dunia.
Spoiler for List Episode:
Episode 1: Hobi Membunuh
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 2: Gerombolan Raja Minyak
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 3: Gerombolan Raja Minyak Part 2
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 4: Rival
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 5: Dendam VS Dendam (Ide by: Dhodo Rukanda)
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 6: Jalan Kegelapan
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 7: Game Kematian
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 8: Belalang Hitam
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 9: MECHA - MONSTER
[Act 1] [Act 2] [Act 3] [Act 4 (End)]
Episode 10: NEGA
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 11: Inilah Diriku!
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 12: Darker
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 13: Kapsul Penyelesai Masalah
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 14: Kasus Kematian Aneh
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 15: Pencuri Kekuatan
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 16: Yami Rider
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 17: Meringkus Yami RiderNEW!!
[Act 1] [Act 2 (End)]
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 2: Gerombolan Raja Minyak
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 3: Gerombolan Raja Minyak Part 2
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 4: Rival
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 5: Dendam VS Dendam (Ide by: Dhodo Rukanda)
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 6: Jalan Kegelapan
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 7: Game Kematian
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 8: Belalang Hitam
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 9: MECHA - MONSTER
[Act 1] [Act 2] [Act 3] [Act 4 (End)]
Episode 10: NEGA
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 11: Inilah Diriku!
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 12: Darker
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 13: Kapsul Penyelesai Masalah
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 14: Kasus Kematian Aneh
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 15: Pencuri Kekuatan
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 16: Yami Rider
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 17: Meringkus Yami RiderNEW!!
[Act 1] [Act 2 (End)]
Spoiler for Realms:
*Theme Song
*Main Character
*Main Character 2 (In Process)
*Supporting Character (In Process)
*Villain NEW!!
*Main Character
*Main Character 2 (In Process)
*Supporting Character (In Process)
*Villain NEW!!
Quote:
Cerita ini juga diterbitkan di: WATTPAD
Diubah oleh Ariel.Matsuyama 08-02-2020 18:50
0
12.1K
Kutip
52
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Fanstuff
1.9KThread•344Anggota
Tampilkan semua post
TS
Ariel.Matsuyama
#27
Spoiler for Episode 9 Act 3:
Aizawa University, Kota Zippon - Jepang, Rabu 05 Februari 2020, pukul 07:30.
Ketika sampai ke dalam kelas dan duduk di bangku tempat ia biasa duduk, Ariel melihat sebuah kotak besar dengan penutup warna pink bergambar beruang yang terbuat dari karton yang dihiasi pita berwarna sama. Di atas kotak tersebut ada sebuah kertas karton kecil berbentuk 'hati' warna merah dan bertuliskan 'From: Izumi'. Ariel mengambil karton itu dan membalik lembarannya. Pada lembaran tersebut tertulis 'Kue ini aku buat sendiri spesial untuk Ariel. Dimakan ya...' serta banyak simbol hati (love) di sana. kotak itu kemudian Ariel masukkan ke dalam tas gemblok hitam bercorak merahnya yang sudah ia taruh di bangku.
.
.
.
Pada jam istirahat, Fumiko nampak sedang asyik menikmati kue brownies di tangga keramik kampus. Setiap gigitan ia nikmati dan hayati.
"Enak sekali... Ini brownies terenak yang pernah kumakan." Fumiko merem melek menikmati brownies tersebut. Ia seperti merasakan sensasi yang luar biasa dalam mulutnya. "Sedapnya luar biasa."
Di saat seperti itu, tiba-tiba seseorang menepuk pundak Fumiko. Namun, Fumiko tidak bereaksi. Ia sibuk menikmati kuenya yang sangat lezat itu. Sekali lagi, pundak Fumiko ditepuk, tapi ia tetap tak bereaksi pada tepukan tersebut.
"Fumiko!!!" teriak orang yang menepuk pundak Fumiko persis di telinganya.
Fumiko terperanjat. Ia pun menengok ke belakang. "Izumi??" ucapnya menyebutkan nama orang yang berteriak di telinganya serta menepuk pundaknya tadi. "Kau ini, tidak harus berteriak di telingaku segala kan?"
Izumi tertawa. "Habis, aku tepuk kau tidak menyahut. Kau sedang apa sih?"
"Sedang makan ini." Fumiko mengambil lalu menunjukkan sekotak brownies yang isinya tinggal beberapa. "Mau?"
"Dari mana kau dapatkan itu?" tanya Izumi.
"Dari Ariel," jawab Fumiko.
"Ariel??" Dahi Izumi mengernyit. Bola matanya lalu beralih ke penutup kotak brownies itu yang sangat ia kenali. "Itu kan ..."
"Kenapa Izumi?" tanya Fumiko.
"Yang kau makan itu brownies buatanku!" jawab Izumi.
Fumiko terkejut. "Buatanmu??"
"Ya." Izumi mengangguk. "Kenapa Ariel memberikannya padamu??"
"Dia bilang dia tidak suka, jadi dia berikan padaku."
Raut wajah Izumi langsung berubah sedih dan kepalanya tertunduk. "Begitu ya? Padahal aku sudah susah payah membuatnya, tapi ternyata dia tidak suka."
Fumiko memandang simpatik pada Izumi. Ia tersenyum dan berkata dengan lembut sambil memegang kedua pundak Izumi, "Sudahlah... Yang penting kau sudah berusaha. Lagipula brownies buatanmu sangat enak. Kau sepertinya berbakat membuka usaha kue."
"Terimakasih, Fumiko," balas Izumi. "Tapi ... Kenapa Ariel tidak pernah membalas perasaanku?? Apa lagi yang harus aku lakukan??" Air mata lalu mengalir dari pelupuk matanya.
Melihat hal itu, Fumiko langsung mengambil sapu tangannya dari balik rompi hitam yang ia kenakan. Dengan lembut, ia menghapus air mata Izumi seraya berkata, "Sudah sudah... Ariel memang orangnya seperti itu. Kau harus sabar. Lagipula bukan hanya pemberianmu yang ia tolak, tapi pemberian gadis-gadis yang menyukainya pun sama."
"Kenapa Ariel seperti itu?"
"Hmmm ... Kapan-kapan akan aku ceritakan."
.
.
.
Jam istirahat telah berakhir, seluruh mahasiswa dan mahasiswi masuk ke kelas masing-masing. Di dalam kelasnya, Ariel nampak sibuk mencari sesuatu entah itu di dalam tas, kolong meja, ataupun kolong bangku.
"Selamat siang semuanya!" ucap seorang pria jangkung berambut belah pinggir yang tiba-tiba masuk ke dalam kelas itu.
"Siang pak!!!!" balas para mahasiswa dan mahasiswi serentak.
"Nah, semuanya, PR yang kemarin langsung di kumpulkan ke depan ya," ucap pria bernama Kitaoka itu ketika sudah duduk di bangku dosen.
Para mahasiswa dan mahasiswi maju satu persatu ke depan dan menaruh PR mereka, tapi tidak dengan Ariel, ia hanya duduk-duduk saja di bangkunya.
"Ada yang tidak mengerjakan? Atau ada yang PR-nya ketinggalan?" tanya Kitaoka.
Perlahan, Ariel mengangkat tangannya. "Saya!"
Seisi kelas pun riuh, ada beberapa orang yang menatap ke arah Ariel termasuk Fumiko dan Izumi.
Kitaoka mengerutkan keningnya. "Ariel?? Kau tidak mengerjakan atau PR-mu ketinggalan?"
"Ketinggalan," jawab Ariel.
Kitaoka menggeleng. "Kenapa bisa ketinggalan?"
"Entahlah," kata Ariel.
"Kau memang mahasiswa kebanggaan di sini, tapi bukan berarti kau bisa seenaknya. Baiklah, sebagai hukumannya, sekarang kau berdiri di lapangan!" perintah Kitaoka.
Tiba-tiba, Izumi berdiri dari bangkunya. "Pak, apa boleh saya menggantikan Ariel?"
"Izumi??" Kitaoka mengernyitkan dahi. "Apa maksudmu??"
"Biar saya yang menggantikan Ariel berdiri di lapangan!" jawab Izumi.
Seisi kelas langsung memandang Izumi. Beberapa dari mereka ada yang berbisik-bisik.
"Apa kau yakin?" tanya Kitaoka.
Izumi mengangguk. "Sangat yakin!"
"Baiklah, silahkan!" balas Kitaoka.
Izumi langsung berjalan keluar kelas dan berdiri di lapangan.
Dari kaca dekat tembok di sampingnya, Ariel hanya melihat saja Izumi menjalani hukuman yang seharusnya untuknya tanpa ada rasa simpati sama sekali. Setelah itu, ia kembali menatap ke depan, memperhatikan Kitaoka yang sedang mulai mengajar.
=***=
Sirkuit Motegi, Kota Hiyama - Jepang, Kamis 06 Februari 2020, pukul 07:30.
Suara deru kencang motor terdengar membahana di seluruh sirkuit tersebut. Belasan motor saling beradu untuk dapat menjadi yang terdepan.
Suara para penonton yang sedang melihat pertandingan itu semakin memvariasikan suara gaduh yang telah ada. Terutama ketika seorang pembalap
yang mengenakan motor berwarna merah dan bernomor 56 yang semula tertinggal jauh langsung melesat kencang dan menyalip motor yang lainnya.
Seorang pembalap yang mengenakan motor biru metalik langsung menyalip kembali motor berwarna merah tadi, tapi pembalap motor merah masih mampu mempertahankannya dan melesat sejajar dengan si pembalap dengan motor biru. Begitu tanda 'Finish'
telah dekat, si pembalap bermotor merah langsung menarik gas-nya hingga batasnya dan membuatnya melesat jauh meninggalkan pesaingnya. Akhirnya pembalap itu berhasil memasuki garis Finish
pada 'lap' terakhirnya dan menandakan pembalap itu sebagai juara pertamanya.
Pembalap itu langsung disambut gembira oleh tim-nya yang langsung mengerubuti si pembalap. Begitu si pembalap melepaskan helm-nya, terlihat wajah Ariel dibalik helm tersebut. Ariel berterima kasih pada tim-nya karena telah bekerja sama dengan baik. Setelah naik ke podium dan penyerahan bunga beserta piala, Ariel mengocok botol champagne dan membuka botol tersebut hingga memutahkan buih yang sangat banyak. Nama Ariel langsung dielu-elukan oleh seluruh penonton yang hadir di sirkuit tersebut. Setelah seluruh acara
formal selesai, Ariel langsung kembali ke ruang gantinya. Ia langsung merebahkan tubuhnya yang letih di sofa yang disediakan di ruang gantinya. Fumiko yang telah menunggu kedatangan Ariel langsung menyerahkan sebotol kopi susu dingin kepadanya.
"Kau sudah bertanding dengan hebat, Ariel,” ucap Fumiko memberi selamat.
"Terimakasih," balas Ariel yang membuka penutup botol kopi susunya dan meminum kopi susu tersebut.
Fumiko mengeluarkan tumpukan kertas dari dalam tasnya dan meletakkan tumpukan kertas tersebut di atas meja berwarna cokelat yang ada di hadapan Ariel.
Dahi Ariel mengernyit. "Apa ini??"
"Materi pelajaran kampus," jawab Fumiko. "Tadi sebelum ke sini aku dipanggil ke kampus untuk bertemu Pak Kiriyama."
"Materi?"
"Ini karena Ariel suka membolos kuliah, entah karena mengikuti pertandingan ini atau juga bertarung sebagai Blitzer."
Ariel menghela napas dan bersandar di sofa. "Padahal aku hanya absen satu minggu lebih, tapi bisa-bisanya dosen bodoh itu memberiku materi sebanyak ini."
"Sudahlah... Ini kan karena Ariel merupakan mahasiswa kebanggaan kampus kita," ucap Fumiko sambil tersenyum lebar dan menepuk pundak Ariel. "Betul kan?"
Ariel hanya menghela napas panjang.
"Tapi aku masih bingung dengan dirimu." Raut wajah Fumiko mendadak serius.
"Kenapa?" tanya Ariel.
"Kau yang sering absen karena mengikuti pertandingan seperti ini atau kegiatan lainnya kenapa bisa mendapatkan nilai bagus dan selalu menjadi peringkat satu di angkatan kita?" Fumiko lalu menggebrak meja dan berdiri dari sofa. "Tidak hanya itu, kau selalu menjadi wakil Jepang dalam berbagai macam Olimpiade dan anehnya selalu mendapat medali emas!"
"Eh?" Ariel nampak bingung.
Fumiko lalu kembali duduk di sofa. "Jujur, kau terlalu membuat iri." Kemudian ia menatap Ariel dengan tajam. "Tolong beritahu rahasia suksesmu itu, Ariel!"
Ariel meneguk habis kopi susunya dan memandang botolnya yang telah kosong. "Kuncinya hanya satu, yaitu 'Serius'!"
"Hanya itu kah??" tanya Fumiko.
Ariel mengangguk. "Usaha tidak akan mengkhianati hasil."
"Apapun itu, kau tetap membuatku iri," kata Fumiko, sebelum akhirnya beranjak dari sofa menuju pintu keluar. "Besok ku tunggu di kampus! Sampai jumpa...," ucapnya sambil tersenyum hangat lalu pergi meninggalkan ruangan itu.
Beberapa saat setelah Fumiko pergi, smartphone milik Ariel yang berada di saku belakang celananya bergetar dan berbunyi. Ariel pun langsung mengambil smartphone itu dan menekan tombol bulatnya. Layar smartphone tersebut langsung menampilkan gambar sebuah peta dengan titik merah kelap-kelip dan di atas titik merah itu ada tulisan 'Mouser'.
"Stasiun kota ya? Tak terlalu jauh dari sini," ucap Ariel yang langsung bergegas meninggalkan ruang ganti menuju tempat parkiran motor yang berada di sirkuit tersebut.
Begitu sudah naik di atas motor dan mengenakan helm fullface-nya, Ariel langsung tancap gas dengan kecepatan maksimum.
Tidak sampai sepuluh menit, Ariel pun sudah sampai di stasiun kota.
Ariel terkejut melihat suasana di area stasiun itu. Suasananya sangat kacau, banyak perlengkapan stasiun yang telah dirusak. Tidak hanya itu, jaringan kabel juga banyak yang terputus di sana-sini. Sama sekali bukan hal yang dapat dilakukan oleh manusia.
Setelah melepas helmnya dan turun dari motor, Ariel mendengar suara yang aneh, tepatnya di loket pembelian tiket kereta. Dengan hati-hati, Ariel berjalan mendekati tempat itu. Seperti yang ia duga, di sana terlihat sesosok 'Mechaster' berbentuk manusia setengah tikus yang keseluruhan tubuhnya terbuat dari baja. Dialah Mouser.
"Baiklah, akan kubereskan hari ini juga!" ucap Ariel yang kemudian Blitzdrive dari balik jaketnya dan menempelkan benda itu di depan pinggangnya lalu menekan permata merah besarnya.
Sisi kanan dan kiri Blitzdrive langsung mengeluarkan tali sabuk berwarna perak bercorak garis hitam yang kemudian merekat di belakang pinggang Ariel.
Ariel kemudian mengambil kartu bergambar Blitz Crest dari kotak di sebelah kanan sabuknya. Kartu tersebut ia apit dengan jari telunjuk dan tengan tangan kanannya. Setelah menekuk tangan kanannya ke arah kiri badannya, Ariel pun berseru, "Henshin!" Dan memasukkan kartu yang ia pegang ke dalam lubang khusus kartu di atas kepala Blitzdrive.
Seperti biasa, hologram berbentuk manusia bertanduk berwarna merah keluar dari permata merah Blitzdrive yang menyala terang. Hologram tersebut menendang Mouser hingga terlempar dari posisinya berpijak. Setelahnya, hologram tersebut mundur ke arah Ariel dan akhirnya melapisi tubuh pemuda itu. Begitu hologram tersebut terserap habis ke dalam tubuh Ariel, tubuh pemuda itu berubah menjadi sesosok rider dengan suit merah yang mencolok yakni Kamen Rider Blitzer. Lensa mata biru besarnya berkedip.
"Siapa kau? Kenapa menyerangku?" tanya Mouser.
Blitzer maju dua langkah dan menjawab, "Orang yang bertarung atas nama dendam, Kamen Rider Blitzer."
"Hoo... Seorang Kamen Rider rupanya," ucap Mouser. Sebuah pedang perak dengan cabang gagang berbentuk bulat muncul dari dada Mouser. Dengan sekuat tenaga Mechaster itu menariknya keluar. "Kalau begitu, matilah!"
Mouser lalu mengambil ancang-ancang dan berlari sambil mengarahkan pedangnya ke arah Blitzer. Untungnya Blitzer mampu membaca langkah penyerangan monster itu dan dengan mudah menghindarinya. Tak mau diam saja, Blitzer mengambil kartu 'STRIKE MACHINE' dari kotak yang menempel di sebelah kanan sabuknya lalu memasukkan kartu itu ke dalam slot yang ada di atas kepala Blitzdrive.
"STRIKE MACHINE!!" Suara yang berasal dari Blitzdrive.
Hologram Strike Shoes pun muncul melapisi kaki kanan Blitzer lalu menjadi nyata.
Blitzer kemudian menekan permata merah yang ada di Blitzdrive sehingga Blitzdrive mengeluarkan suara, "POWER!"
Permata merah yang ada pada Blitzdrive terus menyala terang. Baling-baling Strike Shoes pun berputar kencang, dan tiga kotak merah yang ada di punggung Strike Shoes beserta Blitz Crest-nya menyala. Blitzer langsung melompat tinggi, bersalto satu kali di udara, kemudian meluncur dengan posisi menendang ke arah Mouser yang berada di bawah dengan telapak Strike Shoes yang diselimuti oleh kobaran api.
Melihat hal itu, Mouser langsung membelah diri menjadi beberapa sosok, sehingga Blitzer hanya menghancurkan salah satu dari sosok Mouser dengan tendangannya.
Dengan cepat, dua sosok Mouser mengunci gerakan Blitzer yang membuatnya sulit bergerak. Satu sosok Mouser sisanya langsung menendang keras dada Blitzer hingga terlempar jauh ke belakang dan punggungnya menabrak salah satu pilar stasiun kota hingga hancur.
Sambil menahan rasa sakit, Blitzer bangkit dengan sekuat tenaga. "Kau boleh juga," ucapnya.
"Tentu saja. Karena aku telah bertengger pada posisi 100 di Killer Board," kata salah satu Mouser.
Blitzer lalu mengambil kartu 'SPEED ENGINE' dari Blitzcase dan memasukkan kartu itu ke dalam lubang kotak tipis yang ada di atas kepala Blitzdrive.
"SPEED ENGINE!!" Blitzdrive pun mengeluarkan suara.
Permata merah pada Blitzdrive langsung berubah menjadi warna biru dan terus bersinar terang. Pelindung bahu Blitzer terpencar ke segala arah, memperlihatkan pelindung bahu berwarna biru serta bergaris emas. Di waktu yang hampir bersamaan, body suit dan helm Blitzer berubah menjadi warna biru, berikut Blitz Crest di dada sebelah kiri serta Blitzcase. Cahaya di permata biru yang ada di kepala Blitzdrive pun berhenti menyala. Sekarang, Blitzer telah berubah wujud menjadi Blitzer Speed Engine.
Blitzer kemudian menekan permata biru yang ada pada Blitzdrive, hingga Blitzdrive mengeluarkan suara, "POWER!!"
Tubuh Blitzer langsung menghilang dari pandangan mata. Tidak lama kemudian, satu sosok Mouser terpental lalu terombang-ambing di udara. Dan tak lama setelahnya, satu Mouser lagi terpental dan terombang-ambing di udara pula. Tak lama, dua Mouser itu meledak, hancur berkeping-keping.
"ENGINE OVER!!" gema suara Blitzdrive.
Blitzer pun kembali dapat dilihat oleh pandangan mata.
Melihat hal demikian, sosok Mouser sisanya yang masih bisa bertahan langsung berlari menjauh dari Blitzer.
"Jangan lari kau!" teriak Blitzer sambil mengejar Mouser.
Tiba-tiba langkah Mouser terhenti karena ia tak sengaja membentur sesuatu. Begitu ia mengecek apa yang telah membenturnya; ternyata yang telah membenturnya adalah sosok Kamen Rider Double yang telah diambil alih tubuhnya oleh Eagler.
"Siapa kau?" tanya Mouser ketika melihat sosok
Double dihadapannya.
Double tak berbicara
sedikit pun, ia hanya menoleh ke arah Mouser dan tanpa ragu-ragu meninju dada Mouser hingga tembus ke belakang. Mouser yang sama sekali tak menyangka, hanya bisa terperanjat dan mencengkram lengan Double yang telah menembus dadanya.
"A-apa-apaan ini?" ucap Mouser sesaat sebelum tubuhnya roboh dan meledak hancur.
"Mechaster gagal. Lebih baik mati saja,” ucap Double. Lalu ia memandang Blitzer dengan tatapan yang sangat dingin. "
Selanjutnya giliranmu!"
Double langsung mengambil sebuah Gaia Memory berwarna ungu dan menekan kotak perak pada permukaannya.
"JOKER!" Gaia Memory mengeluarkan suara.
Gaia Memory tersebut langsung dimasukkan ke dalam slot di sebelah kanan sabuknya.
"MAXIMUM DRIVE!!" Suara muncul dari Double Driver.
"Joker Extreme!" Double segera meloncat tinggi dan menendang ke arah Blitzer. Tubuhnya langsung terbelah dua sesaat sebelum tendangannya mengenai telak tubuh Blitzer.
Blitzer yang terkena serangan secara telak itu langsung terlontar cukup jauh. Tubuhnya mengalami rasa keram di berbagai bagian, bahkan untuk sesaat tubuhnya tak dapat digerakkan.
"Bagaimana?" tanya
Double.
"Kau ..." ucap Blitzer sambil berusaha bangun dengan tubuh bergetar. Ia lalu menekan permata biru yang ada di kepala sabuknya.
"POWER!!" gema suara
Blitzdrive.
Tubuh Blitzer langsung menghilang entah kemana.
"Percuma saja." Double mengeluarkan sebuah magnum berwarna biru, setelah itu ia mengambil Gaia Memory berwarna kuning dan menekan kotak perak kecil
di permukaanya.
"LUNA!!" Gaia Memory tersebut mengeluarkan suara.
Lalu Double memasukan Gaia Memory Luna ke dalam slot di magnum.
Magnum pun mengeluarkan suara, "MAXIMUM DRIVE!!"
"TRIGGER FULL BURST!" Double menembak ke atas. Beberapa cahaya kekuningan langsung keluar dari magnum-nya, terbang ke angkasa, dan mengejar sesuatu yang sangat cepat.
Sebuah ledakan besar terjadi. Tubuh Blitzer langsung terlontar dari dalam ledakan lalu terguling-guling di tanah dan kembali ke wujud awalnya yang ber-suit merah.
"Tcih,” Blitzer berusaha bangkit, tapi sesaat kemudian tubuhnya kembali terjatuh.
Double berjalan perlahan menuju tubuh Blitzer dan kemudian menodongkan magnum-nya tepat pada kepala Blitzer. "Sayang sekali takdir mempertemukan kita seperti ini. Matilah dengan tenang!"
Ketika sampai ke dalam kelas dan duduk di bangku tempat ia biasa duduk, Ariel melihat sebuah kotak besar dengan penutup warna pink bergambar beruang yang terbuat dari karton yang dihiasi pita berwarna sama. Di atas kotak tersebut ada sebuah kertas karton kecil berbentuk 'hati' warna merah dan bertuliskan 'From: Izumi'. Ariel mengambil karton itu dan membalik lembarannya. Pada lembaran tersebut tertulis 'Kue ini aku buat sendiri spesial untuk Ariel. Dimakan ya...' serta banyak simbol hati (love) di sana. kotak itu kemudian Ariel masukkan ke dalam tas gemblok hitam bercorak merahnya yang sudah ia taruh di bangku.
.
.
.
Pada jam istirahat, Fumiko nampak sedang asyik menikmati kue brownies di tangga keramik kampus. Setiap gigitan ia nikmati dan hayati.
"Enak sekali... Ini brownies terenak yang pernah kumakan." Fumiko merem melek menikmati brownies tersebut. Ia seperti merasakan sensasi yang luar biasa dalam mulutnya. "Sedapnya luar biasa."
Di saat seperti itu, tiba-tiba seseorang menepuk pundak Fumiko. Namun, Fumiko tidak bereaksi. Ia sibuk menikmati kuenya yang sangat lezat itu. Sekali lagi, pundak Fumiko ditepuk, tapi ia tetap tak bereaksi pada tepukan tersebut.
"Fumiko!!!" teriak orang yang menepuk pundak Fumiko persis di telinganya.
Fumiko terperanjat. Ia pun menengok ke belakang. "Izumi??" ucapnya menyebutkan nama orang yang berteriak di telinganya serta menepuk pundaknya tadi. "Kau ini, tidak harus berteriak di telingaku segala kan?"
Izumi tertawa. "Habis, aku tepuk kau tidak menyahut. Kau sedang apa sih?"
"Sedang makan ini." Fumiko mengambil lalu menunjukkan sekotak brownies yang isinya tinggal beberapa. "Mau?"
"Dari mana kau dapatkan itu?" tanya Izumi.
"Dari Ariel," jawab Fumiko.
"Ariel??" Dahi Izumi mengernyit. Bola matanya lalu beralih ke penutup kotak brownies itu yang sangat ia kenali. "Itu kan ..."
"Kenapa Izumi?" tanya Fumiko.
"Yang kau makan itu brownies buatanku!" jawab Izumi.
Fumiko terkejut. "Buatanmu??"
"Ya." Izumi mengangguk. "Kenapa Ariel memberikannya padamu??"
"Dia bilang dia tidak suka, jadi dia berikan padaku."
Raut wajah Izumi langsung berubah sedih dan kepalanya tertunduk. "Begitu ya? Padahal aku sudah susah payah membuatnya, tapi ternyata dia tidak suka."
Fumiko memandang simpatik pada Izumi. Ia tersenyum dan berkata dengan lembut sambil memegang kedua pundak Izumi, "Sudahlah... Yang penting kau sudah berusaha. Lagipula brownies buatanmu sangat enak. Kau sepertinya berbakat membuka usaha kue."
"Terimakasih, Fumiko," balas Izumi. "Tapi ... Kenapa Ariel tidak pernah membalas perasaanku?? Apa lagi yang harus aku lakukan??" Air mata lalu mengalir dari pelupuk matanya.
Melihat hal itu, Fumiko langsung mengambil sapu tangannya dari balik rompi hitam yang ia kenakan. Dengan lembut, ia menghapus air mata Izumi seraya berkata, "Sudah sudah... Ariel memang orangnya seperti itu. Kau harus sabar. Lagipula bukan hanya pemberianmu yang ia tolak, tapi pemberian gadis-gadis yang menyukainya pun sama."
"Kenapa Ariel seperti itu?"
"Hmmm ... Kapan-kapan akan aku ceritakan."
.
.
.
Jam istirahat telah berakhir, seluruh mahasiswa dan mahasiswi masuk ke kelas masing-masing. Di dalam kelasnya, Ariel nampak sibuk mencari sesuatu entah itu di dalam tas, kolong meja, ataupun kolong bangku.
"Selamat siang semuanya!" ucap seorang pria jangkung berambut belah pinggir yang tiba-tiba masuk ke dalam kelas itu.
"Siang pak!!!!" balas para mahasiswa dan mahasiswi serentak.
"Nah, semuanya, PR yang kemarin langsung di kumpulkan ke depan ya," ucap pria bernama Kitaoka itu ketika sudah duduk di bangku dosen.
Para mahasiswa dan mahasiswi maju satu persatu ke depan dan menaruh PR mereka, tapi tidak dengan Ariel, ia hanya duduk-duduk saja di bangkunya.
"Ada yang tidak mengerjakan? Atau ada yang PR-nya ketinggalan?" tanya Kitaoka.
Perlahan, Ariel mengangkat tangannya. "Saya!"
Seisi kelas pun riuh, ada beberapa orang yang menatap ke arah Ariel termasuk Fumiko dan Izumi.
Kitaoka mengerutkan keningnya. "Ariel?? Kau tidak mengerjakan atau PR-mu ketinggalan?"
"Ketinggalan," jawab Ariel.
Kitaoka menggeleng. "Kenapa bisa ketinggalan?"
"Entahlah," kata Ariel.
"Kau memang mahasiswa kebanggaan di sini, tapi bukan berarti kau bisa seenaknya. Baiklah, sebagai hukumannya, sekarang kau berdiri di lapangan!" perintah Kitaoka.
Tiba-tiba, Izumi berdiri dari bangkunya. "Pak, apa boleh saya menggantikan Ariel?"
"Izumi??" Kitaoka mengernyitkan dahi. "Apa maksudmu??"
"Biar saya yang menggantikan Ariel berdiri di lapangan!" jawab Izumi.
Seisi kelas langsung memandang Izumi. Beberapa dari mereka ada yang berbisik-bisik.
"Apa kau yakin?" tanya Kitaoka.
Izumi mengangguk. "Sangat yakin!"
"Baiklah, silahkan!" balas Kitaoka.
Izumi langsung berjalan keluar kelas dan berdiri di lapangan.
Dari kaca dekat tembok di sampingnya, Ariel hanya melihat saja Izumi menjalani hukuman yang seharusnya untuknya tanpa ada rasa simpati sama sekali. Setelah itu, ia kembali menatap ke depan, memperhatikan Kitaoka yang sedang mulai mengajar.
=***=
Sirkuit Motegi, Kota Hiyama - Jepang, Kamis 06 Februari 2020, pukul 07:30.
Suara deru kencang motor terdengar membahana di seluruh sirkuit tersebut. Belasan motor saling beradu untuk dapat menjadi yang terdepan.
Suara para penonton yang sedang melihat pertandingan itu semakin memvariasikan suara gaduh yang telah ada. Terutama ketika seorang pembalap
yang mengenakan motor berwarna merah dan bernomor 56 yang semula tertinggal jauh langsung melesat kencang dan menyalip motor yang lainnya.
Seorang pembalap yang mengenakan motor biru metalik langsung menyalip kembali motor berwarna merah tadi, tapi pembalap motor merah masih mampu mempertahankannya dan melesat sejajar dengan si pembalap dengan motor biru. Begitu tanda 'Finish'
telah dekat, si pembalap bermotor merah langsung menarik gas-nya hingga batasnya dan membuatnya melesat jauh meninggalkan pesaingnya. Akhirnya pembalap itu berhasil memasuki garis Finish
pada 'lap' terakhirnya dan menandakan pembalap itu sebagai juara pertamanya.
Pembalap itu langsung disambut gembira oleh tim-nya yang langsung mengerubuti si pembalap. Begitu si pembalap melepaskan helm-nya, terlihat wajah Ariel dibalik helm tersebut. Ariel berterima kasih pada tim-nya karena telah bekerja sama dengan baik. Setelah naik ke podium dan penyerahan bunga beserta piala, Ariel mengocok botol champagne dan membuka botol tersebut hingga memutahkan buih yang sangat banyak. Nama Ariel langsung dielu-elukan oleh seluruh penonton yang hadir di sirkuit tersebut. Setelah seluruh acara
formal selesai, Ariel langsung kembali ke ruang gantinya. Ia langsung merebahkan tubuhnya yang letih di sofa yang disediakan di ruang gantinya. Fumiko yang telah menunggu kedatangan Ariel langsung menyerahkan sebotol kopi susu dingin kepadanya.
"Kau sudah bertanding dengan hebat, Ariel,” ucap Fumiko memberi selamat.
"Terimakasih," balas Ariel yang membuka penutup botol kopi susunya dan meminum kopi susu tersebut.
Fumiko mengeluarkan tumpukan kertas dari dalam tasnya dan meletakkan tumpukan kertas tersebut di atas meja berwarna cokelat yang ada di hadapan Ariel.
Dahi Ariel mengernyit. "Apa ini??"
"Materi pelajaran kampus," jawab Fumiko. "Tadi sebelum ke sini aku dipanggil ke kampus untuk bertemu Pak Kiriyama."
"Materi?"
"Ini karena Ariel suka membolos kuliah, entah karena mengikuti pertandingan ini atau juga bertarung sebagai Blitzer."
Ariel menghela napas dan bersandar di sofa. "Padahal aku hanya absen satu minggu lebih, tapi bisa-bisanya dosen bodoh itu memberiku materi sebanyak ini."
"Sudahlah... Ini kan karena Ariel merupakan mahasiswa kebanggaan kampus kita," ucap Fumiko sambil tersenyum lebar dan menepuk pundak Ariel. "Betul kan?"
Ariel hanya menghela napas panjang.
"Tapi aku masih bingung dengan dirimu." Raut wajah Fumiko mendadak serius.
"Kenapa?" tanya Ariel.
"Kau yang sering absen karena mengikuti pertandingan seperti ini atau kegiatan lainnya kenapa bisa mendapatkan nilai bagus dan selalu menjadi peringkat satu di angkatan kita?" Fumiko lalu menggebrak meja dan berdiri dari sofa. "Tidak hanya itu, kau selalu menjadi wakil Jepang dalam berbagai macam Olimpiade dan anehnya selalu mendapat medali emas!"
"Eh?" Ariel nampak bingung.
Fumiko lalu kembali duduk di sofa. "Jujur, kau terlalu membuat iri." Kemudian ia menatap Ariel dengan tajam. "Tolong beritahu rahasia suksesmu itu, Ariel!"
Ariel meneguk habis kopi susunya dan memandang botolnya yang telah kosong. "Kuncinya hanya satu, yaitu 'Serius'!"
"Hanya itu kah??" tanya Fumiko.
Ariel mengangguk. "Usaha tidak akan mengkhianati hasil."
"Apapun itu, kau tetap membuatku iri," kata Fumiko, sebelum akhirnya beranjak dari sofa menuju pintu keluar. "Besok ku tunggu di kampus! Sampai jumpa...," ucapnya sambil tersenyum hangat lalu pergi meninggalkan ruangan itu.
Beberapa saat setelah Fumiko pergi, smartphone milik Ariel yang berada di saku belakang celananya bergetar dan berbunyi. Ariel pun langsung mengambil smartphone itu dan menekan tombol bulatnya. Layar smartphone tersebut langsung menampilkan gambar sebuah peta dengan titik merah kelap-kelip dan di atas titik merah itu ada tulisan 'Mouser'.
"Stasiun kota ya? Tak terlalu jauh dari sini," ucap Ariel yang langsung bergegas meninggalkan ruang ganti menuju tempat parkiran motor yang berada di sirkuit tersebut.
Begitu sudah naik di atas motor dan mengenakan helm fullface-nya, Ariel langsung tancap gas dengan kecepatan maksimum.
Tidak sampai sepuluh menit, Ariel pun sudah sampai di stasiun kota.
Ariel terkejut melihat suasana di area stasiun itu. Suasananya sangat kacau, banyak perlengkapan stasiun yang telah dirusak. Tidak hanya itu, jaringan kabel juga banyak yang terputus di sana-sini. Sama sekali bukan hal yang dapat dilakukan oleh manusia.
Setelah melepas helmnya dan turun dari motor, Ariel mendengar suara yang aneh, tepatnya di loket pembelian tiket kereta. Dengan hati-hati, Ariel berjalan mendekati tempat itu. Seperti yang ia duga, di sana terlihat sesosok 'Mechaster' berbentuk manusia setengah tikus yang keseluruhan tubuhnya terbuat dari baja. Dialah Mouser.
"Baiklah, akan kubereskan hari ini juga!" ucap Ariel yang kemudian Blitzdrive dari balik jaketnya dan menempelkan benda itu di depan pinggangnya lalu menekan permata merah besarnya.
Sisi kanan dan kiri Blitzdrive langsung mengeluarkan tali sabuk berwarna perak bercorak garis hitam yang kemudian merekat di belakang pinggang Ariel.
Ariel kemudian mengambil kartu bergambar Blitz Crest dari kotak di sebelah kanan sabuknya. Kartu tersebut ia apit dengan jari telunjuk dan tengan tangan kanannya. Setelah menekuk tangan kanannya ke arah kiri badannya, Ariel pun berseru, "Henshin!" Dan memasukkan kartu yang ia pegang ke dalam lubang khusus kartu di atas kepala Blitzdrive.
Seperti biasa, hologram berbentuk manusia bertanduk berwarna merah keluar dari permata merah Blitzdrive yang menyala terang. Hologram tersebut menendang Mouser hingga terlempar dari posisinya berpijak. Setelahnya, hologram tersebut mundur ke arah Ariel dan akhirnya melapisi tubuh pemuda itu. Begitu hologram tersebut terserap habis ke dalam tubuh Ariel, tubuh pemuda itu berubah menjadi sesosok rider dengan suit merah yang mencolok yakni Kamen Rider Blitzer. Lensa mata biru besarnya berkedip.
"Siapa kau? Kenapa menyerangku?" tanya Mouser.
Blitzer maju dua langkah dan menjawab, "Orang yang bertarung atas nama dendam, Kamen Rider Blitzer."
"Hoo... Seorang Kamen Rider rupanya," ucap Mouser. Sebuah pedang perak dengan cabang gagang berbentuk bulat muncul dari dada Mouser. Dengan sekuat tenaga Mechaster itu menariknya keluar. "Kalau begitu, matilah!"
Mouser lalu mengambil ancang-ancang dan berlari sambil mengarahkan pedangnya ke arah Blitzer. Untungnya Blitzer mampu membaca langkah penyerangan monster itu dan dengan mudah menghindarinya. Tak mau diam saja, Blitzer mengambil kartu 'STRIKE MACHINE' dari kotak yang menempel di sebelah kanan sabuknya lalu memasukkan kartu itu ke dalam slot yang ada di atas kepala Blitzdrive.
"STRIKE MACHINE!!" Suara yang berasal dari Blitzdrive.
Hologram Strike Shoes pun muncul melapisi kaki kanan Blitzer lalu menjadi nyata.
Blitzer kemudian menekan permata merah yang ada di Blitzdrive sehingga Blitzdrive mengeluarkan suara, "POWER!"
Permata merah yang ada pada Blitzdrive terus menyala terang. Baling-baling Strike Shoes pun berputar kencang, dan tiga kotak merah yang ada di punggung Strike Shoes beserta Blitz Crest-nya menyala. Blitzer langsung melompat tinggi, bersalto satu kali di udara, kemudian meluncur dengan posisi menendang ke arah Mouser yang berada di bawah dengan telapak Strike Shoes yang diselimuti oleh kobaran api.
Melihat hal itu, Mouser langsung membelah diri menjadi beberapa sosok, sehingga Blitzer hanya menghancurkan salah satu dari sosok Mouser dengan tendangannya.
Dengan cepat, dua sosok Mouser mengunci gerakan Blitzer yang membuatnya sulit bergerak. Satu sosok Mouser sisanya langsung menendang keras dada Blitzer hingga terlempar jauh ke belakang dan punggungnya menabrak salah satu pilar stasiun kota hingga hancur.
Sambil menahan rasa sakit, Blitzer bangkit dengan sekuat tenaga. "Kau boleh juga," ucapnya.
"Tentu saja. Karena aku telah bertengger pada posisi 100 di Killer Board," kata salah satu Mouser.
Blitzer lalu mengambil kartu 'SPEED ENGINE' dari Blitzcase dan memasukkan kartu itu ke dalam lubang kotak tipis yang ada di atas kepala Blitzdrive.
"SPEED ENGINE!!" Blitzdrive pun mengeluarkan suara.
Permata merah pada Blitzdrive langsung berubah menjadi warna biru dan terus bersinar terang. Pelindung bahu Blitzer terpencar ke segala arah, memperlihatkan pelindung bahu berwarna biru serta bergaris emas. Di waktu yang hampir bersamaan, body suit dan helm Blitzer berubah menjadi warna biru, berikut Blitz Crest di dada sebelah kiri serta Blitzcase. Cahaya di permata biru yang ada di kepala Blitzdrive pun berhenti menyala. Sekarang, Blitzer telah berubah wujud menjadi Blitzer Speed Engine.
Blitzer kemudian menekan permata biru yang ada pada Blitzdrive, hingga Blitzdrive mengeluarkan suara, "POWER!!"
Tubuh Blitzer langsung menghilang dari pandangan mata. Tidak lama kemudian, satu sosok Mouser terpental lalu terombang-ambing di udara. Dan tak lama setelahnya, satu Mouser lagi terpental dan terombang-ambing di udara pula. Tak lama, dua Mouser itu meledak, hancur berkeping-keping.
"ENGINE OVER!!" gema suara Blitzdrive.
Blitzer pun kembali dapat dilihat oleh pandangan mata.
Melihat hal demikian, sosok Mouser sisanya yang masih bisa bertahan langsung berlari menjauh dari Blitzer.
"Jangan lari kau!" teriak Blitzer sambil mengejar Mouser.
Tiba-tiba langkah Mouser terhenti karena ia tak sengaja membentur sesuatu. Begitu ia mengecek apa yang telah membenturnya; ternyata yang telah membenturnya adalah sosok Kamen Rider Double yang telah diambil alih tubuhnya oleh Eagler.
"Siapa kau?" tanya Mouser ketika melihat sosok
Double dihadapannya.
Double tak berbicara
sedikit pun, ia hanya menoleh ke arah Mouser dan tanpa ragu-ragu meninju dada Mouser hingga tembus ke belakang. Mouser yang sama sekali tak menyangka, hanya bisa terperanjat dan mencengkram lengan Double yang telah menembus dadanya.
"A-apa-apaan ini?" ucap Mouser sesaat sebelum tubuhnya roboh dan meledak hancur.
"Mechaster gagal. Lebih baik mati saja,” ucap Double. Lalu ia memandang Blitzer dengan tatapan yang sangat dingin. "
Selanjutnya giliranmu!"
Double langsung mengambil sebuah Gaia Memory berwarna ungu dan menekan kotak perak pada permukaannya.
"JOKER!" Gaia Memory mengeluarkan suara.
Gaia Memory tersebut langsung dimasukkan ke dalam slot di sebelah kanan sabuknya.
"MAXIMUM DRIVE!!" Suara muncul dari Double Driver.
"Joker Extreme!" Double segera meloncat tinggi dan menendang ke arah Blitzer. Tubuhnya langsung terbelah dua sesaat sebelum tendangannya mengenai telak tubuh Blitzer.
Blitzer yang terkena serangan secara telak itu langsung terlontar cukup jauh. Tubuhnya mengalami rasa keram di berbagai bagian, bahkan untuk sesaat tubuhnya tak dapat digerakkan.
"Bagaimana?" tanya
Double.
"Kau ..." ucap Blitzer sambil berusaha bangun dengan tubuh bergetar. Ia lalu menekan permata biru yang ada di kepala sabuknya.
"POWER!!" gema suara
Blitzdrive.
Tubuh Blitzer langsung menghilang entah kemana.
"Percuma saja." Double mengeluarkan sebuah magnum berwarna biru, setelah itu ia mengambil Gaia Memory berwarna kuning dan menekan kotak perak kecil
di permukaanya.
"LUNA!!" Gaia Memory tersebut mengeluarkan suara.
Lalu Double memasukan Gaia Memory Luna ke dalam slot di magnum.
Magnum pun mengeluarkan suara, "MAXIMUM DRIVE!!"
"TRIGGER FULL BURST!" Double menembak ke atas. Beberapa cahaya kekuningan langsung keluar dari magnum-nya, terbang ke angkasa, dan mengejar sesuatu yang sangat cepat.
Sebuah ledakan besar terjadi. Tubuh Blitzer langsung terlontar dari dalam ledakan lalu terguling-guling di tanah dan kembali ke wujud awalnya yang ber-suit merah.
"Tcih,” Blitzer berusaha bangkit, tapi sesaat kemudian tubuhnya kembali terjatuh.
Double berjalan perlahan menuju tubuh Blitzer dan kemudian menodongkan magnum-nya tepat pada kepala Blitzer. "Sayang sekali takdir mempertemukan kita seperti ini. Matilah dengan tenang!"
Diubah oleh Ariel.Matsuyama 04-01-2020 01:36
0
Kutip
Balas