TS
Ariel.Matsuyama
[FanFic] Kamen Rider Blitzer
![[FanFic] Kamen Rider Blitzer](https://dl.kaskus.id/ic.pics.livejournal.com/arielmatsuyama/83052924/5659/5659_900.png)
Kamen Rider Blitzer (仮面ライダー ブリッツァー)
Genre:Action | Drama | Adventure
Quote:
ATTENTION:
Meski tokoh utama dalam cerita ini adalah "Kamen Rider Blitzer", tapi ceritanya hampir sama seperti manga "Kamen Rider Spirits", bedanya disini semua Kamen Rider dari era Showa sampai yang terbaru satu dunia.
Meski tokoh utama dalam cerita ini adalah "Kamen Rider Blitzer", tapi ceritanya hampir sama seperti manga "Kamen Rider Spirits", bedanya disini semua Kamen Rider dari era Showa sampai yang terbaru satu dunia.
Spoiler for List Episode:
Episode 1: Hobi Membunuh
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 2: Gerombolan Raja Minyak
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 3: Gerombolan Raja Minyak Part 2
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 4: Rival
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 5: Dendam VS Dendam (Ide by: Dhodo Rukanda)
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 6: Jalan Kegelapan
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 7: Game Kematian
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 8: Belalang Hitam
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 9: MECHA - MONSTER
[Act 1] [Act 2] [Act 3] [Act 4 (End)]
Episode 10: NEGA
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 11: Inilah Diriku!
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 12: Darker
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 13: Kapsul Penyelesai Masalah
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 14: Kasus Kematian Aneh
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 15: Pencuri Kekuatan
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 16: Yami Rider
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 17: Meringkus Yami RiderNEW!!
[Act 1] [Act 2 (End)]
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 2: Gerombolan Raja Minyak
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 3: Gerombolan Raja Minyak Part 2
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 4: Rival
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 5: Dendam VS Dendam (Ide by: Dhodo Rukanda)
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 6: Jalan Kegelapan
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 7: Game Kematian
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 8: Belalang Hitam
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 9: MECHA - MONSTER
[Act 1] [Act 2] [Act 3] [Act 4 (End)]
Episode 10: NEGA
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 11: Inilah Diriku!
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 12: Darker
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 13: Kapsul Penyelesai Masalah
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 14: Kasus Kematian Aneh
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 15: Pencuri Kekuatan
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 16: Yami Rider
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 17: Meringkus Yami RiderNEW!!
[Act 1] [Act 2 (End)]
Spoiler for Realms:
*Theme Song
*Main Character
*Main Character 2 (In Process)
*Supporting Character (In Process)
*Villain NEW!!
*Main Character
*Main Character 2 (In Process)
*Supporting Character (In Process)
*Villain NEW!!
Quote:
Cerita ini juga diterbitkan di: WATTPAD
Diubah oleh Ariel.Matsuyama 08-02-2020 18:50
0
12.1K
Kutip
52
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Fanstuff
1.9KThread•347Anggota
Tampilkan semua post
TS
Ariel.Matsuyama
#41
UPDATE!!!
Spoiler for Episode 14: Kasus Kematian Aneh:
Zippon Hospital Kota Zippon - Jepang, Kamis 13 Februari 2020, pukul 10:00.
Jeth yang beberapa bagian tubuhnya terbalut perban terbangun dan melihat Ariel tengah duduk di bangku dekat samping kasur tempat ia terbaring.
"Kau?" Jeth mengernyitkan dahinya. "Dimana aku?" tanyanya sambil mengedarkan pandangan ke sekelilingnya.
"Kau ada di rumah sakit. Aku menemukanmu tergeletak di jalan dan membawamu kesini. Lukamu cukup parah. Syukurlah kata dokter kau masih bisa bertahan," jawab Ariel.
"Kenapa kau menolongku?"
Ariel tersenyum miring. "Jika aku tidak menolongmu, maka kita tidak akan bisa bertarung lagi."
"Begitu ya?" ucap Jeth sambil tersenyum.
"Ngomong-ngomong, kenapa kau bisa luka separah ini?"
"Aku bertarung dengan orang yang sangat kuat hingga jadi seperti ini. Terimakasih kau sudah menolongku."
"Sama-sama."
"Ng ... Jagoan Anti Bully, apa aku boleh bertanya sesuatu?"
Ariel menautkan alisnya. "Sebelumnya, apa aku juga boleh bertanya sesuatu?"
"Boleh. Apa itu?"
"Kenapa ketika pertama kali kita bertemu, kau berniat membunuhku? Dan darimana kau tahu julukanku yaitu Jagoan Anti Bully? Padahal kita tidak saling kenal dan tidak pernah ada masalah sebelumnya."
"Untuk itu, maaf, aku tidak bisa menjawabnya."
Ariel menggeleng pelan. "Baiklah. Lalu apa yang ingin kau tanyakan padaku?"
"Ng ... Pertanyaan ini masih mengganjal di pikiranku. Kalau boleh tahu, siapa nama ayahmu?" tanya Jeth.
"Kenapa kau menanyakan hal itu?" Dahi Ariel mengernyit.
"Aku hanya ingin tahu saja."
"Baik. Nama ayahku Ren Matsuyama."
Jeth tersentak. "Apa??? Lalu, apa ayahmu seorang professor??"
Kali ini giliran Ariel lah yang tersentak. "Darimana kau tahu??"
"Dari ayahku. Katanya alat yang kugunakan untuk berubah menjadi Kamen Rider dan alat penunjang lainnya yang dulunya milik ayahku adalah buatannya."
Ariel mengangguk pelan. "Ngomong-ngomong, apa kau punya foto Professor Ren Matsuyama?"
"Ada," ucap Jeth. "Kebetulan aku menyimpannya di memory handphoneku." Kemudian ia mengeluarkan smartphonenya dari saku belakang sebelah kiri celananya, mencari foto di folder, dan setelah ketemu ia memperlihatkannya pada Ariel."Ini! Maaf agak buram, soalnya foto itu kufoto lagi dengan handphone."
Mata Ariel langsung membelalak begitu ia melihat foto tersebut. Di foto itu, ayahnya berdiri di samping kiri, di samping kanan ayah Jeth, dan di tengah Jeth yang masih kecil. Meski gambarnya agak buram, Ariel sangat mengenali wajah ayahnya. "I-ini benar ayahku."
"Apa???" Jeth terkejut. "Lalu, apa alat yang kau gunakan untuk berubah menjadi Kamen Rider adalah buatan ayahmu?"
Ariel mengangguk.
"Tapi ayahmu tidak pernah memberitahu kalau dia mempunyai alat untuk berubah menjadi Kamen Rider selain alat peninggalan ayahku," ucap Jeth.
"Entahlah." Ariel mengangkat bahunya. "Aku malah dari awal tidak diberitahu apa-apa, tahu-tahu aku diberikan alat untuk berubah menjadi Kamen Rider dan alat penunjang lainnya oleh guru beladiriku sebelum mati karena dibunuh makhluk bernama Mechaster untuk meneruskan perjuangannya sebagai Kamen Rider sekaligus membalas dendam pada Mechaster pembunuh orangtuaku. Aku baru tahu kalau semua alat yang menunjang aksiku sebagai Kamen Rider adalah buatan ayahku dari buku yang diberikan guru beladiriku itu."
"Ayahmu dibunuh Mechaster???" Jeth tersentak. "Sama dengan ayahku. Itulah kenapa aku dendam dengan makhluk itu."
"Kok bisa kebetulan begini ya??" Dahi Ariel mengernyit.
"Mungkin ini semua kehendak Yang Maha Kuasa," kata Jeth. "Tapi, apapun itu, aku berterimakasih pada ayahmu karena telah menciptakan alat bernama Dhroidrive yang kugunakan untuk bersenang-senang dengan membunuh para Mechaster disamping membalas dendam atas kematian ayahku."
"Bersenang-senang katamu?"
"Ya. Bagiku, membunuh Mechaster adalah hal yang menyenangkan. Itu kujadikan sebagai salah satu hobiku."
"Terserah kau saja lah."
Jeth lalu mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Ariel.
Ariel memandang Jeth sebentar, kemudian berkata, "Apa ini??"
"Mulai hari ini kita akan bekerjasama membasmi Mechaster! " jawab Jeth. "Tapi kita berdua akan tetap berduel. Setuju?"
Ariel mengangguk. Ia langsung menyambut tangan Jeth dan bersalaman dengannya. "Baik. Aku setuju!"
Kota Zippon - Jepang, Selasa 18 Februari 2020, pukul 08:00.
Sebuah cafe terbuka di pinggir jalan dikacaukan oleh Mechaster bertubuh manusia - kuda nil. Makhluk itu membunuh setiap orang yang ditemuinya.
"Aku akan membunuh kalian semua, agar rangkingku dalam Killer Board naik!" ucap makhluk bernama Hippoper tersebut sambil terus menyerang orang-orang yang tengah berlari menyelamatkan diri.
Di saat seperti itu, Godai Yusuke muncul dan menyelamatkan orang-orang yang berlarian dari serangan Hippoper lalu memukul makhluk itu menggunakan potongan besi. Namun, besi tersebut patah begitu membentur tubuh Hippoper. Hippoper yang marah segera menendang perut Godai hingga terpental jauh ke belakang dan jatuh ke tanah.
Dengan menahan rasa sakit di tubuhnya, Godai berusaha bangkit, lalu kedua tapak tangannya ia tempelkan di depan pinggang sebelah kanan dan kiri. Dalam sekejap, di pinggangnya muncul sabuk perak dengan beberapa kotak warna-warni di sebelah kanan dan kiri permukaan depannya yang dekat dengan permata berwarna kehitaman di tengah-tengah depan sabuk tersebut.
Godai kemudian mengangkat telapak tangannya ke arah kiri badannya, sementara tangan kirinya ia kepalkan di pinggang sebelah kiri. Lalu ia memutar tangan kanannya tersebut ke arah kanan badannya dan berteriak, "Henshin!!" Seraya menaruh tangan kanannya di atas tangan kirinya yang mengepal.
Permata kehitaman pada sabuk Godai pun berubah menjadi warna merah. Setelah Godai mengayunkan kedua tangannya ke bawah, tubuhnya langsung dilapisi suit hitam dan armor merah, kepalanya dilapisi helm hitam dengan lensa mata bulat besar berwarna merah serta tanduk emas yang mirip tanduk kumbang capit. Godai telah berubah menjadi Kamen Rider Kuuga.
Hippoper menggeram, ia mengejar seorang ibu-ibu berbaju merah dengan rok hitam yang tengah berlari sambil menggandeng anak laki-lakinya yang masih balita. Tapi, anaknya tiba-tiba tersandung dan jatuh. Si ibu panik, sementara Hippoper jaraknya sudah dekat dengan anak tersebut. Tanpa membuang waktu, Hippoper langsung mengayunkan kaki kanannya yang besar untuk menginjak tubuh anak itu.
"HENTIKAN!!!" teriak si ibu-ibu.
Akan tetapi, Hippoper gagal menginjak anak itu. Kakinya ditahan oleh Kamen Rider Kuuga dengan punggung tangan kirinya.
"Cepat pergi!!!" perintah Kuuga pada si ibu-ibu.
Ibu-ibu itu mengangguk. Ia segera menghampiri lalu menggendong anaknya dan berlari dari sana.
Kuuga langsung menggunakan kaki kirinya untuk menyelengkat kaki Hippoper. Hippoper pun terjatuh. Kuuga langsung berdiri dan menginjak tubuh Hippoper. Tapi, Hippoper berguling ke samping dan serangan Kuuga luput.
"Boleh juga kau," ucap Hippoper sambil berdiri.
Kuuga mengepalkan kedua tangannya dan maju menyerang Hippoper. Hippoper menyambut serangan Kuuga yang berupa pukulan keras, ia mengadu pukulan itu. Setelah beradu pukulan, mereka pun saling bertukar serangan fisik berupa pukulan serta tendangan dan nampak imbang. Namun, hal itu tidak berlangsung terlalu lama, Hippoper yang tak sempat menghindar terkena pukulan Kuuga persis di dagunya, kemudian Kuuga menendang perut Hippoper hingga terlempar beberapa langkah.
Kemudian Kuuga mengambil kuda-kuda, setelah itu meloncat ke atas, bersalto satu kali, dan meluncur ke arah Hippoper dengan posisi menendang menggunakan kaki kanan.
"Woryaaaaa!!!" teriak Kuuga selagi meluncur dengan telapak kaki yang diselimuti api.
Akan tetapi, api di telapak kaki Kuuga tiba-tiba menghilang dan tubuhnya kembali ke wujud manusia lalu terjatuh.
"Ada apa ini??" tanya Godai. Ia lalu berdiri dan menempelkan kedua telapak tangannya di kanan dan kiri depan pinggangnya.
Tapi, tidak terjadi apapun seperti yang terjadi di awal perubahannya menjadi Kuuga.
Godai mencobanya sekali lagi, tapi tetap tidak terjadi apa-apa.
"Kenapa ini???" ucap Godai bingung. Ia mencoba gerakan itu sekali lagi, namun tetap tak terjadi apapun. Tanpa wujud Kuuga-nya ia tak akan mampu melawan Hippoper. Ia pun terpaksa berlari dari tempat itu.
Kira-kira begitulah cerita Godai kemarin. Ia menceritakannya pada Ariel yang sedang santai sambil minum jus alpukat spesial di kedai milik Godai bernama 'Smile Cafe' siang ini.
"Jadi begitu ya?" Ariel pelan-pelan mengaduk-aduk minumannya dengan sedotan berwarna merah. "Kau sendiri saja yang mengalaminya tidak tahu kenapa kekuatan Kuuga-mu menghilang, bagaimana aku."
Godai menghela napas panjang. "Jika tidak memiliki kekuatan Kuuga, aku tidak bisa melindungi orang-orang dari serangan para monster yang masih ada. Bagaimana ini?"
"Kan masih ada aku," kata Ariel dingin. "Monster apapun itu, akan kuhadapi! Karena mereka dan Mechaster itu sama saja."
"Iya sih," ucap Godai. Meski begitu, wajahnya tampak lesu.
Tiba-tiba, berita di televisi layar datar yang menempel di salah satu tembok di kedai tersebut menarik perhatian mereka berdua. Beritanya tentang anak perempuan SMU berusia delapan belas tahun yang mati secara misterius dari tadi pagi dan korban terus bertambah hingga siang ini. Menurut polisi, anak perempuan yang mati semuanya berusia delapan belas tahun dan berulang tahun pada hari yang sama yakni hari Rabu. Polisi masih mengusut kasus ini hingga menemukan motif kematian tersebut.
"Motif kematian yang aneh," ucap Godai. "Hampir sama seperti motif kematian orang-orang yang dibunuh para Grongi yang dulu pernah kuhadapi? Jangan-jangan ..."
"Apa?" sergah Ariel.
"Para gadis itu mati dibunuh, dan Pembunuhnya bukan manusia biasa, tapi orang yang sedang menuntut ilmu hitam. Atau bisa jadi monster," kata Godai.
"Lalu jika itu ulah monster apa yang akan kau lakukan? Kekuatan Kuuga-mu saja hilang," ucap Ariel.
"Bukan aku, tapi kau!"
Ariel mengernyitkan dahinya. "Maksudmu??"
"Jika itu ulah monster, kau yang akan melawannya!"
"Lalu kau sendiri??"
"Aku akan melakukan apa yang bisa aku lakukan. Nanti kita akan coba memecahkan kasus itu!"
"Baiklah," balas Ariel dengan nada malas. "Semoga saja memang benar ulah monster."
Jeth yang beberapa bagian tubuhnya terbalut perban terbangun dan melihat Ariel tengah duduk di bangku dekat samping kasur tempat ia terbaring.
"Kau?" Jeth mengernyitkan dahinya. "Dimana aku?" tanyanya sambil mengedarkan pandangan ke sekelilingnya.
"Kau ada di rumah sakit. Aku menemukanmu tergeletak di jalan dan membawamu kesini. Lukamu cukup parah. Syukurlah kata dokter kau masih bisa bertahan," jawab Ariel.
"Kenapa kau menolongku?"
Ariel tersenyum miring. "Jika aku tidak menolongmu, maka kita tidak akan bisa bertarung lagi."
"Begitu ya?" ucap Jeth sambil tersenyum.
"Ngomong-ngomong, kenapa kau bisa luka separah ini?"
"Aku bertarung dengan orang yang sangat kuat hingga jadi seperti ini. Terimakasih kau sudah menolongku."
"Sama-sama."
"Ng ... Jagoan Anti Bully, apa aku boleh bertanya sesuatu?"
Ariel menautkan alisnya. "Sebelumnya, apa aku juga boleh bertanya sesuatu?"
"Boleh. Apa itu?"
"Kenapa ketika pertama kali kita bertemu, kau berniat membunuhku? Dan darimana kau tahu julukanku yaitu Jagoan Anti Bully? Padahal kita tidak saling kenal dan tidak pernah ada masalah sebelumnya."
"Untuk itu, maaf, aku tidak bisa menjawabnya."
Ariel menggeleng pelan. "Baiklah. Lalu apa yang ingin kau tanyakan padaku?"
"Ng ... Pertanyaan ini masih mengganjal di pikiranku. Kalau boleh tahu, siapa nama ayahmu?" tanya Jeth.
"Kenapa kau menanyakan hal itu?" Dahi Ariel mengernyit.
"Aku hanya ingin tahu saja."
"Baik. Nama ayahku Ren Matsuyama."
Jeth tersentak. "Apa??? Lalu, apa ayahmu seorang professor??"
Kali ini giliran Ariel lah yang tersentak. "Darimana kau tahu??"
"Dari ayahku. Katanya alat yang kugunakan untuk berubah menjadi Kamen Rider dan alat penunjang lainnya yang dulunya milik ayahku adalah buatannya."
Ariel mengangguk pelan. "Ngomong-ngomong, apa kau punya foto Professor Ren Matsuyama?"
"Ada," ucap Jeth. "Kebetulan aku menyimpannya di memory handphoneku." Kemudian ia mengeluarkan smartphonenya dari saku belakang sebelah kiri celananya, mencari foto di folder, dan setelah ketemu ia memperlihatkannya pada Ariel."Ini! Maaf agak buram, soalnya foto itu kufoto lagi dengan handphone."
Mata Ariel langsung membelalak begitu ia melihat foto tersebut. Di foto itu, ayahnya berdiri di samping kiri, di samping kanan ayah Jeth, dan di tengah Jeth yang masih kecil. Meski gambarnya agak buram, Ariel sangat mengenali wajah ayahnya. "I-ini benar ayahku."
"Apa???" Jeth terkejut. "Lalu, apa alat yang kau gunakan untuk berubah menjadi Kamen Rider adalah buatan ayahmu?"
Ariel mengangguk.
"Tapi ayahmu tidak pernah memberitahu kalau dia mempunyai alat untuk berubah menjadi Kamen Rider selain alat peninggalan ayahku," ucap Jeth.
"Entahlah." Ariel mengangkat bahunya. "Aku malah dari awal tidak diberitahu apa-apa, tahu-tahu aku diberikan alat untuk berubah menjadi Kamen Rider dan alat penunjang lainnya oleh guru beladiriku sebelum mati karena dibunuh makhluk bernama Mechaster untuk meneruskan perjuangannya sebagai Kamen Rider sekaligus membalas dendam pada Mechaster pembunuh orangtuaku. Aku baru tahu kalau semua alat yang menunjang aksiku sebagai Kamen Rider adalah buatan ayahku dari buku yang diberikan guru beladiriku itu."
"Ayahmu dibunuh Mechaster???" Jeth tersentak. "Sama dengan ayahku. Itulah kenapa aku dendam dengan makhluk itu."
"Kok bisa kebetulan begini ya??" Dahi Ariel mengernyit.
"Mungkin ini semua kehendak Yang Maha Kuasa," kata Jeth. "Tapi, apapun itu, aku berterimakasih pada ayahmu karena telah menciptakan alat bernama Dhroidrive yang kugunakan untuk bersenang-senang dengan membunuh para Mechaster disamping membalas dendam atas kematian ayahku."
"Bersenang-senang katamu?"
"Ya. Bagiku, membunuh Mechaster adalah hal yang menyenangkan. Itu kujadikan sebagai salah satu hobiku."
"Terserah kau saja lah."
Jeth lalu mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Ariel.
Ariel memandang Jeth sebentar, kemudian berkata, "Apa ini??"
"Mulai hari ini kita akan bekerjasama membasmi Mechaster! " jawab Jeth. "Tapi kita berdua akan tetap berduel. Setuju?"
Ariel mengangguk. Ia langsung menyambut tangan Jeth dan bersalaman dengannya. "Baik. Aku setuju!"
Kota Zippon - Jepang, Selasa 18 Februari 2020, pukul 08:00.
Sebuah cafe terbuka di pinggir jalan dikacaukan oleh Mechaster bertubuh manusia - kuda nil. Makhluk itu membunuh setiap orang yang ditemuinya.
"Aku akan membunuh kalian semua, agar rangkingku dalam Killer Board naik!" ucap makhluk bernama Hippoper tersebut sambil terus menyerang orang-orang yang tengah berlari menyelamatkan diri.
Di saat seperti itu, Godai Yusuke muncul dan menyelamatkan orang-orang yang berlarian dari serangan Hippoper lalu memukul makhluk itu menggunakan potongan besi. Namun, besi tersebut patah begitu membentur tubuh Hippoper. Hippoper yang marah segera menendang perut Godai hingga terpental jauh ke belakang dan jatuh ke tanah.
Dengan menahan rasa sakit di tubuhnya, Godai berusaha bangkit, lalu kedua tapak tangannya ia tempelkan di depan pinggang sebelah kanan dan kiri. Dalam sekejap, di pinggangnya muncul sabuk perak dengan beberapa kotak warna-warni di sebelah kanan dan kiri permukaan depannya yang dekat dengan permata berwarna kehitaman di tengah-tengah depan sabuk tersebut.
Godai kemudian mengangkat telapak tangannya ke arah kiri badannya, sementara tangan kirinya ia kepalkan di pinggang sebelah kiri. Lalu ia memutar tangan kanannya tersebut ke arah kanan badannya dan berteriak, "Henshin!!" Seraya menaruh tangan kanannya di atas tangan kirinya yang mengepal.
Permata kehitaman pada sabuk Godai pun berubah menjadi warna merah. Setelah Godai mengayunkan kedua tangannya ke bawah, tubuhnya langsung dilapisi suit hitam dan armor merah, kepalanya dilapisi helm hitam dengan lensa mata bulat besar berwarna merah serta tanduk emas yang mirip tanduk kumbang capit. Godai telah berubah menjadi Kamen Rider Kuuga.
Hippoper menggeram, ia mengejar seorang ibu-ibu berbaju merah dengan rok hitam yang tengah berlari sambil menggandeng anak laki-lakinya yang masih balita. Tapi, anaknya tiba-tiba tersandung dan jatuh. Si ibu panik, sementara Hippoper jaraknya sudah dekat dengan anak tersebut. Tanpa membuang waktu, Hippoper langsung mengayunkan kaki kanannya yang besar untuk menginjak tubuh anak itu.
"HENTIKAN!!!" teriak si ibu-ibu.
Akan tetapi, Hippoper gagal menginjak anak itu. Kakinya ditahan oleh Kamen Rider Kuuga dengan punggung tangan kirinya.
"Cepat pergi!!!" perintah Kuuga pada si ibu-ibu.
Ibu-ibu itu mengangguk. Ia segera menghampiri lalu menggendong anaknya dan berlari dari sana.
Kuuga langsung menggunakan kaki kirinya untuk menyelengkat kaki Hippoper. Hippoper pun terjatuh. Kuuga langsung berdiri dan menginjak tubuh Hippoper. Tapi, Hippoper berguling ke samping dan serangan Kuuga luput.
"Boleh juga kau," ucap Hippoper sambil berdiri.
Kuuga mengepalkan kedua tangannya dan maju menyerang Hippoper. Hippoper menyambut serangan Kuuga yang berupa pukulan keras, ia mengadu pukulan itu. Setelah beradu pukulan, mereka pun saling bertukar serangan fisik berupa pukulan serta tendangan dan nampak imbang. Namun, hal itu tidak berlangsung terlalu lama, Hippoper yang tak sempat menghindar terkena pukulan Kuuga persis di dagunya, kemudian Kuuga menendang perut Hippoper hingga terlempar beberapa langkah.
Kemudian Kuuga mengambil kuda-kuda, setelah itu meloncat ke atas, bersalto satu kali, dan meluncur ke arah Hippoper dengan posisi menendang menggunakan kaki kanan.
"Woryaaaaa!!!" teriak Kuuga selagi meluncur dengan telapak kaki yang diselimuti api.
Akan tetapi, api di telapak kaki Kuuga tiba-tiba menghilang dan tubuhnya kembali ke wujud manusia lalu terjatuh.
"Ada apa ini??" tanya Godai. Ia lalu berdiri dan menempelkan kedua telapak tangannya di kanan dan kiri depan pinggangnya.
Tapi, tidak terjadi apapun seperti yang terjadi di awal perubahannya menjadi Kuuga.
Godai mencobanya sekali lagi, tapi tetap tidak terjadi apa-apa.
"Kenapa ini???" ucap Godai bingung. Ia mencoba gerakan itu sekali lagi, namun tetap tak terjadi apapun. Tanpa wujud Kuuga-nya ia tak akan mampu melawan Hippoper. Ia pun terpaksa berlari dari tempat itu.
Kira-kira begitulah cerita Godai kemarin. Ia menceritakannya pada Ariel yang sedang santai sambil minum jus alpukat spesial di kedai milik Godai bernama 'Smile Cafe' siang ini.
"Jadi begitu ya?" Ariel pelan-pelan mengaduk-aduk minumannya dengan sedotan berwarna merah. "Kau sendiri saja yang mengalaminya tidak tahu kenapa kekuatan Kuuga-mu menghilang, bagaimana aku."
Godai menghela napas panjang. "Jika tidak memiliki kekuatan Kuuga, aku tidak bisa melindungi orang-orang dari serangan para monster yang masih ada. Bagaimana ini?"
"Kan masih ada aku," kata Ariel dingin. "Monster apapun itu, akan kuhadapi! Karena mereka dan Mechaster itu sama saja."
"Iya sih," ucap Godai. Meski begitu, wajahnya tampak lesu.
Tiba-tiba, berita di televisi layar datar yang menempel di salah satu tembok di kedai tersebut menarik perhatian mereka berdua. Beritanya tentang anak perempuan SMU berusia delapan belas tahun yang mati secara misterius dari tadi pagi dan korban terus bertambah hingga siang ini. Menurut polisi, anak perempuan yang mati semuanya berusia delapan belas tahun dan berulang tahun pada hari yang sama yakni hari Rabu. Polisi masih mengusut kasus ini hingga menemukan motif kematian tersebut.
"Motif kematian yang aneh," ucap Godai. "Hampir sama seperti motif kematian orang-orang yang dibunuh para Grongi yang dulu pernah kuhadapi? Jangan-jangan ..."
"Apa?" sergah Ariel.
"Para gadis itu mati dibunuh, dan Pembunuhnya bukan manusia biasa, tapi orang yang sedang menuntut ilmu hitam. Atau bisa jadi monster," kata Godai.
"Lalu jika itu ulah monster apa yang akan kau lakukan? Kekuatan Kuuga-mu saja hilang," ucap Ariel.
"Bukan aku, tapi kau!"
Ariel mengernyitkan dahinya. "Maksudmu??"
"Jika itu ulah monster, kau yang akan melawannya!"
"Lalu kau sendiri??"
"Aku akan melakukan apa yang bisa aku lakukan. Nanti kita akan coba memecahkan kasus itu!"
"Baiklah," balas Ariel dengan nada malas. "Semoga saja memang benar ulah monster."
Diubah oleh Ariel.Matsuyama 23-01-2020 19:13
0
Kutip
Balas