TS
Ariel.Matsuyama
[FanFic] Kamen Rider Blitzer
![[FanFic] Kamen Rider Blitzer](https://dl.kaskus.id/ic.pics.livejournal.com/arielmatsuyama/83052924/5659/5659_900.png)
Kamen Rider Blitzer (仮面ライダー ブリッツァー)
Genre:Action | Drama | Adventure
Quote:
ATTENTION:
Meski tokoh utama dalam cerita ini adalah "Kamen Rider Blitzer", tapi ceritanya hampir sama seperti manga "Kamen Rider Spirits", bedanya disini semua Kamen Rider dari era Showa sampai yang terbaru satu dunia.
Meski tokoh utama dalam cerita ini adalah "Kamen Rider Blitzer", tapi ceritanya hampir sama seperti manga "Kamen Rider Spirits", bedanya disini semua Kamen Rider dari era Showa sampai yang terbaru satu dunia.
Spoiler for List Episode:
Episode 1: Hobi Membunuh
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 2: Gerombolan Raja Minyak
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 3: Gerombolan Raja Minyak Part 2
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 4: Rival
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 5: Dendam VS Dendam (Ide by: Dhodo Rukanda)
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 6: Jalan Kegelapan
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 7: Game Kematian
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 8: Belalang Hitam
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 9: MECHA - MONSTER
[Act 1] [Act 2] [Act 3] [Act 4 (End)]
Episode 10: NEGA
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 11: Inilah Diriku!
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 12: Darker
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 13: Kapsul Penyelesai Masalah
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 14: Kasus Kematian Aneh
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 15: Pencuri Kekuatan
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 16: Yami Rider
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 17: Meringkus Yami RiderNEW!!
[Act 1] [Act 2 (End)]
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 2: Gerombolan Raja Minyak
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 3: Gerombolan Raja Minyak Part 2
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 4: Rival
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 5: Dendam VS Dendam (Ide by: Dhodo Rukanda)
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 6: Jalan Kegelapan
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 7: Game Kematian
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 8: Belalang Hitam
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 9: MECHA - MONSTER
[Act 1] [Act 2] [Act 3] [Act 4 (End)]
Episode 10: NEGA
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 11: Inilah Diriku!
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 12: Darker
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 13: Kapsul Penyelesai Masalah
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 14: Kasus Kematian Aneh
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 15: Pencuri Kekuatan
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 16: Yami Rider
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 17: Meringkus Yami RiderNEW!!
[Act 1] [Act 2 (End)]
Spoiler for Realms:
*Theme Song
*Main Character
*Main Character 2 (In Process)
*Supporting Character (In Process)
*Villain NEW!!
*Main Character
*Main Character 2 (In Process)
*Supporting Character (In Process)
*Villain NEW!!
Quote:
Cerita ini juga diterbitkan di: WATTPAD
Diubah oleh Ariel.Matsuyama 08-02-2020 18:50
0
12.1K
Kutip
52
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Fanstuff
1.9KThread•344Anggota
Tampilkan semua post
TS
Ariel.Matsuyama
#21
Spoiler for Episode 7: Game Kematian:
Di sebuah padang rumput yang luas, terlihat dua orang bocah berbaju biru dan merah tengah bertarung dengan sebilah pedang di tangan masing-masing. Bahu mereka ditutupi baja berwarna keperakan, dada mereka ditutupi baja bundar berwarna keperakan pula, kedua tangan dan kaki mereka ditutupi baja berwarna sama, sepatu baja berwarna serupa tidak ketinggalan melapisi kaki mereka. Yang berbaju merah mengirimkan tebasan lurus dengan 'Medival Longsword'nya. Yang berbaju biru menangkis tebasan tersebut dengan 'katana'nya. Yang berbaju biru terlihat lebih unggul dibanding yang baju merah, serangan-serangan balasan yang dilancarkan nyaris tanpa ampun.
Pertarungan tersebut ternyata disaksikan oleh monster robot berbentuk manusia berkepala tv dengan mata bulat merah menyala dan mulut kecil di tv tersebut. Di bahu kirinya ada tombol stik 'playstation' yang terdiri dari kotak, segitiga, lingkaran, dan silang, sementara di bahu kanannya ada tombol 'arah', di tengah-tengah dadanya ada bulatan besar, di masing-masing pergelangan kakinya ada gear besar nan tajam. Secara keseluruhan, tubuhnya berwarna perak dan terbuat dari baja. Ia menyaksikan sambil bersandar di pohon yang berjarak lima meter dari area pertarungan.
Tak lama dua bocah itu bertarung, yang berbaju biru tewas terkena tusukan di perutnya. Si baju merah memenangkan pertarungan. Tubuh si bocah berbaju biru berubah menjadi hologram dan menghilang.
Si monster robot mengecek sebuah benda persegi panjang mirip smartphone yang ia pegang. Benda tersebut bernama 'Killer Board'. Di sana tertera tulisan 'Kill' dan angka '520' di bawah tulisan itu. Angka di benda tersebut kemudian bertambah jumlahnya menjadi '521'.
"Hahahaha... Puas sekali rasanya," ucap monster robot kepala tv bernama 'Gamerer' itu. "Setelah sekian tahun tertidur akhirnya aku bisa bersenang-senang seperti ini lagi. Memasukkan manusia ke dalam dunia game itu menyenangkan."
"Monster, mana janjimu? Katanya yang menang bisa keluar dari game ini?" teriak si bocah berbaju merah.
"Hahaha... Tidak semudah itu," balas Gamerer. Kepalanya yang berbentuk tv itu bercahaya.
Cahaya tersebut menyinari tubuh si bocah baju merah. Bocah baju merah itu mengerang kesakitan, hingga akhirnya berubah menjadi hologram dan menghilang.
Jumlah angka di Killer Board Gamerer bertambah lagi menjadi '522'.
"Akhahaha... Khahaha..." tawa Gamerer yang menggema di seluruh penjuru padang rumput itu.
Komplek Shinkuudere, Kota Zippon - Jepang, Minggu 19 Januari, pukul 07:00.
Di dojo yang ada di rumahnya Ariel terlihat tengah melatih fisiknya dengan push up, sit up squat jump, bergelantung seraya menaik turunkan tubuhnya di sebuah besi panjang, dan angkat barbel besar serta kecil. Kemudian ia melanjutkan dengan memukul-mukul dan menendang-nendang sandsack dengan gerakan-gerakan beladiri yang indah. Selesainya melatih fisik, ia pergi ke kamar mandi untuk mandi. Usai mandi dan mengganti pakaian, ia pergi ke ruang makan. Di sana, sudah tersedia berbagai macam makanan, segelas susu putih, dan segelas air bening, tak ketinggalan bermacam-macam buah di dalam keranjang kayu.
Ariel mengolesi sebuah roti tawar dengan selai cokelat yang tersedia di meja. Setelahnya, ia mengambil remot yang terletak di sana, kemudian menyalakan televisi yang menempel di dinding dekat meja makan. Begitu televisi menyala, Ariel terkejut. Ia melihat sahabatnya, Fumiko, tengah diwawancara di sebuah stasiun televisi bernama Cyber TV. Fumiko diwawancara karena berhasil memenangkan turnamen game profesional Jepang antar kota beberapa bulan lalu. Game tersebut adalah game balap mobil. Dan beberapa hari lagi, Fumiko diminta untuk mewakili Zippon dalam turnamen game antar kota. Fumiko sangat senang sekali dengan turnamen tersebut, karena bermain game adalah hobinya. Sebuah kebanggaan tersendiri baginya, karena ia bisa ikut berpartisipasi mengharumkan nama kota dengan hobinya. Setelah itu, wawancara pun berakhir.
"Tidak kusangka dia memiliki bakat yang hebat," ucap Ariel. Ia lalu melahap roti yang ia olesi selai tadi, kemudian mengganti channel televisi dengan acara pertandingan beladiri kesukaannya di Tensai TV.
=***=
Di sebuah rumah, seorang ibu-ibu berambut ikal nampak sangat senang sekali melihat kertas hasil ujian anaknya yang mendapat nilai 10. Dengan perasaan senang, ia pun memberikan kaset game playstation terbaru yang ia janjikan pada anaknya yang masih duduk di bangku SMP jika anaknya mendapat nilai minimal 7.
"Terimakasih, bu," ucap anak itu sembari menerima kaset tersebut.
"Nah, sekarang, kau boleh main game sepuasmu, Kenta. Tapi jangan lupa makan ya nanti siang," kata ibu-ibu itu.
"Baik!" jawab Kenta si bocah gendut berwajah bulat dan berambut lurus pendek. Ia memiliki alis yang tidak terlalu tipis tapi tidak terlalu tebal, matanya sipit, hidungnya pesek, mulutnya kecil, daun telinganya lebar, dan kulitnya putih.
Ibu-ibu itu kemudian keluar dari kamar Kenta. Dan Kenta pun segera memasangkan kaset game yang baru saja ia dapatkan ke 'playstation 5' yang ada di bawah tv. Kaset game tersebut berjudul 'Strong Athletic'. Begitu playstation tersambung dengan tv, Kenta segera mengambil stik playstation tersebut dan memainkannya. Ia memainkan game balap lari dengan karakter berpakaian 'atletik' serba hitam bernomor urut '10' di sebelah kanan celana pendeknya.
Setelah sekian lama memainkan playstation itu, tiba-tiba layar tv blank, lalu mengeluarkan cahaya yang menyilaukan. Kenta langsung kaget dan melemparkan stik yang ia pegang. Tak lama, tubuhnya tersedot oleh tv tersebut.
Kenta jatuh ke lorong hitam yang berakhir di sebuah lapangan lomba lari seperti yang ia mainkan di playstation miliknya. Ia kaget dan merasa aneh, terlebih ketika pakaiannya berubah menjadi pakaian atletik serba hitam seperti yang dikenakan karakter yang ia mainkan. Di hadapannya ada banyak orang berpakaian sama sepertinya yakni tanktop dan celana pendek, hanya saja warna dan masing-masing nomor urutnya berbeda. Orang-orang itu sedang dalam posisi siap melakukan lomba lari.
"Kenapa aku bisa ada di sini??" Kenta keheranan dan memandang sekitar.
Tiba-tiba, 'Gamerer' muncul di hadapannya.
"Selamat datang di duniaku, bocah," ucap Gamerer.
Kenta terkejut. Ia berdiri dan mundur. "S-s-siapa kau??? Keluarkan aku dari sini!!!"
"Aku Gamerer. Kau tidak akan bisa keluar dari sini sebelum menyelesaikan game di tempat ini!"
"A-apa m-maksudmu???"
"Simpel, kau hanya harus lomba balap lari dengan orang-orang di tempat ini. Jika berhasil mendapat juara pertama, kau bisa keluar dari tempat ini. Jika kalah kau akan ... MATI!"
"APA???" Kenta membelalak.
Gamerer pun menghilang dari hadapan Kenta dan muncul di salah satu kursi penonton yang secara keseluruhan sangat sepi. "Sudah lama sekali aku tidak menikmati permainan ini. Ini lebih menyenangkan dibanding memburu bensin. Yaa walau orang aslinya cuma bocah itu," ucapnya.
Mau tidak mau, Kenta berdiri dan melakukan ancang-ancang untuk berlari tepat di urutan paling akhir.
Setelah seseorang berpakaian putih di tempat itu meletuskan tembakan, lomba lari pun dimulai.
Dengan sangat susah payah, Kenta berhasil melewati dua orang. Ia pun terus berlari untuk mencapai garis 'Finish'. Akan tetapi, di tengah-tengah, ia kehabisan napas. Ia yang terengah-engah pun tersimpuh.
"A-aku tidak kuat lagi," ucap Kenta. Ia berusaha berdiri, tapi kembali tersimpuh.
Satu persatu orang yang berlomba bersama Kenta mencapai garis Finish. Hanya tinggal Kenta seorang yang belum.
Tiba-tiba, tubuh Kenta berubah menjadi hologram dan merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Setelah mengerang kesakitan, tubuhnya pun menghilang.
Gamerer tertawa terbahak-bahak. "Aku senang! Aku senang! Membunuh manusia dengan cara seperti ini sangat menyenangkan!"
Jumlah angka di Killer Board miliknya yang sudah mencapai 599 bertambah menjadi 600. Itu adalah jumlah orang yang berhasil ia bunuh.
=***=
Di sebuah bangku taman kota, seorang pria berbaju kotak-kotak dan bercelana panjang hitam tengah asyik bermain 'PSP (PlayStation Portable)'. Rambutnya pendek lurus kecokelatan, kulitnya putih, alisnya sedang, hidungnya agak mancung, bibirnya tebal, dan daun telinganya kecil. Matanya yang sipit itu terlihat sangat fokus pada layar PSP-nya. Jari-jarinya bermain dengan lincah menekan tombol-tombol PSP. Ia sedang memainkan permainan tinju. Karakter yang ia mainkan adalah pria bercelana 'boxer' hijau, melawan pria botak bercelana boxer hitam. Tubuh kedua karakter yang sama-sama kekar itu saling beradu pukulan dan sesekali menangkis.
Namun, tak lama setelah itu, PSP milik pria tersebut mengeluarkan cahaya terang yang memancar menyinari wajahnya. Ia pun terkejut, dan tak lama tubuhnya tersedot masuk ke dalam PSP-nya. PSP tersebut langsung jatuh ke tanah.
Si pria tersedot masuk ke sebuah lorong lalu jatuh ke sebuah ring tinju.
"Lho, kenapa aku bisa di sini??" ucap si pria sambil memandang sekitarnya.
Di sekitarnya ada banyak sekali orang yang bersorak-sorai di 'kursi penonton'. Di hadapannya ada pria botak kekar seperti yang menjadi lawan karakter yang ia mainkan di PSP. Si pria pun sangat terkejut dan tak menyangka bisa bertemu karakter yang menjadi lawan karakternya di PSP dan juga 'wasit' berpakaian putih garis-garis hitam. Si pria makin kaget ketika memeriksa tubuhnya, bajunya tidak ada dan hanya memakai celana boxer hijau serta sepasang sarung tinju hijau.
Kemudian secara tiba-tiba Gamerer muncul di tengah-tengah si pria dan si pria botak.
"Siapa namamu?" tanya Gamerer pada si pria.
"Aku Kazuo," jawab pria tersebut. "Ada apa sebenarnya ini??? Kenapa aku bisa ada di sini??? Dan siapa kau, makhluk aneh???"
"Aku Gamerer. Saat ini, kau sedang berada di dunia game yang kau mainkan. Aku yang mengundangmu masuk kesini. Dan kau harus menuruti perintahku!" ujar Gamerer.
"Apa??? Di-di dunia game y-y-yang aku mainkan???" Kazuo membelalak. "Tidak!" Ia lalu berdiri dan berjalan menuju ke luar ring.
Akan tetapi, keanehan terjadi. Sesampainya ia di luar ring, tiba-tiba saja tubuh Kazuo menghilang dan kembali berada di dalam ring.
"Lho??? Kenapa bisa???" Kazuo terkejut dan terheran-heran. Ia kembali keluar dari ring, namun hasilnya sama saja. Berkali-kali pun ia coba, ia tetap kembali lagi ke ring.
"Percuma saja!" kata Gamerer. "Kau tidak akan bisa keluar dari sini, sebelum kau menang melawan Genjuro!" Tunjuknya pada si pria botak kekar. Setelah itu, ia berubah menjadi hologram dan menghilang.
"Apa-apaan ini???" teriak Kazuo.
Genjuro menggemertakkan jari jemarinya dan memasang posisi siaga.
"Cih! Sial! Mau tidak mau, aku harus melawannya," keluh Kazuo.
TENG!
Suara 'lonceng tinju' berbunyi.
Genjuro langsung melakukan tinjuan lurus ke arah Kazuo.
"Pukulannya keras sekali," ucap Kazuo seraya menghindari tinjuan Genjuro.
Genjuro kembali melepaskan tinjuan. Namun kembali bisa dihindari Kazuo meski ia hampir saja jatuh terkena angin dari tinjuan itu.
Marah, Genjuro melancarkan 'uppercut' ke dagu Kazuo dengan sangat cepat. Kazuo tidak bisa menghindar. Mulutnya pun mengeluarkan darah. Setelah itu, Genjuro meninju Kazuo secara membabi buta di segala arah. Terakhir, ia melepaskan pukulan lurus ke dada Kazuo hingga terpental dan jatuh telentang.
"Satu ..." Wasit mulai menghitung di dekat Kazuo. "Dua ..." lanjutnya. "Tiga ... Empat ... Lima ... Enam ... Tujuh ... Delapan ..."
Namun, Kazuo tak kunjung bangun.
"Sembilan ..." Wasit kembali menghitung. "Sepuluh!"
TENG TENG TENG!
"K.O!" seru sang wasit.
Penonton pun bersorak sorai. Dan, tubuh Kazuo berubah menjadi hologram lalu menghilang.
Di sebuah kursi empuk, Gamerer terlihat sangat puas menyaksikan hal itu dari sebuah layar besar di hadapannya sambil meminum sebotol 'bensin'. Jumlah angka pada Killer Board miliknya kembali bertambah menjadi 601.
Setsuna Mall, Kota Zippon - Jepang, Senin 20 Januari 2020, pukul 12:30.
Sepulang kuliah, Ariel menemani Fumiko shopping. Banyak sekali pakaian dan barang yang dibeli Fumiko di mall besar itu. Ia menjinjing dua plastik besar di tangan kanannya, dan Ariel menjinjing dua plastik besar pula, satu di kanan, satu di kiri. Saat ini, Fumiko tengah memilih-milih pakaian lagi di mall yang besar dan dingin itu.
"Ariel, ini bagus tidak?" tanya Fumiko seraya menunjukkan baju merah berkerah biru dengan gambar kepala kucing di tengahnya.
Ariel mengangguk.
Fumiko tersenyum lalu memasukkan baju tersebut di salah satu kantong plastik yang ia pegang.
"Bagaimana kalau kita pulang sekarang?" ajak Ariel yang berdiri di samping Fumiko. "Kau kan sudah banyak membeli barang, sampai aku kau repotkan untuk membawa belanjaanmu."
"Nanti dulu. Setelah ini, aku mau main game di arena permainan," jawab Fumiko yang kemudian beranjak dari situ. Ariel mengikutinya.
Mereka berdua pergi ke kasir. Setelah membayar belanjaan yang dibeli Fumiko, mereka berdua pun pergi ke sebuah arena permainan bernama 'Player', yang mana di tempat itu banyak sekali 'mesin game' yang dimainkan orang-orang.
Sementara itu, tak jauh dari sana, Gamerer tengah berdiri di atas sebuah gedung. Layar di kepalanya yang berbentuk tv itu menyala terang, kemudian muncul tulisan 'Shadow' pada layar tersebut.
Tak lama kemudian, muncul sosok yang mirip dengan Gamerer sebanyak sepuluh sosok. Sosok-sosok itu berjejer di samping Gamerer.
"Baiklah, kalian semua, ikut denganku!" perintah Gamerer. "Kalian semua punya tugas." Kemudian ia mengarahkan kepalanya ke atas.
Mendadak, layar di kepala Gamerer mengeluarkan cahaya yang memancar ke atas dan mengeluarkan sebuah lubang besar. Tak lama, cahaya itu meredup, menyisakan lubang besar yang dikeluarkannya.
"Ayo kita bersenang-senang!" ucap Gamerer yang kemudian melompat dan masuk ke lubang tersebut, diikuti oleh sepuluh sosok lagi yang serupa dengannya.
Kembali ke Setsuna Mall. Fumiko yang sudah membeli koin di kasir Arena Permainan Player, memilih-milih permainan yang ia suka, ditemani oleh Ariel. Akan tetapi, semua arena permainan penuh. Fumiko cemberut, dan hanya bisa duduk di bangku panjang warna abu-abu yang ada di sana.
"Sudahlah...," ucap Ariel sambil memandang Fumiko. "Tunggu saja dulu sebentar."
"Baiklah." Fumiko masih cemberut. Ia melipat kedua tangannya di dada. "Oh iya, Ariel, nanti temani aku lagi ya ketika turnamen game yang kuceritakan padamu itu berlangsung."
Ariel mengangguk. "Aku salut kau bisa tampil di tv kemarin."
"Hahaha... Sebentar lagi aku akan mengalahkan prestasimu." Fumiko tiba-tiba tersenyum.
Ariel hanya tersenyum tipis.
Di saat seperti itu, tiba-tiba beberapa orang yang tengah bermain game di arena permainan tersebut berteriak. Ariel dan Fumiko terkejut. Mereka berdua melihat sebelas mesin game yang memiliki 'layar', bercahaya terang. Tak lama, orang-orang yang memainkan mesin game itu tersedot ke dalam layar game yang mereka mainkan.
Orang-orang yang ada di sana yang tidak bermain game pun berhambur dan berlari sambil berteriak ketakutan. Tapi adapula beberapa yang memeriksa mesin game yang dimainkan orang-orang yang tersedot itu.
"Ada apa sebenarnya ini???" ucap Ariel. Ia lalu melihat layar salah satu mesin game pertarungan bertuliskan 'Heroes Fate' di atasnya. Fumiko juga ikut melihatnya.
Mereka berdua kaget ketika melihat seorang bapak-bapak yang sempat mereka lihat bermain game disitu berada di dalam game tersebut, bertarung dengan sesosok monster manusia burung.
"Ke-kenapa dia bisa ada di situ???" Fumiko kebingungan, seolah tak percaya dengan apa yang ia lihat.
Tak lama, si bapak-bapak mati disembur oleh api monster tersebut.
"GAME OVER!!" Mesin game itu mengeluarkan suara sekaligus tulisan yang sama seperti suara itu berukuran separuh layarnya. Setelah itu, muncul gambar Gamerer separuh badan tertawa terkekeh-kekeh.
"Apa dia ... Mechaster?" gumam Ariel dengan tatapan tajam.
Pertarungan tersebut ternyata disaksikan oleh monster robot berbentuk manusia berkepala tv dengan mata bulat merah menyala dan mulut kecil di tv tersebut. Di bahu kirinya ada tombol stik 'playstation' yang terdiri dari kotak, segitiga, lingkaran, dan silang, sementara di bahu kanannya ada tombol 'arah', di tengah-tengah dadanya ada bulatan besar, di masing-masing pergelangan kakinya ada gear besar nan tajam. Secara keseluruhan, tubuhnya berwarna perak dan terbuat dari baja. Ia menyaksikan sambil bersandar di pohon yang berjarak lima meter dari area pertarungan.
Tak lama dua bocah itu bertarung, yang berbaju biru tewas terkena tusukan di perutnya. Si baju merah memenangkan pertarungan. Tubuh si bocah berbaju biru berubah menjadi hologram dan menghilang.
Si monster robot mengecek sebuah benda persegi panjang mirip smartphone yang ia pegang. Benda tersebut bernama 'Killer Board'. Di sana tertera tulisan 'Kill' dan angka '520' di bawah tulisan itu. Angka di benda tersebut kemudian bertambah jumlahnya menjadi '521'.
"Hahahaha... Puas sekali rasanya," ucap monster robot kepala tv bernama 'Gamerer' itu. "Setelah sekian tahun tertidur akhirnya aku bisa bersenang-senang seperti ini lagi. Memasukkan manusia ke dalam dunia game itu menyenangkan."
"Monster, mana janjimu? Katanya yang menang bisa keluar dari game ini?" teriak si bocah berbaju merah.
"Hahaha... Tidak semudah itu," balas Gamerer. Kepalanya yang berbentuk tv itu bercahaya.
Cahaya tersebut menyinari tubuh si bocah baju merah. Bocah baju merah itu mengerang kesakitan, hingga akhirnya berubah menjadi hologram dan menghilang.
Jumlah angka di Killer Board Gamerer bertambah lagi menjadi '522'.
"Akhahaha... Khahaha..." tawa Gamerer yang menggema di seluruh penjuru padang rumput itu.
Komplek Shinkuudere, Kota Zippon - Jepang, Minggu 19 Januari, pukul 07:00.
Di dojo yang ada di rumahnya Ariel terlihat tengah melatih fisiknya dengan push up, sit up squat jump, bergelantung seraya menaik turunkan tubuhnya di sebuah besi panjang, dan angkat barbel besar serta kecil. Kemudian ia melanjutkan dengan memukul-mukul dan menendang-nendang sandsack dengan gerakan-gerakan beladiri yang indah. Selesainya melatih fisik, ia pergi ke kamar mandi untuk mandi. Usai mandi dan mengganti pakaian, ia pergi ke ruang makan. Di sana, sudah tersedia berbagai macam makanan, segelas susu putih, dan segelas air bening, tak ketinggalan bermacam-macam buah di dalam keranjang kayu.
Ariel mengolesi sebuah roti tawar dengan selai cokelat yang tersedia di meja. Setelahnya, ia mengambil remot yang terletak di sana, kemudian menyalakan televisi yang menempel di dinding dekat meja makan. Begitu televisi menyala, Ariel terkejut. Ia melihat sahabatnya, Fumiko, tengah diwawancara di sebuah stasiun televisi bernama Cyber TV. Fumiko diwawancara karena berhasil memenangkan turnamen game profesional Jepang antar kota beberapa bulan lalu. Game tersebut adalah game balap mobil. Dan beberapa hari lagi, Fumiko diminta untuk mewakili Zippon dalam turnamen game antar kota. Fumiko sangat senang sekali dengan turnamen tersebut, karena bermain game adalah hobinya. Sebuah kebanggaan tersendiri baginya, karena ia bisa ikut berpartisipasi mengharumkan nama kota dengan hobinya. Setelah itu, wawancara pun berakhir.
"Tidak kusangka dia memiliki bakat yang hebat," ucap Ariel. Ia lalu melahap roti yang ia olesi selai tadi, kemudian mengganti channel televisi dengan acara pertandingan beladiri kesukaannya di Tensai TV.
=***=
Di sebuah rumah, seorang ibu-ibu berambut ikal nampak sangat senang sekali melihat kertas hasil ujian anaknya yang mendapat nilai 10. Dengan perasaan senang, ia pun memberikan kaset game playstation terbaru yang ia janjikan pada anaknya yang masih duduk di bangku SMP jika anaknya mendapat nilai minimal 7.
"Terimakasih, bu," ucap anak itu sembari menerima kaset tersebut.
"Nah, sekarang, kau boleh main game sepuasmu, Kenta. Tapi jangan lupa makan ya nanti siang," kata ibu-ibu itu.
"Baik!" jawab Kenta si bocah gendut berwajah bulat dan berambut lurus pendek. Ia memiliki alis yang tidak terlalu tipis tapi tidak terlalu tebal, matanya sipit, hidungnya pesek, mulutnya kecil, daun telinganya lebar, dan kulitnya putih.
Ibu-ibu itu kemudian keluar dari kamar Kenta. Dan Kenta pun segera memasangkan kaset game yang baru saja ia dapatkan ke 'playstation 5' yang ada di bawah tv. Kaset game tersebut berjudul 'Strong Athletic'. Begitu playstation tersambung dengan tv, Kenta segera mengambil stik playstation tersebut dan memainkannya. Ia memainkan game balap lari dengan karakter berpakaian 'atletik' serba hitam bernomor urut '10' di sebelah kanan celana pendeknya.
Setelah sekian lama memainkan playstation itu, tiba-tiba layar tv blank, lalu mengeluarkan cahaya yang menyilaukan. Kenta langsung kaget dan melemparkan stik yang ia pegang. Tak lama, tubuhnya tersedot oleh tv tersebut.
Kenta jatuh ke lorong hitam yang berakhir di sebuah lapangan lomba lari seperti yang ia mainkan di playstation miliknya. Ia kaget dan merasa aneh, terlebih ketika pakaiannya berubah menjadi pakaian atletik serba hitam seperti yang dikenakan karakter yang ia mainkan. Di hadapannya ada banyak orang berpakaian sama sepertinya yakni tanktop dan celana pendek, hanya saja warna dan masing-masing nomor urutnya berbeda. Orang-orang itu sedang dalam posisi siap melakukan lomba lari.
"Kenapa aku bisa ada di sini??" Kenta keheranan dan memandang sekitar.
Tiba-tiba, 'Gamerer' muncul di hadapannya.
"Selamat datang di duniaku, bocah," ucap Gamerer.
Kenta terkejut. Ia berdiri dan mundur. "S-s-siapa kau??? Keluarkan aku dari sini!!!"
"Aku Gamerer. Kau tidak akan bisa keluar dari sini sebelum menyelesaikan game di tempat ini!"
"A-apa m-maksudmu???"
"Simpel, kau hanya harus lomba balap lari dengan orang-orang di tempat ini. Jika berhasil mendapat juara pertama, kau bisa keluar dari tempat ini. Jika kalah kau akan ... MATI!"
"APA???" Kenta membelalak.
Gamerer pun menghilang dari hadapan Kenta dan muncul di salah satu kursi penonton yang secara keseluruhan sangat sepi. "Sudah lama sekali aku tidak menikmati permainan ini. Ini lebih menyenangkan dibanding memburu bensin. Yaa walau orang aslinya cuma bocah itu," ucapnya.
Mau tidak mau, Kenta berdiri dan melakukan ancang-ancang untuk berlari tepat di urutan paling akhir.
Setelah seseorang berpakaian putih di tempat itu meletuskan tembakan, lomba lari pun dimulai.
Dengan sangat susah payah, Kenta berhasil melewati dua orang. Ia pun terus berlari untuk mencapai garis 'Finish'. Akan tetapi, di tengah-tengah, ia kehabisan napas. Ia yang terengah-engah pun tersimpuh.
"A-aku tidak kuat lagi," ucap Kenta. Ia berusaha berdiri, tapi kembali tersimpuh.
Satu persatu orang yang berlomba bersama Kenta mencapai garis Finish. Hanya tinggal Kenta seorang yang belum.
Tiba-tiba, tubuh Kenta berubah menjadi hologram dan merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Setelah mengerang kesakitan, tubuhnya pun menghilang.
Gamerer tertawa terbahak-bahak. "Aku senang! Aku senang! Membunuh manusia dengan cara seperti ini sangat menyenangkan!"
Jumlah angka di Killer Board miliknya yang sudah mencapai 599 bertambah menjadi 600. Itu adalah jumlah orang yang berhasil ia bunuh.
=***=
Di sebuah bangku taman kota, seorang pria berbaju kotak-kotak dan bercelana panjang hitam tengah asyik bermain 'PSP (PlayStation Portable)'. Rambutnya pendek lurus kecokelatan, kulitnya putih, alisnya sedang, hidungnya agak mancung, bibirnya tebal, dan daun telinganya kecil. Matanya yang sipit itu terlihat sangat fokus pada layar PSP-nya. Jari-jarinya bermain dengan lincah menekan tombol-tombol PSP. Ia sedang memainkan permainan tinju. Karakter yang ia mainkan adalah pria bercelana 'boxer' hijau, melawan pria botak bercelana boxer hitam. Tubuh kedua karakter yang sama-sama kekar itu saling beradu pukulan dan sesekali menangkis.
Namun, tak lama setelah itu, PSP milik pria tersebut mengeluarkan cahaya terang yang memancar menyinari wajahnya. Ia pun terkejut, dan tak lama tubuhnya tersedot masuk ke dalam PSP-nya. PSP tersebut langsung jatuh ke tanah.
Si pria tersedot masuk ke sebuah lorong lalu jatuh ke sebuah ring tinju.
"Lho, kenapa aku bisa di sini??" ucap si pria sambil memandang sekitarnya.
Di sekitarnya ada banyak sekali orang yang bersorak-sorai di 'kursi penonton'. Di hadapannya ada pria botak kekar seperti yang menjadi lawan karakter yang ia mainkan di PSP. Si pria pun sangat terkejut dan tak menyangka bisa bertemu karakter yang menjadi lawan karakternya di PSP dan juga 'wasit' berpakaian putih garis-garis hitam. Si pria makin kaget ketika memeriksa tubuhnya, bajunya tidak ada dan hanya memakai celana boxer hijau serta sepasang sarung tinju hijau.
Kemudian secara tiba-tiba Gamerer muncul di tengah-tengah si pria dan si pria botak.
"Siapa namamu?" tanya Gamerer pada si pria.
"Aku Kazuo," jawab pria tersebut. "Ada apa sebenarnya ini??? Kenapa aku bisa ada di sini??? Dan siapa kau, makhluk aneh???"
"Aku Gamerer. Saat ini, kau sedang berada di dunia game yang kau mainkan. Aku yang mengundangmu masuk kesini. Dan kau harus menuruti perintahku!" ujar Gamerer.
"Apa??? Di-di dunia game y-y-yang aku mainkan???" Kazuo membelalak. "Tidak!" Ia lalu berdiri dan berjalan menuju ke luar ring.
Akan tetapi, keanehan terjadi. Sesampainya ia di luar ring, tiba-tiba saja tubuh Kazuo menghilang dan kembali berada di dalam ring.
"Lho??? Kenapa bisa???" Kazuo terkejut dan terheran-heran. Ia kembali keluar dari ring, namun hasilnya sama saja. Berkali-kali pun ia coba, ia tetap kembali lagi ke ring.
"Percuma saja!" kata Gamerer. "Kau tidak akan bisa keluar dari sini, sebelum kau menang melawan Genjuro!" Tunjuknya pada si pria botak kekar. Setelah itu, ia berubah menjadi hologram dan menghilang.
"Apa-apaan ini???" teriak Kazuo.
Genjuro menggemertakkan jari jemarinya dan memasang posisi siaga.
"Cih! Sial! Mau tidak mau, aku harus melawannya," keluh Kazuo.
TENG!
Suara 'lonceng tinju' berbunyi.
Genjuro langsung melakukan tinjuan lurus ke arah Kazuo.
"Pukulannya keras sekali," ucap Kazuo seraya menghindari tinjuan Genjuro.
Genjuro kembali melepaskan tinjuan. Namun kembali bisa dihindari Kazuo meski ia hampir saja jatuh terkena angin dari tinjuan itu.
Marah, Genjuro melancarkan 'uppercut' ke dagu Kazuo dengan sangat cepat. Kazuo tidak bisa menghindar. Mulutnya pun mengeluarkan darah. Setelah itu, Genjuro meninju Kazuo secara membabi buta di segala arah. Terakhir, ia melepaskan pukulan lurus ke dada Kazuo hingga terpental dan jatuh telentang.
"Satu ..." Wasit mulai menghitung di dekat Kazuo. "Dua ..." lanjutnya. "Tiga ... Empat ... Lima ... Enam ... Tujuh ... Delapan ..."
Namun, Kazuo tak kunjung bangun.
"Sembilan ..." Wasit kembali menghitung. "Sepuluh!"
TENG TENG TENG!
"K.O!" seru sang wasit.
Penonton pun bersorak sorai. Dan, tubuh Kazuo berubah menjadi hologram lalu menghilang.
Di sebuah kursi empuk, Gamerer terlihat sangat puas menyaksikan hal itu dari sebuah layar besar di hadapannya sambil meminum sebotol 'bensin'. Jumlah angka pada Killer Board miliknya kembali bertambah menjadi 601.
Setsuna Mall, Kota Zippon - Jepang, Senin 20 Januari 2020, pukul 12:30.
Sepulang kuliah, Ariel menemani Fumiko shopping. Banyak sekali pakaian dan barang yang dibeli Fumiko di mall besar itu. Ia menjinjing dua plastik besar di tangan kanannya, dan Ariel menjinjing dua plastik besar pula, satu di kanan, satu di kiri. Saat ini, Fumiko tengah memilih-milih pakaian lagi di mall yang besar dan dingin itu.
"Ariel, ini bagus tidak?" tanya Fumiko seraya menunjukkan baju merah berkerah biru dengan gambar kepala kucing di tengahnya.
Ariel mengangguk.
Fumiko tersenyum lalu memasukkan baju tersebut di salah satu kantong plastik yang ia pegang.
"Bagaimana kalau kita pulang sekarang?" ajak Ariel yang berdiri di samping Fumiko. "Kau kan sudah banyak membeli barang, sampai aku kau repotkan untuk membawa belanjaanmu."
"Nanti dulu. Setelah ini, aku mau main game di arena permainan," jawab Fumiko yang kemudian beranjak dari situ. Ariel mengikutinya.
Mereka berdua pergi ke kasir. Setelah membayar belanjaan yang dibeli Fumiko, mereka berdua pun pergi ke sebuah arena permainan bernama 'Player', yang mana di tempat itu banyak sekali 'mesin game' yang dimainkan orang-orang.
Sementara itu, tak jauh dari sana, Gamerer tengah berdiri di atas sebuah gedung. Layar di kepalanya yang berbentuk tv itu menyala terang, kemudian muncul tulisan 'Shadow' pada layar tersebut.
Tak lama kemudian, muncul sosok yang mirip dengan Gamerer sebanyak sepuluh sosok. Sosok-sosok itu berjejer di samping Gamerer.
"Baiklah, kalian semua, ikut denganku!" perintah Gamerer. "Kalian semua punya tugas." Kemudian ia mengarahkan kepalanya ke atas.
Mendadak, layar di kepala Gamerer mengeluarkan cahaya yang memancar ke atas dan mengeluarkan sebuah lubang besar. Tak lama, cahaya itu meredup, menyisakan lubang besar yang dikeluarkannya.
"Ayo kita bersenang-senang!" ucap Gamerer yang kemudian melompat dan masuk ke lubang tersebut, diikuti oleh sepuluh sosok lagi yang serupa dengannya.
Kembali ke Setsuna Mall. Fumiko yang sudah membeli koin di kasir Arena Permainan Player, memilih-milih permainan yang ia suka, ditemani oleh Ariel. Akan tetapi, semua arena permainan penuh. Fumiko cemberut, dan hanya bisa duduk di bangku panjang warna abu-abu yang ada di sana.
"Sudahlah...," ucap Ariel sambil memandang Fumiko. "Tunggu saja dulu sebentar."
"Baiklah." Fumiko masih cemberut. Ia melipat kedua tangannya di dada. "Oh iya, Ariel, nanti temani aku lagi ya ketika turnamen game yang kuceritakan padamu itu berlangsung."
Ariel mengangguk. "Aku salut kau bisa tampil di tv kemarin."
"Hahaha... Sebentar lagi aku akan mengalahkan prestasimu." Fumiko tiba-tiba tersenyum.
Ariel hanya tersenyum tipis.
Di saat seperti itu, tiba-tiba beberapa orang yang tengah bermain game di arena permainan tersebut berteriak. Ariel dan Fumiko terkejut. Mereka berdua melihat sebelas mesin game yang memiliki 'layar', bercahaya terang. Tak lama, orang-orang yang memainkan mesin game itu tersedot ke dalam layar game yang mereka mainkan.
Orang-orang yang ada di sana yang tidak bermain game pun berhambur dan berlari sambil berteriak ketakutan. Tapi adapula beberapa yang memeriksa mesin game yang dimainkan orang-orang yang tersedot itu.
"Ada apa sebenarnya ini???" ucap Ariel. Ia lalu melihat layar salah satu mesin game pertarungan bertuliskan 'Heroes Fate' di atasnya. Fumiko juga ikut melihatnya.
Mereka berdua kaget ketika melihat seorang bapak-bapak yang sempat mereka lihat bermain game disitu berada di dalam game tersebut, bertarung dengan sesosok monster manusia burung.
"Ke-kenapa dia bisa ada di situ???" Fumiko kebingungan, seolah tak percaya dengan apa yang ia lihat.
Tak lama, si bapak-bapak mati disembur oleh api monster tersebut.
"GAME OVER!!" Mesin game itu mengeluarkan suara sekaligus tulisan yang sama seperti suara itu berukuran separuh layarnya. Setelah itu, muncul gambar Gamerer separuh badan tertawa terkekeh-kekeh.
"Apa dia ... Mechaster?" gumam Ariel dengan tatapan tajam.
0
Kutip
Balas