TS
Ariel.Matsuyama
[FanFic] Kamen Rider Blitzer
![[FanFic] Kamen Rider Blitzer](https://dl.kaskus.id/ic.pics.livejournal.com/arielmatsuyama/83052924/5659/5659_900.png)
Kamen Rider Blitzer (仮面ライダー ブリッツァー)
Genre:Action | Drama | Adventure
Quote:
ATTENTION:
Meski tokoh utama dalam cerita ini adalah "Kamen Rider Blitzer", tapi ceritanya hampir sama seperti manga "Kamen Rider Spirits", bedanya disini semua Kamen Rider dari era Showa sampai yang terbaru satu dunia.
Meski tokoh utama dalam cerita ini adalah "Kamen Rider Blitzer", tapi ceritanya hampir sama seperti manga "Kamen Rider Spirits", bedanya disini semua Kamen Rider dari era Showa sampai yang terbaru satu dunia.
Spoiler for List Episode:
Episode 1: Hobi Membunuh
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 2: Gerombolan Raja Minyak
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 3: Gerombolan Raja Minyak Part 2
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 4: Rival
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 5: Dendam VS Dendam (Ide by: Dhodo Rukanda)
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 6: Jalan Kegelapan
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 7: Game Kematian
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 8: Belalang Hitam
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 9: MECHA - MONSTER
[Act 1] [Act 2] [Act 3] [Act 4 (End)]
Episode 10: NEGA
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 11: Inilah Diriku!
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 12: Darker
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 13: Kapsul Penyelesai Masalah
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 14: Kasus Kematian Aneh
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 15: Pencuri Kekuatan
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 16: Yami Rider
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 17: Meringkus Yami RiderNEW!!
[Act 1] [Act 2 (End)]
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 2: Gerombolan Raja Minyak
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 3: Gerombolan Raja Minyak Part 2
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 4: Rival
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 5: Dendam VS Dendam (Ide by: Dhodo Rukanda)
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 6: Jalan Kegelapan
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 7: Game Kematian
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 8: Belalang Hitam
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 9: MECHA - MONSTER
[Act 1] [Act 2] [Act 3] [Act 4 (End)]
Episode 10: NEGA
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 11: Inilah Diriku!
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 12: Darker
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 13: Kapsul Penyelesai Masalah
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 14: Kasus Kematian Aneh
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 15: Pencuri Kekuatan
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 16: Yami Rider
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 17: Meringkus Yami RiderNEW!!
[Act 1] [Act 2 (End)]
Spoiler for Realms:
*Theme Song
*Main Character
*Main Character 2 (In Process)
*Supporting Character (In Process)
*Villain NEW!!
*Main Character
*Main Character 2 (In Process)
*Supporting Character (In Process)
*Villain NEW!!
Quote:
Cerita ini juga diterbitkan di: WATTPAD
Diubah oleh Ariel.Matsuyama 08-02-2020 18:50
0
12.1K
Kutip
52
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Fanstuff
1.9KThread•347Anggota
Tampilkan semua post
TS
Ariel.Matsuyama
#10
Spoiler for Episode 2: Gerombolan Raja Minyak:
Sebuah gubuk di pedesaan dekat dengan Kota Zippon, pukul 21:00.
"Ibu... Aku lapar," ucap seorang bocah laki-laki berambut jabrik dengan nada memelas sambil mengusap-usap perutnya. Tampak banyak 'tambalan' pada kaos lengan pendeknya yang berwarna hijau, begitu juga dengan celana pendek cokelatnya.
"Ibu... Aku mau makan. Lapar...." Seorang bocah perempuan berambut panjang sebahu tak kalah memelasnya dengan si bocah laki-laki. Kaos kuningnya yang bergambar beruang juga banyak tambalan seperti kaos si bocah laki-laki. Celana pendek merahnya pun sama, banyak tambalan.
"Andai saja ayah masih hidup, pasti kita tidak akan kesusahan seperti ini," ucap bocah laki-laki berambut jabrik.
Mata sipit seorang wanita setengah baya berambut panjang dikuncir menetes. "Iya nak... Sabar... Ibu akan cari makanan. Kalian tunggu disini ya." Setelah itu ia keluar dari gubuk tersebut dengan mengenakan jaket hitam.
Wanita itu, atau lebih dikenal dengan nama 'Aiko' bingung hendak mencari makanan kemana, karena ia tidak memiliki uang sama sekali. Ia berjalan tak tentu arah sembari memikirkan anaknya di rumah yang kelaparan. Sampai akhirnya, ia berhenti di sebuah mini market dengan plang bertuliskan "Waku Mart". Dengan langkah perlahan sambil menahan tangis ia masuk ke dalam mini market tersebut.
Di dalam, Aiko mencari-cari makanan yang ia butuhkan. Setelah mendapatkan makanan yang ia butuhkan, yaitu beras setengah kilo dan beberapa bahan makanan lainnya, Aiko menyembunyikan semua itu di balik jaketnya. Setelah itu ia beranjak dari sana.
Namun, ketika Aiko mendorong pintu mini market tersebut, terdengar suara alarm yang berbunyi lantang.
Seorang kasir wanita langsung terbelalak dan menatap ke arah Aiko. "Pencuri!!!" teriaknya.
Semua yang ada di dalam mini market langsung geger dan menatap ke arah Aiko. Seorang 'satpam' yang ada di mini market itu langsung mengejar Aiko yang melarikan diri ketika ia diteriaki 'pencuri'.
Satpam itu terus mengejar Aiko yang berlari menuju hutan sepi. Tapi, tiba-tiba Aiko menghilang dari pandangan matanya. Satpam tersebut terus mencari ke seluruh pelosok hutan.
Sementara itu, Aiko yang ketakutan tengah bersembunyi di balik salah satu semak-semak hutan tersebut. Nafas Aiko memburu dan jantungnya berdetak kencang.
Tiba-tiba, Aiko terkejut karena merasakan sesuatu yang menyenggol punggungnya. Perlahan, ia pun menoleh ke belakang. Alangkah terkejutnya ia melihat monster robot berbentuk 'gorilla' yang berdiri tegak layaknya manusia dengan tinggi 2 meter. Giginya runcing dan matanya merah menyala. Kedua tangan makhluk tersebut nampak kekar dengan jari-jari yang besar serta dilingkari oleh gigi roda tajam dari pergelangan tangan hingga bawah bahu, dan di tepi luar kedua bahunya menempel baja bundar keperakan yang bagian tengahnya berwarna hitam. Selebihnya, bentuk makhluk tersebut seperti gorilla pada umumnya, hanya saja seluruhnya terbuat dari baja keperakan. Makhluk itu menatap Aiko cukup lama. Guratan-guratan di wajahnya membuat makhluk tersebut terlihat 'sangat menyeramkan'. Aiko diam mematung, tubuhnya menolak untuk bergerak karena keterkejutannya.
Perlahan, wujud makhluk tersebut berubah menjadi 'sangat mirip' dengan Aiko, bahkan tinggi badan dan pakaiannya pun juga mirip. Aiko makin terkejut dibuatnya.
Setelah tersenyum miring, makhluk itu langsung mencekik leher Aiko.
Aiko meronta-ronta sekuat tenaga agar bisa lepas dari cekikan tersebut. Namun, tenaga makhluk itu jauh lebih kuat dibanding dirinya. Hingga pada akhirnya, Aiko kehabisan nafas dan mati. Makhluk itu langsung melemparkan tubuh Aiko yang terkulai lemas.
"Kemana perginya orang itu?" ucap satpam yang tadi mengejar Aiko sembari mengecek ke semak-semak. Tapi, ketika ia membalikkan badannya, ia melihat sosok seseorang tengah berdiri tegak menatapnya. Ia langsung mengarahkan senter yang dipegangnya ke arah orang tersebut. Rupanya orang itu adalah Aiko.
"Bagus. Disitu kau rupanya," ucap sang satpam dengan ekspresi senang. Ia segera berjalan mendekati Aiko sambil mengambil sebuah borgol yang menggantung di ikat pinggangnya. Sementara Aiko sendiri cuma berdiri tanpa bergeser dari tempatnya berpijak.
Namun, begitu jaraknya sudah dekat dengan Aiko, wanita itu dengan cepat mencekik leher si satpam.
Si satpam terus berusaha memberontak dari cekikan Aiko. Tapi semua usahanya sia-sia. Bahkan ketika si satpam mencoba menendang Aiko pun tidak berhasil, karena Aiko bisa menangkis dengan tangan yang satunya. Akhirnya tubuh satpam itu melemas. Nyawa si satpam sudah hilang. Aiko langsung melemparkannya ke semak-semak.
"Akhirnya, aku dapat wujud basic baru. Dengan begini, aku bisa memakai kekuatanku secara maksimal. Tinggal penyesuaian diri saja," ucap Aiko, bukan, tapi monster robot gorilla yang telah membunuh Aiko dan berubah wujud menjadi wanita itu. Ia memandangi kedua telapak tangannya kemudian tersenyum sinis dan berlalu pergi.
Sesampainya Aiko di depan rumahnya, ia langsung membuka pintu dan masuk ke dalam.
Dua anak Aiko yang berambut jabrik dan berambut panjang sebahu terlihat sangat senang karena ibunya tidak pulang dengan tangan hampa.
Aiko lalu memasak makanan yang ia bawa, dan setelah matang langsung ia hidangkan untuk anak-anaknya. Anak-anak Aiko pun sangat bersyukur bisa makan hari ini.
Komplek Shinkuudere, Kota Zippon - Jepang, Sabtu 11 Januari 2020, pukul 06:00.
Di ruang dojo besar nan luas Ariel sang 'Kamen Rider Blitzer' yang mengenakan kaos merah dan celana panjang hitam--yang sama seperti yang ia kenakan kemarin sore--melatih fisiknya. Ia melakukan push up dengan dua tangan mengepal, lalu satu tangan dengan tangan kanan dan kiri sebagai penopang secara bergantian dan juga mengepal, itu semua ia lakukan sebanyak 100 kali. Sit up ia lakukan juga 100 kali, begitu pula squat jump. Dilanjutkan dengan angkat barbel kecil yang beratnya 20 kilo di tangan kanan dan kirinya sebanyak 100 kali. Lalu angkat barbel besar seberat 100 kilo di atas matras berkaki empat sebanyak 100 kali pula. Kemudian ia bergelantung di sebuah alat besi panjang yang menempel di dinding satu ke dinding lainnya dan menaik turunkan tubuhnya sebanyak 100 kali. Terakhir, ia memukul-mukul dan menendang-nendang 'sandsack' berkali-kali dengan jurus-jurus 'beladiri' yang ia miliki. Tubuh Ariel tidaklah kekar, ototnya cenderung kecil, tapi terlihat padat dan sangat terlatih.
Selesainya latihan fisik, Ariel pergi meninggalkan dojo menuju kamar mandi. Usai mandi dan lain sebagainya, ia berjalan ke kamarnya dan membuka lemari pakaian berwarna hitam. Di dalam lemari tersebut banyak sekali jaket kulit yang menggantung dengan bentuk dan warna yang serupa seperti jaket yang kemarin ia pakai. Selain itu, juga ada banyak kaos merah dan celana panjang hitam yang sama seperti yang ia kenakan saat ini. Ariel mengganti pakaiannya dengan salah satu kaos, jaket, dan celana panjang yang ia ambil dari lemari tersebut. Tidak ketinggalan ia melipat lengan jaketnya hingga batas siku.
Lalu Ariel berkaca dan menyisir rambutnya yang masih berantakan. Ia menyisir poninya ke arah samping kanan. Kemudian ia mengambil sepasang sarung tangan hitam seperti yang ia gunakan kemarin dari dalam laci atas meja belajar luasnya yang dihiasi 'lampu belajar', meski jumlah sarung tangan itu ada beberapa pasang ia hanya mengambil sepasang dan memakainya. Ia juga mengambil kalung yang kemarin melingkar di lehernya dari dalam laci yang sama kemudian memakai kalung tersebut. Setelah itu, ia menekan beberapa tombol hitam yang ada di permukaan atas sebuah wadah baja kotak berwarna perak yang setiap sudutnya dihiasi motif kotak dan di permukaan depannya tertera tulisan 'Codename: Blitzdrive' berwarna merah. Wadah kotak itu terletak di samping lampu belajar. Tidak butuh waktu lama, lampu merah yang ada di samping tombol yang ditekan Ariel berubah warna menjadi hijau dan bagian atas kotak tersebut terbuka. Di dalamnya ada sebuah benda putih agak elips yang kemarin Ariel gunakan untuk berubah wujud menjadi Kamen Rider Blitzer. Ia lalu mengambil benda dengan nama Blitzdrive itu dan menyembunyikannya di balik jaket bagian samping kanannya, yang mana di balik jaket itu menempel beberapa potong 'magnet' yang membuat sabuk tersebut merekat disana. Tak lupa, ia menutup kembali kotak tersebut. Tidak ada seorang pun yang bisa membuka kotak itu sekalipun ia hacker terhebat, kecuali pemiliknya sendiri dengan kombinasi 'password' yang benar. Setelahnya, Ariel mengambil 'smartphone' hitam berlambang seperti lambang di kalungnya dan berwarna merah di belakangnya yang hanya memiliki satu tombol besar di permukaan bawah layarnya yang tergeletak di atas meja belajarnya lalu mengantongi smartphone itu di saku sebelah kanan celana panjangnya. Tidak ketinggalan dompet hitam yang tergeletak di meja belajarnya ia masukkan ke dalam saku sebelah kiri belakang celananya. Kemudian ia mengambil 'parfum' yang berdiri di atas meja belajarnya. Parfum bermerek 'Red Locust' dengan tulisan merah serta gambar bayangan belalang di atasnya tersebut ia semprotkan ke seluruh tubuhnya. Ia lalu mengambil beberapa buah buku dari rak buku yang terletak disamping lemari pakaian. Buku-buku yang diambilnya sesuai dengan jadwal pelajaran kuliahnya 'hari ini' yang tertempel di dinding. Kemudian ia memasukkan buku-buku itu ke dalam tas gemblok berwarna hitam bercorak merah di bagian-bagian sudutnya yang tergeletak di lantai lalu memakainya. Terakhir, ia mengambil lalu memakai kaos kaki dan sepatu kets seperti yang kemarin dipakainya yang ada di rak sepatu warna biru, walau kaos kaki dan sepatu tersebut ada banyak, ia hanya mengambil masing-masing sepasang. Setelah itu ia keluar dari kamarnya menuju ruang makan.
Sesampainya di ruang makan, pemandangan yang pertama kali Ariel lihat adalah meja makan besar berwarna abu-abu dengan taplak berwarna oranye. Di atas meja tersebut terhidang dua jenis makanan yaitu steak sapi dan roti tawar lengkap dengan selai cokelat. Steak sapi terletak di atas piring ceper besar warna putih, sedangkan roti tawar terletak di atas piring ceper kecil berwarna serupa. Selain makanan ada segelas air putih, segelas susu cokelat, serta aneka jenis buah-buahan yang ditaruh di dalam keranjang kayu. Kursi-kursinya yang terbuat dari kayu jati dengan bantalan putih empuk nampak tersusun rapih memperindah ruang makan yang cukup besar tersebut. Seorang pria paruh baya berdiri di arah belakang meja makan itu. Ia mengenakan kemeja putih berlapis jas hitam dan celana panjang hitam. Kepala bulatnya dihiasi Rambut pendek yang penuh dengan uban.
"Selamat pagi, Tuan Ariel," sapa pria paruh baya tersebut sambil tersenyum, membuat mata sipitnya menjadi tambah sipit. "Sarapannya seperti biasa," lanjutnya. Kerutan-kerutan di wajahnya nampak jelas. Hidung pria itu mancung, bibir dan mulutnya kecil, alis matanya tipis, dan daun telinganya agak besar. Ia mempersilahkan Ariel duduk dengan bahasa isyarat.
Ariel pun melangkah ke arah salah satu kursi makan dan kemudian duduk.
"Tuan Ariel, nanti sore ada rapat peresmian cabang baru perusahaan milik tuan. Sebagai pemilik perusahaan, tuan diwajibkan datang dan tidak boleh diwakilkan," kata pria tua itu.
"Apa tidak bisa dibatalkan dulu, Tokuo?" balas Ariel yang kemudian mengambil pisau dan garpu yang tergeletak di samping kanan piring steak sapi untuk memotong steak sapi tersebut. "Aku sedang tidak mood ikut rapat hari ini."
"Sayangnya, tidak bisa, tuan."
Ariel menghelas nafas. "Baiklah kalau begitu."
Pria tua yang diketahui bernama Tokuo itu menepuk bahu Ariel sambil tersenyum, kemudian beranjak keluar dari ruang makan.
Ariel lalu memakan steak sapinya dengan lahap, dilanjutkan dengan memakan roti tawar yang ia olesi selai cokelat. Setelah meneguk susu cokelat dan memakan sepotong buah apel, ia mengambil remot tv yang tergeletak di meja makan lalu menekan tombol merah remot tersebut sembari mengarahkannya ke tv layar datar yang menempel pada dinding yang tak terlalu jauh dari hadapannya.
Seketika, tv pun menyala. Acara yang ditampilkan oleh tv tersebut adalah acara kriminal ibukota dalam channel Cyber TV. Di sana diberitakan bahwa harga bahan bakar minyak mendadak naik pagi ini, karena pada malamnya bahan bakar di semua tempat dirampas oleh gerombolan yang menamakan diri mereka 'Gerombolan Raja Minyak'. Tapi, ini bukan yang pertama kalinya harga bahan bakar naik, dulu juga pernah ada kasus seperti ini dan yang melakukannya adalah seorang pria yang menamakan dirinya 'Gasoline Hunter'. Gasoline Hunter membuat pihak keamanan sangat kerepotan, hingga akhirnya nama Gasoline Hunter tidak terdengar lagi, ia hilang bagai ditelan bumi, saat itulah harga bahan bakar kembali stabil, sebelum akhirnya Gerombolan Raja Minyak muncul dan melakukan hal yang sama hanya dalam semalam saja. Pihak keamanan Jepang masih terus menyelidiki kasus ini dan bersumpah akan menyelesaikan sampai ke akar-akarnya.
Untuk saat ini, Ariel percaya pada pihak keamanan Jepang. Namun, jika ini ada kaitannya dengan makhluk yang sejenis dengan makhluk yang kemarin malam ia lawan, yakni Orpharer, maka dia tidak akan tinggal diam.
Tv tersebut kemudian Ariel matikan dan ia meneguk habis air putih di meja makannya lalu beranjak dari kursinya dan keluar dari ruang makan. Ia berjalan menuju garasi di area rumahnya yang sangat luas.
Ketika tiba di depan garasi, Ariel menekan tombol merah di permukaan depan pintu garasi itu. Seketika, pintu perak garasi tersebut terbuka ke arah samping. Di dalamnya, ada mobil lamborghini warna hitam dan motor sport merah yang ia pakai kemarin pagi lengkap dengan helm full facenya menggantung di stang sebelah kiri.
Ariel masuk ke dalam garasi lalu menghampiri dan kemudian menaiki motor sportnya. Tak lupa ia mengambil kemudian memakai helm yang menggantung di stang sebelah kirinya. Begitu motor telah dinaikkan standarnya yang terletak di sebelah kiri, motor itu pun distarter, dan Ariel dengan motornya langsung melaju melewati pagar yang dibuka oleh Tokuo dan pergi meninggalkan rumahnya.
Komplek Perumahan Hanabi, Zippon - Jepang, pukul 07:00.
Izumi yang memakai setelan 'piyama' merah jambu terbangun dari tidurnya dengan sangat bersemangat. Ia langsung pergi ke kamar mandi yang ada di kamarnya. Setelah mandi, berganti pakaian, make up, dan memakai banyak parfum, ia langsung turun ke lantai bawah menuju ruang makan. Hari ini, Izumi mengenakan kaos berwarna oranye yang dibalut dengan rompi lengan panjang merah jambu, celana hotpants biru, dan sepatu hak tinggi warna hitam.
Ketika melihat wajah a yang sangat ceria menuju meja makan, ibu Izumi jadi bingung. Izumi yang sekarang berbeda dengan Izumi yang dari kemarin-kemarin mengurung diri di kamar. Seolah sosok Izumi yang ceria telah kembali.
"Aduh anakku... Kelihatannya kau senang sekali hari ini," ucap ibu Izumi sambil tersenyum. "Padahal kemarin-kemarin kau mengurung diri di kamar seperti orang depresi." Ibu Izumi lalu mengernyitkan dahinya.
"Sudahlah bu, jangan bahas yang kemarin-kemarin, karena hari ini aku sangat senang akan kuliah di tempat baruku," balas Izumi.
Ibu Izumi kembali tersenyum. "Baiklah. Melihat kau senang, ibu pun juga ikut senang."
Izumi kemudian duduk di meja makan lalu menyantap hidangan yang tersedia. Setelah sarapan, Izumi pun pamit kepada ibunya untuk pergi kuliah.
Izumi berangkat kuliah dengan naik taksi. Di dalam taksi, Izumi teringat kejadian kemarin pagi. Setelah Ariel alias Kamen Rider Blitzer mengalahkan Orpharer dan kembali ke wujud manusia lalu menaiki motornya, sesuatu jatuh dari kantung celana belakang sebelah kanan Ariel. Izumi pun memungutnya persis ketika Ariel sudah jauh. Ternyata sesuatu tersebut adalah kartu mahasiswa 'Aizawa University' milik Ariel. Izumi terkejut, karena ia akan pindah kuliah di universitas itu. Benar-benar suatu kebetulan yang membuat Izumi sangat senang dan bersemangat, karena dengan begini Izumi bisa bertemu dengan Ariel yang sangat mirip dengan kekasihnya yang sudah meninggal. Bagi Izumi, Ariel adalah kekasihnya yang bereinkarnasi. Ia bertekad untuk menjadikan Ariel sebagai pengganti Arai (Kekasihnya itu).
Tak lama kemudian, taksi yang ditumpangi Izumi berhenti di depan sebuah gedung besar dan megah. Plang bertuliskan 'Aizawa University' menempel di bagian atas gedung.
Izumi pun turun dari taksi. Setelah membayar ongkos taksi yang ditumpanginya, ia berjalan menuju gedung kampus itu dengan riang.
Bel masuk tiba-tiba berbunyi. Seluruh mahasiswa yang masih ada di luar langsung masuk ke kelas masing-masing.
Seorang pria berkepala plontos yang merupakan salah satu dosen masuk ke salah satu kelas bersama dengan Izumi. Kemeja putih yang dibalut jas hitamnya terlihat rapih dengan dasi hitam yang menghiasi lehernya, begitu pula dengan celana panjangnya yang berwarna sama. Matanya yang bulat dan terlihat sangat teduh menatap mahasiswa-mahasiswa yang ada.
Ketua kelas berambut lurus dan berponi depan dengan kaos hijau garis-garis serta celana jeans tiga perempat warna biru langsung mengomandokan para mahasiswa untuk berdiri dan memberi salam.
Setelah membalas salam dari mahasiswa-mahasiswa, sang dosen langsung duduk di bangkunya, begitu juga dengan para mahasiswa.
"Nah, anak-anak, di semester baru ini, kita kedatangan murid baru pindahan dari Chouwa University. Kuharap kalian bisa menerimanya dengan baik," kata sang dosen bernama Kiriyama itu, dilihat dari 'nametag' yang menempel di atas saku jas sebelah kirinya.
"Namaku Yamada Izumi. Kalian bisa memanggilku Izumi. Mulai hari ini mohon bantuannya," ucap Izumi yang kemudian membungkukkan badannya.
"Kalau begitu kau duduk dimana ya...." Sang dosen memegangi dagunya sambil melirik ke arah bangku murid-murid. Akhirnya ia menemukan bangku yang kosong. "Nah, Izumi, sekarang kau duduk disana!" tunjuknya pada bangku yang kosong disamping seorang perempuan.
"Terimakasih, pak," ucap Izumi. Ia lalu berjalan ke arah bangku yang ditunjuk sang dosen kemudian duduk disana.
Perempuan berambut panjang sepunggung dengan poni depan lurus dan bagian samping menutupi telinganya yang duduk disamping a menatap Izumi sambil tersenyum. "Hei. Namaku Shinomori Fumiko. Kau bisa memanggilku Fumiko." Lalu ia mengulurkan tangan pada Izumi. Perempuan itu tak kalah cantik dengan Izumi. Kulitnya putih mulus, wajahnya oval, matanya agak sipit, alisnya tipis, batang hidungnya tipis, mulut dan bibirnya berukuran 'standar' dilapisi dengan lipgloss warna pink. Ia mengenakan baju kotak-kotak warna cokelat dengan bagian pergelangan tangan warna putih, rok pendek berwarna merah, dan sepatu hak tinggi yang juga berwarna merah.
Izumi pun menjabat tangan perempuan itu. "Oke, Fumiko," ucapnya sembari tersenyum.
"Ibu... Aku lapar," ucap seorang bocah laki-laki berambut jabrik dengan nada memelas sambil mengusap-usap perutnya. Tampak banyak 'tambalan' pada kaos lengan pendeknya yang berwarna hijau, begitu juga dengan celana pendek cokelatnya.
"Ibu... Aku mau makan. Lapar...." Seorang bocah perempuan berambut panjang sebahu tak kalah memelasnya dengan si bocah laki-laki. Kaos kuningnya yang bergambar beruang juga banyak tambalan seperti kaos si bocah laki-laki. Celana pendek merahnya pun sama, banyak tambalan.
"Andai saja ayah masih hidup, pasti kita tidak akan kesusahan seperti ini," ucap bocah laki-laki berambut jabrik.
Mata sipit seorang wanita setengah baya berambut panjang dikuncir menetes. "Iya nak... Sabar... Ibu akan cari makanan. Kalian tunggu disini ya." Setelah itu ia keluar dari gubuk tersebut dengan mengenakan jaket hitam.
Wanita itu, atau lebih dikenal dengan nama 'Aiko' bingung hendak mencari makanan kemana, karena ia tidak memiliki uang sama sekali. Ia berjalan tak tentu arah sembari memikirkan anaknya di rumah yang kelaparan. Sampai akhirnya, ia berhenti di sebuah mini market dengan plang bertuliskan "Waku Mart". Dengan langkah perlahan sambil menahan tangis ia masuk ke dalam mini market tersebut.
Di dalam, Aiko mencari-cari makanan yang ia butuhkan. Setelah mendapatkan makanan yang ia butuhkan, yaitu beras setengah kilo dan beberapa bahan makanan lainnya, Aiko menyembunyikan semua itu di balik jaketnya. Setelah itu ia beranjak dari sana.
Namun, ketika Aiko mendorong pintu mini market tersebut, terdengar suara alarm yang berbunyi lantang.
Seorang kasir wanita langsung terbelalak dan menatap ke arah Aiko. "Pencuri!!!" teriaknya.
Semua yang ada di dalam mini market langsung geger dan menatap ke arah Aiko. Seorang 'satpam' yang ada di mini market itu langsung mengejar Aiko yang melarikan diri ketika ia diteriaki 'pencuri'.
Satpam itu terus mengejar Aiko yang berlari menuju hutan sepi. Tapi, tiba-tiba Aiko menghilang dari pandangan matanya. Satpam tersebut terus mencari ke seluruh pelosok hutan.
Sementara itu, Aiko yang ketakutan tengah bersembunyi di balik salah satu semak-semak hutan tersebut. Nafas Aiko memburu dan jantungnya berdetak kencang.
Tiba-tiba, Aiko terkejut karena merasakan sesuatu yang menyenggol punggungnya. Perlahan, ia pun menoleh ke belakang. Alangkah terkejutnya ia melihat monster robot berbentuk 'gorilla' yang berdiri tegak layaknya manusia dengan tinggi 2 meter. Giginya runcing dan matanya merah menyala. Kedua tangan makhluk tersebut nampak kekar dengan jari-jari yang besar serta dilingkari oleh gigi roda tajam dari pergelangan tangan hingga bawah bahu, dan di tepi luar kedua bahunya menempel baja bundar keperakan yang bagian tengahnya berwarna hitam. Selebihnya, bentuk makhluk tersebut seperti gorilla pada umumnya, hanya saja seluruhnya terbuat dari baja keperakan. Makhluk itu menatap Aiko cukup lama. Guratan-guratan di wajahnya membuat makhluk tersebut terlihat 'sangat menyeramkan'. Aiko diam mematung, tubuhnya menolak untuk bergerak karena keterkejutannya.
Perlahan, wujud makhluk tersebut berubah menjadi 'sangat mirip' dengan Aiko, bahkan tinggi badan dan pakaiannya pun juga mirip. Aiko makin terkejut dibuatnya.
Setelah tersenyum miring, makhluk itu langsung mencekik leher Aiko.
Aiko meronta-ronta sekuat tenaga agar bisa lepas dari cekikan tersebut. Namun, tenaga makhluk itu jauh lebih kuat dibanding dirinya. Hingga pada akhirnya, Aiko kehabisan nafas dan mati. Makhluk itu langsung melemparkan tubuh Aiko yang terkulai lemas.
"Kemana perginya orang itu?" ucap satpam yang tadi mengejar Aiko sembari mengecek ke semak-semak. Tapi, ketika ia membalikkan badannya, ia melihat sosok seseorang tengah berdiri tegak menatapnya. Ia langsung mengarahkan senter yang dipegangnya ke arah orang tersebut. Rupanya orang itu adalah Aiko.
"Bagus. Disitu kau rupanya," ucap sang satpam dengan ekspresi senang. Ia segera berjalan mendekati Aiko sambil mengambil sebuah borgol yang menggantung di ikat pinggangnya. Sementara Aiko sendiri cuma berdiri tanpa bergeser dari tempatnya berpijak.
Namun, begitu jaraknya sudah dekat dengan Aiko, wanita itu dengan cepat mencekik leher si satpam.
Si satpam terus berusaha memberontak dari cekikan Aiko. Tapi semua usahanya sia-sia. Bahkan ketika si satpam mencoba menendang Aiko pun tidak berhasil, karena Aiko bisa menangkis dengan tangan yang satunya. Akhirnya tubuh satpam itu melemas. Nyawa si satpam sudah hilang. Aiko langsung melemparkannya ke semak-semak.
"Akhirnya, aku dapat wujud basic baru. Dengan begini, aku bisa memakai kekuatanku secara maksimal. Tinggal penyesuaian diri saja," ucap Aiko, bukan, tapi monster robot gorilla yang telah membunuh Aiko dan berubah wujud menjadi wanita itu. Ia memandangi kedua telapak tangannya kemudian tersenyum sinis dan berlalu pergi.
Sesampainya Aiko di depan rumahnya, ia langsung membuka pintu dan masuk ke dalam.
Dua anak Aiko yang berambut jabrik dan berambut panjang sebahu terlihat sangat senang karena ibunya tidak pulang dengan tangan hampa.
Aiko lalu memasak makanan yang ia bawa, dan setelah matang langsung ia hidangkan untuk anak-anaknya. Anak-anak Aiko pun sangat bersyukur bisa makan hari ini.
Komplek Shinkuudere, Kota Zippon - Jepang, Sabtu 11 Januari 2020, pukul 06:00.
Di ruang dojo besar nan luas Ariel sang 'Kamen Rider Blitzer' yang mengenakan kaos merah dan celana panjang hitam--yang sama seperti yang ia kenakan kemarin sore--melatih fisiknya. Ia melakukan push up dengan dua tangan mengepal, lalu satu tangan dengan tangan kanan dan kiri sebagai penopang secara bergantian dan juga mengepal, itu semua ia lakukan sebanyak 100 kali. Sit up ia lakukan juga 100 kali, begitu pula squat jump. Dilanjutkan dengan angkat barbel kecil yang beratnya 20 kilo di tangan kanan dan kirinya sebanyak 100 kali. Lalu angkat barbel besar seberat 100 kilo di atas matras berkaki empat sebanyak 100 kali pula. Kemudian ia bergelantung di sebuah alat besi panjang yang menempel di dinding satu ke dinding lainnya dan menaik turunkan tubuhnya sebanyak 100 kali. Terakhir, ia memukul-mukul dan menendang-nendang 'sandsack' berkali-kali dengan jurus-jurus 'beladiri' yang ia miliki. Tubuh Ariel tidaklah kekar, ototnya cenderung kecil, tapi terlihat padat dan sangat terlatih.
Selesainya latihan fisik, Ariel pergi meninggalkan dojo menuju kamar mandi. Usai mandi dan lain sebagainya, ia berjalan ke kamarnya dan membuka lemari pakaian berwarna hitam. Di dalam lemari tersebut banyak sekali jaket kulit yang menggantung dengan bentuk dan warna yang serupa seperti jaket yang kemarin ia pakai. Selain itu, juga ada banyak kaos merah dan celana panjang hitam yang sama seperti yang ia kenakan saat ini. Ariel mengganti pakaiannya dengan salah satu kaos, jaket, dan celana panjang yang ia ambil dari lemari tersebut. Tidak ketinggalan ia melipat lengan jaketnya hingga batas siku.
Lalu Ariel berkaca dan menyisir rambutnya yang masih berantakan. Ia menyisir poninya ke arah samping kanan. Kemudian ia mengambil sepasang sarung tangan hitam seperti yang ia gunakan kemarin dari dalam laci atas meja belajar luasnya yang dihiasi 'lampu belajar', meski jumlah sarung tangan itu ada beberapa pasang ia hanya mengambil sepasang dan memakainya. Ia juga mengambil kalung yang kemarin melingkar di lehernya dari dalam laci yang sama kemudian memakai kalung tersebut. Setelah itu, ia menekan beberapa tombol hitam yang ada di permukaan atas sebuah wadah baja kotak berwarna perak yang setiap sudutnya dihiasi motif kotak dan di permukaan depannya tertera tulisan 'Codename: Blitzdrive' berwarna merah. Wadah kotak itu terletak di samping lampu belajar. Tidak butuh waktu lama, lampu merah yang ada di samping tombol yang ditekan Ariel berubah warna menjadi hijau dan bagian atas kotak tersebut terbuka. Di dalamnya ada sebuah benda putih agak elips yang kemarin Ariel gunakan untuk berubah wujud menjadi Kamen Rider Blitzer. Ia lalu mengambil benda dengan nama Blitzdrive itu dan menyembunyikannya di balik jaket bagian samping kanannya, yang mana di balik jaket itu menempel beberapa potong 'magnet' yang membuat sabuk tersebut merekat disana. Tak lupa, ia menutup kembali kotak tersebut. Tidak ada seorang pun yang bisa membuka kotak itu sekalipun ia hacker terhebat, kecuali pemiliknya sendiri dengan kombinasi 'password' yang benar. Setelahnya, Ariel mengambil 'smartphone' hitam berlambang seperti lambang di kalungnya dan berwarna merah di belakangnya yang hanya memiliki satu tombol besar di permukaan bawah layarnya yang tergeletak di atas meja belajarnya lalu mengantongi smartphone itu di saku sebelah kanan celana panjangnya. Tidak ketinggalan dompet hitam yang tergeletak di meja belajarnya ia masukkan ke dalam saku sebelah kiri belakang celananya. Kemudian ia mengambil 'parfum' yang berdiri di atas meja belajarnya. Parfum bermerek 'Red Locust' dengan tulisan merah serta gambar bayangan belalang di atasnya tersebut ia semprotkan ke seluruh tubuhnya. Ia lalu mengambil beberapa buah buku dari rak buku yang terletak disamping lemari pakaian. Buku-buku yang diambilnya sesuai dengan jadwal pelajaran kuliahnya 'hari ini' yang tertempel di dinding. Kemudian ia memasukkan buku-buku itu ke dalam tas gemblok berwarna hitam bercorak merah di bagian-bagian sudutnya yang tergeletak di lantai lalu memakainya. Terakhir, ia mengambil lalu memakai kaos kaki dan sepatu kets seperti yang kemarin dipakainya yang ada di rak sepatu warna biru, walau kaos kaki dan sepatu tersebut ada banyak, ia hanya mengambil masing-masing sepasang. Setelah itu ia keluar dari kamarnya menuju ruang makan.
Sesampainya di ruang makan, pemandangan yang pertama kali Ariel lihat adalah meja makan besar berwarna abu-abu dengan taplak berwarna oranye. Di atas meja tersebut terhidang dua jenis makanan yaitu steak sapi dan roti tawar lengkap dengan selai cokelat. Steak sapi terletak di atas piring ceper besar warna putih, sedangkan roti tawar terletak di atas piring ceper kecil berwarna serupa. Selain makanan ada segelas air putih, segelas susu cokelat, serta aneka jenis buah-buahan yang ditaruh di dalam keranjang kayu. Kursi-kursinya yang terbuat dari kayu jati dengan bantalan putih empuk nampak tersusun rapih memperindah ruang makan yang cukup besar tersebut. Seorang pria paruh baya berdiri di arah belakang meja makan itu. Ia mengenakan kemeja putih berlapis jas hitam dan celana panjang hitam. Kepala bulatnya dihiasi Rambut pendek yang penuh dengan uban.
"Selamat pagi, Tuan Ariel," sapa pria paruh baya tersebut sambil tersenyum, membuat mata sipitnya menjadi tambah sipit. "Sarapannya seperti biasa," lanjutnya. Kerutan-kerutan di wajahnya nampak jelas. Hidung pria itu mancung, bibir dan mulutnya kecil, alis matanya tipis, dan daun telinganya agak besar. Ia mempersilahkan Ariel duduk dengan bahasa isyarat.
Ariel pun melangkah ke arah salah satu kursi makan dan kemudian duduk.
"Tuan Ariel, nanti sore ada rapat peresmian cabang baru perusahaan milik tuan. Sebagai pemilik perusahaan, tuan diwajibkan datang dan tidak boleh diwakilkan," kata pria tua itu.
"Apa tidak bisa dibatalkan dulu, Tokuo?" balas Ariel yang kemudian mengambil pisau dan garpu yang tergeletak di samping kanan piring steak sapi untuk memotong steak sapi tersebut. "Aku sedang tidak mood ikut rapat hari ini."
"Sayangnya, tidak bisa, tuan."
Ariel menghelas nafas. "Baiklah kalau begitu."
Pria tua yang diketahui bernama Tokuo itu menepuk bahu Ariel sambil tersenyum, kemudian beranjak keluar dari ruang makan.
Ariel lalu memakan steak sapinya dengan lahap, dilanjutkan dengan memakan roti tawar yang ia olesi selai cokelat. Setelah meneguk susu cokelat dan memakan sepotong buah apel, ia mengambil remot tv yang tergeletak di meja makan lalu menekan tombol merah remot tersebut sembari mengarahkannya ke tv layar datar yang menempel pada dinding yang tak terlalu jauh dari hadapannya.
Seketika, tv pun menyala. Acara yang ditampilkan oleh tv tersebut adalah acara kriminal ibukota dalam channel Cyber TV. Di sana diberitakan bahwa harga bahan bakar minyak mendadak naik pagi ini, karena pada malamnya bahan bakar di semua tempat dirampas oleh gerombolan yang menamakan diri mereka 'Gerombolan Raja Minyak'. Tapi, ini bukan yang pertama kalinya harga bahan bakar naik, dulu juga pernah ada kasus seperti ini dan yang melakukannya adalah seorang pria yang menamakan dirinya 'Gasoline Hunter'. Gasoline Hunter membuat pihak keamanan sangat kerepotan, hingga akhirnya nama Gasoline Hunter tidak terdengar lagi, ia hilang bagai ditelan bumi, saat itulah harga bahan bakar kembali stabil, sebelum akhirnya Gerombolan Raja Minyak muncul dan melakukan hal yang sama hanya dalam semalam saja. Pihak keamanan Jepang masih terus menyelidiki kasus ini dan bersumpah akan menyelesaikan sampai ke akar-akarnya.
Untuk saat ini, Ariel percaya pada pihak keamanan Jepang. Namun, jika ini ada kaitannya dengan makhluk yang sejenis dengan makhluk yang kemarin malam ia lawan, yakni Orpharer, maka dia tidak akan tinggal diam.
Tv tersebut kemudian Ariel matikan dan ia meneguk habis air putih di meja makannya lalu beranjak dari kursinya dan keluar dari ruang makan. Ia berjalan menuju garasi di area rumahnya yang sangat luas.
Ketika tiba di depan garasi, Ariel menekan tombol merah di permukaan depan pintu garasi itu. Seketika, pintu perak garasi tersebut terbuka ke arah samping. Di dalamnya, ada mobil lamborghini warna hitam dan motor sport merah yang ia pakai kemarin pagi lengkap dengan helm full facenya menggantung di stang sebelah kiri.
Ariel masuk ke dalam garasi lalu menghampiri dan kemudian menaiki motor sportnya. Tak lupa ia mengambil kemudian memakai helm yang menggantung di stang sebelah kirinya. Begitu motor telah dinaikkan standarnya yang terletak di sebelah kiri, motor itu pun distarter, dan Ariel dengan motornya langsung melaju melewati pagar yang dibuka oleh Tokuo dan pergi meninggalkan rumahnya.
Komplek Perumahan Hanabi, Zippon - Jepang, pukul 07:00.
Izumi yang memakai setelan 'piyama' merah jambu terbangun dari tidurnya dengan sangat bersemangat. Ia langsung pergi ke kamar mandi yang ada di kamarnya. Setelah mandi, berganti pakaian, make up, dan memakai banyak parfum, ia langsung turun ke lantai bawah menuju ruang makan. Hari ini, Izumi mengenakan kaos berwarna oranye yang dibalut dengan rompi lengan panjang merah jambu, celana hotpants biru, dan sepatu hak tinggi warna hitam.
Ketika melihat wajah a yang sangat ceria menuju meja makan, ibu Izumi jadi bingung. Izumi yang sekarang berbeda dengan Izumi yang dari kemarin-kemarin mengurung diri di kamar. Seolah sosok Izumi yang ceria telah kembali.
"Aduh anakku... Kelihatannya kau senang sekali hari ini," ucap ibu Izumi sambil tersenyum. "Padahal kemarin-kemarin kau mengurung diri di kamar seperti orang depresi." Ibu Izumi lalu mengernyitkan dahinya.
"Sudahlah bu, jangan bahas yang kemarin-kemarin, karena hari ini aku sangat senang akan kuliah di tempat baruku," balas Izumi.
Ibu Izumi kembali tersenyum. "Baiklah. Melihat kau senang, ibu pun juga ikut senang."
Izumi kemudian duduk di meja makan lalu menyantap hidangan yang tersedia. Setelah sarapan, Izumi pun pamit kepada ibunya untuk pergi kuliah.
Izumi berangkat kuliah dengan naik taksi. Di dalam taksi, Izumi teringat kejadian kemarin pagi. Setelah Ariel alias Kamen Rider Blitzer mengalahkan Orpharer dan kembali ke wujud manusia lalu menaiki motornya, sesuatu jatuh dari kantung celana belakang sebelah kanan Ariel. Izumi pun memungutnya persis ketika Ariel sudah jauh. Ternyata sesuatu tersebut adalah kartu mahasiswa 'Aizawa University' milik Ariel. Izumi terkejut, karena ia akan pindah kuliah di universitas itu. Benar-benar suatu kebetulan yang membuat Izumi sangat senang dan bersemangat, karena dengan begini Izumi bisa bertemu dengan Ariel yang sangat mirip dengan kekasihnya yang sudah meninggal. Bagi Izumi, Ariel adalah kekasihnya yang bereinkarnasi. Ia bertekad untuk menjadikan Ariel sebagai pengganti Arai (Kekasihnya itu).
Tak lama kemudian, taksi yang ditumpangi Izumi berhenti di depan sebuah gedung besar dan megah. Plang bertuliskan 'Aizawa University' menempel di bagian atas gedung.
Izumi pun turun dari taksi. Setelah membayar ongkos taksi yang ditumpanginya, ia berjalan menuju gedung kampus itu dengan riang.
Bel masuk tiba-tiba berbunyi. Seluruh mahasiswa yang masih ada di luar langsung masuk ke kelas masing-masing.
Seorang pria berkepala plontos yang merupakan salah satu dosen masuk ke salah satu kelas bersama dengan Izumi. Kemeja putih yang dibalut jas hitamnya terlihat rapih dengan dasi hitam yang menghiasi lehernya, begitu pula dengan celana panjangnya yang berwarna sama. Matanya yang bulat dan terlihat sangat teduh menatap mahasiswa-mahasiswa yang ada.
Ketua kelas berambut lurus dan berponi depan dengan kaos hijau garis-garis serta celana jeans tiga perempat warna biru langsung mengomandokan para mahasiswa untuk berdiri dan memberi salam.
Setelah membalas salam dari mahasiswa-mahasiswa, sang dosen langsung duduk di bangkunya, begitu juga dengan para mahasiswa.
"Nah, anak-anak, di semester baru ini, kita kedatangan murid baru pindahan dari Chouwa University. Kuharap kalian bisa menerimanya dengan baik," kata sang dosen bernama Kiriyama itu, dilihat dari 'nametag' yang menempel di atas saku jas sebelah kirinya.
"Namaku Yamada Izumi. Kalian bisa memanggilku Izumi. Mulai hari ini mohon bantuannya," ucap Izumi yang kemudian membungkukkan badannya.
"Kalau begitu kau duduk dimana ya...." Sang dosen memegangi dagunya sambil melirik ke arah bangku murid-murid. Akhirnya ia menemukan bangku yang kosong. "Nah, Izumi, sekarang kau duduk disana!" tunjuknya pada bangku yang kosong disamping seorang perempuan.
"Terimakasih, pak," ucap Izumi. Ia lalu berjalan ke arah bangku yang ditunjuk sang dosen kemudian duduk disana.
Perempuan berambut panjang sepunggung dengan poni depan lurus dan bagian samping menutupi telinganya yang duduk disamping a menatap Izumi sambil tersenyum. "Hei. Namaku Shinomori Fumiko. Kau bisa memanggilku Fumiko." Lalu ia mengulurkan tangan pada Izumi. Perempuan itu tak kalah cantik dengan Izumi. Kulitnya putih mulus, wajahnya oval, matanya agak sipit, alisnya tipis, batang hidungnya tipis, mulut dan bibirnya berukuran 'standar' dilapisi dengan lipgloss warna pink. Ia mengenakan baju kotak-kotak warna cokelat dengan bagian pergelangan tangan warna putih, rok pendek berwarna merah, dan sepatu hak tinggi yang juga berwarna merah.
Izumi pun menjabat tangan perempuan itu. "Oke, Fumiko," ucapnya sembari tersenyum.
0
Kutip
Balas