TS
Ariel.Matsuyama
[FanFic] Kamen Rider Blitzer
![[FanFic] Kamen Rider Blitzer](https://dl.kaskus.id/ic.pics.livejournal.com/arielmatsuyama/83052924/5659/5659_900.png)
Kamen Rider Blitzer (仮面ライダー ブリッツァー)
Genre:Action | Drama | Adventure
Quote:
ATTENTION:
Meski tokoh utama dalam cerita ini adalah "Kamen Rider Blitzer", tapi ceritanya hampir sama seperti manga "Kamen Rider Spirits", bedanya disini semua Kamen Rider dari era Showa sampai yang terbaru satu dunia.
Meski tokoh utama dalam cerita ini adalah "Kamen Rider Blitzer", tapi ceritanya hampir sama seperti manga "Kamen Rider Spirits", bedanya disini semua Kamen Rider dari era Showa sampai yang terbaru satu dunia.
Spoiler for List Episode:
Episode 1: Hobi Membunuh
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 2: Gerombolan Raja Minyak
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 3: Gerombolan Raja Minyak Part 2
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 4: Rival
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 5: Dendam VS Dendam (Ide by: Dhodo Rukanda)
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 6: Jalan Kegelapan
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 7: Game Kematian
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 8: Belalang Hitam
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 9: MECHA - MONSTER
[Act 1] [Act 2] [Act 3] [Act 4 (End)]
Episode 10: NEGA
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 11: Inilah Diriku!
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 12: Darker
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 13: Kapsul Penyelesai Masalah
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 14: Kasus Kematian Aneh
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 15: Pencuri Kekuatan
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 16: Yami Rider
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 17: Meringkus Yami RiderNEW!!
[Act 1] [Act 2 (End)]
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 2: Gerombolan Raja Minyak
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 3: Gerombolan Raja Minyak Part 2
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 4: Rival
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 5: Dendam VS Dendam (Ide by: Dhodo Rukanda)
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 6: Jalan Kegelapan
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 7: Game Kematian
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 8: Belalang Hitam
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 9: MECHA - MONSTER
[Act 1] [Act 2] [Act 3] [Act 4 (End)]
Episode 10: NEGA
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 11: Inilah Diriku!
[Act 1] [Act 2] [Act 3 (End)]
Episode 12: Darker
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 13: Kapsul Penyelesai Masalah
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 14: Kasus Kematian Aneh
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 15: Pencuri Kekuatan
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 16: Yami Rider
[Act 1] [Act 2 (End)]
Episode 17: Meringkus Yami RiderNEW!!
[Act 1] [Act 2 (End)]
Spoiler for Realms:
*Theme Song
*Main Character
*Main Character 2 (In Process)
*Supporting Character (In Process)
*Villain NEW!!
*Main Character
*Main Character 2 (In Process)
*Supporting Character (In Process)
*Villain NEW!!
Quote:
Cerita ini juga diterbitkan di: WATTPAD
Diubah oleh Ariel.Matsuyama 08-02-2020 18:50
0
12.1K
Kutip
52
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Fanstuff
1.9KThread•347Anggota
Tampilkan semua post
TS
Ariel.Matsuyama
#8
Spoiler for Episode 1 Act 2:
"Kau benar-benar brengsek! Aku harus segera membunuhmu!" geram Orpharer sembari memegangi dadanya yang terasa sesak.
"Silahkan mencoba," balas Ariel.
"Grrrgghh!!!" geram Orpharer. Tangan kanannya lalu meninju telapak tangan kirinya yang ia tempelkan di depan dada sambil berteriak, "Mecha!!"
Seketika, muncul 'bagan' baja kotak keperakan seukuran tubuh Orpharer di samping kanan dan kirinya. Bagan tersebut kemudian menyatu serta membungkus tubuh Orpharer. Tak butuh waktu lama, bagan itu lalu memisah kembali dan menghilang. Kini, tubuh Orpharer telah berubah menjadi makhluk bertubuh baja dengan wajah wanita. Beberapa bagian tubuhnya yakni pundak, kaki, dan dada terlihat sangat berat, terlebih bagian pundak yang seperti ditambah pemberat. Kepalanya ditutup rambut baja tebal nan panjang. Keseluruhan tubuhnya berwarna hitam, hanya wajah, tangan, dan motif bundar di dadanya yang berwarna perak. Kedua matanya hijau terang. Kedua tangannya memiliki kuku runcing. Kakinya terlihat unik--karena tidak seperti kaki manusia pada umumnya--dengan bagian depan dan belakang yang lancip. Tubuh Orpharer sekarang terlihat seperti manusia robot.
Created by: KiRa
![kaskus-image]()
"HARI INI KUHABISI KAU!!!" teriak Orpharer penuh amarah.
Namun, Ariel tetap terlihat tenang. Ia kemudian mengambil sebuah benda dari balik sebelah kanan jaketnya. Benda itu ialah benda berbentuk agak elips berwarna putih yang terbuat dari baja serta berpermata merah bundar di tengahnya. Pada luar tepi atas dan bawah permata tersebut, kanan dan kiri bila dilihat dari sudut elipsnya terdapat motif garis-garis. Empat motif runcing (dua di kanan dan dan dua di kiri) turut menghiasi bagian dalam tepi benda tersebut. Pola persegi panjang warna emas yang berdiri di tengah-tengah tidak ketinggalan mempercantik bagian dalam kanan dan kiri tepi benda itu, atas dan bawah jika dilihat dari ujung elipsnya. Di bagian atas (bisa juga bawah) atau samping bila dilihat dari ujung elips benda tersebut memiliki lubang berbentuk kotak tipis. Di samping atau di atas (bisa juga bawah) jika dilihat dari ujung elips benda tersebut ada kotak putih bersimbol 'mirip' dengan simbol di kalung Ariel dan berwarna merah di permukaan luar kotak itu. Ariel menempelkan benda tersebut di depan pinggangnya dengan posisi permata mengarah ke depan dan lubang kotak mengarah ke atas, lalu ditekannya permata merah di tengah benda itu. Seketika, muncul tali baja berwarna perak dengan motif garis tebal lurus lalu bengkok berwarna hitam yang melilit pinggang Ariel melewati bagian dalam jaketnya, dan posisi kotak putih di samping kanan benda tersebut bergeser jadi lebih jauh dan tepat di samping kanan pinggangnya, terbawa oleh tali baja itu. Sekarang, benda tersebut menjadi sebuah sabuk.
Lalu Ariel menggeser bagian atas yakni 'penutup' kotak putih yang melekat di sebelah kanan sabuk itu menggunakan jari telunjuk tangan kanannya ke belakang. Disana, berjejer berlembar-lembar kartu dan ia mengambil selembar kartu warna putih yang bagian depan dan belakangnya berlambang sama seperti lambang yang tertera pada kotak, dan warna lambang tersebut juga merah, meski terbalik karena posisi kartu itu yang memang diletakkan terbalik. Ariel mengapit kartu tersebut menggunakan jari telunjuk dan tengah tangan kanannya, sementara jari yang lain di tangan kanannya mengatup. Di depan dan belakang kartu tersebut, persis di atas dan bawahnya, terdapat pola segitiga terbalik warna merah bertepi emas, kemudian pola kotak merah tertera di tepi kanan serta kiri yang posisinya ke tengah-tengah (karena Ariel mengapitnya secara vertikal). Setelah mengambil kartu dari dalamnya, penutup kotak kartu putih tersebut bergeser ke depan dan menutup secara otomatis.
Dengan posisi jari seperti itu, Ariel kemudian merentangkan tangan kanannya--yang mengapit kartu--tersebut ke samping, membuat posisi simbol pada kartu itu terlihat tidak terbalik lagi. Lalu ia melanjutkan dengan menekuk tangan kanannya tersebut secara diagonal hingga jari telunjuk dan tengahnya mengarah ke bahu sebelah kiri serta setengah dari kedua jari itu melewatinya. "Henshin!" serunya dengan nada dingin. Ia lalu menurunkan lengannya seraya memasukkan kartu yang ia apit ke dalam lubang kotak yang ada di atas kepala sabuknya.
Tiba-tiba, permata yang ada di sabuk tersebut mengeluarkan sinar merah terang. Sinar itu memancar ke depan sepanjang 1,5 meter dan mengeluarkan 'siluet' hologram yang seluruhnya berwarna merah berbentuk manusia yang berdiri tegak. Sepasang tanduk 'pipih menyamping' di dahinya mencuat ke atas dengan ujung yang lancip. Di kedua bahunya ada lekukan-lekukan yang cukup besar ditambah dua lekukan runcing. Lekukan-lekukan lain yang beragam bentuknya juga terlihat di beberapa bagian tubuh sinar itu.
Di saat bersamaan, Orpharer berlari menuju Ariel sambil berteriak, "Hraaaaa!!!"
Namun, nasib sial menghampiri Orpharer. Belum sampai ia di hadapan Ariel, hologram--berbentuk manusia bertanduk--yang keluar dari sabuk Ariel menendang dada Orpharer dengan kaki kanannya hingga terpental ke belakang, menubruk pohon, lalu jatuh ke tanah.
Setelah menendang Orpharer, bayangan hologram itu kembali ke 'sikap awal' dan mundur ke arah Ariel tanpa bergerak (hanya melayang) hingga akhirnya menyelimuti tubuh Ariel.
Tak lama, hologram tersebut menghilang seolah terserap ke tubuh Ariel. Sosok Ariel berubah menjadi sosok dengan 'bodysuit' merah berzirah baja dominan putih dan emas serta helm merah bercorak emas dan bertanduk pipih menyamping persis seperti tanduk hologram tadi, hanya saja warnanya emas. Kedua lensa mata biru besar helm merah tersebut berkedip. Jika diperhatikan, ada bulatan-bulatan kecil yang tersebar di sekujur lensa helm dengan warna biru pula. Bentuk helm itu menyerupai kepala seekor 'belalang'. Bagian mulut atasnya memiliki tiga ujung runcing ke bawah seperti taring, sementara mulut bawahnya memiliki satu ujung yang runcing ke atas. Semua bagian mulut termasuk bagian runcing warnanya putih. Di tengah-tengah kedua tanduknya ada corak hitam bergaris horizontal yang berbaris dari atas ke bawah. Pola berwarna emas terlihat memperindah bagian tepi lensa kedua mata helm tersebut. Di bagian bawah--dekat pola emas samping kanan dan kiri--mata helm itu juga ada pola emas yang menjalar hampir ke belakang helm.
Sementara zirah bajanya, kedua dadanya berbentuk bulat warna putih dengan bagian tepi berwarna emas dan ada lambang merah di dada sebelah kirinya yang mirip dengan lambang di kotak sebelah kanan sabuknya. Di samping kanan dan kiri bawah baja bagian dada, ada baja putih bertepi emas yang melengkung hingga menyentuh baja bagian belakang. Baja bagian kerahnya memiliki pola garis miring pada permukaan luarnya, serta bagian bawah kedua kerahnya menyatu dengan baja bagian dada yang bolong di tengah atasnya. Baja bagian perutnya menjorok ke bawah dan makin ke bawah makin kecil, berwarna putih dan terbagi menjadi enam bagian. Baja di kedua pundaknya terlihat cukup besar dan kokoh serta terlihat agak melengkung ke dalam dan ada bagian yang rendah yang memiliki garis vertikal dan garis lanjutan diagonal, lalu di dekat bagian itu ada baja dengan dua ujung runcing yang semuanya berwarna putih. Baja pada dada kanan dan kiri atasnya berwujud trapesium kecil namun ujungnya 'tidak sempurna'. Bagian baja di pundaknya terlihat mulus berwarna putih tanpa pola apapun dan tersambung dengan bagian dada, kedua bahu, dan punggungnya. Di baja punggungnya yang berwarna putih, ada motif dua persegi panjang yang berdiri vertikal di tengah bawahnya. Baja kedua tangannya--dari siku sampai pergelangan--berwarna putih dan bertepi emas di atas dan bawahnya serta nampak mulus berpelindung siku putih lonjong. Baja bagian punggung tangannya--yang tertutup sarung tangan merah--berwarna putih mirip corong tak sempurna berukuran kecil yang bagian depannya bergaris-garis. Di paha atas kanan dan kirinya ada pola garis hitam membentuk pola setengah 'trapesium' yang ujungnya mengarah ke depan serta di dalamnya terdapat tiga garis yang membentuk trapesium hitam yang ujungnya mengarah ke belakang dan berjejer dari atas ke bawah yang masing-masing dibawahnya ada garis lurus berwarna hitam, makin ke bawah pola trapesium tersebut makin kecil, semuanya ditutup dengan motif garis emas tebal. Bagian baja yang menempel pada lututnya berbentuk elips yang bagian bawahnya ditiban lapisan baja kecil berbentuk elips juga ditambah lagi di permukaan baja--yang melapisi--lutut tersebut ada garis hitam dengan bagian tengah berbentuk setengah kotak warna hitam yang menjorok ke bawah, dan di atas setengah kotak itu ada garis kecil berwarna sama, kemudian motif lengkungan warna emas tertera pula disana. Baja yang melingkari pergelangan kakinya memiliki dua warna, yakni emas (di atas) dan putih (di bawah), kemudian baja tepi atasnya yang depannya seperti huruf 'V' yang agak melebar berwarna emas. Sepasang sepatunya mempunyai warna putih campur beberapa motif berwarna emas di bagian atasnya. Ada lingkaran baja putih yang bagian atasnya ditiban baja lonjong warna putih (pula) di dua mata kaki kedua kakinya. Cuma sabuk dan kotak di sebelah kanan sabuknya yang tidak berubah.
![kaskus-image]()
![kaskus-image]()
Orpharer yang sudah bangkit dari jatuhnya pun terkejut. "Apa??? Kau ..."
"Orang yang bertarung atas nama dendam, 'Kamen Rider Blitzer'," ucap Ariel/Blitzer, nada bicaranya dingin dan tegas. Ia berdiri tegak. Belakang kaki kanannya menempel di samping kanan kaki kirinya, tangan kirinya ditekuk sedikit ke depan dan mengepal, sementara tangan kanannya ditekuk sedikit ke belakang serta jarinya setengah membuka dengan telunjuk lurus ke bawah.
"Persetan! Hieeeeaaaa!!!" Orpharer berlari ke arah Ariel yang sudah berubah menjadi Kamen Rider Blitzer, sementara Blitzer sendiri hanya berdiri menatapnya dengan tenang.
Begitu jaraknya dan Blitzer sudah dekat, Orpharer menendangnya dengan kaki kanan. Namun, Blitzer berhasil menghindar dari tendangan tersebut dan segera kedua tangannya meninju perut Orpharer berulang kali yang dilanjutkan dengan menendang ke arah yang sama. Tapi, Orpharer bisa mengelak dari tendangan Blitzer, kemudian ia membalasnya dengan melayangkan tinju ke arah perut Blitzer.
Blitzer yang sudah membaca pola serangan Orpharer langsung mengelak, memiringkan tubuh ke samping kiri dan meliukkan kepalanya. Setelah itu ia mengepal tangan kanannya kuat-kuat dan memukul wajah Orpharer.
Tapi, serangan tersebut dapat diredam oleh Orpharer dengan menangkap tangan Blitzer menggunakan kedua tanganya. Setelah itu ia menjatuhkan tubuh Blitzer ke tanah.
Blitzer yang tidak mau kalah begitu saja--meski belum berdiri--langsung menendang Orpharer dengan punggung kaki kanannya, serangan itu berhasil mengenai rusuk kanan Orpharer. Lalu Blitzer menendang sekali lagi dengan punggung kaki kirinya dan kena telak di pipi kiri Orpharer. Sambil memutar tubuhnya, Blitzer berdiri, lalu menyikut wajah Orpharer dengan tangan kanannya.
Secepat mungkin punggung tangan kiri Orpharer menangkisnya, hingga akhirnya mereka berdua saling beradu serangan fisik. Serangannya berfokus pada 'beragam' kombo pukulan, sikutan, tapakan beberapa kali dan juga tendangan dengan kedua kaki mereka secara bergantian. Tidak ketinggalan pula berbagai macam tangkisan serta hindaran. Hal itu terus terjadi selama beberapa saat.
Sementara itu, Izumi hanya bisa terpana melihat pertarungan Blitzer dan Orpharer dari balik semak-semak.
Blitzer melancarkan tendangan lurus ke arah dada Orpharer.
Namun, Orpharer dengan cepat menangkap tendangan Blitzer dengan kedua tangannya. Kemudian ia memelintir kaki kanan Blitzer dan menjatuhkannya.
Tapi setelah jatuh, Blitzer tetap bisa menyerang, ia menyapukan kaki kirinya ke bawah kaki Orpharer.
Melihat hal itu, Orpharer cepat-cepat meloncat untuk menghindar. Dan dengan posisi yang masih melayang di udara, Orpharer melancarkan tendangan ke arah samping kiri kepala Blitzer dengan ujung kaki kanannya.
Blitzer yang sadar akan hal itu langsung menepisnya menggunakan punggung tangan kirinya. Lalu ketika kaki Orpharer sudah menginjak tanah, Blitzer melakukan koprol ke belakang sembari kedua telapak kakinya secara bergilir menendang dagu Orpharer.
Begitu sudah kembali berdiri tegak, Blitzer segera melayangkan pukulan pada dada Orpharer secara cepat.
Sayangnya, Orpharer menyadari hal itu. Ia pun langsung menghindari pukulan Blitzer dengan memutar badannya ke samping kiri.
Membaca pergerakan Orpharer, Blitzer segera melakukan tendangan berputar dengan tumit kaki kiri hingga mengenai dada Orpharer, membuatnya terlempar ke samping kanan--dari tempatnya berpijak--lalu terguling-guling di tanah.
"Kurang ajar!!" geram Orpharer sambil berusaha bangkit. "Matilah kau!!!" Kemudian ia membuka mulutnya. Dari sana keluar dua sulur perak bergaris hitam yang panjangnya dari mulut hingga perut. Orpharer lalu memanjangkan sulur di mulutnya itu menjadi lebih panjang lagi untuk mencambuk Blitzer dari jauh.
Blitzer pun menghindari setiap cambukan yang datang ke arahnya meski ia harus kewalahan karena cambukan tersebut begitu cepat.
"Sial!" keluh Orpharer. Ia kembali memendekkan sulurnya seperti semula. "Ini harus diakhiri!!!" lanjutnya. Dengan kesal ia memanjangkan sulurnya hingga masuk ke dalam tanah.
Meski bingung dengan apa yang dilakukan Orpharer, tetapi Blitzer tetap siaga dengan segala kemungkinan yang akan terjadi.
Beberapa saat kemudian, sulur milik Orpharer keluar dari dalam tanah di samping kiri Blitzer dan langsung menerjangnya. Melihat hal demikian, Blitzer langsung melompat ke kanan.
Akan tetapi, hal tak terduga terjadi, belum sempat kaki Blitzer menapak di tanah, sulur Orpharer yang satunya muncul di belakang Blitzer dan melilit lehernya. Ketika kakinya sudah menginjak tanah, Blitzer mencoba melepaskan sulur itu sekuat tenaga. Namun, usahanya tak membuahkan hasil.
Di saat Blitzer berusaha melepaskan sulur yang membelit lehernya, sulur yang Blitzer hindari di awal dengan cepat menerjang dan melilit perut Blitzer.
Kini, Blitzer harus melepaskan dua sulur sekaligus. Akan tetapi, 'segala upaya' yang dia lakukan sia-sia.
"Khahahahahaha... Matilah kauuu!!!" teriak Orpharer. Dari dalam mulutnya keluar sengatan listrik biru yang mengalir ke sepasang sulurnya. Listrik tersebut mengalir menuju sulur yang membelit Blitzer.
Persis ketika aliran listrik sampai pada sulur yang membelit leher dan pinggangnya, tubuh Blitzer langsung kejang-kejang, tersengat oleh listrik tersebut. Tubuhnya dipenuhi oleh aliran listrik dan rasanya amat menyakitkan, seperti ada yang mau melompat keluar dari kepalanya. Hal tersebut terus berlangsung selama beberapa saat. Yang bisa Blitzer lakukan hanyalah berteriak-teriak kesakitan.
Tidak cukup sampai disitu, sulur Orpharer memanjang, mengangkat tubuh Blitzer lalu menghempaskannya ke pohon beringin besar.
Pohon tersebut langsung ambruk begitu tubuh Blitzer menghantamnya. Pohon yang ambruk itu menimpa Blitzer ketika tubuh rider tersebut menyentuh tanah.
"Akhahahahahahaha... Bagaimana, masih ingin melawanku?" tanya Orpharer dengan berteriak.
Blitzer berusaha bangun meski harus susah payah. Dengan sisa tenaganya, ia mengangkat batang pohon yang meniban dirinya lalu melemparkan batang pohon itu ke samping.
"Kalau kau kuat, ayo maju sekarang!" teriak Blitzer yang berdiri dengan tubuh bergetar.
"Sekarang? Kau bilang sekarang?" tanya Orpharer sambil tertawa meremehkan. Sulurnya sudah masuk ke dalam mulut.
"Apa ada yang lucu?" Blitzer bertanya balik
"Baiklah kalau itu maumu," jawab Orpharer. "Hanya dengan satu sentuhan saja kau akan langsung mencium neraka! Khahahaha...." Ia lalu berlari ke arah Blitzer dengan gelak tawa.
"Silahkan mencoba," balas Ariel.
"Grrrgghh!!!" geram Orpharer. Tangan kanannya lalu meninju telapak tangan kirinya yang ia tempelkan di depan dada sambil berteriak, "Mecha!!"
Seketika, muncul 'bagan' baja kotak keperakan seukuran tubuh Orpharer di samping kanan dan kirinya. Bagan tersebut kemudian menyatu serta membungkus tubuh Orpharer. Tak butuh waktu lama, bagan itu lalu memisah kembali dan menghilang. Kini, tubuh Orpharer telah berubah menjadi makhluk bertubuh baja dengan wajah wanita. Beberapa bagian tubuhnya yakni pundak, kaki, dan dada terlihat sangat berat, terlebih bagian pundak yang seperti ditambah pemberat. Kepalanya ditutup rambut baja tebal nan panjang. Keseluruhan tubuhnya berwarna hitam, hanya wajah, tangan, dan motif bundar di dadanya yang berwarna perak. Kedua matanya hijau terang. Kedua tangannya memiliki kuku runcing. Kakinya terlihat unik--karena tidak seperti kaki manusia pada umumnya--dengan bagian depan dan belakang yang lancip. Tubuh Orpharer sekarang terlihat seperti manusia robot.
Spoiler for Orpharer:
Created by: KiRa

"HARI INI KUHABISI KAU!!!" teriak Orpharer penuh amarah.
Namun, Ariel tetap terlihat tenang. Ia kemudian mengambil sebuah benda dari balik sebelah kanan jaketnya. Benda itu ialah benda berbentuk agak elips berwarna putih yang terbuat dari baja serta berpermata merah bundar di tengahnya. Pada luar tepi atas dan bawah permata tersebut, kanan dan kiri bila dilihat dari sudut elipsnya terdapat motif garis-garis. Empat motif runcing (dua di kanan dan dan dua di kiri) turut menghiasi bagian dalam tepi benda tersebut. Pola persegi panjang warna emas yang berdiri di tengah-tengah tidak ketinggalan mempercantik bagian dalam kanan dan kiri tepi benda itu, atas dan bawah jika dilihat dari ujung elipsnya. Di bagian atas (bisa juga bawah) atau samping bila dilihat dari ujung elips benda tersebut memiliki lubang berbentuk kotak tipis. Di samping atau di atas (bisa juga bawah) jika dilihat dari ujung elips benda tersebut ada kotak putih bersimbol 'mirip' dengan simbol di kalung Ariel dan berwarna merah di permukaan luar kotak itu. Ariel menempelkan benda tersebut di depan pinggangnya dengan posisi permata mengarah ke depan dan lubang kotak mengarah ke atas, lalu ditekannya permata merah di tengah benda itu. Seketika, muncul tali baja berwarna perak dengan motif garis tebal lurus lalu bengkok berwarna hitam yang melilit pinggang Ariel melewati bagian dalam jaketnya, dan posisi kotak putih di samping kanan benda tersebut bergeser jadi lebih jauh dan tepat di samping kanan pinggangnya, terbawa oleh tali baja itu. Sekarang, benda tersebut menjadi sebuah sabuk.
Lalu Ariel menggeser bagian atas yakni 'penutup' kotak putih yang melekat di sebelah kanan sabuk itu menggunakan jari telunjuk tangan kanannya ke belakang. Disana, berjejer berlembar-lembar kartu dan ia mengambil selembar kartu warna putih yang bagian depan dan belakangnya berlambang sama seperti lambang yang tertera pada kotak, dan warna lambang tersebut juga merah, meski terbalik karena posisi kartu itu yang memang diletakkan terbalik. Ariel mengapit kartu tersebut menggunakan jari telunjuk dan tengah tangan kanannya, sementara jari yang lain di tangan kanannya mengatup. Di depan dan belakang kartu tersebut, persis di atas dan bawahnya, terdapat pola segitiga terbalik warna merah bertepi emas, kemudian pola kotak merah tertera di tepi kanan serta kiri yang posisinya ke tengah-tengah (karena Ariel mengapitnya secara vertikal). Setelah mengambil kartu dari dalamnya, penutup kotak kartu putih tersebut bergeser ke depan dan menutup secara otomatis.
Dengan posisi jari seperti itu, Ariel kemudian merentangkan tangan kanannya--yang mengapit kartu--tersebut ke samping, membuat posisi simbol pada kartu itu terlihat tidak terbalik lagi. Lalu ia melanjutkan dengan menekuk tangan kanannya tersebut secara diagonal hingga jari telunjuk dan tengahnya mengarah ke bahu sebelah kiri serta setengah dari kedua jari itu melewatinya. "Henshin!" serunya dengan nada dingin. Ia lalu menurunkan lengannya seraya memasukkan kartu yang ia apit ke dalam lubang kotak yang ada di atas kepala sabuknya.
Tiba-tiba, permata yang ada di sabuk tersebut mengeluarkan sinar merah terang. Sinar itu memancar ke depan sepanjang 1,5 meter dan mengeluarkan 'siluet' hologram yang seluruhnya berwarna merah berbentuk manusia yang berdiri tegak. Sepasang tanduk 'pipih menyamping' di dahinya mencuat ke atas dengan ujung yang lancip. Di kedua bahunya ada lekukan-lekukan yang cukup besar ditambah dua lekukan runcing. Lekukan-lekukan lain yang beragam bentuknya juga terlihat di beberapa bagian tubuh sinar itu.
Di saat bersamaan, Orpharer berlari menuju Ariel sambil berteriak, "Hraaaaa!!!"
Namun, nasib sial menghampiri Orpharer. Belum sampai ia di hadapan Ariel, hologram--berbentuk manusia bertanduk--yang keluar dari sabuk Ariel menendang dada Orpharer dengan kaki kanannya hingga terpental ke belakang, menubruk pohon, lalu jatuh ke tanah.
Setelah menendang Orpharer, bayangan hologram itu kembali ke 'sikap awal' dan mundur ke arah Ariel tanpa bergerak (hanya melayang) hingga akhirnya menyelimuti tubuh Ariel.
Tak lama, hologram tersebut menghilang seolah terserap ke tubuh Ariel. Sosok Ariel berubah menjadi sosok dengan 'bodysuit' merah berzirah baja dominan putih dan emas serta helm merah bercorak emas dan bertanduk pipih menyamping persis seperti tanduk hologram tadi, hanya saja warnanya emas. Kedua lensa mata biru besar helm merah tersebut berkedip. Jika diperhatikan, ada bulatan-bulatan kecil yang tersebar di sekujur lensa helm dengan warna biru pula. Bentuk helm itu menyerupai kepala seekor 'belalang'. Bagian mulut atasnya memiliki tiga ujung runcing ke bawah seperti taring, sementara mulut bawahnya memiliki satu ujung yang runcing ke atas. Semua bagian mulut termasuk bagian runcing warnanya putih. Di tengah-tengah kedua tanduknya ada corak hitam bergaris horizontal yang berbaris dari atas ke bawah. Pola berwarna emas terlihat memperindah bagian tepi lensa kedua mata helm tersebut. Di bagian bawah--dekat pola emas samping kanan dan kiri--mata helm itu juga ada pola emas yang menjalar hampir ke belakang helm.
Sementara zirah bajanya, kedua dadanya berbentuk bulat warna putih dengan bagian tepi berwarna emas dan ada lambang merah di dada sebelah kirinya yang mirip dengan lambang di kotak sebelah kanan sabuknya. Di samping kanan dan kiri bawah baja bagian dada, ada baja putih bertepi emas yang melengkung hingga menyentuh baja bagian belakang. Baja bagian kerahnya memiliki pola garis miring pada permukaan luarnya, serta bagian bawah kedua kerahnya menyatu dengan baja bagian dada yang bolong di tengah atasnya. Baja bagian perutnya menjorok ke bawah dan makin ke bawah makin kecil, berwarna putih dan terbagi menjadi enam bagian. Baja di kedua pundaknya terlihat cukup besar dan kokoh serta terlihat agak melengkung ke dalam dan ada bagian yang rendah yang memiliki garis vertikal dan garis lanjutan diagonal, lalu di dekat bagian itu ada baja dengan dua ujung runcing yang semuanya berwarna putih. Baja pada dada kanan dan kiri atasnya berwujud trapesium kecil namun ujungnya 'tidak sempurna'. Bagian baja di pundaknya terlihat mulus berwarna putih tanpa pola apapun dan tersambung dengan bagian dada, kedua bahu, dan punggungnya. Di baja punggungnya yang berwarna putih, ada motif dua persegi panjang yang berdiri vertikal di tengah bawahnya. Baja kedua tangannya--dari siku sampai pergelangan--berwarna putih dan bertepi emas di atas dan bawahnya serta nampak mulus berpelindung siku putih lonjong. Baja bagian punggung tangannya--yang tertutup sarung tangan merah--berwarna putih mirip corong tak sempurna berukuran kecil yang bagian depannya bergaris-garis. Di paha atas kanan dan kirinya ada pola garis hitam membentuk pola setengah 'trapesium' yang ujungnya mengarah ke depan serta di dalamnya terdapat tiga garis yang membentuk trapesium hitam yang ujungnya mengarah ke belakang dan berjejer dari atas ke bawah yang masing-masing dibawahnya ada garis lurus berwarna hitam, makin ke bawah pola trapesium tersebut makin kecil, semuanya ditutup dengan motif garis emas tebal. Bagian baja yang menempel pada lututnya berbentuk elips yang bagian bawahnya ditiban lapisan baja kecil berbentuk elips juga ditambah lagi di permukaan baja--yang melapisi--lutut tersebut ada garis hitam dengan bagian tengah berbentuk setengah kotak warna hitam yang menjorok ke bawah, dan di atas setengah kotak itu ada garis kecil berwarna sama, kemudian motif lengkungan warna emas tertera pula disana. Baja yang melingkari pergelangan kakinya memiliki dua warna, yakni emas (di atas) dan putih (di bawah), kemudian baja tepi atasnya yang depannya seperti huruf 'V' yang agak melebar berwarna emas. Sepasang sepatunya mempunyai warna putih campur beberapa motif berwarna emas di bagian atasnya. Ada lingkaran baja putih yang bagian atasnya ditiban baja lonjong warna putih (pula) di dua mata kaki kedua kakinya. Cuma sabuk dan kotak di sebelah kanan sabuknya yang tidak berubah.
Spoiler for Ariel Matsuyama:

Spoiler for Kamen Rider Blitzer:

Orpharer yang sudah bangkit dari jatuhnya pun terkejut. "Apa??? Kau ..."
"Orang yang bertarung atas nama dendam, 'Kamen Rider Blitzer'," ucap Ariel/Blitzer, nada bicaranya dingin dan tegas. Ia berdiri tegak. Belakang kaki kanannya menempel di samping kanan kaki kirinya, tangan kirinya ditekuk sedikit ke depan dan mengepal, sementara tangan kanannya ditekuk sedikit ke belakang serta jarinya setengah membuka dengan telunjuk lurus ke bawah.
"Persetan! Hieeeeaaaa!!!" Orpharer berlari ke arah Ariel yang sudah berubah menjadi Kamen Rider Blitzer, sementara Blitzer sendiri hanya berdiri menatapnya dengan tenang.
Begitu jaraknya dan Blitzer sudah dekat, Orpharer menendangnya dengan kaki kanan. Namun, Blitzer berhasil menghindar dari tendangan tersebut dan segera kedua tangannya meninju perut Orpharer berulang kali yang dilanjutkan dengan menendang ke arah yang sama. Tapi, Orpharer bisa mengelak dari tendangan Blitzer, kemudian ia membalasnya dengan melayangkan tinju ke arah perut Blitzer.
Blitzer yang sudah membaca pola serangan Orpharer langsung mengelak, memiringkan tubuh ke samping kiri dan meliukkan kepalanya. Setelah itu ia mengepal tangan kanannya kuat-kuat dan memukul wajah Orpharer.
Tapi, serangan tersebut dapat diredam oleh Orpharer dengan menangkap tangan Blitzer menggunakan kedua tanganya. Setelah itu ia menjatuhkan tubuh Blitzer ke tanah.
Blitzer yang tidak mau kalah begitu saja--meski belum berdiri--langsung menendang Orpharer dengan punggung kaki kanannya, serangan itu berhasil mengenai rusuk kanan Orpharer. Lalu Blitzer menendang sekali lagi dengan punggung kaki kirinya dan kena telak di pipi kiri Orpharer. Sambil memutar tubuhnya, Blitzer berdiri, lalu menyikut wajah Orpharer dengan tangan kanannya.
Secepat mungkin punggung tangan kiri Orpharer menangkisnya, hingga akhirnya mereka berdua saling beradu serangan fisik. Serangannya berfokus pada 'beragam' kombo pukulan, sikutan, tapakan beberapa kali dan juga tendangan dengan kedua kaki mereka secara bergantian. Tidak ketinggalan pula berbagai macam tangkisan serta hindaran. Hal itu terus terjadi selama beberapa saat.
Sementara itu, Izumi hanya bisa terpana melihat pertarungan Blitzer dan Orpharer dari balik semak-semak.
Blitzer melancarkan tendangan lurus ke arah dada Orpharer.
Namun, Orpharer dengan cepat menangkap tendangan Blitzer dengan kedua tangannya. Kemudian ia memelintir kaki kanan Blitzer dan menjatuhkannya.
Tapi setelah jatuh, Blitzer tetap bisa menyerang, ia menyapukan kaki kirinya ke bawah kaki Orpharer.
Melihat hal itu, Orpharer cepat-cepat meloncat untuk menghindar. Dan dengan posisi yang masih melayang di udara, Orpharer melancarkan tendangan ke arah samping kiri kepala Blitzer dengan ujung kaki kanannya.
Blitzer yang sadar akan hal itu langsung menepisnya menggunakan punggung tangan kirinya. Lalu ketika kaki Orpharer sudah menginjak tanah, Blitzer melakukan koprol ke belakang sembari kedua telapak kakinya secara bergilir menendang dagu Orpharer.
Begitu sudah kembali berdiri tegak, Blitzer segera melayangkan pukulan pada dada Orpharer secara cepat.
Sayangnya, Orpharer menyadari hal itu. Ia pun langsung menghindari pukulan Blitzer dengan memutar badannya ke samping kiri.
Membaca pergerakan Orpharer, Blitzer segera melakukan tendangan berputar dengan tumit kaki kiri hingga mengenai dada Orpharer, membuatnya terlempar ke samping kanan--dari tempatnya berpijak--lalu terguling-guling di tanah.
"Kurang ajar!!" geram Orpharer sambil berusaha bangkit. "Matilah kau!!!" Kemudian ia membuka mulutnya. Dari sana keluar dua sulur perak bergaris hitam yang panjangnya dari mulut hingga perut. Orpharer lalu memanjangkan sulur di mulutnya itu menjadi lebih panjang lagi untuk mencambuk Blitzer dari jauh.
Blitzer pun menghindari setiap cambukan yang datang ke arahnya meski ia harus kewalahan karena cambukan tersebut begitu cepat.
"Sial!" keluh Orpharer. Ia kembali memendekkan sulurnya seperti semula. "Ini harus diakhiri!!!" lanjutnya. Dengan kesal ia memanjangkan sulurnya hingga masuk ke dalam tanah.
Meski bingung dengan apa yang dilakukan Orpharer, tetapi Blitzer tetap siaga dengan segala kemungkinan yang akan terjadi.
Beberapa saat kemudian, sulur milik Orpharer keluar dari dalam tanah di samping kiri Blitzer dan langsung menerjangnya. Melihat hal demikian, Blitzer langsung melompat ke kanan.
Akan tetapi, hal tak terduga terjadi, belum sempat kaki Blitzer menapak di tanah, sulur Orpharer yang satunya muncul di belakang Blitzer dan melilit lehernya. Ketika kakinya sudah menginjak tanah, Blitzer mencoba melepaskan sulur itu sekuat tenaga. Namun, usahanya tak membuahkan hasil.
Di saat Blitzer berusaha melepaskan sulur yang membelit lehernya, sulur yang Blitzer hindari di awal dengan cepat menerjang dan melilit perut Blitzer.
Kini, Blitzer harus melepaskan dua sulur sekaligus. Akan tetapi, 'segala upaya' yang dia lakukan sia-sia.
"Khahahahahaha... Matilah kauuu!!!" teriak Orpharer. Dari dalam mulutnya keluar sengatan listrik biru yang mengalir ke sepasang sulurnya. Listrik tersebut mengalir menuju sulur yang membelit Blitzer.
Persis ketika aliran listrik sampai pada sulur yang membelit leher dan pinggangnya, tubuh Blitzer langsung kejang-kejang, tersengat oleh listrik tersebut. Tubuhnya dipenuhi oleh aliran listrik dan rasanya amat menyakitkan, seperti ada yang mau melompat keluar dari kepalanya. Hal tersebut terus berlangsung selama beberapa saat. Yang bisa Blitzer lakukan hanyalah berteriak-teriak kesakitan.
Tidak cukup sampai disitu, sulur Orpharer memanjang, mengangkat tubuh Blitzer lalu menghempaskannya ke pohon beringin besar.
Pohon tersebut langsung ambruk begitu tubuh Blitzer menghantamnya. Pohon yang ambruk itu menimpa Blitzer ketika tubuh rider tersebut menyentuh tanah.
"Akhahahahahahaha... Bagaimana, masih ingin melawanku?" tanya Orpharer dengan berteriak.
Blitzer berusaha bangun meski harus susah payah. Dengan sisa tenaganya, ia mengangkat batang pohon yang meniban dirinya lalu melemparkan batang pohon itu ke samping.
"Kalau kau kuat, ayo maju sekarang!" teriak Blitzer yang berdiri dengan tubuh bergetar.
"Sekarang? Kau bilang sekarang?" tanya Orpharer sambil tertawa meremehkan. Sulurnya sudah masuk ke dalam mulut.
"Apa ada yang lucu?" Blitzer bertanya balik
"Baiklah kalau itu maumu," jawab Orpharer. "Hanya dengan satu sentuhan saja kau akan langsung mencium neraka! Khahahaha...." Ia lalu berlari ke arah Blitzer dengan gelak tawa.
Diubah oleh Ariel.Matsuyama 02-02-2020 20:36
0
Kutip
Balas