- Beranda
- Stories from the Heart
TAMAT - [Reborn]Takdir Yang Tidak Bisa Ku Lawan [Horor Kisah Nyata]
...
TS
theperegrinefal
TAMAT - [Reborn]Takdir Yang Tidak Bisa Ku Lawan [Horor Kisah Nyata]
![TAMAT - [Reborn]Takdir Yang Tidak Bisa Ku Lawan [Horor Kisah Nyata]](https://s.kaskus.id/images/2016/12/08/2881698_201612080519530984.png)
![TAMAT - [Reborn]Takdir Yang Tidak Bisa Ku Lawan [Horor Kisah Nyata]](https://s.kaskus.id/images/2017/01/05/2881698_201701050139270138.jpg)
credit picture by : u910
Quote:
INI ADALAH THREAD LANJUTAN DARI THREAD SAYA YANG SEBELUM NYA DENGAN JUDUL YANG SAMA
Quote:
ALASAN THREAD SEBELUMNYA TUTUP KARNA ID SAYA YANG ASLI TERKENA AUTO BANNED YANG SAMPAI DETIK INI PUN MASIH BELUM ADA JAWABAN DARI PIHAK MOMOD ALASAN ID SAYA TERBANNED DAN TERPAKSA SAYA MEMINJAM ID YANG SEDANG SAYA PAKAI INI UNTUK MENYELESAIKAN STORY INI HINGGA TAMAT
Karna Sesuai Janji Saya Sebelumnya "Tidak Akan Ada Kentang Di Antara Kita"

UPDATE :
TERIMAKASIH UNTUK MOMOD YANG SUDAH UNBANNED ID SAYA YANG ASLI, NAMUN DI KARNAKAN SUDAH TERLALU BANYAK CHAPTER PADA THREAD INI, SAYA MEMUTUSKAN UNTUK TETAP MEMBUAT CHAPTER-CHAPTER BARU DI THREAD INI DAN AKAN TERUS MEMINJAM AKUN INI SAMPAI STORY INI SAYA TAMATKAN
Spoiler for CHAPTER 19:
NEW RULES :
1.SAYA TIDAK MENERIMA PERMINTAAN PENERAWANGAN , ASTRAL PROJECT DAN PEMBUKAAN MATA BATIN
2.SEMENJAK TANGGAL 22 FEBRUARY 2017 SAYA SUDAH TIDAK LAGI MENERIMA PERMINTAAN PENERAWANGAN KARNA URUSAN RL YANG CUKUP PADAT
3.SILAHKAN BERTANYA DENGAN SOPAN, INSYALLAH SAYA AKAN DENGAN SENANG HATI MENJAWAB
4.HAVE FUN & ENJOY

SAYA TERPAKSA MEMBUAT PERATURAN SEPERTI INI KARNA SEMAKIN BANYAK PM YANG MASUK KE SAYA DENGAN HANYA SEKEDAR ISENG ATAU PUN MENGETES SAYA. JIKA AGAN MAU BERTEMU ATAUPUN BERBINCANG DENGAN SAYA. SAYA PERSILAHKAN NAMUN HANYA DAPAT DI HARI MINGGU DAN HANYA DI SEKITARAN RUMAH SAYA.
SAYA JUGA SANGAT BERTERIMAKASIH UNTUK AGAN/SISTA YANG SUDAH MAU MEMBACA CERITA SAYA YANG MASIH PEMULA INI.
Spoiler for SIDE STORY ON CHINA:
Spoiler for MAIN STORY:
Dan Comment kalian membuat saya semakin semangat mennulis Diubah oleh theperegrinefal 17-06-2017 20:47
Dhekazama dan 75 lainnya memberi reputasi
68
2.8M
6.9K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.8KAnggota
Tampilkan semua post
TS
theperegrinefal
#5995
CHAPTER 90 [MENJEMPUTMU]
"Hai kamu lagi apa?" tanya Hani.
"Lagi maen Laptop aja, kamu udah sampe?" tanya ku.
"udah dari semalem". ucap hani
"ko ga ngabarin?". tanya ku.
"abis nya pas nyampe ngantuk banget, ga ke fikiran lagi buat megang hape/laptop". ucap nya.
"oh yaudah lanjut istirahat gih". ucap ku.
Kami pun berbincang via telfon cukup lama, sampai aku harus mengakhiri panggilan dari hani, karna ada panggilan dari Heru, ia adalah salah satu murid ku.
"Assalamualikum A". ucap heru.
"wallaikumsalam her, tumben nelfon saya" tanya ku.
"Gini A, saya habis tangani pasien kesurupan di dekat rumah saya, kebetulan dia saudara perempuan saya, namun saya bingung A, sudah hampir 1 jam saya coba sembuhkan, namun tidak juga ada perkembangan, bahkan teriakan nya semakin kencang". tanya heru.
"tumben kamu bisa, yaudah saya kebetulan lagi ga ada acara, saya jalan ke rumah kamu ya". ucap ku.
"aduh maturnuwun A, padahal niat nya mau sekedar nanya solusi, tapi alhamdulilah A'a mau kesini, yasudah A saya tunggu". ucap Heru.
Aku pun segera mempersiapkan beberapa benda yang sekira nya akan berguna nanti, setelah tu aku pergi menuju garasi untuk mengambil sepeda, karna rumah Heru tidak terlalu jauh dari rumah ku.
Dan sekitar 15 menit aku pun sampai di rumah Heru, terlihat keramaian di sebelah rumah nya, aku menebak rumah itu adalah rumah perempuan yang tadi heru katakan di telfon.
"nuhun A ganggu waktu nya" ucap Heru sambil mencium tangan ku.
"gpp santai aja kaya siapa aja kamu, yaudah langsung aja biar cepet". ucap ku.
Ia pun mengantarku ke rumah wanit itu, yang berada di sebelah rumah nya, persis sesuai dugaan ku, aku pun masuk di kerubunan. Sampai aku bertemu dengan orang tua nya yang mana mereka ada lah paman dan bibi dari heru.
"Ini om, guru heru yang tadi heru ceritain". ucap Heru kepada paman nya.
"Wah masih mudah banget ya, mungkin lebih muda dari kamu her". ucap paman nya.
Aku pun hanya tersenyum menanggapi ucapan nya.
Aku merasa aneh, aku sama sekali tidak merasakan hawa jin di sini, yang mana selama ini setiap aku memasuki rumah seseorang yang kesurupan atau terkena santet biasa nya aku sudah merasakan hawa nya dari depan pintu. Aku pun di buat penasaran.
"Yasudah pak obrolan nya kita lanjutkan nanti, lebih baik sekarang kita coba sembuhkan anak bapak." ucap ku.
"oh ia ia mas kevin". ucap paman heru, kita sebut saja pak yasin.
Lalu beliau dan heru mengantar ku ke kamar wanita itu, sesampai nya di kamar nya, terlihat heru terlebih dulu membukakan kunci, dan ketika kami masuk, aku langsung tersenyum.
terlihat seorang wanita berambut pendek sedang duduk di kasur nya, yang berumur sekitar 16-18 tahun, dengan baju yang compang-camping, ia masih berteriak kencang dengan tangan yang sibuk mencakar-cakar kasur.
"Bapak dan heru tolong keluar sebentar ya, saya minta waktu 5 menit untuk berdua saja dengan anak bapak". ucap ku.
Lalu mereka pun menuruti ucapan ku dan pergi keluar. aku pun menaruh tas ku dan mengambil sebatang rokok filter dan ku nayalakan, aku mendekati wanita itu dan duduk di samping nya, terlihat ia memelototi ku, seolah ingin menakut-nakuti ku.
Dia pun terus menggerang, sambil menyobek-nyobek seprai di kasur nya.
Lalu aku mendekati wajah nya dan berbisik di kuping nya.
"Ga usah pura-pura kesurupan lagi, atau mau saya sundut pakai rokok?". ucap ku.
Terlihat perubahan ekspresi nya seperti begitu marah melihat ku, dan semakin kencang berteriak. Aku pun hanya bisa tersenyum menahan geli. dan sesuai perkataan ku, aku pun menyundut betis mya dengan rokok ku.
"AU AU SAKITT PANASS" ucap wanita itu yang kita sebut saja Ana, ia merintih kesakitan sambil membersihkan bara rokok yang masih tersisa di kaki nya.
"panas? padahal belum saya bacain ayat-ayat, setan nya KW nih". ucap ku yang semakin sulit menahan tawa.
Lalu wanita itu pun langsung menangis dan menundukan kepala, sambil tangan kiri nya mengelus-ngelus kaki yang terkena sundutan rokok ku.
"Kamu kenapa harus sampe kaya gini". ucap ku.
"A...aku juga ga mau mas k...kaya gini, aku cuma pingin di beliin hape baru, tapi ga pernah di beliin" ucap nya yang masih menundukan kepala nya dan masih terisak tangis.
"hmmm memang nya kamu ga punya hape?" tanya ku sambil kembali menyalakan rokok.
"punya, tapi kan udah jelek". ucap ana.
"kamu ga malu na? kalau sampai tetangga-tetangga kamu tau kalau kamu cuma pura-pura kesurupan?.. lagi pula kamu ga kasian sama orang tua kamu, mungkin mereka memang lagi ga ada biaya buat beliin kamu hape baru, kamu udah kelas berapa sekarang?" tanya ku.
"kelas 3 SMA" ucap nya.
"nah sebentar lagi kamu kan udah lulus sekolah, kamu cari kerja biar dapat uang, dan misal pun kamu mau kuliah, kamu kan bisa kuliah sambil kerja, tapi jangan lupa ya kasih sebagian untuk orang tua kamu". ucap ku.
mendengar nasihat ku dia tidak merespon ucapan ku, dan masih menundukan kepala nya, namun ia sudah berhenti menangis.
"yaudah saya pergi dulu, dan masalah kamu berbohong ini, tenang saja saya ga akan bilang ke yang lain termasuk orang tua kamu, asalkan kamu janji ga akan ngulangin". ucap ku sambil mengelus-elus kepala nya, dan pergi.
Aku pun menghampiri orang tua ana, dan hanya mengatakan bahwa aku sudah berhasil menenangkan hana, dan tidak bilang tentang sebenarnya terjadi, bukan nya aku ingin menutupi kesalahan nya, namun aku harus memfikirkan kondisi mental Ana yang sangat tidak stabil, dia butuh ketenangan dan yang paling penting.. dia butuh kepercayaan.
"aduh cepet banget A, padahal saya sampe stress banget tadi". tanya heru sambil mengantar ku keluar.
"sebenarnya mudah her, cuma untuk kali ini saya ga bisa share ke kamu gimana cara nya". ucap ku dengan senyum.
Terlihat wajah heru pun sedikit kebingungan, aku pun hanya bisa tersenyum melihat nya.
Lalu aku pun kembali mengayuh sepedaku untuk pulang kerumah, sesampai nya di rumah aku pun langsung melaksanakan shalat ashar dengan di lanjutkan bermain laptop.
"Kevin, apa kau sudah mempersiapkan segala nya". tanya nyai yang tiba-tiba saja muncul di belakang ku.
"tentu sudah nyai, di tambah dengan hadir nya Singgih, menambah kepercayaan diri ku" ucap ku yang sudah tidak kaget dengan kemuncul nyai secara mendadak.
"bagus lah, karna esok lah malam dimana ia akan muncul". ucap nyai.
"maksud nyai?" tanya ku.
"siluman yang ingin kau tahklukan". ucap nyai.
"tentu aku tau, yang aku tanyakan adalah apa maksud nyai mengatakan bahwa esok adalah malam kemunculan nya". tanya ku
"kau akan tau ketika sesampai nya di sana, dan jangan lupa kevin... lakukan lah karna Allah, bulatkan lah tekad mu hanya karna Allah, bukan karna hal lain". ucap nyai.
"tentu nyai, aku akan selalu mengingat nasihat mu itu". ucap ku.
"oia nyai, aku boleh minta tolong sesuatu?" ucap ku.
"tentang apa?". tanya nyai.
"Tentang..............
(Singkat cerita)
Pukul sudah menunjukan pukul 1 malam, dan aku masih juga belum bisa tidur, karna masih terus memikirkan tentang apa yang akan terjadi nanti, kembali rasa takut muncul, namun aku terus menepis perasaan itu, karna aku sudah menunggu moment ini,hari ini, dan tinggal menunggu hitungan jam sampai penantian ku berakhir.
"Istirahatkan lah batin dan raga mu kevin". ucap singgih.
"akhirnya kau mau berbicara dengan ku singgih". ucap ku yang melihat nya sedang berada di dekat jendela.
"Karna aku memiliki firasat buruk untuk esok". ucap singgih.
"Firasat buruk? apa maksud mu mengenai apa yang akan kulakukan nanti?". tanya ku yang penasaran.
"entahlah, firasat ini yang pernah ku rasakan, ketika aku membantu Abah untuk melawan Raja Kuntilanak Merah". ucap singgih.
"memang apa yang terjadi". ucap ku.
"Banyak hal terjadi di sana, bahkan sampai aku, Rakhsan dan Imkar. Hampir tidak dapat melakukan apa pun untuk membantu Abah kala itu, padahal sebelum nya rasa percaya diri ku memuncak, tapi ketika melihat ilmu nya secara langsung membuat ku ingin pergi untuk kabur, namun Abah.. ya Abah... ia terus berdiri dengan tatapan begitu tajam, seolah tidak ada rasa takut di dalam diri nya, ia terus memanjakatkan kanuragan dan amalan-amalan yang akhir nya ia berhail mengalahkan Mahkluk itu, walaupun menghabiskan waktu 13 Hari 13 Malam". ucap nya.
"Apa 13 hari? bukan kah itu terlalu lama". ucap ku kembali.
"mungkin untuk kau yang hanya mendengar cerita ku berfikir itu terlalu lama, namun tidak hal nya jika kau melihat nya secara langsung, itu begitu cepat". ucap singgih.
"Yasudah aku tidak ingin membuat mental mu semakin jatuh sebelum pertarungan, istirahatkan lah raga dan batin mu". ucap singgih yang langsung pergi menghilang.
Aku pun terdiam sejenak setelah mendengar Cerita singgih, namun aku tidak boleh larut seperti ini, aku tidak bisa terus berfikir negatif seperti ini, karna aku pasti akan bisa seperti Abah, dan seperti apa yang Abah lakukan.
"Yuni, aku akan menjemputmu"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
(BERSAMBUNG)
"Lagi maen Laptop aja, kamu udah sampe?" tanya ku.
"udah dari semalem". ucap hani
"ko ga ngabarin?". tanya ku.
"abis nya pas nyampe ngantuk banget, ga ke fikiran lagi buat megang hape/laptop". ucap nya.
"oh yaudah lanjut istirahat gih". ucap ku.
Kami pun berbincang via telfon cukup lama, sampai aku harus mengakhiri panggilan dari hani, karna ada panggilan dari Heru, ia adalah salah satu murid ku.
"Assalamualikum A". ucap heru.
"wallaikumsalam her, tumben nelfon saya" tanya ku.
"Gini A, saya habis tangani pasien kesurupan di dekat rumah saya, kebetulan dia saudara perempuan saya, namun saya bingung A, sudah hampir 1 jam saya coba sembuhkan, namun tidak juga ada perkembangan, bahkan teriakan nya semakin kencang". tanya heru.
"tumben kamu bisa, yaudah saya kebetulan lagi ga ada acara, saya jalan ke rumah kamu ya". ucap ku.
"aduh maturnuwun A, padahal niat nya mau sekedar nanya solusi, tapi alhamdulilah A'a mau kesini, yasudah A saya tunggu". ucap Heru.
Aku pun segera mempersiapkan beberapa benda yang sekira nya akan berguna nanti, setelah tu aku pergi menuju garasi untuk mengambil sepeda, karna rumah Heru tidak terlalu jauh dari rumah ku.
Dan sekitar 15 menit aku pun sampai di rumah Heru, terlihat keramaian di sebelah rumah nya, aku menebak rumah itu adalah rumah perempuan yang tadi heru katakan di telfon.
"nuhun A ganggu waktu nya" ucap Heru sambil mencium tangan ku.
"gpp santai aja kaya siapa aja kamu, yaudah langsung aja biar cepet". ucap ku.
Ia pun mengantarku ke rumah wanit itu, yang berada di sebelah rumah nya, persis sesuai dugaan ku, aku pun masuk di kerubunan. Sampai aku bertemu dengan orang tua nya yang mana mereka ada lah paman dan bibi dari heru.
"Ini om, guru heru yang tadi heru ceritain". ucap Heru kepada paman nya.
"Wah masih mudah banget ya, mungkin lebih muda dari kamu her". ucap paman nya.
Aku pun hanya tersenyum menanggapi ucapan nya.
Aku merasa aneh, aku sama sekali tidak merasakan hawa jin di sini, yang mana selama ini setiap aku memasuki rumah seseorang yang kesurupan atau terkena santet biasa nya aku sudah merasakan hawa nya dari depan pintu. Aku pun di buat penasaran.
"Yasudah pak obrolan nya kita lanjutkan nanti, lebih baik sekarang kita coba sembuhkan anak bapak." ucap ku.
"oh ia ia mas kevin". ucap paman heru, kita sebut saja pak yasin.
Lalu beliau dan heru mengantar ku ke kamar wanita itu, sesampai nya di kamar nya, terlihat heru terlebih dulu membukakan kunci, dan ketika kami masuk, aku langsung tersenyum.
terlihat seorang wanita berambut pendek sedang duduk di kasur nya, yang berumur sekitar 16-18 tahun, dengan baju yang compang-camping, ia masih berteriak kencang dengan tangan yang sibuk mencakar-cakar kasur.
"Bapak dan heru tolong keluar sebentar ya, saya minta waktu 5 menit untuk berdua saja dengan anak bapak". ucap ku.
Lalu mereka pun menuruti ucapan ku dan pergi keluar. aku pun menaruh tas ku dan mengambil sebatang rokok filter dan ku nayalakan, aku mendekati wanita itu dan duduk di samping nya, terlihat ia memelototi ku, seolah ingin menakut-nakuti ku.
Dia pun terus menggerang, sambil menyobek-nyobek seprai di kasur nya.
Lalu aku mendekati wajah nya dan berbisik di kuping nya.
"Ga usah pura-pura kesurupan lagi, atau mau saya sundut pakai rokok?". ucap ku.
Terlihat perubahan ekspresi nya seperti begitu marah melihat ku, dan semakin kencang berteriak. Aku pun hanya bisa tersenyum menahan geli. dan sesuai perkataan ku, aku pun menyundut betis mya dengan rokok ku.
"AU AU SAKITT PANASS" ucap wanita itu yang kita sebut saja Ana, ia merintih kesakitan sambil membersihkan bara rokok yang masih tersisa di kaki nya.
"panas? padahal belum saya bacain ayat-ayat, setan nya KW nih". ucap ku yang semakin sulit menahan tawa.
Lalu wanita itu pun langsung menangis dan menundukan kepala, sambil tangan kiri nya mengelus-ngelus kaki yang terkena sundutan rokok ku.
"Kamu kenapa harus sampe kaya gini". ucap ku.
"A...aku juga ga mau mas k...kaya gini, aku cuma pingin di beliin hape baru, tapi ga pernah di beliin" ucap nya yang masih menundukan kepala nya dan masih terisak tangis.
"hmmm memang nya kamu ga punya hape?" tanya ku sambil kembali menyalakan rokok.
"punya, tapi kan udah jelek". ucap ana.
"kamu ga malu na? kalau sampai tetangga-tetangga kamu tau kalau kamu cuma pura-pura kesurupan?.. lagi pula kamu ga kasian sama orang tua kamu, mungkin mereka memang lagi ga ada biaya buat beliin kamu hape baru, kamu udah kelas berapa sekarang?" tanya ku.
"kelas 3 SMA" ucap nya.
"nah sebentar lagi kamu kan udah lulus sekolah, kamu cari kerja biar dapat uang, dan misal pun kamu mau kuliah, kamu kan bisa kuliah sambil kerja, tapi jangan lupa ya kasih sebagian untuk orang tua kamu". ucap ku.
mendengar nasihat ku dia tidak merespon ucapan ku, dan masih menundukan kepala nya, namun ia sudah berhenti menangis.
"yaudah saya pergi dulu, dan masalah kamu berbohong ini, tenang saja saya ga akan bilang ke yang lain termasuk orang tua kamu, asalkan kamu janji ga akan ngulangin". ucap ku sambil mengelus-elus kepala nya, dan pergi.
Aku pun menghampiri orang tua ana, dan hanya mengatakan bahwa aku sudah berhasil menenangkan hana, dan tidak bilang tentang sebenarnya terjadi, bukan nya aku ingin menutupi kesalahan nya, namun aku harus memfikirkan kondisi mental Ana yang sangat tidak stabil, dia butuh ketenangan dan yang paling penting.. dia butuh kepercayaan.
"aduh cepet banget A, padahal saya sampe stress banget tadi". tanya heru sambil mengantar ku keluar.
"sebenarnya mudah her, cuma untuk kali ini saya ga bisa share ke kamu gimana cara nya". ucap ku dengan senyum.
Terlihat wajah heru pun sedikit kebingungan, aku pun hanya bisa tersenyum melihat nya.
Lalu aku pun kembali mengayuh sepedaku untuk pulang kerumah, sesampai nya di rumah aku pun langsung melaksanakan shalat ashar dengan di lanjutkan bermain laptop.
"Kevin, apa kau sudah mempersiapkan segala nya". tanya nyai yang tiba-tiba saja muncul di belakang ku.
"tentu sudah nyai, di tambah dengan hadir nya Singgih, menambah kepercayaan diri ku" ucap ku yang sudah tidak kaget dengan kemuncul nyai secara mendadak.
"bagus lah, karna esok lah malam dimana ia akan muncul". ucap nyai.
"maksud nyai?" tanya ku.
"siluman yang ingin kau tahklukan". ucap nyai.
"tentu aku tau, yang aku tanyakan adalah apa maksud nyai mengatakan bahwa esok adalah malam kemunculan nya". tanya ku
"kau akan tau ketika sesampai nya di sana, dan jangan lupa kevin... lakukan lah karna Allah, bulatkan lah tekad mu hanya karna Allah, bukan karna hal lain". ucap nyai.
"tentu nyai, aku akan selalu mengingat nasihat mu itu". ucap ku.
"oia nyai, aku boleh minta tolong sesuatu?" ucap ku.
"tentang apa?". tanya nyai.
"Tentang..............
(Singkat cerita)
Pukul sudah menunjukan pukul 1 malam, dan aku masih juga belum bisa tidur, karna masih terus memikirkan tentang apa yang akan terjadi nanti, kembali rasa takut muncul, namun aku terus menepis perasaan itu, karna aku sudah menunggu moment ini,hari ini, dan tinggal menunggu hitungan jam sampai penantian ku berakhir.
"Istirahatkan lah batin dan raga mu kevin". ucap singgih.
"akhirnya kau mau berbicara dengan ku singgih". ucap ku yang melihat nya sedang berada di dekat jendela.
"Karna aku memiliki firasat buruk untuk esok". ucap singgih.
"Firasat buruk? apa maksud mu mengenai apa yang akan kulakukan nanti?". tanya ku yang penasaran.
"entahlah, firasat ini yang pernah ku rasakan, ketika aku membantu Abah untuk melawan Raja Kuntilanak Merah". ucap singgih.
"memang apa yang terjadi". ucap ku.
"Banyak hal terjadi di sana, bahkan sampai aku, Rakhsan dan Imkar. Hampir tidak dapat melakukan apa pun untuk membantu Abah kala itu, padahal sebelum nya rasa percaya diri ku memuncak, tapi ketika melihat ilmu nya secara langsung membuat ku ingin pergi untuk kabur, namun Abah.. ya Abah... ia terus berdiri dengan tatapan begitu tajam, seolah tidak ada rasa takut di dalam diri nya, ia terus memanjakatkan kanuragan dan amalan-amalan yang akhir nya ia berhail mengalahkan Mahkluk itu, walaupun menghabiskan waktu 13 Hari 13 Malam". ucap nya.
"Apa 13 hari? bukan kah itu terlalu lama". ucap ku kembali.
"mungkin untuk kau yang hanya mendengar cerita ku berfikir itu terlalu lama, namun tidak hal nya jika kau melihat nya secara langsung, itu begitu cepat". ucap singgih.
"Yasudah aku tidak ingin membuat mental mu semakin jatuh sebelum pertarungan, istirahatkan lah raga dan batin mu". ucap singgih yang langsung pergi menghilang.
Aku pun terdiam sejenak setelah mendengar Cerita singgih, namun aku tidak boleh larut seperti ini, aku tidak bisa terus berfikir negatif seperti ini, karna aku pasti akan bisa seperti Abah, dan seperti apa yang Abah lakukan.
"Yuni, aku akan menjemputmu"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
(BERSAMBUNG)
itkgid dan 20 lainnya memberi reputasi
21