Original Posted By CHAPTER 91
"Di mana ini?". ucap ku
Aku terbangun di hutan yang begitu gelap, padahal semalam aku yakin bahwa aku tidur di kamar ku.
"tenang kevin, aku lah yang membawa sukma mu kemari". ucap kakek.
Aku cukup di kagetkan dengan kemunculan seluruh khadam milik ku, terkecuali Nyai.
"Dimana kita kakek?". tanya ku.
"Kita berada di gunung Salaka, tempat dimana kau akan menemui iblis itu". ucap kakek.
"lalu reruntuhan apa itu kakek?" tanya ku.
"itu adalah reruntuhan dari kerajaan salakanagara". ucap nya kembali.
Ketika aku sedang berbincang dengan kakek, aku di kaget kan dengan perbuhan wajah cakara yang menjadi cukup beringas.
"Ada apa cakara?" tanya ku.
"dia... tak lama lagi ia akan datang". ucap cakara.
"anjing memang hebat mencium bau". ucap singgih.
Kali ini Singgih menampakan wujud asli nya, sengan tinggi sekitar 15-17 meter, bahkan aku sampai sulit untuk melihat wajah nya, dia memiliki wujud persis seperti macan hitam dengan taring tajam dan begitu tajam, dan ia memiliki mata berwarna hijau terang di sebelah kiri dan putih redup di sebelah kanan, entah itu abu-abu atau memang berwarna putih, sampai sekarang pun aku masih belum bisa memastikan nya.
"Diam saja kau kucing besar, aku akan membuat mu mengakui kekuatan ku, lagi pula aku bukanlah siluman anjing" ucap cakara.
"kenapa tidak sekarang kau buktikan? anjing kecil ..... " ucap singgih yang mendekatkan wajah nya ke cakara.
"Hentikan singgih, kita di sini bukanlah untuk berkelahi satu sama lain". ucap ku yang mencoba melerai perkelahian mereka.
Mendengar ucapan ku, mereka pun langsung menurut dan menenangkan diri.
"Kevin.. sebaik nya kita segera ke tempat iblis itu sekarang, aku rasa dia sedang menunggu kita". ucap patih.
"bukankah cakara mengatakan dia akan segera datang?" tanya ku.
"ya memang, dia akan datang ke rumah nya, dan kita tidak memiliki waktu banyak , sebelum ia kembali pergi." ucap patih.
Lalu patih pun memimpin perjalanan kami menelusuri gelap nya hutan, tapi entah mengapa, ketika aku sudah memasuki hutan, aku melihat cukup banyak obor menyala yang tertempel di pohon-pohon, seolah-seolah sudah ada yang menyambut kedatangan kami.
Ketika kami sudah cukup lama berjalan, tubuh ku di buat gemetaran, dengan suara tangisan yang begitu hebat, suara nya tidak memilili sumber yang tepat, melainkan seperti kami di kelilngi oleh suara tangisan .
"36 tidak.. 57 tidak... 172 tidak.... 202... yaa 202". ucap cakara.
"apa maksud mu cakara?" tanya ku.
"kita di kelilingi oleh 202 iblis sekarang, dan semuanya adalah kuntilanak... tidak... ada 1 yang berbeda, seperti nya ia adalah pemimpin nya". ucap cakara.
"kevin... mulai sekarang, seluruh amalan terkuat mu tidak akan berguna, terkecuali kanuragan dan patigaman mu lah yang hanya dapat kau gunakan sekarang". ucap kakek.
"berarti kita akan bertearung secara fisik? bagaimana itu bisa terjadi kek?". tanya ku.
"karna iblis yang akan kita hadapi, memili tingkatan ilmu di luar fikiran mu, kemungkinan besar seluruh amalan yang kau miliki sekarang, tidak akan berpengaruh pada nya". ucap kakek.
Setelah mendengar ucapan kakek, aku akui mental ku cukup jatuh saat ini, dan kembali terlintas di fikirkan ku apa kah aku bisa mengalahkan nya hanya dengan mengandalkan kanuragan ku.
"SIAPA KALIAN !! BERANI NYA KALIAN MEMASUKI DAERAH KANJENG DWI PRASNOWO". Ucap seorang JIN yang memiliki tubuh ular dan berkepala manusia.
"aku kemari untuk melenyapkan nya". ucap cakara.
"MELENYAPKAN NYA !!! KAU BAHKAN TIDAK AKAN PERNAH DAPAT MENEMUI NYA". ucap mahkluk itu kembali.
Lalu tidak lama aku merasakan tekanan energi yang sungguh luar biasa hebat nya, sampai-sampai aku hampir terjatuh karna tekanan nya itu.
"nama mahluk itu adalah Hanum angkaraksa, dia adalah tangan kanan dari Dwi prasnowo, sebelum kita dapat mengalahkan nya, kita tidak mungkin dapat menemui tuan nya". ucap kakek.
"HAI SILUMAN ULAR, TURUN LAH KEMARI... BIAR KU TELAN KAU". ucap singgih yang terlihat cukup marah.
"jangan kau kira aku akan takut hanya karna kau keturunan amsyah". ucap mahkluk itu.
Dan tanpa di duga Hanum langsung menghampiri singgih dengan begitu cepat, sampai singgih pun terpental cukup jauh, teelihat Singgih pun tidak mau kalah dia pun memberikan perlawanan yang cukup sengit.
"Biarkan siluman ular itu bertarung dengan Singgih, lebih baik kita bersiap-siap karna ratusan kuntilanak itu akan segera menyerang". ucap patih yang yang sudah mulai melafalkan beberapa amalan.
Aku pun tidak mau kalah, dan sudah cukup lama aku selalu di lindungi oleh kakek,nyai dan khadam ku yang lain, kali ini aku harus bisa bertarung dengan tangan ku sendiri.
Tiba-tiba aku tidak mendengar lagi suara tangisan, suara itu berhenti serentak, suasana pin berubah begitu hening, hanya terdengar suara patih dan hanum yang sedang berterung.
"HHAAAAAAAAHAAAAAAAHAAAAAAAA"
Salah satu mahkluk menghantam ku begitu kencang nya sambil berteriak, aku pun sampai kaget dan sedikit terdorong, untung saja aku sudah membangun benteng badan sehingga dampak serangan yang ia berikan dapat di minimilasir, aku pun langsung menarik tangan nya dan ku banting ke tanah dengan kencang nya.
"Aku berhasil". ucap ku.
"jangan senang dulu kevin, pertarungan baru sesungguh nya baru akan di mulai sekarang". ucap patih yang sedang sibuk bertarung dengan gagah nya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
(Bersambung)
Next Update insyallah besok/lusa ya
dan maaf hanya bisa update sedikit
kemungkinan 1 atau 2 chapter lagi akan tamat