Kaskus

News

tyrodinthorAvatar border
TS
tyrodinthor
MISTERI ISLAM AWAL [M.I.A] | Reconstruct Early Islamic History out of Tradition
MISTERI ISLAM AWAL [M.I.A] | Reconstruct Early Islamic History out of Tradition


أتاني بإسناده مخبر، وقد بان لي كذب الناقل
"Dia datang kepadaku mengabarkan isnad-nya, dan aku menukilkan sebuah dusta"
(Abul-'Ala Al-Ma'arri- Diwan No. 23265)

TEMPORARY INDEX


Selamat Datang di MIA
Pengantar Umum

HISTORIOGRAFI
  1. Sumber-sumber Tertulis Non-Muslim s.d. 690
  2. Sumber-sumber Tertulis "Muslim" s.d. 690
  3. Literatur Apokaliptika
  4. Sumber-sumber Tertulis Non-Muslim s.d. 900 : (coming soon)
  5. Pandangan Saksi Hidup Tentang Muslim Awal


KRITIK ASAL-USUL HADITS
  1. Pengantar Singkat Tentang Hadits
  2. "Keunikan" Al-Muwaththa'
  3. Pembuktian Awa'il
  4. Misteri Hadits Abu Bakar-'Umar-'Utsman-'Ali
  5. Asal-Usul Konsep Sunnah
  6. Pengembangan Hadits di Kota-kota Besar dan Karakter Isnad
  7. Isnad Hijazi
  1. Isnad Madinah
  2. Isnad Makkah
  1. Isnad Mesir
  2. Isnad Syria
  3. Isnad Iraqi
  1. Isnad Bashrah
  2. Isnad Kufah
  1. Thalabul-'Ilm dan "Dua Wajah" Anas bin Malik
  2. Asal-Usul Thalabul-'Ilm


KRITIK-HISTORIS HADITS
  1. Peranan Qadhi Perawi dan "Terduga" Perawi
  2. Daftar Qadhi Perawi (s.d. 850an)
  3. Kejanggalan Hadits-hadits Mutawatir
  1. Hadits Larangan Meratapi Mayit
  2. Hadits Larangan Berdusta Atas Nama Nabi
  1. Kritik Sumber Rijal Sanad
  2. Teori Sintesis Kontemporer:
  1. Teori Common Link Juynboll
  2. Teori Projecting Back Schacht-Juynboll
  3. Teori Isnād cum Matn Motzki


ASAL-USUL FIQH
1. Madzahib Kuno Pra-Syafi'i
2. Ikonoklasme Leo III dan Yazid II
3. Rivalitas Muhaddits Bashrah vs Kufah
4. Asal-Usul Sunnah
5. Abu Hanifah dan Murid-muridnya
6. Rivalitas Ahlur-Ra'yi vs Ahlul-Hadits
7. Mu'tazilah dan Kebijakan Mihnah
8. Kebangkitan Asy'ari dan Penyeragaman 'Aqidah
9. Persekusi Ekstrimis Hanabilah

AL-QUR'AN TERTULIS
1. Masalah Dalam Tradisi
2. Tradisi Sab'atu Ahruf
3. Scriptio Defectiva dan Scriptio Plena
4. Manuskrip-Manuskrip Tertua
5. Evolusi Rasm Al-Qur'an

AL-QUR'AN ORAL
1. Al-Qur'an Pada Periode Primitif
2. Markers of Orality
- Karakteristik & Proporsi

- Abraham & Pengumuman Tentang Anaknya
- Clausula & Contoh Exegesis Alkitabiah
3. Contoh: Polemik Al-Ma'idah: 41-87
4. Konten Al-Qur'an

KRITIK-HISTORIS SIRAH
1. Kepenulisan Sirah
2. Konten Sirah
3. Karakteristik Sirah Ibnu Ishaq
4. Maghazi dan Asal-Usul Hudud
- Kritik Kisah Penghukuman Bani 'Urainah
- Kritik Kisah Perjanjian Hudaibiyyah
- Kritik Kisah Perang Badar dan Uhud
- Kritik Kisah Pengusiran Bani Quraizhah
- Kritik Kisah Fat'hu Makkah
- Kritik Kisah Pengepungan Khaibar
- Kritik Kisah Fadak
- Kritik Kisah Peristiwa Tsaqifah dan Bani Sa'idah
5. Muhammad mitologis VS Muhammad historis


MUHAMMAD
- Masalah Dalam Tradisi
- Salvation History
- Biografi Tradisional
- Misteri Kehidupan Muhammad
- Hanifisme
- Pengasingan Terhadap Karakter Muhammad
- Hilangnya "Putra" Muhammad

YAHUDI, MUHAMMAD, DAN ISLAM KLASIK
- Yahudi Mosaik vs Yahudi Hellenistik
- Yahudi dan Militansinya
- Beta Israel
- Gerakan Penafsiran Torah di Iraq
- Yahudi di Jazirah Arab
- Umma Document (1)
- Umma Document (2)
- Umma Document (3)
- Kronologi Evolusi Islam (1)
- Kronologi Evolusi Islam (2)
- Kronologi Evolusi Islam (3)

BAHASA ARAB DAN AL-QUR'AN
- Manuskrip-Manuskrip Al-Qur'an s.d. 900
- Bahasa Arab Kuno s.d. Bahasa Arab Klasik
- Pengaruh Bahasa-bahasa Asing
- Konten Dalam Al-Qur'an
- Al-Qur'an Hari Ini
- Corpus Coranicum
- Prophetic Logia

KESARJANAAN
- Tradisionalisme dan Orientalisme Lama
- Revisionisme dan Orientalisme Baru
- Neo-Revisionisme / Neo-Tradisionalisme

MISCELLANEOUS
- Geografi Arab Pra Muhammad
- Prasasti Yudeo-Arab Pra Muhammad
- Literatur Arab dan Evolusi Arab Klasik
- Ortografi Arab Kuno
- Kekeliruan Cara Berpikir Anti-Islam

FAQ
Diubah oleh tyrodinthor 15-05-2021 12:53
TroopakillaAvatar border
Bathara semarAvatar border
awanriskAvatar border
awanrisk dan 88 lainnya memberi reputasi
73
134.8K
1.9K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & Xenology
KASKUS Official
6.5KThread11.5KAnggota
Tampilkan semua post
tyrodinthorAvatar border
TS
tyrodinthor
#323
YAHUDI DAN MUHAMMAD
DI MASA HIDUP MUHAMMAD


UMMA DOCUMENT(II)


Jika kita membaca seluruh narasi tradisional terkait hubungan antara Muhammad dan "kaum Muslim"-nya dengan Yahudi di Madinah, kita akan menemukan berbagai pertanyaan membingungkan ketika memeriksa The Umma Document. Misalnya, versi tradisional menggambarkan dengan sangat rinci konflik kaum Muslim dengan tiga kabilah Yahudi yang besar di Madinah:
  1. Bani Qainuqa'.
  2. Bani Nadhir.
  3. Bani Quraizhah.

Namun, tidak ada satu pun dari ketiga klan/kabilah Yahudi ini yang disebutkan dalam Umma Document, padahal orang-orang Yahudi digambarkan oleh tradisi Islam telah melanggar Umma Document ini. Ketiga kabilah Yahudi di atas diceritakan telah melanggar dokumen/piagam ini. Dan saat tradisi Islam menceritakan ketika Muhammad clash dengan Yahudi, tidak ada satupun cerita bagaimana nasib klan-klan Yahudi yang disebutkan dalam piagam ini, apakah melarikan diri, ataukah memeluk Islam, ataukah malah turut memerangi Muhammad dan kaum Muslimnya bersama Yahudi yang tidak disebutkan dalam dokumen piagam ini.

Hal menarik lain mengenai penyebutan Bani Aus dalam Umma Document, dimana pada tradisi Islam, Bani Aus merupakan kabilah Arab yang bermukim di Yatsrib dan senantiasa bersengketa dengan Yahudi Yatsrib (Bani 'Auf dan sekutu-sekutunya). Akan tetapi, pada Umma Document, Bani Aus justru dianggap kabilah Yahudi.

Bila kita mengabaikan penambahan gelar seperti shalawat dan "azza wa jalla", kita akan menemukan gaya bahasa yang mengandung unsur Pre-CA. Selain itu, terdapat berbagai idiom dan frase yang tidak lazim dalam CA seperti الاقيام عليه - al-aqyama 'alaih ("berdiri padanya" - mendukungnya), kemudian penggunaan kata din pada لليهود دينهم - lil-yahudu dinahum ("bagi Yahudi din mereka") yang seharusnya jika maknanya "agama", maka tidak lazim digunakan bagi Yahudi di masa itu (karena Al-Qur'an menggunakan kata millah alih-alih diartikan sebagai "agama"), kecuali jika din pada piagam ini memiliki makna yang sama dengan dīn dalam bahasa Aram Suryani, yang artinya "hukum/kredo".

Lalu kalimat: وان اليهود ينفقون مع المؤمنين مادا موا محاربين - wa innal-yahudu yunfiquna ma'al-mu'minina mada muwa muharibin ("Dan orang-orang Yahudi memikul biaya bersama orang-orang yang percaya selama dalam peperangan") dan وانكم مهما اختلفتم فيه من شيئ فان مرده الى الله والى محمد - wa annakumu mahuma-khtalaftum fihi min syai', fa inna maraduhu ilallahi wa ila muhammad ("Dan apapun hal yang kalian perselisihkan, maka diselesaikan kepada Allah dan Muhammad") adalah kunci kesertaan orang-orang Yahudi dalam komunitas mu'minin serta kedudukan Muhammad dalam komunitas.

Berikut adalah nama-nama kabilah/klan Yahudi yang disebutkan pada Umma Document di atas, di mana terdapat 11 klan yang 8 (delapan) di antaranya bergabung dalam komunitas mu'minin (orang-orang yang percaya) bersama Quraisy Muhajirin sebagai "satu komunitas" (ummatan-wahidah), sedangkan 3 (tiga) terakhir adalah dijamin oleh Yahudi Bani 'Auf:
  1. Yahudi Bani 'Auf.
  2. Yahudi Bani Sa'idah.
  3. Yahudi Bani Al-Harits / Al-Huraits.
  4. Yahudi Bani Najjar.
  5. Yahudi Bani Jusyam.
  6. Yahudi Bani 'Amru bin 'Auf.
  7. Yahudi Bani Nabit.
  8. Yahudi Bani Aus.
  9. Yahudi Bani Tsa'labah.
  10. Yahudi Bani Jafnah.
  11. Yahudi Bani Asy-Syuthaibah.


Kebanyakan kabilah di atas cukup misterius, yang mungkin tercampur pula dengan kabilah Arab. Nama sa'idah (سعيدة) adalah kata benda feminin yang bermakna "berbahagia/sukacita". Kata ini memiliki padanan dengan simkha (שמחה), kata benda plural yang bermakna "penuh sukacita" dan merupakan kosakata yang lazim dalam frase alkitabiah, seperti misalnya perayaan tarian Simkhat Torah (שמחת תורה) yang sudah dilaksanakan sejak abad 1 M. Akan tetapi, kata sa'idah dan simkha memiliki bentuk yang berbeda, di satu sisi sebagai kata benda singular feminin dalam bahasa Arab dan sebagai kata benda plural dalam bahasa Ibrani. Dan sebaliknya pula, orang-orang Yahudi menggunakan nama Sa'adiyah/Sa'adiyahu (סעדיה‎) yang artinya "Yahweh telah mendukung" (סעד‎ sa'ad - "mendukung" + יה yah - bentuk pendek dari "Yahweh", biasa digunakan dalam nama-nama Ibrani kuno). Namun demikian, tampaknya nama ini tidak berasal dari Ibrani, melainkan serapan dari bahasa Arab. Sebab, tokoh Yahudi dengan nama "Sa'adiyah" pertama kali ditemukan adalah Rav Sa'adiyah ben Yosef (w. 942) pada abad ke-8 yang tentunya dipengaruhi oleh kebudayaan Arab di bawah otoritas Daulah 'Abbasiyyah.

Lalu, Bani Al-Harits (الحاريث). Dalam tradisi Yahudi Yaman disebut sebagai Khorath (כּורת), dimana silsilahnya bersambung ke Yoq'tan ben 'Eber, saudara kandung dari Peleg, kakek buyut Abraham. Dalam tradisi Arab, Bani Al-Harits merupakan keturunan Khuza'ah yang silsilahnya menuju kepada Qahthan melalui jalur Kahlan bin Saba'. Tradisi Islam (dalam Sirah Nabawiyyah Ibnu Katsir) menyebut Qahthan adalah putra dari 'Abir (yang dijuluki Hud, salah seorang nabi dalam Al-Qur'an). Tampaknya, Ibnu Katsir menganggap Yoq'tan sama dengan Qahthan serta 'Eber sama dengan 'Abir, dan tradisi Yahudi Yaman dengan mentah menyerap tradisi Islam. Namun Ibnu Katsir sendiri tidak salah. Keyakinan ini tampaknya sudah cukup lama membatin dalam kepercayaan Arab kuno di Yaman, yang tentu erat kaitannya dengan pengaruh Yahudi yang hidup di bawah otoritas Himyar. Penelitian sejarah modern mengungkap klan Qahthan memang berasal-usul dari Ancient Near East, dan mereka berasimilasi dengan Proto-Sinai di Yaman.

Dalam tradisi Alkitab dan tradisi Yahudi Yaman versi lainnya, nama Khorath (כּורת) ditemukan dalam sefer 1 Melakhim[/I] 17:3 dengan nama Kherith (כּרית). Dalam terjemahan LAI (TB), ditulis "Sungai Kerit". Namun, kata "sungai" di sana cukup keliru. Dalam teks aslinya, tertulis nahal kherith (נַחַל כרִית) dimana kata nahal artinya "oase" (dalam bahasa Arab disebut wadi) yang dimana lokasinya diidentifikasikan sejumlah tradisi Yahudi dan Kristen terletak di sekitar Yordan barat dan/atau timur. Tradisi Yahudi Yaman meyakini Bani Al-Harits / B'nei Khorath berasal dari sana, lalu ikut diaspora ke Arab utara pasca pemberontakan Bar Kokhba. Namun, Bani Al-Harits sendiri tampaknya belum lama menjadi Arab Yahudi, masih di sekitar abad ke-5 M. Dugaan ini berdasarkan pada konteks dimana orang-orang Yahudi yang diaspora ke wilayah Arab yang berada di luar denominasinya (seperti Tema, Duma, Hegra, dll) tidak mudah untuk berasimilasi. Artinya, mereka belum sempat memiliki karakter unik Yahudi sebagaimana orang Yahudi pada umumnya, dan hal ini pula yang memudahkan mereka untuk menyatakan bergabung ke dalam komunitas Muhammad. Tradisi Arab menyatakan leluhur Bani Al-Harits adalah Al-Harits bin Ka'ab, yang juga merupakan pahlawan saga bagi klan ini.

Kemudian, Bani Jusyam juga mendapat konteks serupa dengan Bani Al-Harits dan Bani Sa'idah. Kata "Jusyam" (جشم‎) memang memiliki padanan yang sama dengan kata gesyem (גשם) yang artinya "hujan". Kata ini bila ditelusuri berasal dari cuneiform Ugarit, yaitu g-š-m (𐎂𐎌𐎎) yang dikodifikasikan sebagai "hujan yang deras yang menyebabkan badai dan huruhara" (downpour, rainstorm, dan tempest). Namun demikian, penggunaan kata jusyam tidak serta-merta diserap dari bahasa Ibrani. Justru sebaliknya, kata gesyem dalam bahasa Ibrani merupakan serapan dari gesyem dalam bahasa Aram. Sudah merupakan suatu kelaziman bagi orang-orang Yahudi menggunakan bahasa Aram dan menuliskannya dalam bahasa Ibrani, yang disebut Judeo-Aram dan telah digunakan orang-orang Yahudi di berbagai wilayah diaspora sejak abad ke-3 sampai abad ke-8 M.

Tradisi Alkitab menceritakan seseorang bernama Gesyem Ha-'Arabi dalam sefer Nehmiyah 2:19, 6:1, dan 6:6 (Alkitab LAI versi TB menerjemahkannya sebagai "Gesyem orang Arab"). Penelitian sejarah modern (dari Michael Cook dalam bukunya Aramaic Glossary) menyatakan bahwa nama "Gesyem" dalam sefer tsb adalah kekeliruan penyebutan dari nama Aram "Gusyamu" (גשמו) yang tidak lain adalah leluhur Bani Jusyam di Arab. Meskipun Gesyem Ha-'Arabi / Gusyamu Ha-'Arabu bukan keturunan Yisyma'el/Ismael menurut Alkitab (setidaknya Alkitab tidak pernah menyatakan narasi semacam itu), namun pada prasasti Tell Al-Maskhuta di biara Mesir ditemukan nama seseorang yaitu "Qaynu bar Gasymu (Qaynu/Qaunu - q-y/w-n-w putra Gasymu - g-š-m-w), raja orang Qedar dari Arab" yang menyerahkan sesajen kepada dewi Han'Illat. Banyak pakar sejarah Near East menyepakati asal-usul Bani Jusyam dari klan Qedar. Tradisi Alkitab pun menceritakan Gesyem Ha-'Arabi adalah raja yang bersekutu dengan Sanballat dan Tov'yah (Tobiah/Tobias) untuk menggagalkan pembangunan Bait Allah kembali yang dilakukan Nav Nehmiyah/Nehemia.

Terlepas dari Gesyem Ha-'Arabi, kata gesyem memiliki tempat yang cukup penting dalam tradisi Yahudi. Terdapat suatu perayaan kuno Yahudi dalam Misynah yang disebut Yemot Ha-Gesyamin ("Hari-hari Hujan") yang berhubungan dengan berakhot (pemberkatan). Tradisi ini masih diteruskan di Spanyol sebagai bagian pembacaan piyyuthim dalam berbagai kebaktian Yahudi, puisi-puisi mazmur yang paling sering diatribusikan kepada Syelomo ben Gabirol / Sulaiman bin Jabirul (Avicebron) dari Cordoba. Tampak sekali keyakinan akan kudusnya hujan (gesyem) tertanam dalam memori bawah sadar yang diwariskan kepada sebagian besar orang Yahudi. Hal ini tidak lepas dari kenangan geografis curah hujan yang tinggi di tanah Yudea/Kanaan. Sebaliknya, tradisi Arab menempatkan Bani Jusyam sebagai keturunan Jusyam bin Mu'awiyyah bin Bakar bin Hawazin. Pada masa setelah Muhammad, Bani 'Adi / 'Uday mengklaim sebagai kabilah penerus dari Bani Jusyam. Namun, tradisi Islam tidak memberikan keterangan tambahan mengenai Bani Jusyam. Sebaliknya, klan yang memiliki silsilah menuju Bani Hawazin dalam tradisi Islam adalah Bani Tsaqif, Bani 'Amir, dan Bani Sa'ad. Dalam kedua tradisi (Islam dan Arab), tidak diterangkan bahwa Bani Jusyam adalah Yahudi Arab selain atestesi dari Umma Document dalam hadits mursal Ibnu Ishaq di atas.

Dari ketiga kabilah/klan di atas (Bani Sa'idah, Bani Al-Harits, dan Bani Jusyam) memiliki kesamaan karakter terkait penamaan kabilah yang sama-sama merupakan pengaruh warisan budaya Aram, dan hanya Bani Al-Harits dan Bani Jusyam yang merupakan klan Arab asli yang memeluk keyakinan Yahudi. Kali ini yang sedikit berbeda adalah Bani An-Najjar / Bani Najjar. Klan ini dalam tradisi Islam tampak bukan merupakan klan Yahudi, hanya Umma Document saja yang menyebutnya Yahudi. Dalam tradisi Islam (Thabari dalam Tarikhur-Rusuli wal-Muluk) mengklaim silsilah Bani Najjar masih memiliki ikatan darah dengan Bani Hasyim.

Tradisi Islam menceritakan Hasyim adalah kakek buyut Muhammad yang bernama asli 'Amru bin 'Abdu Manaf. Istrinya, Salmah binti 'Amru bin Zuhrah bin Najjar merupakan seorang wanita dari Bani Najjar di Yatsrib dan janda dari seorang pahlawan Bani Jahjabah bernama Uhaihah bin Julah. Pertalian darah Bani Hasyim dengan Bani Najjar terletak pada generasi ini, sehingga Bani Najjar merupakan kabilah "paman dari jalur ibu" bagi 'Abdul-Muththalib (Syaibah bin 'Amru bin 'Abdu Manaf, kakek dari Muhammad). Keberadaan Bani Najjar di Yatsrib tidak memiliki kontradiksi dalam tradisi Islam. Hanya saja, mereka tidak dianggap sebagai orang Yahudi kecuali atestasi dari Umma Document. Kabilah ini merupakan sub-klan dari Bani Khazraj yang merupakan kabilah asli Arab yang berkuasa di Yatsrib bersama Bani Aus. Hal menarik dari tradisi Islam adalah sosok salah seorang shahabat Muhammad yang cukup penting bernama Zaid bin Tsabit yang dalam tradisi Islam dikenal dalam berbagai hadits sebagai seorang shahabat yang menjadi juru-tulis Muhammad, dia biasa menuliskan wahyu-wahyu Al-Qur'an dan surat-surat diplomatik Muhammad serta kemampuan penguasaan bahasa asing. Zaid sendiri adalah seorang Bani Najjar asli Yatsrib. Terdapat sebuah hadits yang dikutip Ibnu Hajar dalam Fat'hul-Bari bahwa Muhammad mendapatkan surat dari orang-orang Yahudi dalam bahasa Ibrani, lalu dia memerintahkan Zaid untuk mempelajari bahasa itu: "Telah datang kepadaku surat, dan aku tidak ingin dibaca oleh sembarang orang. Nah, bisakah engkau [Zaid bin Tsabit] mempelajari aksara Ibrani?" — atau beliau mengatakan: "aksara Suryani?". Dalam waktu 16 hari, Zaid sudah menguasai bahasa itu. Atestasi tradisi dalam hadits ini tampak sangat menguatkan Bani Najjar adalah kabilah Yahudi Arab, meskipun tradisi Islam secara umum tidak menyatakan hal itu. Sebaliknya, tradisi hanya menceritakan bahwa Bani Khazraj di Yatsrib (induk dari Bani Najjar) telah lama bermusuhan dengan komunitas Yahudi. Jika kita asumsikan Bani Khazraj dan Bani Aus adalah kabilah pagan Arab tulen (non-Yahudi) di Yatsrib, maka konflik tripartit yang diceritakan tradisi Islam: Bani Aus vs Bani Khazraj vs Yahudi Yatsrib adalah konflik yang aneh dan membingungkan. Sebab, episode akhir dari konflik itu adalah alasan di balik hijrah-nya Muhammad dan kaum Muslim Makkah. Para utusan Bani Aus dan Bani Khazraj meminta Muhammad sebagai wasith (penengah/moderator). Secara umum, sebagaimana peradaban dunia umumnya lakukan, dalam budaya Arab pun seorang moderator biasanya dipilih dari pihak ketiga yang dinilai lebih netral. Maka, jika kedua kabilah Yatsrib itu adalah Arab asli sebagaimana Muhammad, maka seharusnya mereka tidak memilih Muhammad sebagai moderator untuk mendamaikan mereka Yahudi, atau paling tidak, orang-orang Yahudi tidak akan mau menerima Muhammad dan pengikutnya di Makkah sebagai wasith. Yang terjadi justru sebaliknya, orang-orang Yahudi juga turut berdamai di bawah kepemimpinan Muhammad ketika Umma Document ini dideklarasikan.

Kemudian, Bani An-Nabit / Nabit. Nama "Nabit" (نبيت - n-b-y-t) sepintas mirip dengan nama Nebayoth (נביות - n-b-y-w-th), putra sulung Yisyma'el/Ismael dalam legenda Alkitab. Namun, kedua kata ini tidak sepadan. Selain itu, baik tradisi Yahudi dan Islam sama-sama tidak menyiratkan ada hubungan antara Bani Nabit adalah keturunan Nebayoth. Sebaliknya, Bani Nabit pun juga absen dalam tradisi Arab. Menurut legenda Alkitab, Nebayoth tidak diceritakan mendirikan kemah dimana, dia hanya diceritakan bersama saudara-saudaranya bermukim di antara Hawilah dan Syur. Legenda ini merupakan usaha menjelaskan asal-usul bangsa Nabateans yang tersebar di Arabia Petraea dan sebagian Arabia Felix di utara. Yosefus Flavius menganggap orang-orang Nabateans sebagai keturunan Nebayoth. Dari sisi toponomi, nama Nabatean ditemukan dalam bahasa Aram yang beraksara Dedan: "Ha-Nabathi" (𐪂𐪌𐪈𐪗𐪚 - ḥ n-b-ṭ-y), sepadan dengan dalam bahasa Arab an-nabathi (النبطي). Namun, dalam topologi MSA, Nabatean disebut sebagai al-anbath (الأنباط). Bangsa Nabatean memang sudah mendirikan sebuah kerajaan besar sejak abad ke-3 SM, yaitu kerajaan Nabatean yang berpusat di kota Petra, sebelum akhirnya takluk di bawah kekuasaan Romawi pada tahun 106. Mereka mengontrol persimpangan 2 (dua) jalur dagang, Jalur Sutra dan Rute Dupa untuk para pedagang yang menuju Mesir, Syria, dan Arabia Felix. Wilayah kekuasaan mereka memanjang ke selatan hingga mencapai Hegra, Dedan, dan Tema di Arab utara. Orang-orang Yahudi selama diaspora pertama Babylonia telah bermukim di wilayah-wilayah tsb.

Namun hubungan "Nabit" dengan "Nabatean" menjadi mungkin ditinjau dari kontekstualisasi linguistik dan sosial. Pertama, kata "Nabatean" ditemukan dalam bahasa Aram yang beraksara Dedan: "Ha-Nabathi" (𐪂𐪌𐪈𐪗𐪚 - ḥ n-b-ṭ-y), dan ini memang berasal dari bahasa Nabatean sendiri dalam aksara Nabatean: n-b-ṭ (𐢎𐢃𐢋), pada kedua aksara ini sama-sama menggunakan huruf theh (𐪗) dan the (𐢋) yang diromanisasi sebagai (sepadan dengan huruf thet - ܛ‎/ט dan tha - ﻁ‎). Namun, dalam bahasa Dedan sendiri, kata "Nabatean" tertulis n-b-t-w (𐪌𐪈𐪉𐪚) sebagaimana dalam prasasti-prasasti Dedan di Al-'Ula, Mada'in Shalih (Hegra), juga kata nabit dalam aksara Arab (نبيت) dimana menggunakan huruf teh (𐪉) dan ta (ت) yang diromanisasi sebagai t. Fenomena ini dalam studi ortografi disebut consonant shift terhadap nasal consonant. Orang-orang Dedan tidak dapat membunyikan fonem dengan cara yang sama dengan orang-orang Nabatean. Selain itu, fonem pada orang-orang Nabatean lebih terdengar seperti t bagi orang-orang Dedan. Kedua, wilayah yang dikuasai oleh Nabatean di selatan adalah wilayah yang di abad selanjutnya menjadi denominasi Yahudi. Kenangan bawah sadar terhadap romantisme Nabatean yang legendaris secara tidak sadar terwariskan ke dalam penduduk Arab utara, dan tidak menutup kemungkinan kabilah Bani Nabit menggunakan nama ini untuk alasan geografis (cara yang sama digunakan oleh Bani Al-Harits yang menggunakan kata khorats/oase).

>> Kembali ke Umma Document (I)
>> Lanjut ke Umma Document (III)
Diubah oleh tyrodinthor 14-05-2020 16:50
yoseful
hayang.dahar
voorvendetta
voorvendetta dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.