Kaskus

News

tyrodinthorAvatar border
TS
tyrodinthor
MISTERI ISLAM AWAL [M.I.A] | Reconstruct Early Islamic History out of Tradition
MISTERI ISLAM AWAL [M.I.A] | Reconstruct Early Islamic History out of Tradition


أتاني بإسناده مخبر، وقد بان لي كذب الناقل
"Dia datang kepadaku mengabarkan isnad-nya, dan aku menukilkan sebuah dusta"
(Abul-'Ala Al-Ma'arri- Diwan No. 23265)

TEMPORARY INDEX


Selamat Datang di MIA
Pengantar Umum

HISTORIOGRAFI
  1. Sumber-sumber Tertulis Non-Muslim s.d. 690
  2. Sumber-sumber Tertulis "Muslim" s.d. 690
  3. Literatur Apokaliptika
  4. Sumber-sumber Tertulis Non-Muslim s.d. 900 : (coming soon)
  5. Pandangan Saksi Hidup Tentang Muslim Awal


KRITIK ASAL-USUL HADITS
  1. Pengantar Singkat Tentang Hadits
  2. "Keunikan" Al-Muwaththa'
  3. Pembuktian Awa'il
  4. Misteri Hadits Abu Bakar-'Umar-'Utsman-'Ali
  5. Asal-Usul Konsep Sunnah
  6. Pengembangan Hadits di Kota-kota Besar dan Karakter Isnad
  7. Isnad Hijazi
  1. Isnad Madinah
  2. Isnad Makkah
  1. Isnad Mesir
  2. Isnad Syria
  3. Isnad Iraqi
  1. Isnad Bashrah
  2. Isnad Kufah
  1. Thalabul-'Ilm dan "Dua Wajah" Anas bin Malik
  2. Asal-Usul Thalabul-'Ilm


KRITIK-HISTORIS HADITS
  1. Peranan Qadhi Perawi dan "Terduga" Perawi
  2. Daftar Qadhi Perawi (s.d. 850an)
  3. Kejanggalan Hadits-hadits Mutawatir
  1. Hadits Larangan Meratapi Mayit
  2. Hadits Larangan Berdusta Atas Nama Nabi
  1. Kritik Sumber Rijal Sanad
  2. Teori Sintesis Kontemporer:
  1. Teori Common Link Juynboll
  2. Teori Projecting Back Schacht-Juynboll
  3. Teori Isnād cum Matn Motzki


ASAL-USUL FIQH
1. Madzahib Kuno Pra-Syafi'i
2. Ikonoklasme Leo III dan Yazid II
3. Rivalitas Muhaddits Bashrah vs Kufah
4. Asal-Usul Sunnah
5. Abu Hanifah dan Murid-muridnya
6. Rivalitas Ahlur-Ra'yi vs Ahlul-Hadits
7. Mu'tazilah dan Kebijakan Mihnah
8. Kebangkitan Asy'ari dan Penyeragaman 'Aqidah
9. Persekusi Ekstrimis Hanabilah

AL-QUR'AN TERTULIS
1. Masalah Dalam Tradisi
2. Tradisi Sab'atu Ahruf
3. Scriptio Defectiva dan Scriptio Plena
4. Manuskrip-Manuskrip Tertua
5. Evolusi Rasm Al-Qur'an

AL-QUR'AN ORAL
1. Al-Qur'an Pada Periode Primitif
2. Markers of Orality
- Karakteristik & Proporsi

- Abraham & Pengumuman Tentang Anaknya
- Clausula & Contoh Exegesis Alkitabiah
3. Contoh: Polemik Al-Ma'idah: 41-87
4. Konten Al-Qur'an

KRITIK-HISTORIS SIRAH
1. Kepenulisan Sirah
2. Konten Sirah
3. Karakteristik Sirah Ibnu Ishaq
4. Maghazi dan Asal-Usul Hudud
- Kritik Kisah Penghukuman Bani 'Urainah
- Kritik Kisah Perjanjian Hudaibiyyah
- Kritik Kisah Perang Badar dan Uhud
- Kritik Kisah Pengusiran Bani Quraizhah
- Kritik Kisah Fat'hu Makkah
- Kritik Kisah Pengepungan Khaibar
- Kritik Kisah Fadak
- Kritik Kisah Peristiwa Tsaqifah dan Bani Sa'idah
5. Muhammad mitologis VS Muhammad historis


MUHAMMAD
- Masalah Dalam Tradisi
- Salvation History
- Biografi Tradisional
- Misteri Kehidupan Muhammad
- Hanifisme
- Pengasingan Terhadap Karakter Muhammad
- Hilangnya "Putra" Muhammad

YAHUDI, MUHAMMAD, DAN ISLAM KLASIK
- Yahudi Mosaik vs Yahudi Hellenistik
- Yahudi dan Militansinya
- Beta Israel
- Gerakan Penafsiran Torah di Iraq
- Yahudi di Jazirah Arab
- Umma Document (1)
- Umma Document (2)
- Umma Document (3)
- Kronologi Evolusi Islam (1)
- Kronologi Evolusi Islam (2)
- Kronologi Evolusi Islam (3)

BAHASA ARAB DAN AL-QUR'AN
- Manuskrip-Manuskrip Al-Qur'an s.d. 900
- Bahasa Arab Kuno s.d. Bahasa Arab Klasik
- Pengaruh Bahasa-bahasa Asing
- Konten Dalam Al-Qur'an
- Al-Qur'an Hari Ini
- Corpus Coranicum
- Prophetic Logia

KESARJANAAN
- Tradisionalisme dan Orientalisme Lama
- Revisionisme dan Orientalisme Baru
- Neo-Revisionisme / Neo-Tradisionalisme

MISCELLANEOUS
- Geografi Arab Pra Muhammad
- Prasasti Yudeo-Arab Pra Muhammad
- Literatur Arab dan Evolusi Arab Klasik
- Ortografi Arab Kuno
- Kekeliruan Cara Berpikir Anti-Islam

FAQ
Diubah oleh tyrodinthor 15-05-2021 12:53
TroopakillaAvatar border
Bathara semarAvatar border
awanriskAvatar border
awanrisk dan 88 lainnya memberi reputasi
73
134.8K
1.9K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & Xenology
KASKUS Official
6.5KThread11.5KAnggota
Tampilkan semua post
tyrodinthorAvatar border
TS
tyrodinthor
#127
AL-QUR'AN
AL-QUR'AN ORAL
MARKERS OF ORALITY(Bag. III)


CLAUSULA

Pada tahap tertentu dari ayat-ayat Middle Meccan Surahs, ayat-ayat telah menjadi lebih panjang, melebihi struktur dua kalimat, berhenti di tengah ayat secara ekspresif, dan sering berubah pola ritmik (سلاسلا). Ayat-ayat ini mulai menampilkan sajak yang lebih sederhana, kebanyakan mengikuti stereotype akhiran -un, -in, dan pola yang hampir tidak cukup untuk memenuhi antisipasi audiens dari gema lantunan wahyu-wahyu oral sebelumnya. Perangkat sastra yang digunakan berikutnya frase rima dengan formula tertentu dan konten yang disajikan merupakan penafsiran legenda alkitabiah yang mengacu pada moralitas. Misalnya, potongan QS 12:88 sbb: فَأَوْفِ لَنَا الْكَيْلَ وَتَصَدقْ عَلَيْنَا إِن اللهَ يَجْزِي الْمُتَصَدقِينَ (fa-awfi lanal-kaila, wa tashaddaq 'alaina, innallaha yajzil-mutashaddiqin, "Maka sempurnakanlah sukatan bagi kami, dan bersedekahlah kepada kami, sesungguhnya Allah memberi upah kepada orang-orang yang bersedekah"). Perhatikan, frase rima innallaha yajzil-mutashaddiqin memberikan penegasan moralitas tentang betapa Tuhan menyukai orang-orang yang bersedekah. Frase rima dengan formula vokal iy-iyn di atas dapat dikatakan sebagai clausula (klausul, suatu pernyataan ketentuan khusus yang berkaitan dengan sifat-sifat ilahi, dalam hal ini, daya mengupah segala bentuk donasi) dari kisah Yusuf pada ayat tsb. Clausula lainnya banyak ditemui pada ayat-ayat Middle Meccan Surahs seperti misalnya QS 17:1 sbb: إِنه هُوَ السمِيعُ الْبَصِيرُ (innahu huwas-sami'ul-bashir(u), "Sesungguhnya Dia mendengar lagi melihat", formula vokalnya u-u, dan merupakan clausula predikat sifat ilahi lebih khusus, yaitu daya mendengar dan daya melihat). Fungsi dari clausula ini untuk mengubah wacana naratif dari menjadi seruan/ajakan (paraenetik), sehingga kisah-kisah alkitabiah ini masih dapat diterima dalam kerangka misi pewahyuan tsb. Dengan cara ini, Muhammad sebagai komunikator menyisipkan "pesan-pesan rahasia"-nya yang mengandung nilai moral tertentu melalui legenda-legenda tsb. Clausula ini juga berguna untuk mengaktifkan peran Allah sebagai agen terkuat dan senantiasa masuk ke dalam interaksi manusia (para nabi Yahudi), yang tentu saja pengulangan formula-formula clausula ini menyiratkan bahwa audiens membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memahami maksud dan tujuan dari cerita-cerita tsb. Clausula ini kemudian digunakan lebih lanjut tidak hanya kepada legenda alkitabiah, tapi juga kepada teologi dan hukum yang umumnya ditemukan dalam Late Meccan Surahs dan ayat-ayat Madaniyyah. Misalnya, QS 6:13 (وَهُوَ السمِيعُ العَلِيْمُ wa huwas-sami'ul-'alim, "dan Dia mendengar lagi mengetahui"), QS 46:8 (وَهُوَ الْغَفُورُ الرحِيْمُ wa huwal-ghafurur-rahim, "dan Dia pengampun lagi penyayang"), dan QS 13:13 (وَهُوَ شَدِيدُ الْمِحَالِ wa huwa syadidul-mihal, "dan Dia sangat keras menghukum"). Clausula pada ayat-ayat Madaniyyah seringkali diarahkan kepada nilai-nilai omnipotentiam: اللهُ عَلَى كُل شَيْءٍ قَدِيرٌ (allahu 'ala kulli syai'in qadir, "dan Allah berkuasa atas segala sesuatu") yang ditemui sebanyak 50 ayat, di antaranya dalam QS 2:148, 2:284, 3:165, 3:189, dll.

PENUTUP

Di atas telah kita bahas mengenai bagaimana Al-Qur'an oral (lisan) yang merupakan sebuah proses pewahyuan yang bersifat komunikatif dan berbentuk lantunan (kidung/hymne) dan bagaimana evolusi kronologinya mulai dari pewartaan wahyu oral pertama kali sampai menuju kematangan komunitas "orang-orang yang percaya" (mu'minin), dimana pada dasarnya bersifat exegesis (penafsiran) lanjutan atas gagasan-gagasan alkitabiah. Sebagai penutup, saya akan menyajikan satu contoh exegesis. Pada QS 112:1-4 berbunyi sbb:

قُلْ هُوَ اللهُ اَحَد
اَللهُ الصمَد
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَد
وَلَمْ يَكُنْ لهٗ كُفُوًا اَحَدٌ
qul huwal-lahu ahad(un)۞ allahush-shamad(un) ۞ lam yalid wa lam yulad ۞ wa lam yakun-lahu kufuwan ahad(un) ۞

"Katakanlah, Dialah Allah yang Esa. Allah yang menanggung/memikul. Tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada yang Esa seperti Dia"

Surat 112 adalah surat pendek populer dihapalkan Muslim modern dan tradisi menempatkannya sebagai senilai sepertiga Al-Qur'an, yang termasuk dalam Early Meccan Surahs. Ayat-ayatnya dibangun dengan ritmik akhiran yang bersajak, teratur dan diskursif. Teksnya tidak monolitis seperti yang muncul. Perbendaharaan kata ahad pada ayat 1 dan 3 tidak lazim dalam gramatika Arab klasik untuk menggambarkan "Tuhan itu satu", melainkan bermakna "Tuhan itu esa/manunggal", namun makna konteksnya tetap "Tuhan itu satu", karena ayat pertama secara fonem memiliki struktur yang sama seperti Syema Yisra'el sbb:

שמַע יִשרָאֵל יְהוָה אֱלֹהֵינוּ יְהוָה אֶחד׃,
syema yisra'el yehwah elohinu yehwah ekhad
"Dengarlah Israel: Yahweh Allah kita Yahweh yang Esa"
قُلْ هُوَ اللهُ اَحَد
qul huwal-lahu ahad(un)
"Katakanlah: Dialah Allah yang Esa"

Kata ahaddigunakan dengan maksud untuk menyesuaikan ritmik dengan ayat-ayat selanjutnya, yang diserap dari kata hahād dalam bahasa Syro-Aram: ܫܡܲܥ ܝܼܣܪܵܝܹܠ: ܡܵܪܝܵܐ ܐܲܠܵܗܲܢ ܡܵܪܝܵܐ ܚܲܕ݂ ܗ̄ܘ̣ (ishmā' isrāyīl y'howā ālāhā y'howā hahād(o); notes: kata y'howā (ܝܹܗܘܼܘܵܐ) diganti marīyyē (ܡܵܪܝܵܐ) yang sepadan dengan adonai dalam bahasa Ibrani). Pada ayat ini, digunakan secara general, sehingga ayat ini merupakan bentuk dari exegesis lanjutan dari Syema Yisra'el. Struktur ayatnya menggunakan perintah "katakanlah" sesuai formula "dengarlah!", namun diperluas bagi seluruh audiens dari kalangan manapun. Kemudian, clausula "Dialah Allah yang Esa" juga sesuai dengan formula "Yahweh Allah kita, Yahweh yang Esa".

Ayat ke-2 mengandung exegesis singkat atas Sefer Yisyeyah (Yesaya) 40:21-28 dalam Naskah Laut Mati (Dead Sea Scroll) vor 2. Jh. v. Chr. sbb:

הֲלוֹא תֵדְעוּ הֲלוֹא תִשמָעוּ הֲלוֹא הֻגד מֵרֹאשׁ לָכֶם הֲלוֹא הֲבִינֹתֶם מוֹסְדוֹת הָאָרֶץ : הַישב עַל־חוּג הָאָרֶץ וְיֹשבֶיהָ כחֲגָבִים הַנּוֹטֶה כַדק שמַיִם וַימְתחֵם כאֹהֶל לָשבֶת : הַנּוֹתֵן רוֹזְנִים לְאָיִן שפְטֵי אֶרֶץ כתהוּ עָשה : אַף בל־נִטעוּ אַף בל־זֹרָעוּ אַף בל־שרֵשׁ באָרֶץ גזְעָם וְגַם־נָשף בהֶם וַיבָשׁוּ וּסְעָרָה כקשׁ תשָאֵם : וְאֶל־מִי תְדַמיוּנִי וְאֶשוֶה יֹאמַר קָדוֹשׁ : שאוּ־מָרוֹם עֵינֵיכֶם וּרְאוּ מִי־בָרָא אֵלה הַמּוֹצִיא בְמִסְפר צְבָאָם לְכֻלם בשם יִקְרָא מֵרֹב אוֹנִים וְאַמיץ כחַ אִישׁ לֹא נֶעְדר : לָמה תֹאמַר יַעֲקֹב וּתְדַבר יִשרָאֵל נִסְתרָה דַרְכי מֵיְהוָה וּמֵאֱלֹהַי מִשפטִי יַעֲבוֹר : הֲלוֹא יָדַעְת אִם־לֹא שמַעְת אֱלֹהֵי עוֹלָם יְהוָה בּוֹרֵא קְצוֹת הָאָרֶץ לֹא יִיעַף וְלֹא יִיגָע אֵין חֵקֶר לִתְבוּנָתוֹ :
halo thd'u halo thisyma'u halo hugad mero'sy lakhem halo habinothem mosdoth ha-arets : hayyosyeb al-hug ha-arets ve yosybeyha kahagabim hannotheh khadoq syamayim wayyim'tahem ka'ohel lasyabeth : hannothen roznim le'ayin syofthe erets katohu 'asah : af bal-niththa'u af bal-zora'u af bal-syoresy ba'arets giz'am ve gam-nasyaf baem wayyibasyu us'ara kaqqasy tissa'em : ve el-mi thdammyuni ve esyweh yo'mar qadosy : s'u-marom enekhem ur'u mi-bara elleh hammosi' bmispar tseba'am lekhullam besyem yiqra' merob 'onim ve ammits koha isy-lo ne'dar: lamma tho'mar ya'aqov uthdaber yisra'el nistra darki me'hwaj ume'elohay misypathi ya'avor : halo yada'ta im-lo syama'ta elohe olam yehwah bore' qesyoth ha-arets lo yi'af ve lo yiga en kheqer lithvunatho :

Terjemahan Alternatif:
"Tidakkah kamu mengetahuinya? Tidakkah kamu mendengarnya? Tidakkah kamu diberitahu sejak awal? Pernahkah kamu mengerti dari sejak dasar bumi? : Dialah yang bertakhta di atas bulatan bumi, bagaimana belalang menjadi penghuninya. Dialah yang membentangkan langit seperti kerudung dan membentangkannya seperti kemah kediaman. : Dia yang membinasakan para raja dan yang menjadikan hakim-hakim dunia sia-sia saja. : Baru saja mereka ditanam, baru saja mereka ditaburkan, baru saja cangkok mereka berakar di dalam tanah, sudah juga Dia meniup kepada mereka, sehingga mereka kering dan diterbangkan oleh badai seperti jerami. : "Dengan siapa hendak kamu samakan Aku, seakan-akan Aku seperti dia?" firman Yang Kudus. : Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah: siapa yang menciptakan semua [bintang] itu dan memerintahkan seluruh tentara mereka keluar, memanggil mereka semua dengan nama? Satupun tiada yang tak hadir, oleh sebab Dia berkuasa dan kuat. : Mengapakah engkau berkata demikian, wahai Yakub, dan berkata begini, wahai Israel: "Hidupku tersembunyi dari Yahweh, dan hakku tidak diperhatikan Allahku?" : Tidakkah kamu mengetahui, dan tidakkah kamu mendengarnya? Yahweh adalah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung, Dia tidak lelah dan tidak lesu, pengertian-Nya tidak terduga.


Dalam hal ini, jelas bahwa ayat اَللهُ الصمَدmerangkum gagasan mengenai ketangguhan Allah sebagai satu-satunya Tuhan, Allah yang menyendiri, dimana kata صمد mengandung arti memikulkan segala beban pada sesuatu, yang dalam konteks ayat ini mengandung rasa ketergantungan dari manusia kepada satu-satunya Allah, atau seluruh alam semesta menggantungkan dirinya pada Allah yang esa. Dalam Lisanul-'Arab: صمد, Ibnu Manzhur meletakkan makna shamad sebagai "bersungguh-sungguh" (قصده) dengan maksud "menahan padanya" (وتصمد له) yang berarti "ditangguhkan akan segala kebutuhannya dengan cara apapun" (وقيل: الذي يُصْمَدُ إِليه في الحوائج أَي يُقْصَدُ). Terjemahan Depag RI menerjemahkannya sebagai: "Allah tempat bergantung segala sesuatu".

Kemudian ayat ke-3 merupakan negasi dari Kredo Nicaea dalam naskah Niceno-Constantinopolitanum 381 n. Chr. sbb:

Πιστεύομεν εἰς ἕνα Θεὸν Πατέρα παντοκράτορα, ποιητὴν οὐρανοῦ καὶ γῆς, ὁρατῶν τε πάντων και ἀοράτων. Καὶ εἰς ἕνα κύριον Ἰησοῦν Χριστόν, τὸν υἱὸν τοῦ θεοῦ τὸν μονογενῆ, τὸν ἐκ τοῦ πατρὸς γεννηθέντα πρὸ πάντων τῶν αἰώνων, φῶς ἐκ φωτός, θεὸν ἀληθινὸν ἐκ θεοῦ ἀληθινοῦ, γεννηθέντα οὐ ποιηθέντα, ὁμοούσιον τῷ πατρί· δι' οὗ τὰ πάντα ἐγένετο· τὸν δι' ἡμᾶς τοὺς ἀνθρώπους καὶ διὰ τὴν ἡμετέραν σωτηρίαν κατελθόντα ἐκ τῶν οὐρανῶν καὶ σαρκωθέντα ἐκ πνεύματος ἁγίου καὶ Μαρίας τῆς παρθένου καὶ ἐνανθρωπήσαντα, σταυρωθέντα τε ὑπὲρ ἡμῶν ἐπὶ Ποντίου Πιλάτου, καὶ παθόντα καὶ ταφέντα, καὶ ἀναστάντα τῇ τρίτῃ ἡμέρᾳ κατὰ τὰς γραφάς, καὶ ἀνελθόντα εἰς τοὺς οὐρανούς, καὶ καθεζόμενον ἐν δεξιᾷ τοῦ πατρὸς καὶ πάλιν ἐρχόμενον μετὰ δόξης κρῖναι ζῶντας καὶ νεκρούς· οὗ τῆς βασιλείας οὐκ ἔσται τέλος. Καὶ εἰς τὸ Πνεῦμα τὸ Ἅγιον, τὸ κύριον, καὶ ζωοποιόν, τὸ ἐκ τοῦ πατρὸς ἐκπορευόμενον, τὸ σὺν πατρὶ καὶ υἱῷ συμπροσκυνούμενον καὶ συνδοξαζόμενον, τὸ λαλήσαν διὰ τῶν προφητῶν. εἰς μίαν, ἁγίαν, καθολικὴν καὶ ἀποστολικὴν ἐκκλησίαν· ὁμολογοῦμεν ἓν βάπτισμα εἰς ἄφεσιν ἁμαρτιῶν· προσδοκοῦμεν ἀνάστασιν νεκρῶν, καὶ ζωὴν τοῦ μέλλοντος αἰῶνος. Ἀμήν.

"Kami percaya pada satu Tuhan, Bapa, Yang Mahakuasa, yang menciptakan segalanya, langit dan bumi, dunia yang terlihat dan tidak terlihat. Dan kepada satu Tuhan, Yesus Kristus, Anak Tunggal Allah, diperanakkan dari Bapa sebelumnya: Allah dari Allah, terang dari terang, Allah yang benar dari Allah yang benar, diperanakkan, tidak diciptakan, satu kodrat/pribadi dengan Bapa: melalui Dia semua diciptakan. Bagi kita manusia dan untuk keselamatan kita, Dia datang dari sorga, diambil daging oleh Roh Kudus dari Perawan Maria dan menjadi manusia. Dia disalibkan bagi kita di bawah perintah Pontius Pilatus, menderita dan dikuburkan, bangkit pada hari ketiga menurut Kitab Suci dan naik ke sorga. Dia duduk di sebelah kanan Bapa dan akan kembali dalam kemuliaan untuk menghakimi yang hidup dan yang mati; kerajaan-Nya tidak akan berakhir. Kami percaya kepada Roh Kudus, yang adalah Tuhan dan yang memberi hidup, yang tampil dari Bapa dan Putra, yang disembah dan dimuliakan bersama Bapa dan Putra, yang telah berbicara melalui para nabi; dan gereja yang satu, suci, Katholik dan Apostolik. Kami mengakui satu baptisan untuk pengampunan dosa. Kami menantikan kebangkitan orang mati dan kehidupan dunia yang akan datang. Amin".


Ayat ke-3 merupakan penafsiran berlawanan dari pernyataan "telah diperanakkan/dilahirkan" dalam kodrat Yesus sebagai manusia sekaligus sebagai Tuhan bagi Kristen Trinitarian (dua pribadi Tuhan). Frase لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدjuga disajikan dengan struktur bahasa yang berkebalikan (reverse echo) dari γεννηθέντα untuk menegaskan Allah yang sejati hanya memiliki satu pribadi saja, yaitu pribadi Tuhan, dan tidak lekang dalam kodrat biologis untuk melahirkan dan dilahirkan.

Kemudian ayat ke-4 juga merupakan exegesis lanjutan dari Yesaya 44:6-8 dalam Naskah Laut Mati vor 2. Jh. v. Chr. sbb:

כה־אָמַר יְהוָה מֶלֶךְ־יִשרָאֵל וְגֹאֲלוֹ יְהוָה צְבָאוֹת אֲנִי רִאשׁוֹן וַאֲנִי אַחֲרוֹן וּמִבלְעָדַי אֵין אֱלֹהִים : וּמִי־כָמוֹנִי יִקְרָא וְיַגידֶהָ וְיַעְרְכֶהָ לִי מִשוּמִי עַם־עוֹלָם וְאֹתִיּוֹת וַאֲשר תבֹאנָה יַגידוּ לָמוֹ : אַל־תפְחֲדוּ וְאַל־תרְהוּ הֲלֹא מֵאָז הִשמַעְתיךָ וְהִגדְתי וְאַתם עֵדָי הֲיֵשׁ אֱלוֹה מִבלְעָדַי וְאֵין צוּר בל־יָדָעְתי :
koh-amar yehwah melekh-yisra'el ve go'alo yehwah tsebaoth ani risyon wa ani aharon umibal'aday en elohim : umi-khamoni yiqra' ve yagideha ve ya'rkheha li missumi am-olam ve othioth wa asyer tabona yagidu lamo : al-tifhadu ve al-tirhu halo me'az hisyma'tikha ve higadti ve atem eday hayesy elohha mibal'aday ve en shur bal-yada'ti :

Terjemahan Alternatif:
"Beginilah firman Yahweh, Raja Israel dan Penebusnya, Yehwah alam semesta: "Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian, tiada Allah selain dari-Ku. Siapakah yang setara dengan-Ku? Biarlah dia menyerukannya, biarlah dia memberitahukannya dan membuktikannya kepada-Ku. Siapakah yang mengabarkan sejak dahulu kala hal-hal yang akan datang? Apa yang akan tiba, biarlah mereka memberitahukannya kepada Kami! Janganlah gentar dan janganlah takut, bukankah sejak dahulu telah Kuberitakan dan Kuberitahukan hal itu kepadamu. Kamulah saksi-saksi-Ku! Adakah Allah selain dari pada-Ku? Tidak ada gunung batu yang lain, Aku tidak kenal siapapun!"

Ayat وَلَمْ يَكُنْ لهٗ كُفُوًا اَحَدٌmerupakan ringkasan yang tegas dari gagasan ketiada-setaraan Allah (uniqueness of God) yang mana konten awalnya telah tersaji dalam Alkitab.

Jika diperhatikan secara keseluruhan ayat QS 112:1-4 sebenarnya merupakan negasi dari Kredo Nicaea dengan gaya retorika sarkastik yang singkat dan tajam. Untuk membuktikannya, dapat disusun dengan matriks sbb:

kaskus-image


Kini kita dapat memahami bagaimana peranan Al-Qur'an oral sebagai proses, bukan sebagai sesuatu yang final untuk dibukukan seperti Alkitab atau physical books/scriptures. Arus periwayatan Al-Qur'an oral ini sangat bergantung pada efektivitas periwayatnya, sekaligus komunikatornya, serta masih dalam kerangka kebahasaan yang dapat dipahami secara universal oleh audiensi, terutama audiens yang telah memiliki pengetahuan alkitabiah, atau bahkan audiens dari kalangan orang-orang Yahudi dan Kristen itu sendiri. Dan pada dasarnya pewahyuan ini bersifat eksegetik (untuk tujuan menafsirkan firman-firman Tuhan dalam kitab-kitab Yahudi sebelumnya). Penafsiran itu diarahkan untuk misi kenabian Muhammad sebagai nabi yang terpanggil di akhir zaman, yaitu membangun komunitas orang-orang yang percaya (mu'minin). Mengenai mu'mininakan dibahas di bab khusus: Komunitas Orang-orang Yang Percaya.

>> Lanjut ke Contoh: Polemik Al-Ma'idah: 41-87
>> Kembali ke Bab II Al-Qur'an: Markers of Orality (Bag. II)
Diubah oleh tyrodinthor 01-07-2020 19:09
jagogkritikal
jagogkritikal memberi reputasi
1
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.