Kaskus

News

tyrodinthorAvatar border
TS
tyrodinthor
MISTERI ISLAM AWAL [M.I.A] | Reconstruct Early Islamic History out of Tradition
MISTERI ISLAM AWAL [M.I.A] | Reconstruct Early Islamic History out of Tradition


أتاني بإسناده مخبر، وقد بان لي كذب الناقل
"Dia datang kepadaku mengabarkan isnad-nya, dan aku menukilkan sebuah dusta"
(Abul-'Ala Al-Ma'arri- Diwan No. 23265)

TEMPORARY INDEX


Selamat Datang di MIA
Pengantar Umum

HISTORIOGRAFI
  1. Sumber-sumber Tertulis Non-Muslim s.d. 690
  2. Sumber-sumber Tertulis "Muslim" s.d. 690
  3. Literatur Apokaliptika
  4. Sumber-sumber Tertulis Non-Muslim s.d. 900 : (coming soon)
  5. Pandangan Saksi Hidup Tentang Muslim Awal


KRITIK ASAL-USUL HADITS
  1. Pengantar Singkat Tentang Hadits
  2. "Keunikan" Al-Muwaththa'
  3. Pembuktian Awa'il
  4. Misteri Hadits Abu Bakar-'Umar-'Utsman-'Ali
  5. Asal-Usul Konsep Sunnah
  6. Pengembangan Hadits di Kota-kota Besar dan Karakter Isnad
  7. Isnad Hijazi
  1. Isnad Madinah
  2. Isnad Makkah
  1. Isnad Mesir
  2. Isnad Syria
  3. Isnad Iraqi
  1. Isnad Bashrah
  2. Isnad Kufah
  1. Thalabul-'Ilm dan "Dua Wajah" Anas bin Malik
  2. Asal-Usul Thalabul-'Ilm


KRITIK-HISTORIS HADITS
  1. Peranan Qadhi Perawi dan "Terduga" Perawi
  2. Daftar Qadhi Perawi (s.d. 850an)
  3. Kejanggalan Hadits-hadits Mutawatir
  1. Hadits Larangan Meratapi Mayit
  2. Hadits Larangan Berdusta Atas Nama Nabi
  1. Kritik Sumber Rijal Sanad
  2. Teori Sintesis Kontemporer:
  1. Teori Common Link Juynboll
  2. Teori Projecting Back Schacht-Juynboll
  3. Teori Isnād cum Matn Motzki


ASAL-USUL FIQH
1. Madzahib Kuno Pra-Syafi'i
2. Ikonoklasme Leo III dan Yazid II
3. Rivalitas Muhaddits Bashrah vs Kufah
4. Asal-Usul Sunnah
5. Abu Hanifah dan Murid-muridnya
6. Rivalitas Ahlur-Ra'yi vs Ahlul-Hadits
7. Mu'tazilah dan Kebijakan Mihnah
8. Kebangkitan Asy'ari dan Penyeragaman 'Aqidah
9. Persekusi Ekstrimis Hanabilah

AL-QUR'AN TERTULIS
1. Masalah Dalam Tradisi
2. Tradisi Sab'atu Ahruf
3. Scriptio Defectiva dan Scriptio Plena
4. Manuskrip-Manuskrip Tertua
5. Evolusi Rasm Al-Qur'an

AL-QUR'AN ORAL
1. Al-Qur'an Pada Periode Primitif
2. Markers of Orality
- Karakteristik & Proporsi

- Abraham & Pengumuman Tentang Anaknya
- Clausula & Contoh Exegesis Alkitabiah
3. Contoh: Polemik Al-Ma'idah: 41-87
4. Konten Al-Qur'an

KRITIK-HISTORIS SIRAH
1. Kepenulisan Sirah
2. Konten Sirah
3. Karakteristik Sirah Ibnu Ishaq
4. Maghazi dan Asal-Usul Hudud
- Kritik Kisah Penghukuman Bani 'Urainah
- Kritik Kisah Perjanjian Hudaibiyyah
- Kritik Kisah Perang Badar dan Uhud
- Kritik Kisah Pengusiran Bani Quraizhah
- Kritik Kisah Fat'hu Makkah
- Kritik Kisah Pengepungan Khaibar
- Kritik Kisah Fadak
- Kritik Kisah Peristiwa Tsaqifah dan Bani Sa'idah
5. Muhammad mitologis VS Muhammad historis


MUHAMMAD
- Masalah Dalam Tradisi
- Salvation History
- Biografi Tradisional
- Misteri Kehidupan Muhammad
- Hanifisme
- Pengasingan Terhadap Karakter Muhammad
- Hilangnya "Putra" Muhammad

YAHUDI, MUHAMMAD, DAN ISLAM KLASIK
- Yahudi Mosaik vs Yahudi Hellenistik
- Yahudi dan Militansinya
- Beta Israel
- Gerakan Penafsiran Torah di Iraq
- Yahudi di Jazirah Arab
- Umma Document (1)
- Umma Document (2)
- Umma Document (3)
- Kronologi Evolusi Islam (1)
- Kronologi Evolusi Islam (2)
- Kronologi Evolusi Islam (3)

BAHASA ARAB DAN AL-QUR'AN
- Manuskrip-Manuskrip Al-Qur'an s.d. 900
- Bahasa Arab Kuno s.d. Bahasa Arab Klasik
- Pengaruh Bahasa-bahasa Asing
- Konten Dalam Al-Qur'an
- Al-Qur'an Hari Ini
- Corpus Coranicum
- Prophetic Logia

KESARJANAAN
- Tradisionalisme dan Orientalisme Lama
- Revisionisme dan Orientalisme Baru
- Neo-Revisionisme / Neo-Tradisionalisme

MISCELLANEOUS
- Geografi Arab Pra Muhammad
- Prasasti Yudeo-Arab Pra Muhammad
- Literatur Arab dan Evolusi Arab Klasik
- Ortografi Arab Kuno
- Kekeliruan Cara Berpikir Anti-Islam

FAQ
Diubah oleh tyrodinthor 15-05-2021 12:53
TroopakillaAvatar border
Bathara semarAvatar border
awanriskAvatar border
awanrisk dan 88 lainnya memberi reputasi
73
134.8K
1.9K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & Xenology
KASKUS Official
6.5KThread11.5KAnggota
Tampilkan semua post
tyrodinthorAvatar border
TS
tyrodinthor
#126
AL-QUR'AN
AL-QUR'AN ORAL
MARKERS OF ORALITY(Bag. II)


ABRAHAM DAN PENGUMUMAN TENTANG ANAKNYA

Wahyu-wahyu oral yang mengandung pengajaran ilahi dari Grup II telah memiliki tema eskatologis, dimana maksud dari pengajarannya adalah penekanan pada "percaya dan bertindak/berperilaku saleh" (amanu wa 'amilush-shalihan) yang berciri dasar dari QS 84:25 dan QS 95:6. Kedua ayat tsb mengandung maksud percaya pada komunikator (rasul) dan keharusan dalam kesalehan, yang merupakan tindak-lanjut dari ancaman penghakiman eskatologis sebelumnya, dan keduanya menonjol sebagai ekspansi gagasan kepercayaan kemudian (pada ayat-ayat Madaniyyah) karena panjangnya dan susunan kata-katanya yang serupa diulang-ulang. Pada tahap awal, ancaman-ancaman ini tidak memihak pada audiensi tertentu, yang bahkan "menusuk" seluruh manusia (QS 95:4-5) yang kemudian dilanjutkan dengan pengecualian bagi mereka yang percaya dan berperilaku saleh (QS 95:6) yang sebenarnya mengandung karakteristik audiens yang dalam jumlah kecil, yaitu mereka yang berkumpul di sekitar komunikator untuk mendengar pesan oral ilahi tsb untuk dibawa ke dalam barisan dengan dikotomi (pemisahan) antara orang-orang yang percaya (mu'minin) dan orang-orang yang menolak (kafirun) sehingga ayat-ayat ini sebenarnya bersifat konsolidasi komunitas, yang disebut oleh Nicolai Sinai sebagai "Urgemeinde Quranic". Tentu saja, ayat-ayat "percaya dan berperilaku saleh" ini menjadi suatu peringatan berulang (repetual reminders) ketika dihadapkan pada situasi di antara komunitas tsb tidak mengindahkan seruan komunikator. Selain repetual reminders, ayat-ayat ini pada surat-surat Grup II sering disisipkan komunikator ketika terdapat ayat yang menhandung pengajaran baru yang berkembang dari pewartaan wahyu oral ini. Tujuannya adalah untuk menunjukkan konsistensi wahyu sehingga menghindari adanya pendapat dari audiens bahwa komunikator berusaha memperbaharui wahyu. Yang ingin disampaikan komunikator adalah pemisahan kelompok mu'min-kafir haruslah bersifat dualisme kanan-kiri (baik-buruk) QS 74:39 dan QS 103:3. Gagasan yang dikembangkan untuk dikotomi dualisme ini adalah "kehendak mutlak Tuhan" seperti QS 81:29 dan QS 74:56. Gagasan dualisme kanan-kiri ini merupakan moralitas bawaan karena komunikator merasa sudah berada di penghujung zaman, dimana tidak ada lagi pluralitas, yang ada hanya dualitas, menjadi baik atau buruk. Tahapan-tahapan wahyu pada gagasan ini ini berkedudukan sebagai proto-kanonik di dalam komunitas orang-orang yang percaya yang mengkristal di sekitar mereka, dimana mereka harus terus memainkan peran sebagai komunitas prototype (komunitas percontohan yang mencerminkan masyarakat yang berhasil melalui post-apocalypse). Hal yang tersirat dari pewahyuan ini adalah bahwa komunitas ini telah terbentuk dan dikenal oleh masyarakat di sekitarnya.

Ekstrapolasi atau pengembangan gagasan doktrin di luar doktrin inti diperlukan untuk komunal yang berkelanjutan di setidaknya beberapa wahyu yang baru. Namun, tidak selalu berbentuk frase sisipan seperti "percaya dan berperilaku saleh" di atas, terutama kepercayaan mengenai adanya kebangkitan manusia, mungkin juga terjadi melalui kebangkitan, maka surat-surat semacam ini di Grup III bersifat independen dan memuat tentang Abraham dan putranya. Terlepas dari singgungan pendek kepada Abraham dalam QS 87:18-19 dan QS 53:36-37, wahyu oral Al-Qur'an yang ekstensif mengenai Abraham paling awal terjadi pada QS 51:24-37 sbb:

Terjemahan Depag RI
24. "Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad), cerita tamu Ibrahim (malaikat-malaikat) yang dimuliakan"
25. "(Ingatlah), ketika mereka masuk ke tempatnya, lalu mengucapkan: 'Salaman', Ibrahim menjawab: 'salamun, (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal"
26. "Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk (yang dibakar),"
27. "lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim berkata: "Silahkan kamu makan"
28. "(Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut kepada mereka. Mereka berkata: "Janganlah kamu takut", dan mereka memberi khabar gembira kepadanya, dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishaq)"
29. "Kemudian istrinya datang berteriak (tercengang), lalu menepuk mukanya sendiri, seraya berkata: "(Aku adalah) seorang perempuan tua yang mandul"
30. "Mereka berkata: "Demikianlah Rabb-mu menfirmankan". Sesungguhnya Dialah Yang Maha Bijaksana, lagi Maha Mengetahui"
31. "Ibrahim bertanya: "Apakah urusanmu hai para utusan?"
32. "Mereka menjawab: 'Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa (kaum Luth),"
33. "agar kami timpakan kepada mereka, batu-batu dari tanah yang (keras)"
34. "yang ditandai di sisi Rabb-mu, untuk (membinasakan) orang-orang yang melampaui batas"
35. "Lalu Kami keluarkan orang-orang yang beriman, yang berada di negeri kaum Luth itu"
36. "Dan Kami tidak mendapati di negeri itu, kecuali sebuah rumah dari orang-orang yang berserah diri"
37. "Dan Kami tinggalkan pada negeri itu, suatu tanda bagi orang-orang yang takut pada siksa yang pedih"

Terjemahan Alternatif
24. "Sudahkah sampai kepadamu cerita (haditsu) tamu Abraham yang dimuliakan (mukramin)"
25. "Tatkala mereka masuk ke tempatnya, lalu mengucapkan: "Sejahteralah" (salaman), [Abraham] berkata: "Sejahteralah orang-orang yang tidak dikenal"
26. "Maka dia pergi dengan perlahan menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk"
27. "Lalu dihidangkannya kepada mereka. Berkatalah [Abraham]: "Silahkan kamu makan"
28. "Karena Abraham merasa takut kepada mereka, [para tamu itu] berkata: "Jangan takut" (la takhaf), dan mereka memberi pengumuman kepadanya (basysyaruhu) akan seorang anak yang berpengetahuan (bi ghulmin 'alim)"
29. "Kemudian istrinya datang berteriak, lalu menepuk mukanya sendiri, seraya berkata: "Perempuan tua yang mandul"
30. "Berkatalah [mereka]: "Demikianlah Empu-mu berfirman (kadzalika qala rabbuk)". Sesungguhnya Dia bijaksana lagi mengetahui"
31. "[Abraham] berkata: "Apa urusanmu wahai para utusan (ayyuhal-mursalun)?"
32. "[Mereka] berkata: "Sesungguhnya kami diutus kepada bangsa orang-orang yang berdosa (qaumin mujrimin)"
33. "agar kami jatuhkan kepada mereka batu-batu dari tanah"
34. "yang dimeteraikan di sisi Empu-mu untuk orang-orang yang melampaui batas (musrifin)"
35. "Lalu Kami keluarkan siapapun di dalamnya orang-orang yang percaya (mu'minin)"
36. "Dan Kami tidak mendapati di dalamnya kecuali sebuah rumah dari orang-orang yang berserah diri (muslimin)"
37. "Dan Kami tinggalkan di dalamnya suatu tanda (ayat) bagi orang-orang yang takut pada siksaan yang menyakitkan ('adzabal-alim)"

Penting untuk dicatat bahwa dari ayat-ayat ini menyiratkan bahwa audiens telah memiliki pengetahuan yang cukup tentang legenda-legenda Yahudi, dalam hal ini, Abraham yang mengharapkan janji Tuhan yang akan memperbanyak keturunannya terpenuhi. Ayat-ayat di atas disampaikan dalam bentuk seperti exegesis (penafsiran) lanjutan dari kisah Abraham yang telah diketahui sebelumnya, untuk menekankan bahwa kedatangan anak Abraham akan menjadi penyelamat bagi mereka yang percaya dan berserah diri. Menariknya, dari ayat 31 dstnya, "para tamu asing" Abraham memberikan gambaran hukuman yang telah dijatuhkan Tuhan (yang oleh tafsir klasik diberikan kepada kaum Luth/Lot, namun di sini disebut hanya sebagai qaumun-mujrimun - bangsa orang-orang berdosa). Pengumuman (tabsyir) tentang kelahiran seorang putra Abraham di masa depan, bagaimanapun, tidak bermaksud menjadi murka Allah terhadap para pendosa. Mengingat ayat yang mendahuluinya (QS 51:20-23), di mana penciptaan manusia berlangsung singkat disinggung sebagai "tanda-tanda" (ayatun) dari kuasa Allah (QS 51:21), narasi tabsyir memberikan ilustrasi historis bagi Allah yang tidak dibatasi kekuatan ciptaan-Nya. Setelah QS 51, narasi tabsyir muncul kembali 3 (tiga) kali sebagai perikop, dalam QS 15, QS 11, dan QS 29. Namun dalam ayat-ayat kemudian ini, narasi tabsyir memperoleh sebuah pengertian baru: yaitu ketidakcocokan dengan pagan bagi audiens Al-Qur'an yang sedang berkembang. Proses ini dimulai pada QS 37: 83-113 dimana narasi tabsyir telah berkembang dari ayat yang mendahuluinya (ketidakcocokan Abraham dengan pagan) sampai pengumuman dari malaikat akan kedatangan anaknya, yang mana menjadi satu-satunya episode panjang dari kehidupan Abraham yang disajikan Al-Qur'an. Selengkapnya sbb:

Terjemahan Depag RI
83. "Dan sesungguhnya, Ibrahim benar-benar termasuk golongannya (Nuh)"
84. "(Ingatlah), ketika ia (Ibrahim) datang kepada Tuhannya, dengan hati yang suci"
85. "(Ingatlah), ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Apakah yang kamu sembah itu?"
86. "Apakah kamu menghendaki sembahan-sembahan selain Allah, dengan jalan berbohong?"
87. "Maka apakah anggapanmu terhadap Rabb semesta alam?"
88. "Lalu ia memandang (dengan) sekali pandang ke bintang-bintang"
89. "Kemudian ia berkata: "Sesungguhnya aku sakit (sangat sedih atas kemusyrikan kaumnya)"
90. "Lalu mereka berpaling darinya, dengan membelakangi"
91. "Kemudian ia pergi dengan diam-diam, kepada berhala-berhala mereka; lalu ia berkata: 'Apakah kamu tidak makan?"
92. "Kenapa kamu tidak menjawab?"
93. "Lalu dihadapinya berhala-berhala itu, sambil memukulnya dengan tangan kanannya (dengan kuat)" 
94. "Kemudian kaumnya datang kepadanya, dengan bergegas"
95. "Ibrahim berkata: "Apakah kamu menyembah patung-patung yang kamu pahat itu"
96. "Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu, dan apa yang kamu perbuat itu"
97. "Mereka berkata: "Dirikanlah suatu bangunan untuk (membakar) Ibrahim; lalu lemparkanlah dia, (ke) dalam api yang menyala-nyala itu"
98. "Mereka hendak melakukan tipu-muslihat kepadanya, maka Kami jadikan mereka orang-orang yang hina"
99. "Dan Ibrahim berkata: "Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Rabb-ku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku"
100. "Ya Rabb-ku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shaleh"
101. "Maka Kami beri dia khabar gembira, dengan seorang anak yang amat sabar"
102. "Maka tatkala anak itu (Ismal) sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi, bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!". Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah, kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar" 
103. "Tatkala keduanya telah berserah diri, dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya)."
104. "Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim"
105. "Sesungguhnya kamu (Ibrahim) telah membenarkan mimpi itu', sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan, kepada orang-orang yang berbuat baik"
106. "Sesungguhnya, ini benar-benar suatu ujian yang nyata"
107. "Dan Kami tebus anak itu, dengan dengan seekor sembelihan yang besar"
108. "Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik), di kalangan orang-orang yang datang kemudian"
109. "(yaitu): 'Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim"
110. "Demikianlah Kami memberi balasan, kepada orang-orang yang berbuat baik"
111. "Sesungguhnya, ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman"
112. "Dan Kami beri dia khabar gembira, dengan (kelahiran) Ishak, seorang nabi yang termasuk orang-orang yang shaleh"
113. "Kami limpahkan keberkahan atasnya dan atas Ishak. Dan di antara anak cucunya ada yang berbuat baik, dan ada (pula) yang zalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata"

Terjemahan Alternatif
83. "Dan sesungguhnya yang benar-benar termasuk pengikutnya (syi'atihi) adalah Abraham"
84. "Tatkala dia datang kepada Tuhannya, dengan hati yang damai"
85. "Tatkala dia berkata kepada bapaknya dan bangsanya: "Apakah yang kamu sembah itu?"
86. "Apakah kepalsuan ilah-ilah (alihatan) selain Allah yang kamu inginkan?"
87. "Maka apa anggapanmu terhadap Empu-nya alam semesta?"
88. "Lalu dia melirikkan pandangan ke bintang-bintang"
89. "Kemudian [Abraham] berkata: "Sesungguhnya aku sakit"
90. "Lalu mereka berpaling darinya, dengan membelakangi"
91. "Kemudian dia pergi dengan diam-diam, kepada ilah-ilah mereka (alihatihim), lalu berkata: "Apakah kamu tidak makan?"
92. "Kenapa kamu tidak menjawab?"
93. "Lalu dihadapinya [ilah-ilah] itu, sambil memukulnya dengan tangan kanannya" 
94. "Kemudian mereka [bangsanya] bergegas mendatanginya"
95. "Berkatalah [Abraham]: "Apakah kamu menyembah yang kamu pahat itu"
96. "Padahal Allah yang menciptakan kamu, dan apa yang kamu perbuat itu"
97. "[Mereka] berkata: "Bangunlah baginya suatu bangunan, lalu lemparkan dia ke dalam api yang membara (jahim)"
98. "Mereka ingin melakukan makar kepadanya, maka Kami jadikan mereka orang-orang yang hina"
99. "Dan [Abraham] berkata: "Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Empu-ku yang memberi petunjuk"
100. "Wahai Empu-ku, berikanlah aku orang-orang yang saleh (shalihin)"
101. "Maka Kami umumkan padanya (fabasysyarnahu) seorang anak yang teguh"
102. "Maka tatkala anak itu tiba bersamanya, [Abraham] berkata: "Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat (ara') dalam mimpi, bahwa aku menyembelihmu, maka apa yang ada di benakmu?". [Anaknya] berkata: "Wahai bapaku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, atas kehendak Allah (insya'al-lah), [aku] dari orang-orang yang sabar"
103. "Tatkala keduanya telah berserah diri (aslama) dan dia [Abraham] membaringkannya di kedua pelipisnya"
104. "Dan Kami seru dia: "Wahai Abraham"
105. "Sesungguhnya benar penglihatanmu itu (ru'ya)", sesungguhnya demikianlah Kami mengupah orang-orang yang baik"
106. "Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata"
107. "Dan Kami menebusnya (fadayna) dengan dengan seekor sembelihan yang besar"
108. "Kami kekalkan dia [Abraham] pada orang-orang kemudian"
109. "Sejahtera atas Abraham (salamun 'ala ibrahim)"
110. "Demikianlah Kami mengupah orang-orang yang baik"
111. "Sesungguhnya dia [Abraham] dari hamba-hamba Kami yang percaya (mu'minin)"
112. "Dan Kami umumkan padanya (fabasysyarnahu) Ishak, seorang nabi dari orang-orang yang saleh (shalihin)"
113. "Dan Kami berkati dia dan Ishak. Dan pada keturunannya ada yang orang yang baik (muhsin) dan ada yang jahat (zhalim) terhadap dirinya sendiri dengan nyata"

Secara keseluruhan, narasi Abraham dalam QS 37 di atas berfungsi untuk menggambarkan keajaiban bantuan yang Tuhan berikan kepada "hamba-hamba-Nya yang tulus" (ayat 74: عِبَادَ اللهِ الْمُخْلَصِينَ), karakter Abraham sebagai seorang monoteis tanpa kompromi yang dengan cerdik membinasakan ilah-ilah bangsanya. Abraham kemudian meminta untuk diberikan "anak yang saleh" (ayat 100). Kemudian ayat berikutnya (101) mengandung frase "Maka Kami umumkan kepadanya seorang anak yang teguh" (fabasysyarnahu bi ghulamin halim) yang merupakan frase yang selalu berbentuk sama di setiap perikop narasi tabsyir (yang merupakan turunan dari QS 51:28 sbb: fabasysyaruhu bi ghulamin 'alim - "maka mereka mengumumkan kepadanya seorang anak yang berpengetahuan"). Pengulangan ini bukan sekedar reminders, terutama jika kita mengingat poin-poin sebelumnya bahwa ada alasan pada wahyu-wahyu ini untuk konsisten dengan frase sinoptik: agar setiap audiens merasa cukup akrab dengan wahyu-wahyu oral sebelumnya sehingga penambahan-penambahan gagasan dalam wahyu akan terasa konsisten.

Namun terdapat aspek lebih lanjut. Al-Qur'an, sama seperti sumber-sumber revi'im Yahudi (Rabbanic sources) menekankan bahwa anak Abraham setuju dalam apa yang bapanya rencanakan untuk lakukan terhadapnya (ayat 102). Perintah mengorbankan putranya dengan demikian bukan hanya sebagai "cobaan yang nyata" (bala'ul-mubin, ayat 106) kepada Abraham, tetapi juga kepada putranya, dimana Abraham dan anaknya mengutamakan kesetiaannya kepada Tuhan dalam segala situasi. Secara signifikan, ayat ini juga terkait dengan permintaan Abraham (ayat 100) dimana dia tidak hanya meminta kepada Tuhan seorang anak, tetapi seorang anak yang saleh (rabbi habli minash-shalihin). Pemenuhan permintaan Abraham demikian tidak semata-mata bersifat realitas biologis bahwa dia diberikan keturunan, melainkan, penerimaan putranya akan keunggulan Tuhan Abraham di atas tuhan-tuhan bangsanya, sehingga pada akhirnya dapat diyakinkan bahwa permintaannya untuk seorang putra yang saleh telah terpenuhi. Tema pengorbanan pada perikop tabsyir ini dikembangkan lebih radikal, yaitu altruisme hanya kepada Tuhan, tidak kepada keluarga (seperti QS 19:46 di mana bapanya Abraham berkata: "Bencikah kamu kepada ilah-ilahku, wahai Abraham? Jika kamu tidak berhenti, maka akan kurajam kamu, dan tinggalkanlah aku dalam waktu yang lama!". Pada ayat selanjutnya (47-48), Abraham menjawab: "Sejahtera bagimu (salamun 'alaik), aku akan memohon ampunan bagimu kepada Empu-ku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku. Dan aku akan menjauhkan diri darimu, dan dari apa yang kamu seru selain Allah, dan aku akan berdoa kepada Empu-ku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Empu-ku". Doktrin komunitas orang-orang yang percaya telah mengalami kristalisasi melalui penafsiran atas legenda Abraham dan lebih lanjut oleh kisah-kisah para nabi alkitabiah.

>> Lanjut ke Bab II Al-Qur'an: Markers of Orality (Bag. I)
>> Lanjut ke Bab II Al-Qur'an: Markers of Orality (Bag. III)
Diubah oleh tyrodinthor 03-11-2019 15:43
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.