- Beranda
- Supranatural
PANEMBAHAN KLERO
...
TS
kiocatra919
PANEMBAHAN KLERO

Rentetan kisah sejarah baru Bangsa Jawa yang tak lupa dengan Jawa-nya..

Index
Panembahan Klero 1
Panembahan Klero 2
Panembahan Klero 3
Panembahan Klero 4
Panembahan Klero 5
Panembahan Klero 6
Panembahan Klero 7
Panembahan Klero 8
Panembahan Klero 9
Panembahan Klero 10
Panembahan Klero 11
Panembahan Klero 12
Panembahan Klero 13
Panembahan Klero 14
Panembahan Klero 15
Panembahan Klero 16
Panembahan Klero 17
Panembahan Klero 18
Panembahan Klero 19
Panembahan Klero 20
Thread yang lain :
Mirip Wali Sesion 1 KLIK
Mirip Wali Sesion 2 KLIK
Hidup itu Sruput Kopi KLIK
Mirip Wali Reborn KLIK
Bukan Panembahan KLIK
Tanah Yang Di Janjikan KLIK

Diubah oleh kiocatra919 16-04-2022 02:47
0
3.6K
39
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Supranatural
15.8KThread•14KAnggota
Tampilkan semua post
TS
kiocatra919
#18
Panembahan Klero 11
La yaruddulkodoa illadu'aup
"Tidak ada yang dapat menolak ketentuan Allah kecuali doa"
Kisah Keris Naga Runting adalah sebuah Kisah yang terselip pada Panembahan Klero, dan inilah kisah sebuah pusaka masa lalu yang akan dibuka dan terbuka dengan cerita ini, anggap saja sebuah kisah yang nggak realistis, atau tukang obat jual dagangannya….
Dari pada membuat perdebatan, sebaiknya diselesaikan dalam cerita ini saja, sebuah kisah yang masih misteri kebenarannya….
Keris Naga Runting biasa disebut dengan Keris Naga Makan Emas atau dalam bahasa Jawa disebut “Ngemut Emas”. Nama ini diberikan karena dalam keris tersebut terdapat emas yang melekat di lidah atau mulut naga yang menjadi bentuk utama keris pusaka ini. Meski tidak ada informasi yang menyebutkan tentang si pembuat keris Naga Runting, namun dari peruntutan sejarah diduga keris ini dibuat oleh Empu Welang. Empu Welang merupakan empu kepercayaan di jaman Kerajaan Pajajaran. Keris ini menjadi pusaka piandel / senjata utama dari Prabu Siliwangi. Menurut cerita yang beredar bahan yang digunakan sebagai pusaka tersebut adalah paku emas. Beberapa orang juga meyakini paku emas yang dimaksud merupakan hasil dari persemedian Prabu Siliwangi di kaki bukit Gunung Salak.
Sebilah pusaka yang sakti, tak tertandingi dan dapat mengangkat kewibawaan seorang raja ingin dimiliki oleh sang Prabu Siliwangi. Lalu kemudian beliau menyuruh empu Welang untuk membuat sebuah keris Naga yang mengandung corak emas sebagai lambang kemakmuran dan kesejahteraan. Oleh sang pembuat keris kemudian pusaka ini dinamakan Keris Naga Runting. Terbukti, keris ini mampu membuat Prabu Siliwangi disegani, sangat dihormati dan diagungkan oleh masyarakat Pajajaran kala itu. Dalam pembuatan Keris sakti ini, Empu Welang dibantu oleh Empu Anjani agar keris yang tercipta memiliki kemampuan sempurna.
Setelah mendengar keinginan sang Prabu, Empu Welang kemudian mengawali pembuatan pusaka ini dengan bersemedi selama 40 hari 40 malam sebagai ritual sakral dalam membuat keris yang memiliki tuah luar biasa. Setelah melewati beberapa proses, paku emas telah diubah menjadi sepucuk keris luk 13 yang kemudian disempurnakan oleh Empu Anjani dengan memberikan tatahan berwujud kepala naga di pangkalnya serta butiran emas mengkilat di ujung lidah (mulut) sang naga. Setelah keris tersebut jadi kemudian diberi nama Keris Naga Runting Makan Emas. Warangka dari bahan kayu cendana membuat keistimewaan pusaka tersebut tak tertandingi pada masanya.
Seusai menyempurnakan keris tersebut, kedua empu sakti ini menyerahkannya kepada sang Prabu Siliwangi untuk diperiksa bagaimana hasil kerja mereka. Bagaimana reaksi Prabu Siliwangi sang pemilik tahta Kerajaan Pajajaran? Begitu luar biasa senangnya hati Prabu Siliwangi, beliau merasa bangga kepada kedua empu kepercayaannya itu. Keberhasilan kedua empu dalam menjalankan tugas membuat keris Naga Runting sangat dihargai oleh sang prabu, karenanya beliau menghadiahkan sebuah tanah tegalan di wilayah kerajaan Pajajaran.
Selain keindahan bentuk kerisnya, kisah Naga Runting juga terkenal akan kesaktiannya. Diantaranya :
• Sebagai benteng / perlindungan diri dari kejahatan makhluk ghaib maupun manusia biasa.
• Sebagai sarana kewibawaan, sehingga seorang pemimpin akan disegani dan dihargai di masyarakat.
• Sebagai kekebalan lantaran tuah atau khodam di dalamnya.
• Sebagai pengayom dan disegani rakyat.
Saking terkenalnya, Keris ini banyak dibuat oleh para empu pada jaman kerajaan Islam dengan harapan mampu menuruni kesaktian dari Keris Naga Runting asli tinggalan Prabu Siliwangi.
Beberapa Empu dan pandai besi juga melakukan inovasi dengan beragam bahan sehingga melahirkan jenis Keris Naga Runting Ngemut Inten (Intan) dan Sabuk Inten. Hingga saat ini masyarakat pemegang pusaka jenis Naga Runting merasa beruntung karena mendapatkan kepercayaan menjaga sekaligus merawat pusaka buatan para Empu pada masa lalu.
Meski pun tak ada sumber otentik soal siapa pembuat Keris Naga Runting yang masa itu menjadi pusaka piandel Prabu Brawijaya tapi secara turun temurun masyarakat jawa sangat menyakini kalau pembuat Keris sakti itu tidak lai merupakan Empu kepercayaan kerajaan Pajajaran ialah Empu Anjani dan Empu Welang, menurut informasi yang beredar bahan yang digunakan membuat Keris ialah Paku Emas, beberapa orang pun amat menyakini Paku Emas yang dimaksud sebagai hasil dari persemedian oleh Prabu Siliwangi dikaki bukit ( Gunung Salak ). Sejak perintah Prabu Siliwangi diberikan kedua Empu itu mengawali pembuatan Keris dengan bersemedi serta puasa selama 40 hari 40 malam, seperti ritual sakral untuk membuat pusaka Keris Naga Runting yang tak tertanding, singkat cerita sesudah melewati beberapa proses Paku Emas sudah berubah menjadi sepucuk Keris lekuk 13 yang akhirnya disempurnakan oleh Empu Anjani dengan memberikan tatahan berwujud kepada naga dipangkalnya dan butiran emas mengkilat diujung lidah naga atau mulut Naga.
Sebagai Raja penuh kewibawaan Prabu Siliwangi sangat berkeinginan untuk memiliki sebilah pusaka tidak tertandingi dari segi kesaktian serta keartistikannya, oleh sebab itu, beliau memanggil Empu Welang untuk membuat Keris Naga Runting yang dimaksudnya, dengan singkatnya sesudah mendengar keinginan Rja, Empu Welang pun memberikan saran kepada Sang Prabu Siliwangi "menimbali" atau memanggil Empu Anjani supaya bisa membantu pembuatan Keris Naga Runting yang dimaksudnya, hal ini dilakoni oleh Empu Welang dengan alasannya bahwa Empu Anjani yang memiliki kemampuan yang amat luar biasa untuk membuat Keris Naga Runting dengan amat sempurna.
Sesudah Keris itu selesai kemudian diberikan nama Keris Naga Runting makan emas, warangka dari bahan kayu cendana bikin lebih istimewaan pusaka itu tidak tertandingi pada masa lalu. Kedua Empu itu sudah berhasil menuntaskan tugas dengan sangat baik serta akhirnya menyerahkan Keris Naga Runting kepada Prabu Siliwangi pemilik tahta kerajaan Pajajaran, sangat luar biasa bahagianya Prabu Siliwangi melihat Keris Naga Runting yang dipesannya itu amat sempurna, sebab keberhasilan itulah kahirnya Empu Welang dan Empu Anjani diberikan tanah tegalan diwilayah kerajaan sebagai hadiahnya.
Inilah kisah yang hampir sama dengan kisah itu yang aku alami, jangan percaya kisahku ini jadi anggaplah sebuah mitos mitos palsu karanganku saa, karena bentuknya juga berbeda dengan yang diceritakan babad jawa, juga wujud pusaka itu, karena aku bukan ahli dibidang seperti itu juga…
Siang itu dihari jumat, aku menerima paket berisi tombak dengan bilah yang Panjang dan tebal, kelas tombak ukurannya diluar pakem resmi karya penulis buku tosan aji…
Tombak itu aku peroleh dari teman facebook yang berada dalam sebuah komunitas perkerisan, dan awal kejadiannya tak aku bayangkan sebelumnya…
Kemudian deal masalah harga atau istilahnya mahar dan dikirim lewat paket dari lamongan, mungkin karena salah kirim maka paket itu berputar yang harusnya ke semarang malah menuju madiun, kemudian Kembali ke lamongan dan baru kirim ke semarang baru ke purwodadi..
Kemudian karena masih hanya bilah tombak maka oleh mas gondrong di bersihkan karatnya, maklum barang kuno ya mudah karat…
“iki tombak apa keris brow ?” tanya gondrong sambal buka paketan …
“tombak ini, cuman kata yang ngasih ini tombak baru, ya kamardikanlah, temuan ini”
“hem… kayaknya bukan, menurutku “
“ya nggak tau juga sih, coba tak tanya mas aris dari oemah keris “ kataku sambil kirim gambar ke dia by wa, sesaat dibalas, “ coba foto ulang ditempat terang “ jawab wa seberang…
Kemudian aku kasih minyak kelapa, dan kirim foto lagi dan dari seberang menjawab “ bukan tombak baru, itu lama, istilahnya STW (setengah tuo) dalam Bahasa perkerisan…
“besuk saya antar kesana ya ?” jawabku by wa call
“wah, saya yang kesitu aja, mau liat sekalian” jawab mas aris…
Siang itu mas aris datang ke warkop tempat aku kumpul dan membawa bilah bilah keris lain yang akan diwarangi…
Setelah salam dan duduk ngopi dia melihat lihat dan mengamati tombak itu, dan ngalor ngidul cerita dari pilkades sampai kendala di dunia paguyuban tosan aji…
“ mas aris, ini saya serahkan tombak ini dan njenengan buatkan ke teman njenengan wadah tombak serta landeyannya (tangkai tombak)” kemudian gondrong membungkusnya dengan kain mori yang biasanya buat membersihkan pusaka dirumah…
Kemudian kami berpisah dan pulang kerumah masing masing dan beberapa minggu kemudian dia telp “ asalamualaikum pak ndan !!”
“waalaikumsalam, mas aris, gimana gimana nih “
“ ini tombaknya dah jadi, warangkanya dari kayu Nangka !!!”
“wiiidiih, dah jadi hebat, dapat kayu Nangka dari mana mas ?”
“wahahaha , enggak pak ndan, dari kayu timoho yang dibuat kayak kayu Nangka “
“woalah, mahal donk ?”
“walah, ya iya dikit.. lha tombake aja gede gini, aneh… mpun kalo bisa nanti begitu diantar ke toko tak kabari malih”
“wedeeh, kabar kabar lagi ya…”
Dua hari kemudian kami bertemu ditoko dan setelah lepas sepatu dan salam aku duduk di tikar dalam toko itu dan berkatalah mas aris…
“tombak sampeyan ngapok`no wong pak ndan “
“lho knapa ?” tanyaku sambil ngisep rokok mild dan terkaget kaget…
“ baru kali ini, sejak saya maen pusaka dari jaman SMP sampai sekarang ada tombak pusaka yang ngapok`no wong..”
“waduh, knapa nih…”
“coba ini kain mori yang buat bungkus itu mrimpeni saya kok, juga pembuat warangkanya..”
“lha ,wong itu kain biasa aja, sering dipakai membersihkan dan lap-lap sama anak anak, boleh tanya andre dan anak anak”
“lha mbooohh… udah jangan nutup nutupi ini kain dapat dari mana ?”
“lha kalo kain ya tanya gondrong lah , wong dia punya, tapi ya biasanya juga nggak masalah tuh, aku ya sering makai ngelap ngelap disana ?”
“jal ditiduri nanti lak mrimpeni”
“sudimen mas, gombal reget kok nggo turu… “ jawabku sambil ketawa ngekek dan aris malah senyum kecut….
“ itu tombaknya gimana, dah jadi belum ?” tanyaku kepadanya sambil megang gelas kopi yang disajikan di tokonya…
“udah, ini tombak ya bikin masalah saja “
“lho lho gimana nih ?”
“ masak tukan mrangginya Ketika ambil tombak kesini nggak bisa pulang, kesasar sampai ke kudus, padahal rumahnya brati situ ?”
“mosok seeh ?”
“enggih, wah molo tenan, dia nggak mau nggarap lagi kalo ada pusaka kayak gini ?”
“lha wong entuknya ya cuman kek gini, dan masak bisa berulang lagi ?’” aku balik bertanya…
“ Lhah njenengan bohong kalo nggak tau ini tombak pusaka apa ?”
“lha mas aris yang ahli Tangguh pusaka bukan saya, kan punya keahlian menilai suatu besi nya, pamornya, modelnya, ya bidang mas aris..bukan saya ah…”
“ini keris STW, ya mataram islam mungkin, tapi kalo tombak baru ya nggak..”
“kalo kata yang nemu dan dikasih ke aku, dia perkirakan barang baru, ya setelah kemerdekaanlah”
“mboten pak ndan kalo itu”
“lha trus buat masalah apa tombak itu ?”
“itu nyasarkan yang membuat warangka, pulang kerumah masak harus pakai JPS , padahal kerumah sendiri lho, iso nyasar tekan kudus, kudus kan jauh to pak ndan…”
“wooo…” kataku sambil garuk garuk kepala…
“ udah gitu tangannya kena mata bor waktu mbuat warangka tombak ini, trus pas warangi semua yang dikirim bareng untuk diwarangi di jepara malah pada hilang, dan tersisa hanya beberapa yang mbalik, padahal satu paket dan diwarangi bareng sama tombake njenengan ini..” jelas mas aris lagi…
“ ya udah, kalo merepotkan saya minta maaf, coba tak telp gondong biar kesini…
Beberapa saat gondrong datang ikutan duduk dan ngopi, kemudian kejadian itu diceritakan ulang sama mas aris, dan sama dia juga menolak kalo dikatain ngerjain dan bermain mistik dan ilmu ghaib, karena sama sama merasa nggak pernah ada masalah apapun Ketika membersihkan dan ketempatan pusaka itu….
Kemudian gondrong memilih landeyan tombaknya dan setelah bayar kami pamit pulang , tapi kami nggak pulang, kami mampir ke warung kopi nawang milik gondrong dan setelah didalam, kami membahas ulang kejadian tadi…
‘‘entek brapa duit tadi ?”
“ya larang to, kayunya aja timoho” jawabku..
“wahahaha…apiik no…hahaha”
“kasian juga yang membuat warangkanya dan yang mewarangi…”
“ ya, enggaklah ….kamu aja yang baper… itu resiko profesi bung “
“hem iya ya…”
“itu brarti orang orang itu nggak level megang pusaka ini…” jawab gondrong lagi…
Dan cerita pun berakhir….
Beberapa hari kemudian gondrong maen ke rumah tuan guru dan dalam ngobrol dia bertanya kepada tuan guru…
“mbah, ini nama keris apa ya ?” tanya gondrong sambil menunjukkan gambar di hapenya..
“ini punya siapa ?” tanya tuan guru balik..
“ya panglima Indonesia mbah, kemudian karena telah almarhum diserahkan ke saya dan mas`e waktu nemuin Gibran dulu… (mas`e adalah penyebutan kepadaku oleh gondrong kepadaku)”
“wooo, aku nggak paham begituan lagi… cuman ya kalo kamu tanya aku bisa menjawabnya”
“apa ini mbah ??” tanya gondrong…
“ini keris naga runting “ jawab tuan guru singkat…
“woo….wooo…” gondrong seperti takjub, keris yang diterima nya ternyata pusaka ampuh, meski bentuknya biasa aja, dapur brojol tapi ternyata keris ampuh Naga Runting…
Kemudian dia buka hapenya dan buka lagi… “ini punya mas`e mbah ?” tanya nya sambil menunjukkan fotonya…
“ini dia ngrampok atau meras orang atau minta dari siapa ini, ini dia pasti njaluk mekso sama orang…” tuan guru mulai curiga dan agak tinggi nada bicaranya…
“nggak mbah, dikasih orang..”
“mosok ?”
“iya, wong saya yang megang sekarang, itu barang dirumah aku….” Jawab gondrong lagi…
“ ya udah kalo benar begitu, ini tombak ampuh, ini garis pajajaran yang telah menyampur ke majapahit, ini tombak naga runting sama dengan keris milik panglima tadi…”
“ woooo….apik no mbah ???” tanya gondrong lagi…
Sambil senyum tuan guru berkata “ apik…”
Brarti benar kata guruku di Tuban senori dulu…
Leluhur yang menikah dengan bidadari itu adalah trah raja yang disembunyikan, dia adalah trah raja pajajaran dan majapahit, tapi karena takut dibunuh oleh orang yang tidak menyukainya dan karena merupakan keturunan raja besar, maka dia disembunyikan dan disamarkan identitasnya…
“Katakanlah: “Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.” (QS Al-A’raff“: 33)
Ingat, pusaka adalah pemilih..
Dia mencari pribadi yang pas dengannya dan berperan oleh yang mempunyai hak, siapa pun jika sudah menjadi hak dan miliknya siapa pun tak berhak menghalangi dan tak mungkin berhasil…..
“Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan” (QS Asyu’ara’ “ 183)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu” (QS An-Nisaa : 29)
Sebuah doa menutup cerita ini, dan setelahnya aminkan….
“Ya Allah, tambahkanlah rezeki kepada kami, jangan Engkau kurangi. Muliakanlah kami dan jangan Engkau hinakan kami. Berilah kami dan jangan Engkau halangi kami. Pilihlah kami dan jangan Engkau tinggalkan kami, dan janganlah Engkau cegah kami.”
-amin-
"Tidak ada yang dapat menolak ketentuan Allah kecuali doa"
Kisah Keris Naga Runting adalah sebuah Kisah yang terselip pada Panembahan Klero, dan inilah kisah sebuah pusaka masa lalu yang akan dibuka dan terbuka dengan cerita ini, anggap saja sebuah kisah yang nggak realistis, atau tukang obat jual dagangannya….
Dari pada membuat perdebatan, sebaiknya diselesaikan dalam cerita ini saja, sebuah kisah yang masih misteri kebenarannya….
Keris Naga Runting biasa disebut dengan Keris Naga Makan Emas atau dalam bahasa Jawa disebut “Ngemut Emas”. Nama ini diberikan karena dalam keris tersebut terdapat emas yang melekat di lidah atau mulut naga yang menjadi bentuk utama keris pusaka ini. Meski tidak ada informasi yang menyebutkan tentang si pembuat keris Naga Runting, namun dari peruntutan sejarah diduga keris ini dibuat oleh Empu Welang. Empu Welang merupakan empu kepercayaan di jaman Kerajaan Pajajaran. Keris ini menjadi pusaka piandel / senjata utama dari Prabu Siliwangi. Menurut cerita yang beredar bahan yang digunakan sebagai pusaka tersebut adalah paku emas. Beberapa orang juga meyakini paku emas yang dimaksud merupakan hasil dari persemedian Prabu Siliwangi di kaki bukit Gunung Salak.
Sebilah pusaka yang sakti, tak tertandingi dan dapat mengangkat kewibawaan seorang raja ingin dimiliki oleh sang Prabu Siliwangi. Lalu kemudian beliau menyuruh empu Welang untuk membuat sebuah keris Naga yang mengandung corak emas sebagai lambang kemakmuran dan kesejahteraan. Oleh sang pembuat keris kemudian pusaka ini dinamakan Keris Naga Runting. Terbukti, keris ini mampu membuat Prabu Siliwangi disegani, sangat dihormati dan diagungkan oleh masyarakat Pajajaran kala itu. Dalam pembuatan Keris sakti ini, Empu Welang dibantu oleh Empu Anjani agar keris yang tercipta memiliki kemampuan sempurna.
Setelah mendengar keinginan sang Prabu, Empu Welang kemudian mengawali pembuatan pusaka ini dengan bersemedi selama 40 hari 40 malam sebagai ritual sakral dalam membuat keris yang memiliki tuah luar biasa. Setelah melewati beberapa proses, paku emas telah diubah menjadi sepucuk keris luk 13 yang kemudian disempurnakan oleh Empu Anjani dengan memberikan tatahan berwujud kepala naga di pangkalnya serta butiran emas mengkilat di ujung lidah (mulut) sang naga. Setelah keris tersebut jadi kemudian diberi nama Keris Naga Runting Makan Emas. Warangka dari bahan kayu cendana membuat keistimewaan pusaka tersebut tak tertandingi pada masanya.
Seusai menyempurnakan keris tersebut, kedua empu sakti ini menyerahkannya kepada sang Prabu Siliwangi untuk diperiksa bagaimana hasil kerja mereka. Bagaimana reaksi Prabu Siliwangi sang pemilik tahta Kerajaan Pajajaran? Begitu luar biasa senangnya hati Prabu Siliwangi, beliau merasa bangga kepada kedua empu kepercayaannya itu. Keberhasilan kedua empu dalam menjalankan tugas membuat keris Naga Runting sangat dihargai oleh sang prabu, karenanya beliau menghadiahkan sebuah tanah tegalan di wilayah kerajaan Pajajaran.
Selain keindahan bentuk kerisnya, kisah Naga Runting juga terkenal akan kesaktiannya. Diantaranya :
• Sebagai benteng / perlindungan diri dari kejahatan makhluk ghaib maupun manusia biasa.
• Sebagai sarana kewibawaan, sehingga seorang pemimpin akan disegani dan dihargai di masyarakat.
• Sebagai kekebalan lantaran tuah atau khodam di dalamnya.
• Sebagai pengayom dan disegani rakyat.
Saking terkenalnya, Keris ini banyak dibuat oleh para empu pada jaman kerajaan Islam dengan harapan mampu menuruni kesaktian dari Keris Naga Runting asli tinggalan Prabu Siliwangi.
Beberapa Empu dan pandai besi juga melakukan inovasi dengan beragam bahan sehingga melahirkan jenis Keris Naga Runting Ngemut Inten (Intan) dan Sabuk Inten. Hingga saat ini masyarakat pemegang pusaka jenis Naga Runting merasa beruntung karena mendapatkan kepercayaan menjaga sekaligus merawat pusaka buatan para Empu pada masa lalu.
Meski pun tak ada sumber otentik soal siapa pembuat Keris Naga Runting yang masa itu menjadi pusaka piandel Prabu Brawijaya tapi secara turun temurun masyarakat jawa sangat menyakini kalau pembuat Keris sakti itu tidak lai merupakan Empu kepercayaan kerajaan Pajajaran ialah Empu Anjani dan Empu Welang, menurut informasi yang beredar bahan yang digunakan membuat Keris ialah Paku Emas, beberapa orang pun amat menyakini Paku Emas yang dimaksud sebagai hasil dari persemedian oleh Prabu Siliwangi dikaki bukit ( Gunung Salak ). Sejak perintah Prabu Siliwangi diberikan kedua Empu itu mengawali pembuatan Keris dengan bersemedi serta puasa selama 40 hari 40 malam, seperti ritual sakral untuk membuat pusaka Keris Naga Runting yang tak tertanding, singkat cerita sesudah melewati beberapa proses Paku Emas sudah berubah menjadi sepucuk Keris lekuk 13 yang akhirnya disempurnakan oleh Empu Anjani dengan memberikan tatahan berwujud kepada naga dipangkalnya dan butiran emas mengkilat diujung lidah naga atau mulut Naga.
Sebagai Raja penuh kewibawaan Prabu Siliwangi sangat berkeinginan untuk memiliki sebilah pusaka tidak tertandingi dari segi kesaktian serta keartistikannya, oleh sebab itu, beliau memanggil Empu Welang untuk membuat Keris Naga Runting yang dimaksudnya, dengan singkatnya sesudah mendengar keinginan Rja, Empu Welang pun memberikan saran kepada Sang Prabu Siliwangi "menimbali" atau memanggil Empu Anjani supaya bisa membantu pembuatan Keris Naga Runting yang dimaksudnya, hal ini dilakoni oleh Empu Welang dengan alasannya bahwa Empu Anjani yang memiliki kemampuan yang amat luar biasa untuk membuat Keris Naga Runting dengan amat sempurna.
Sesudah Keris itu selesai kemudian diberikan nama Keris Naga Runting makan emas, warangka dari bahan kayu cendana bikin lebih istimewaan pusaka itu tidak tertandingi pada masa lalu. Kedua Empu itu sudah berhasil menuntaskan tugas dengan sangat baik serta akhirnya menyerahkan Keris Naga Runting kepada Prabu Siliwangi pemilik tahta kerajaan Pajajaran, sangat luar biasa bahagianya Prabu Siliwangi melihat Keris Naga Runting yang dipesannya itu amat sempurna, sebab keberhasilan itulah kahirnya Empu Welang dan Empu Anjani diberikan tanah tegalan diwilayah kerajaan sebagai hadiahnya.
Inilah kisah yang hampir sama dengan kisah itu yang aku alami, jangan percaya kisahku ini jadi anggaplah sebuah mitos mitos palsu karanganku saa, karena bentuknya juga berbeda dengan yang diceritakan babad jawa, juga wujud pusaka itu, karena aku bukan ahli dibidang seperti itu juga…
Siang itu dihari jumat, aku menerima paket berisi tombak dengan bilah yang Panjang dan tebal, kelas tombak ukurannya diluar pakem resmi karya penulis buku tosan aji…
Tombak itu aku peroleh dari teman facebook yang berada dalam sebuah komunitas perkerisan, dan awal kejadiannya tak aku bayangkan sebelumnya…
Kemudian deal masalah harga atau istilahnya mahar dan dikirim lewat paket dari lamongan, mungkin karena salah kirim maka paket itu berputar yang harusnya ke semarang malah menuju madiun, kemudian Kembali ke lamongan dan baru kirim ke semarang baru ke purwodadi..
Kemudian karena masih hanya bilah tombak maka oleh mas gondrong di bersihkan karatnya, maklum barang kuno ya mudah karat…
“iki tombak apa keris brow ?” tanya gondrong sambal buka paketan …
“tombak ini, cuman kata yang ngasih ini tombak baru, ya kamardikanlah, temuan ini”
“hem… kayaknya bukan, menurutku “
“ya nggak tau juga sih, coba tak tanya mas aris dari oemah keris “ kataku sambil kirim gambar ke dia by wa, sesaat dibalas, “ coba foto ulang ditempat terang “ jawab wa seberang…
Kemudian aku kasih minyak kelapa, dan kirim foto lagi dan dari seberang menjawab “ bukan tombak baru, itu lama, istilahnya STW (setengah tuo) dalam Bahasa perkerisan…
“besuk saya antar kesana ya ?” jawabku by wa call
“wah, saya yang kesitu aja, mau liat sekalian” jawab mas aris…
Siang itu mas aris datang ke warkop tempat aku kumpul dan membawa bilah bilah keris lain yang akan diwarangi…
Setelah salam dan duduk ngopi dia melihat lihat dan mengamati tombak itu, dan ngalor ngidul cerita dari pilkades sampai kendala di dunia paguyuban tosan aji…
“ mas aris, ini saya serahkan tombak ini dan njenengan buatkan ke teman njenengan wadah tombak serta landeyannya (tangkai tombak)” kemudian gondrong membungkusnya dengan kain mori yang biasanya buat membersihkan pusaka dirumah…
Kemudian kami berpisah dan pulang kerumah masing masing dan beberapa minggu kemudian dia telp “ asalamualaikum pak ndan !!”
“waalaikumsalam, mas aris, gimana gimana nih “
“ ini tombaknya dah jadi, warangkanya dari kayu Nangka !!!”
“wiiidiih, dah jadi hebat, dapat kayu Nangka dari mana mas ?”
“wahahaha , enggak pak ndan, dari kayu timoho yang dibuat kayak kayu Nangka “
“woalah, mahal donk ?”
“walah, ya iya dikit.. lha tombake aja gede gini, aneh… mpun kalo bisa nanti begitu diantar ke toko tak kabari malih”
“wedeeh, kabar kabar lagi ya…”
Dua hari kemudian kami bertemu ditoko dan setelah lepas sepatu dan salam aku duduk di tikar dalam toko itu dan berkatalah mas aris…
“tombak sampeyan ngapok`no wong pak ndan “
“lho knapa ?” tanyaku sambil ngisep rokok mild dan terkaget kaget…
“ baru kali ini, sejak saya maen pusaka dari jaman SMP sampai sekarang ada tombak pusaka yang ngapok`no wong..”
“waduh, knapa nih…”
“coba ini kain mori yang buat bungkus itu mrimpeni saya kok, juga pembuat warangkanya..”
“lha ,wong itu kain biasa aja, sering dipakai membersihkan dan lap-lap sama anak anak, boleh tanya andre dan anak anak”
“lha mbooohh… udah jangan nutup nutupi ini kain dapat dari mana ?”
“lha kalo kain ya tanya gondrong lah , wong dia punya, tapi ya biasanya juga nggak masalah tuh, aku ya sering makai ngelap ngelap disana ?”
“jal ditiduri nanti lak mrimpeni”
“sudimen mas, gombal reget kok nggo turu… “ jawabku sambil ketawa ngekek dan aris malah senyum kecut….
“ itu tombaknya gimana, dah jadi belum ?” tanyaku kepadanya sambil megang gelas kopi yang disajikan di tokonya…
“udah, ini tombak ya bikin masalah saja “
“lho lho gimana nih ?”
“ masak tukan mrangginya Ketika ambil tombak kesini nggak bisa pulang, kesasar sampai ke kudus, padahal rumahnya brati situ ?”
“mosok seeh ?”
“enggih, wah molo tenan, dia nggak mau nggarap lagi kalo ada pusaka kayak gini ?”
“lha wong entuknya ya cuman kek gini, dan masak bisa berulang lagi ?’” aku balik bertanya…
“ Lhah njenengan bohong kalo nggak tau ini tombak pusaka apa ?”
“lha mas aris yang ahli Tangguh pusaka bukan saya, kan punya keahlian menilai suatu besi nya, pamornya, modelnya, ya bidang mas aris..bukan saya ah…”
“ini keris STW, ya mataram islam mungkin, tapi kalo tombak baru ya nggak..”
“kalo kata yang nemu dan dikasih ke aku, dia perkirakan barang baru, ya setelah kemerdekaanlah”
“mboten pak ndan kalo itu”
“lha trus buat masalah apa tombak itu ?”
“itu nyasarkan yang membuat warangka, pulang kerumah masak harus pakai JPS , padahal kerumah sendiri lho, iso nyasar tekan kudus, kudus kan jauh to pak ndan…”
“wooo…” kataku sambil garuk garuk kepala…
“ udah gitu tangannya kena mata bor waktu mbuat warangka tombak ini, trus pas warangi semua yang dikirim bareng untuk diwarangi di jepara malah pada hilang, dan tersisa hanya beberapa yang mbalik, padahal satu paket dan diwarangi bareng sama tombake njenengan ini..” jelas mas aris lagi…
“ ya udah, kalo merepotkan saya minta maaf, coba tak telp gondong biar kesini…
Beberapa saat gondrong datang ikutan duduk dan ngopi, kemudian kejadian itu diceritakan ulang sama mas aris, dan sama dia juga menolak kalo dikatain ngerjain dan bermain mistik dan ilmu ghaib, karena sama sama merasa nggak pernah ada masalah apapun Ketika membersihkan dan ketempatan pusaka itu….
Kemudian gondrong memilih landeyan tombaknya dan setelah bayar kami pamit pulang , tapi kami nggak pulang, kami mampir ke warung kopi nawang milik gondrong dan setelah didalam, kami membahas ulang kejadian tadi…
‘‘entek brapa duit tadi ?”
“ya larang to, kayunya aja timoho” jawabku..
“wahahaha…apiik no…hahaha”
“kasian juga yang membuat warangkanya dan yang mewarangi…”
“ ya, enggaklah ….kamu aja yang baper… itu resiko profesi bung “
“hem iya ya…”
“itu brarti orang orang itu nggak level megang pusaka ini…” jawab gondrong lagi…
Dan cerita pun berakhir….
Beberapa hari kemudian gondrong maen ke rumah tuan guru dan dalam ngobrol dia bertanya kepada tuan guru…
“mbah, ini nama keris apa ya ?” tanya gondrong sambil menunjukkan gambar di hapenya..
“ini punya siapa ?” tanya tuan guru balik..
“ya panglima Indonesia mbah, kemudian karena telah almarhum diserahkan ke saya dan mas`e waktu nemuin Gibran dulu… (mas`e adalah penyebutan kepadaku oleh gondrong kepadaku)”
“wooo, aku nggak paham begituan lagi… cuman ya kalo kamu tanya aku bisa menjawabnya”
“apa ini mbah ??” tanya gondrong…
“ini keris naga runting “ jawab tuan guru singkat…
“woo….wooo…” gondrong seperti takjub, keris yang diterima nya ternyata pusaka ampuh, meski bentuknya biasa aja, dapur brojol tapi ternyata keris ampuh Naga Runting…
Kemudian dia buka hapenya dan buka lagi… “ini punya mas`e mbah ?” tanya nya sambil menunjukkan fotonya…
“ini dia ngrampok atau meras orang atau minta dari siapa ini, ini dia pasti njaluk mekso sama orang…” tuan guru mulai curiga dan agak tinggi nada bicaranya…
“nggak mbah, dikasih orang..”
“mosok ?”
“iya, wong saya yang megang sekarang, itu barang dirumah aku….” Jawab gondrong lagi…
“ ya udah kalo benar begitu, ini tombak ampuh, ini garis pajajaran yang telah menyampur ke majapahit, ini tombak naga runting sama dengan keris milik panglima tadi…”
“ woooo….apik no mbah ???” tanya gondrong lagi…
Sambil senyum tuan guru berkata “ apik…”
Brarti benar kata guruku di Tuban senori dulu…
Leluhur yang menikah dengan bidadari itu adalah trah raja yang disembunyikan, dia adalah trah raja pajajaran dan majapahit, tapi karena takut dibunuh oleh orang yang tidak menyukainya dan karena merupakan keturunan raja besar, maka dia disembunyikan dan disamarkan identitasnya…
“Katakanlah: “Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.” (QS Al-A’raff“: 33)
Ingat, pusaka adalah pemilih..
Dia mencari pribadi yang pas dengannya dan berperan oleh yang mempunyai hak, siapa pun jika sudah menjadi hak dan miliknya siapa pun tak berhak menghalangi dan tak mungkin berhasil…..
“Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan” (QS Asyu’ara’ “ 183)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu” (QS An-Nisaa : 29)
Sebuah doa menutup cerita ini, dan setelahnya aminkan….
“Ya Allah, tambahkanlah rezeki kepada kami, jangan Engkau kurangi. Muliakanlah kami dan jangan Engkau hinakan kami. Berilah kami dan jangan Engkau halangi kami. Pilihlah kami dan jangan Engkau tinggalkan kami, dan janganlah Engkau cegah kami.”
-amin-
Diubah oleh kiocatra919 22-01-2022 08:08
0