Malam telah larut dan aku mandi, disampingku tuan guru duduk, kemudian gantian mandi dan pakai baju koko, dikamar ini, dilantai dua mister che...

Selepas sholat magrib di qodho dengan isya. Tuan guru dzikiran dan membaca kitab kecilnya, aku tiduran dan relaks....

Pelan pelan kulihat dari ujung mataku, mr che turun naik seperti mau curhat kepada kami...

Dan aku sengaja pura pura bangun dan keluar kamar itu, di meja ada kopi manis dan roti bakar gulung, juga tak lupa barongkok, dia adalah bubur pisang dan santan. Makanan para raja jaman dulu...

"yan, bisa tidur ? Tiba tiba mr che naik dari tangga bawah terlihat
" lumayan bapak"
"tuan guru mana jie ?"
" ada bapak di kamar, ngaji,"

Sesaat tuan guru keluar dan ikutan duduk bertiga, sementara aku minum kopi kelas toraja ini dengan santai...
Aku tak mungkin merokok disini...
Tuan Guru benci rokok..
Parfum juga...
Fisiknya nggak kuat bau begituan...
Jadi salah jika menyebutnya penjual alat dan piranti supra natural...
ini beda sama sekali...
Dari sekian banyak guruku. Beliau juga beda pribadi, beliau alumni pondok pesantren besar, dan juga NU mania, nggak terkenal, istilah kyai kyai yang mengaji kepada beliau adalah ada dan tiada, beliau tak pakai julukan langit yang aneh aneh dan bukan penjual apapun, tuan guru hanya bengkel mobil dan aku pernah membantunya membetulkan mobil di bengkelnya...

Beliau bukan struktural apapun...
Beliau bukan siapa siapa...
Kami sering makan makan bareng sekeluarga...
Kami hanya punya cita cita sama...
Di akhir hayat kami yang menua ini, punya pondok pesantren gratis dan sekolah alam buat umat islam, bukan penjual benda mistis....

"tuan guru, rencana besuk bagaimana ?"
"nanti ziarah ke makam bapak dan ibu, kalo bisa kakek sekalian"
" iye" jawab mr che pake bahasa makassar...
" lhah, ini beliau pada datang "
" mas yan, besuk cari dupa"
"apa itu ? "
" hongsua" kata tuan guru...
" apa itu yan ?"
" kemenyan china bapak, diklenteng"
"ooo dimana belinya ?"
"klenteng terdekat dimana ?"
"ya jalan sulawesi itu..." jelas mr che...
"besuk saya yang beli sama dahlan. Bapak " jawabku menyanggupi...
" kalo begitu, silahkan istirahat dan besuk kita bisa ziarah makam bapak dan kakek saya"
"iye puang" jawabku sambil senyum...
Tuan guru ikut senyum, mungkin beliau paham, aku memang tau banyak bahasa makassar...
....
...
Sebelum subuh aku dah mandi dan gantian dengan tuan guru, pakai baju koko dan siap siap turun kebawah...
...
......
Sesampainya dibawah duduk di sofa depan musholla rumah itu...
Eee ... mr che sudah bangun dan mau ke masjid...
" lho tuan guru dah siap, mari ke masjid"
"subuh ini saya kalo berkenan sholat di mushola ini saja " kata tuan guru menunjuk arah mushola dalam rumah itu...
" ooh gitu" kata mr che bengong...

Kemudian masuk ke kamar dan membangunkan istri beliau " ma..ma...ayuk bangun sholat subuh, sudah ditunggu tuan guru dan mas yan nih"...

Kemudian kulihat pintu kamar ditutup dari dalam, aku dan tuan guru tersenyum bahagia...
Salah satu tujuan kami datang dari jauh adalah mendamaikan Mr Che dan ibu, suami istri yang hanya status berkeluarga saja, tapi kami bahagia, setelah ngobrol semalam suami istri ini terlihat rukun kayak pengantin baru lagi...

Ah, mungkin ini malam romantis bagi mereka berdua...
Malam malam bagai seribu bintang bagi mereka berdua, sejoli paruh baya yang bulan madu kembali...
Istri mr che keluar terlihat lelah tapi bahagia...
Menuju mushola rumah dan kami masih memandang mereka juga bahagia dan penuh senyum...
Aku berpandangan dengan tuan guru, dan saling senyum tanda paham maksud...
Seperti nonton film drama romantis...
Tiba tiba mr che menuju ke arah kami dan berkata..
"mari kita sholat subuh berjamaah...."

surah An-Nisa’ ayat 34 yang berbunyi:

...وَالتِى تَخَافُوْنَ نُشُوْزَهُن فَعِظُوْهُن وَاهْجُرُوْهُن فِى الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوْهُن فَاِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوْا عَلَيْهِن سَبِيْلًا اِن اللهَ كَانَ عَلِيا كَبِيْرًا (النسآء:34)

Artinya: “Isteri-isteri yang kamu khawatirkan akan melakukan perbuatan nusyuz maka nasihatilah mereka, pisahkan diri dari tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka sudah sadar, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkan mereka, sesungguhnya Allah Maha Tinggi Lagi Maha Besar.” (An-Nisa’ ayat 34)