Pagi itu adminku wa kepadaku " om itu siapa ya yang biasa bikin komen di threat kita ? "
"wah, aku nggak kenal mas ?" jawabku balas tanya balik...
Kemudian aku jawab lagi " jawab aja mas kalo mau "
"iya om"....

Kemudian kembali ke kisah mimpiku itu...

Pagi itu cuaca nggak hujan kayak biasanya, menunggu siang dan dhuhur kemudian sholat di imami tuan guru, " mas yan sudah sholat ?"
"sampun dan saya qodho "
"lho lho... Kok diqodho ???"
"sebetulnya saya ya ragu tapi takut nggak nuntut" jawabku lugu...
"nanti saya jelaskan di bandara, ayo brangkat sekarang...."
Mobilku menuju bandara, melewati pamotan dan jalan soekarno hatta, bablas genuk dan kaligawe semarang lalu belok kanan samping tol menuju bandara ahmad yani...

Dibandara sudah ashar sebentar lagi, lalu kami menuju masjid samping parkiran bandara dan kemudian sesaat adzan ashar, diteras masjid tuan guru menyampaikan " kita diluar menunggu sholat ashar semua dan baru qodho' " kata tuan guru...
"siap"
"sholatmu yang tadi kan belum masuk kriteria musafir to, jaraknya belum masuk katagori musafir "
" wooo"
" brapa dari rumah ?"
"ya kira kira 65 sampai 70 kilo palingan "
" woo gitu to...belum masuk kan ?"
"tadi saya ya ragu, tapi karena nanti mau terbang makanya waktunya jadi saya ringkas "
"paham ?"
"inggih paham "

Lalu Kami hanya ngobrol ringan dan sendauan dengan tertawa tawa kecil dan menunggu jamaah sholat ashar selesai, setelahnya wudhlu dan tuan guru mengimami sholat dhuhur dan ashar...

Selepasnya dari seberang wa " maaf yanuar menunggu didalam bandara, hujan lebat diluar "
"siap, saya saja yang kesana"
Kemudian share lok foto dan lokasi, kami ketemuan di dalam bandara tanpa prosedur rumit kami masuk kedalam dipersilahkan cari tempat karena jaman covid jadi penerbangan molah malih manut kebijakan aneh jaman pandemi, sepersekian menit berubah ubah terserah sistem alarm pusat...

" yanuar itu siapa mas ?" tanya tuan guru di koridor
"tentara, istilah kami bapung "
"apa itu ?"
"badan penghubung, jadi itu tugas pengawal bandara untuk tamu penting"
"weh, aku tamu penting to..."
" he he iya"
Kami tertawa kecil, dan berjalan santai...

Tuan guru terlihat agak kikuk membawa rangselnya sementara aku mengekor sambil menunjukkan pas bandara acs milikku ....

Kartu kadaluarsa yang sengaja saya bawa saat ini, untuk jaga jaga saja, juga agar pihak bandara tau bahwa aku ini dulunya orang dalam juga, begitu maksudku...

Tiba tiba yanuar datang dengan menghormat khas tentara " maaf bapak"
" iya, ada apa mas ?"
"pesawat diundur satu jam, pakai sriwijaya air..."
"ya nggak apa "
"maaf, pesawat berubah nanti pulangnya naik pesawat lain dan transit jakarta"
" nggak papa, pcr masih bisa dipakai kan ?"
"siap, masih "
" sabar aja, nggak papa, saya nunggu dimana mas ?"
"siap, silahkan "
" ayuk makan dan minum di kantin bandara aja yuk?"
"siap, yanuar mohon ijin mengurus tiket "
"ya udah saya nunggu disitu ya " kataku sambil menunjuk ke siap saji a&w bandara..
"siap, yanuar mohon ijin"
"iya " yanuar pergi setelah hormat...

Sambil jalan tuan guru menyela " knapa yanuar pergi?"
" sebetulnya dia malu makan sama kita tuan guru, biasa seorang prajurit pangkat rendah tak boleh makan bareng perwira"
"oooo gitu"
"inggih"
"kalo begitu beda meja saja , ayo diajak ?"
"dia tidak akan mau. Itu prosedur mengantar tamu penting "
"oooo ketat juga ya"
"iya seperti itu memang"
....
......
.........
Kemudian waktu molor dah sejam lebih, tiba tiba Yanuar telp WA memberi kabar dan selanjutnya aku menuju koridor bersama tuan guru, kami tetap dikawal oleh Yanuar sampai pemeriksaan terakhir di depan pintu pesawat, selanjutnya masuk di kursi deret satu a dan b, aku tau ini kursi khusus pejabat atau minimal cru penting pesawat atau maskapai, karena sekarang tak ada kelas vip lagi...

Sampai makasar telah isya dan kami dijemput mister CHAMIR, dia berperawakan sedang, tak tinggi tak pendek, kurus dan berotot...
Dengan baju setelan merah tua, spatu kets kulit warna hitam setelan om om...
"yan !!! Saya kira siapa ??? Kayak anak muda saja gayamu !!" katanya setengah berteriak...
Selepas salaman kami masuk mobil prado beliau, aku duduk depan samping sopir , tuan guru bersama Mister Che, kami biasa manggil dirinya...

Tiba tiba keluar pintu tol bandara hasanuddin Tuan Guru Berkata " aku seperti berada di bumi Mataram, seperti berada di Jawa "
Kami bertiga hanya diam, kemudian kami menuju jalan sulawesi dan tuan guru berkata lagi " ini ada kampung arab "
"oooo iya , memang ini kampung china makassar tapi memang dulunya ada kampung arab" kata mister che...
" hem, para habaib dan syarifah dulu banyak tinggal disini. Karena itulah kampung ini bisa ada berkahnya"
" dari mana tuan guru tau ? " tanya mister che heran
" dari getaran tanah disini"
"mas yan, dulu pernah makan di restoran jalan sulawesi ?" tanya mister che...
"pernah bapak " jawabku antusias...
Kemudian batinku berkata sendiri " bukan hanya pernah makan, aku juga pernah dikasih duit sama cina di bengkel karoseri depan situ, sayang lupa namanya, dan dikawal manager kalla group, bukan apa apa karena dulu pengadaan ambulans-nya bermasalah, yah pengadaan mobil ambulans penuh setingan, mau melawan mati. Yah mister che... Kamu juga tau palingan, atau lupa ?"

Kemudian masuklah kami ke restoran china itu, makan nasi dan ikan laut sunu, baronang tak lupa bolu, padahal aku pengen makan ikan ceppak....
Kangen juga aku dengan makassar, tempat aku lari dari kenyataan bahwa Tuhan selalu ada dan menyayangi aku....

Tidakkah aku suci ?
Bukan,
Aku lelaki penuh dosa....
Akulah " lapendos "
Laki laki penuh dosa...
Tiba tiba wajah en muncul, heny alias aik juga, juga perempuan jepara itu, semua bermain dalam komedi putar di ingatanku...

Kafe kafe, diskotik, massage, kamar hotel dan kost. Kasurku, sajadahku tobat datang seolah berkata "ingat, janjimu di pantai losari dulu yan.... Kamu pernah berkata dalam batinmu dengan keyakinan "Tuhanku Allah, jika manusia di darat tak mendengar doaku, kukirimkan doaku di air dan semoga botol doaku itu terdampar dan dibuka, dibaca orang isi suratnya dan orang itu mengamini doaku dalam surat didalamnya, kabulkan ya Allah jika botol itu terbuka..." lalu botol itu kau lempar ke laut, dan pergi sejauh dan secepat mungkin, motor supra fit ku dulu melaju ke utara dan aku menuju tallo, jalan piere tendean nomor 11 di toko aa aku kost, dilantai duanya aku menangis dan berdoa "aku mengaku kalah ya Tuhanku !!!".. Sampai tak terasa butiran bening meleleh dari mataku yang mulai sembab... "Tuhan, namaku Yan !!! .,,aku manut dawuh ibuku untuk bertahan disini. Tapi perihnya mengalahkan sakit hati, bertahun tahun setelah kejadian itu aku kembali....Banyangan masa lalu tiba tiba muncul dalam otak dan benakku malam itu...
Tiba tiba pecah keheningan kalbu ku. Ketika tuan guru berkata " mas yan, kuijinkan kau batalkan puasa bilaruhmu, ini bonus buatmu...kita menghormati tuan rumah karena kita adalah tamu disini"
" inggih"
Sementara mister che keliatan heran dan bengong, apa itu puasa bilaruh, biarlah dia bingung, yang aku tau hanya takdir itu kadang menyakitkan, dan aku harus bersyukur ditengah tengiknya hidupku dan kegagalan cita citaku dulu....
Yang aku tau, ditengah sedihku masih ada en. Aii dan lain lain, aku seperti playboy cap kardus, murahan kali kau Yan !!!! Murahan !!!!



Allah Ta’ala berfirman:

رَبنَا وَسِعْتَ كُل شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلذِينَ تَابُوا وَاتبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ “

…Ya Rabb kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan-Mu dan lindungilah mereka dari siksa Neraka yang menyala-nyala.” [Al-Mukmin/40: 7]