PART 1R


Perpisahan.

(END)


Hari demi hari aku jalani tanpa hadirnya Putri. Kesekian kalinya kembali aku rasakan kehilangan yg begitu perih di umurku yg masih segini.

Argo, Nuridin, dan Dwiki lah yg seringkali membuatku lupa bahwa aku sedang merasakan apa yg disebut patah hati. Canda dan tawa mereka membuatku kembali merasa hidup seperti sedia kala walaupun kurasa belum seutuhnya.


sebelum dan selama test akhir semester, aku memutuskan untuk belajar lebih giat, sebagai pelampiasan rasa penat dan kesalku akan "Cinta Monyet" yg terlalu semu.

Kebetulan hari ini kami pulang lebih awal, jadilah aku membalaskan dendamku pada buku2 materi seperti LKS dan beberapa buku paket. Dari siang hingga malam semua pikiran aku curahkan pada buku2 yg sebenarnya membosankan itu. Ya, semua karna aku tak ingin mengingat Putri lagi.


Ibu dan Bapak sempat heran melihatku menghabiskan waktu dari siang sampai malam dengan buku materi sekolahku. Namun aku tak menghiraukan keheranan mereka, dipikiranku saat ini aku hanya ingin membalaskan dendamku dengan meninggalkan sekolah ini dalam keadaan "Menang".


Dari Matematika, IPA,  dan 2 mata pelajaran lain aku lahap semua materinya hari ini. Kalau istilah jaman dahulu ya SKS (Sistem Kebut Semalam). 1 hari

Jam dinding di ruang tamu sudah menunjukkan pukul 21.15 , itu artinya aku sudah belajar selama 4jam sedari sore tadi. Namun entah mengapa saat ini aku belum merasa lelah, padahal ketika waktu dan dalam keadaanku yg normal, baru setengah jam membaca buku saja mataku sudah merasakan pedih.


"Mas.. makan dulu.." ucap Ibu sambil menggendong adikku.

"Iyaa nanti tanggung.." jawabku singkat.

"Tadi siang kamu cuma gado lauk loh, belum makan nasi.." lanjut Ibu.

"Iyaa sebentar, tinggal 3bab lagi Bu, habis ini makan.." jawabku.

"Yaudah kalo mau makan lauknya di lemari ya.. itu lauk kamu semua, habisin sayang mubadzir.." ucap Ibu seraya meninggalkanku di ruang tamu.

"Iyaaa Buu..." jawabku.

Aku pun melanjutkan kesibukanku membaca materi terakhir hari ini.
Sampai akhirnya waktu menunjukkan pukul 22.00 dan tiba2 aku merasa lapar. Lantas aku pun segera memasukkan semua buku pelajaran ke dalam tas lalu berjalan menuju dapur.

"Wiiihh ayam goreng serundeng.." gumamku dalam hati.

Ayam goreng serundeng adalah makanan kesukaanku dari kecil dulu. Bisa nambah nasi 2-3x ketika Ibu menyajikkan ayam goreng serundeng di piringku. Dengan secepat kilat aku mengambil piring dan nasi lalu menaburkan semua bumbu serundeng diatas nasi hangatku ini. Lalu aku duduk di kursi dan melahap semuanya dengan kalap.

"Masakan Ibu memang paling the best.." gumamku dalam hati seraya menikmati makan malamku. Seperti biasanya karena ayam goreng serundeng, aku kembali mengambil nasi di rice cooker untuk yg ke 2 kalinya.


Setelah menghabiskan nasi dan lauk di piring, aku langsung menuju toilet untuk gosok gigi dan cuci kaki. Lalu segera berjalan menuju kamar dan mematikan lampu kamarku. Sambil memasang headset dan menyalakan walkman kesayanganku ini, tanpa terasa aku pun tertidur pulas.




>>>>>>>>>>>>>>>



Kriiiiiiiiiiiiiiiiiiing!!!!!!
Jam waker menyebalkan berbunyi sangat nyaring membuat aku terperanjat dari tidurku.

"Laaahh.. perasaan baru tadi gw tidur.." gumamku.

Hal seperti itu seringkali terjadi dalam hidupku sampai sekarang.


Sebelum beranjak dari tempat tidur, aku sempatkan meregangkan otot2 ditubuhku yg terasa kaku ini, sambil sesekali menguap dengan nikmat.
Ingin rasanya aku kembali memejamkan mata, namun hari ini adalah hari ketiga test akhir semester di sekolah.

Wich is, Ini adalah hari terakhirku bertemu dengan teman2 kelasku. Mengingat setelah test akhir semester, biasanya para siswa akan diliburkan sampai setelah hari penerimaan raport.

Cholilah.. hari ini aku akan berusaha semaksimal mungkin mengerjakan 4 mata pelajaran yg akan di'test'kan hari ini.


"Yosh!! Mari kita berangkat!!" Ucapku seraya berjalan meninggalkan rumah.




Singkat cerita sampailah aku di sekolah. Hari ini tubuhku sudah terasa Fit sepenuhnya. Terakhir hari yg lalu aku masih sempat merasakan sedikit nyeri di leher belakangku selama mengerjakan soal di kelas.


Sesampainya di kelas, aku langsung berjalan menuju tempat dudukku yg sudah ditentukan dari hari pertama test akhir semester. Sengaja aku tidak menceritakan beberapa aktifitas 2hari yg lalu, karena memang semua waktu aku habiskan untuk belajar dan mengejarkan soal ulangan. Tidak ada yg menarik tentunya.

"Oyyy fii.. bagi contekan lah." Ucap seseorang.

Aku pun langsung menoleh ke arah sumber suara itu. Terlihatlah sosok hitam besar sedang berjalan kearahku.

"Contekan apaan? Gw ga bikin contekan bro.." ucapku pada Argo.

"Yaelah bohong ae luu.." lanjut Argo.

"Beneran gw gak bikin contekan nih.." jawabku seraya membuka tasku dan menunjukannya pada Argo.

"Lah terus lu gimana ngerjain soalnya?" Tanya Argo.

"Yaa belajarlah bro.." jawabku.

Perbincangan kami berlanjut untuk beberapa saat.


Teng.. teng.. teng.. teng.. teng..
Bel tanda masuk pun berbunyi.

Argo langsung bergegas menuju kelasnya, dan aku segera menyiapkan sebuah pulpen, tipe-x dan pensil di atas mejaku. Tak lupa kartu UAS di kukalungkan di leherku.

Beberapa saat kemudian datanglah pengawas kelas kami pagi ini, beliau adalah pak Seno. Guru yg terkenal garang dan unik, unik kumisnya bisa diplintir.

Tak membuang banyak waktu, setelah soal dibagikan aku langsung mengerjakannya. Soal2 ini terlihat sangat mudah untuk dijawab.





>>>>>>>>>>>>>>>>


Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 13.00 WIB. Bel pulang sudah berbunyi tadi, namun aku masih enggan untuk beranjak dari kelas, karena ini adalah hari terakhirku di sekolah ini. Aku masih ingin melihat kelas ini sebelum aku pergi.

Aku pun sempat berpamitan dengan beberapa teman kelasku, terutama mereka yg masuk dalam tim sepak bola kelas waktu itu. Mereka memberiku semangat dan menyuruhku untuk datang berkunjung di lain waktu.


"Haaaaaaahhh.. bentar lagi gw ga akan duduk di kelas ini lagi.." ucapku pelan seraya menyenderkan badanku di kursi.

"Gak kerasa ya, satu tahun berlalu, banyak banget kenangannya.. Putri juga.. tapiii aaahhh sudahlaaahh.." gumamku lirih.

Aku memandang setiap sudut kelas, sampai saat ini pun aku masih ingat layout dan tata ruangnya. Semoga suatu saat ini aku masih bisa mengunjungi kelas ini lagi. Kelas penuh kenangan dan canda tawa, padahal dulu aku sempat tidak betah disini.


Setelah beberapa saat aku memandangi kelas ini, aku segera beranjak dengan menghirup nafas panjang. Seolah aku mengikhlaskan kepergianku dari sini.

Aku berjalan meninggalkan mejaku dengan santai, tidak ada beban lagi di hati ini. Semuanya terasa cepat dan melegakkan. Meskipun terkadang aku masih teringat bayangan Putri, namun saat ini aku berangsur bisa melupakannya.

"Selamat tinggal kelasku, selamat tinggal teman2 dan guruku, selamat tinggal juga Putri.." ucapku dalam hati seraya memandang lorong kelas di depanku.


"Rafiiiii.." tiba2 terdengar suara seorang perempuan.

Aku langsung menoleh ke arah suara itu berasal. Setelah aku lihat, ternyata ada Yellin yg sedang berdiri di gerbang sekolah. Aku menaikkan kepala dan menunjuk diriku sendiri pada Yellin untuk memastikan bahwa dia memanggilku.

"Iyaaa.. sinii.." panggil Yellin.

Aku pun langsung berjalan menghampirinya.

"Iyaa.. ada apa Yel?" Tanyaku.

"Aku kira kamu udah pulang, ini tadi aku dititipin sama Putri.. katanya minta dikasih ke kamu.." jawab Yellin seraya memberiku sebuah amplop berwarna merah muda.

"Apa nih? Uang sumbangan?" Tanyaku agak ketus.

"Yaa gak tau, aku gak berani buka.. untung Ayah aku belum jemput, jadi sempet kasih ini sama kamu.." lanjut Yellin.

"Gak laah makasih.. balikin lagi aja sama Putri.." jawabku.

"Ehhh.. ini aku cuma dititipin kok.. nanti kalo kamu ga nerima aku yg diomelin Putri dong, dikiranya aku gak ngasih ke kamu.." ucap Yellin dengan ekspresi yg agak suram.

"Hhmmm.. oke kalo lu oke.." jawabku singkat seraya menerima amplop itu.

"Yaudah makasih yaa.. gw balik dulu.." lanjutku.

"Ehh fii.." ucap Yellin.

"Apa lagiii?" Jawabku.

"Kamu beneran mau pindah sekolah ya?" Tanya Yellin.

"Iyaa.. emg kenapa?" Jawabku.

"Gapapa.. tanya aja, aku sempet diceritain Putri.." lanjut Yellin.

"Ohh.. udah gitu aja?" Ucapku.

"Yee galak banget sih fii.." ucap Yellin.

"Yaa engga.. udah panas ini gw mau balik" jawabku.

"Yaudah sana balik.." jawab Yellin ketus.

"Okee.. makasih ya.." ucapku seraya berjalan pergi meninggalkan Yellin.

Aku pun berlalu meninggalkan Yellin dengan perasaan yg agak kesal.

"Apaan sih pake surat2an segala.." gumamku dalam hati.

Selama perjalanan pulang aku sempat berfikir, kenapa lagi Putri memberiku surat yg tak berarti apa2 untukku. Untuk apa aku menerima surat itu?
Aku tetep pindah rumah kok, gak ada yg berubah.

Lalu aku mempercepat langkahku karena perut ini sudah terasa keroncong protol. Seperti biasa, botol, kerikil menjadi korban kekesalanku.


Sesampainya di rumah, ku lihat Bapak sedang memasukkan beberapa barang2 kecil kedalam kotak kardus.

"Assalamu alaikum.." ucapku dari pintu rumah

"Waa alaikumsalam.. gimana test nya hari ini mas? Bisa?" Jawab Bapak sambil tetap memasukkan beberapa perkakas itu.

"Alhamdulillah bisa.. kok udah di masuk2in pak? Emang kita mau pindah cepet ya?" Tanyaku.

"Kayaknya gituu.. rumah di Tegal kan udah dibersihin sama om.. besok senin Bapak udah masuk di kantor Te*** juga.." jawab Bapak.

"Ohh gituu.. tapi rapot aku gimana pak?" Tanyaku.

"Nanti minta tolong diambilin tante.. nanti kan kamu main kesini lagi.. sekalian diambil.." jawab Bapak.

Aku hanya diam dan bergumam dalam hati.

"Main kesini lagi? Kayaknya engga deh.."


Setelah aku menawarkan untuk membantu, Bapak menolaknya dan menyuruhku untuk makan siang dan beristirahat.

Jadilah aku langsung mandi, dan makan siang.
Lalu aku duduk dipinggir ranjang dan memainkan jam wakerku sembari melamun dan mengayunkan kaki.

"Kok rasanya gw gak pengen pindah ya.. tapi kalo gak pindah gimana.. masa mau tinggal sama tante.." ucapku pelan seraya memainkan jam waker ditangan.

"Aahh yaudahlah, nanti juga gw ketemu sama temen2 lama.. tidur daah.." ucapku seraya merebahkan badan diatas kasur.


ZzzzzzzzzZzzzzzzzZzzz


Malam pun tiba dan menunjukkan waktu pukul 19.00 WIB, tak terasa aku tidur selama 3jam lebih, aku rasa malam ini aku bisa begadang dan bermain Ps2 sepuasnya.

Namun setelah aku mengusap mata, tiba2 aku melihat tasku diatas meja belajar, lalu aku teringat oleh surat dari Putri yg diberikan Yellin siang tadi.

Aku memutuskan untuk membacanya dulu sebelum beranjak dari kamarku.
Langkahku terasa agak berat, entah mengapa.
Lalu aku ambil surat itu dari tasku, dan tiba2 tercium aroma harum yg kukenal adalah wangi parfum Putri. Ingatanku tentang Putri perlahan terkuak dan membuatku segera membuka surat itu.

(Surat ini sebenernya lebih panjang isinya, tapi mohon maaf karena keterbatasan ingatan gw, jadi hal2 yg masih gw ingatlah yg tertulis disini)



To Raffi


Rafi, kamu apa kabar sayang ?
Semoga kamu sehat dan baik-baik aja ya..

Aku kangen banget sama kamu...

Tapi kamu jahat mau tinggalin aku sendiri disini.
Hehe , gak ding. Kamu kan harus ikut orang tua kamu ya. Aku tau kamu gak bisa milih mau ikut atau engga.

Oh iya , kalo kamu pernah liat aku jauhin kamu waktu kita papasan, aku minta maaf ya.
Jujur, setiap kita ketemu akhir-akhir ini, aku emang sengaja menjauh dari kamu.
Tapi itu bukan karena aku gak sayang lagi atau benci sama kamu.
Aku capek, tiap kali kita ketemu atau inget kamu, pasti aku nangis.
Aku capek nangis terus fi..
Jadi aku lebih pilih jauhin kamu. Aku minta maaf ya..

Aku masih sayang banget, kangen banget sama kamu, tapi aku juga capek nangis terus.

Setelah kamu pindah nanti, kamu gak perlu jauh-jauh main kesini buat temuin aku ya. Aku harap kamu bisa ngerti maksud aku.

Aku tetep sayang sama kamu kok
Aku gak akan pernah bisa lupa dengan apa yg pernah kita alami sama-sama selama ini.
Aku mau, kita ketemu lagi ketika sudah dewasa nanti, ketika aku udah gak cengeng lagi, gak suka marah-marah lagi.
Sekarang aku tau kenapa kamu gak suka punya adik cewek, pasti karna cengeng kan? Hehe kaya aku dong.
Aku juga tau, nama belakang adik kamu "PUTRI" juga kan?
Semoga itu bisa bikin kamu inget aku lagi suatu saat nanti ya fi..

Rafi baik-baik di Te*** ya. Jangan berantem lagi..
Aku sayang kamu ❤ First love.

Daah Rafi..