Part 1L
Hari Bersamanya





Lambat laun waktu berlalu, aku dan Putri semakin dekat saja. Kami sering bertemu ketika ada waktu luang di sekolah. Entah di kantin atau dimanapun tempatnya, asal tidak ada Bu Ratna aku mau berdekatan dengan Putri.


Seringkali kami meluangkan waktu untuk makan bersama dan berbincang santai di kantin. Canda dan tawa Putri melepaskan semua penatku. Dari seringnya pertemuan itulah, aku menjadi sadar betapa berartinya Putri untukku.


Dia seperti salju yg turun di tengah sinar matahari yg terik, dia datang di waktu yg tepat, ketika aku merasa penat dan bosan dengan lingkungan sekolah baru. Sekarang tidak ada alasan lagi bagiku untuk bosan dan penat menjalani aktifitas di lingkungan sekolah baruku ini.

Seringkali aku menatap wajah cantiknya, bola matanya indah, bibirnya tipis serasa aku ingin menyeruputnya 🙄.


Di setiap harinya, aku selalu tak sabar untuk berangkat ke sekolah. Seperti pagi ini..
Putri kembali mengajakku berangkat bersama, sudah beberapa hari ini aku menghampirinya di rumah. Tak jarang bapak Putri mengajakku menikmati teh terlebih dahulu sambil menunggu Putri menyelesaikan sarapannya, maklum Putri tidak boleh terlambat makan, jadi mau tidak mau aku pun harus menunggunya. Seperti pagi ini, aku kembalu duduk santai di teras rumah bersama bapak Putri.




Ketika aku sedang berbincang dan meminum secangkir teh dengan bapak Putri, tiba2 mamah Putri datang dan memberiku sepiring nasi lengkap dengan lauknya.

"Mas rafi temenin Putri makan di dalem ya.., dia kayaknya males makan tuh" ucap mamah Putri seraya memberiku sepiring nasi itu.

"Ehh emmm.. maaf tante tapi saya sudah makan di rumah tadi.." jawabku sambil memegang piring itu.

"Gapapa dikit aja, kalo mas rafi udah kenyang gausah dihabisin gapapa kok.. tolongin tante yaa biar Putri mau makan.." lanjutnya.

"Iyaa mas rafi, om minta tolong juga ya.. Putri gak boleh telat makan soalnya.." celetuk bapak Putri.



Aku berfikir untuk beberapa saat. Dan akhirnya aku memutuskan untuk menuruti kedua orang tua Putri. Meskipun ada perasaan khawatir karna aku kembali ingat pesan Ibu yg melarangku untuk makan di rumah orang lain, namun apa boleh buat, saat ini posisiku sangat terjepit seperti Alfredo yg salah posisi di dalam celana 😌

"Baik om tante, saya manut aja.." ucapku setelah beberapa detik berfikir.

"Ayoo masuk mas.. tante temenin barangkali mas rafi malu" ajak mamah Putri.

"Baik tante.. om saya masuk sebentar nggih.." pamitku pada bapak Putri.

"Iyaa silahkan mas rafi, bikin Putri mau makan ya.." ucap bapak Putri.

Aku hanya menganggukkan kepala seraya tersenyum kecil lalu berjalan pelan memasuki rumah Putri. Ini adalah kali pertama aku memasuki rumahnya, sejauh mata memandang rumah Putri terasa nyaman dan sangat rapi. Di ruang tamu terlihat ada sebuah aquarium yg cukup besar, lalu di atas sofa ada beberapa foto keluarga yg tergantung disana.

Sesampainya di ruang makan, Putri terlihat sedang duduk menghadap sebuah tv besar yg sedang menayangkan siaran kartun spongebob squarepants.

"Sayaaaaang.. mas rafi mau nemenin kamu makan nih.." ucap mamah Putri seraya mencium pipi Putri. (Gantian dong tante 🙂)

"Ehh ada rafi, sini sini sayaang.." ucap Putri lalu segera menutup mulutnya.

Aku terhenyak dan planga plongo setelah mendengar ucapan Putri, mamah Putri pun terlihat bingung, namun lekas tersenyum dan mempersilahkanku duduk disamping Putri.

"Makannya dihabisin ya cantiknya mamah.." ucap mamah Putri seraya mengusap kepala Putri.

"Iyaa mah.." jawab Putri tersenyum.

Aku pun segera duduk disamping Putri, karna tidak sengaja aku melihat jam di dinding sudah menunjukkan pukul 06.20 WIB.

"Ayoo fii , dihabisin makannya ya.., masakan mamah aku enak loh.." ucap Putri sambil menyendok nasi di piringnya.

"Eemm iyaa, kamu makan yg banyak ya" jawabku seraya tersenyum kecil.

Aku masih terdiam dan hanya memegangi sendok diatas piring sembari memandangi Putri yg sedang makan. Sungguh cantik bidadari kecilku ini, aku merasa beruntung bisa mengenal dan dekat dengan Putri.
Beberapa saat kemudian Putri melihat kearahku yg sedang memandanginya.


"Rafiii.. kok gak dimakan siih nasinya.. kamu mau makan aku? Ngeliatin aku gitu banget" ucap Putri seraya tersenyum membuatku terkejut.

"Eehh iii.. iiyaaa maap.. ini aku makan" jawabku sambil cengar cengir.


Kali ini Putri lah yg memperhatikanku, terlihat dari ekor mata ini Putri sedang tersenyum manis sambil memangku dagunya.


"So sweet banget pagi2 sarapan bareng.." ucap seseorang dari belakang kami.

Aku pun segera menoleh ke belakang untuk mencari tau siapa itu. Beberapa meter di belakang kami, terlihat kak Laras yg sedang mengenakan blazer warna kuning sembari mengecek isi tas nya.

"Iyaa dong, kakak ga boleh iri loh ya.. kan gak pernah sarapan bareng di rumah sama mas feri.." ucap Putri seraya menjulurkan lidahnya ke arah kak Laras.

"Hahahahaha iyaa dehh iyaa.. kakak berangkat kuliah dulu ya, sini cium dulu" jawab kak Laras sambil menghampiri dan mencium pipi Putri. (Duuuh pagi2 udah 2kali aja, bisa kali gantian lagi 🗿)

"Iyaa hati2 dijalan ya kak.. pulangnya adek nitip manisan di depan kampus kakak ya.." ucap Putri.

"Iyaa nanti kakak bawain.. kalian hati2 berangkatnya ya.. daahh.. assalamu alaikum.." pamit kak Laras seraya pergi meninggalkan kami.

"Iyaa waa alaikumsalam" jawab Putri.

Setelah perginya kak Laras, tiba2 aku teringat harus melihat jam di dinding lagi. Mataku langsung tertuju ke arah jam dinding yg ternyata sudah menunjukkan pukul 06.35 WIB.

"Kamu udah makannya?" Tanyaku pada Putri.

"Udah tuuh.. udah habis tinggal sendoknya" jawab Putri.

"Yaudah berangkat yuk, udah siang tuuh.." ucapku sambil menunjuk jam dinding dengan alisku.

"Ayoo.." Putri bangun dari kursinya lalu memberikanku segelas air putih.

"Terima kasih cantiknya mamah.." ucapku meledek.

"iiiiihhh rafiiii.." Putri memanyunkan bibirnya.

Aku hanya tersenyum simpul. Selesai sarapan kami berdua segera berjalan ke ruang tamu. Putri menggendong tas waran pinknya dan tak lupa mengenakan bando kesayangannya.



Sesampainya di teras rumah, terlihat bapak dan mamah Putri yg sedang duduk dan berbincang.

"Sarapannya habis engga sayaang?" Tanya mamah Putri.

"Habis doong.." jawab Putri.

"Pinteerrrr anak mamah.. mau berangkat jalan kaki apa mau dianter papah pake mobil?" Lanjut mamah Putri.

"Jalan kaki aja mah biar sehat kata papah.." jawab Putri seraya melirik bapaknya.

"Hahahahaha masih inget aja.." seloroh bapak Putri.

Aku hanya cengar cengir melihat keharmonisan keluarga mereka, sungguh keluarga yg bahagia.

"Yaudah aku sama rafi berangkat dulu ya pah mah.." pamit Putri.

"Iyaa hati2 dijalan ya nak.. mas rafi, om titip Putri ya.." ucap bapak Putri.

"Baik om, insha Allah.." jawabku.

Aku dan Putri segera mencium tangan kedua orang tua Putri lalu lekas berangkat. Entah ini hari ke berapa aku berangkat bersama Putri, yg jelas aku tidak pernah merasa bosan ketika dekat dengannya.
Ada saja obrolan yg kami perbincangkan, lagipula anak seumuran kami memang gemar berbincang.

Tidak ada yg menarik selama perjalanan menuju sekolah. Singkat cerita aku dan Putri sudah sampai di depan gerbang sekolah. Seperti biasa Putri melambaikan tangan padaku dan berlalu pergi menuju kelasnya. Aku pun segera menuju ke dalam kelasku.





~~~~~~~~

Beberapa jam kemudian setelah materi pelajaran selesai aku berniat untuk langsung menuju ke kantin. Namun sebelum aku beranjak dari tempat dudukku, aku melihat Bu Ratna yg sedang berdiri di pintu kelas lalu memanggilku.

"Rafi , ikut Ibu dulu ke kantor.." ucap Bu Ratna dari pintu kelas.

"Dalem Bu , ohh nggih baik Bu.." jawabku beranjak dari tempat duduk lalu berjalan menuju Bu Ratna.

"Duuuuh , ada apa ini.." gumamku dalam hati.

Bu Ratna berjalan di depan dan aku mengikutinya dari belakang. Rasa cemas dan takut masih menyelimuti. Apakah aku akan dihukum karna sudah berkelahi dengan Krisna? Atau karna aku tidur pada waktu jam pelajaran waktu itu? Entahlah, aku masih berandai2 dengan kemungkinan terburuk.


Setelah sampai di kantor, Bu Ratna mengajakku masuk ke dalam ruangannya lalu mempersilahkanku untuk duduk di depan mejanya.
(Pangku aja sih Bu 😌)

Bu Ratna menghela nafas lalu berkata..

"Mas Rafi.. kamu udah berapa bulan sekolah disini ya?" Tanya Bu Ratna.

"Kurang lebih 4bulan Bu.. maaf memangnya ada apa ya Bu?" Tanyaku sembari mengelap sedikit keringat di dahi.

"Gapapa, saya cuma tanya.., jadi gini, kemarin ayahnya Krisna kesini, katanya kebetulan dia lagi jemput Krisna jadi sekalian mampir.. dia nyariin kamu" lanjut Bu Ratna.

Seketika aku langsung terhenyak tak bergerak.

"Gapapa.. beliau gak marah karna kamu sama Krisna berantem waktu itu, saya juga udah tau semuanya. Beliau kesini kemarin itu mau minta maaf sama kamu, memang si Krisna itu anaknya agak temperamental. Jadi ayahnya memahami kekurangan anaknya selama ini, naah kemarin itu nyari kamu mau menyampaikan permohonan maaf, bahkan tanya nomer hp bapak ibunya mas rafi" ungkap Bu Ratna.

"Waduuh, terus dikasih Bu?" Tanyaku masih deg2an.

"Engga kok, saya bilang gak punya nomor kontak orang tua kamu" jawab Bu Ratna menenangkan.

"Ohh gitu.. baiklah Bu, soalnya kalo bapak sama ibu tau saya berantem di sekolah, pasti saya dihukum nanti" ungkapku.

"Iyaa saya paham kok, makanya waktu itu guru BK sempat mau panggil orang tua kalian berdua, tapi saya dan pak Taufik sebagai wali kelas kalian udah janji, akan memberikan teguran buat kalian, nah mas rafi saya panggil kesini sebagai bentuk teguran saya buat mas rafi ya.. tolong jangan diulangi lagi, gak baik musuh2an apalagi sampe berantem" ucap Bu Ratna.

Aku hanya diam membisu menyadari semua kesalahanku.

"Naah nanti saya harap mas rafi ketemu sama maa krisna, bila perlu nanti saya dan pak Taufik akan mendampingi, bagaimana?" Tanya Bu Ratna.

"Emmmm nanti saya ke kelasnya Krisna saja deh Bu, saya gak mau ngrepotin Ibu lagi" jawabku sambil menundukkan kepala.

"Baik, nanti mas rafi maaf2an sama mas Krisna ya.." lanjut Bu Ratna.

"Nggih baik Bu.. terima kasih banyak Ibu sudah mau membantu saya" jawabku.

"Iyaa sama2.. yaudah barangkali mas rafi mau jajan dulu oh, mumpung masih ada waktu istirahat" ucap Bu Ratna.

"Nggih Bu , saya pamit ke kantin dulu.. sekali lagi terima kasih banyak nggih Bu.." jawabku sambil mencium tangannya.

"Iyaa sama2.. betah betah ya disini.." lanjut Bu Ratna.

"Nggih insha Allah.. mari saya pamit dulu nggih Bu.. assalamu alaikum" ucapku seraya berdiri dan berjalan keluar ruangan.

"Waa alaikumsalam.." jawab Bu Ratna.



Aku segera meninggalkan ruangan Bu Ratna dan bergegas berlari ke arah kantin. Tak butuh waktu lama aku pun tiba di kantin, dan terlihat dari kejauhan Putri dengan temannya sedang bercanda, aku memutuskan untuk membeli es terlebih dahulu untuk mengobati rasa panik dan cemas yg sedari tadi menyiksaku.

"Ibuu aku beli teh sisri gula batu 2 ya, diplastikin aja nggih Buu.." ucapku pada Ibu kantin.

"Doooorrrr!!!"

"Astaghfirullah!!" Ucapku kaget.


"Kamu kenapa? Kok kringetan gitu? Habis lari2 yaa?" Ucap Putri seraya mengelap dahiku menggunakan tissue. (Duuuuh jadi pengen ngelap pake tissue juga 😌)

"Haaahh..., hobi banget ngagetin orang dah" jawabku menepuk2 dada. (Dada gw euy 🗿)

"Hehee, maaf.. habisnya kamu gak nyamperin aku malah ke kantin.. aku nungguin kamu tauu" lanjut Putri cemberut.

"Iyaa maaf, tadi habis dipanggil Bu Ratna ke ruang guru.." jawabku masih ngos2an.

"Ohh yaa? Emang ada apa sayang?" Tanya Putri.

Aku sempat tertegun karna kembali mendengar Putri memanggilku dengan sebutan "sayang".

"Ituuuu.... mmmmmm.. aku minum dulu.." jawabku seraya meminum es lewar sedotan dengan agak tergesa-gesa.

"Ngobrolnya jangan disini ya, di samping kantin aja.. yuk" ajakku pada Putri.

Putri hanya menganggukkan kepalanya sambil mengikutiku dari belakang.



"Ciyeeee ciyeeee Putriii.." ucap seorang siswa perempuan.

"Sssssttt!! Brisik!!" Jawab Putri seraya melanjutkan langkahnya.
Aku mengacuhkan ciyee ciyee itu karna masih fokus meminum es tehku sembari berjalan menuju kursi di samping kantin.



"Haaaahh akhirnyaaaaa.." ucapku lega seraya duduk di sebuah kursi.

Putri pun duduk disampingku dan kembali mengelap dahiku yg kembali berkeringat.

"Kenapa sih? Ada apa sayaang?" Tanya Putri.

"Kamu gak salah panggil aku sayang?" Jawabku.

"Emg kenapa? Kamu gasuka? Yaudah gak manggil sayang lagi" ucap Putri memanyunkan bibirnya.

"Iyaa iyaaa.. boleeh sayang.. gitu aja ngambek euy" jawabku.

"Lagian kamu nyebelin, ditanya apa jawabnya apa" lanjutnya.

"Iyaa iyaa.. ini aku mau ngomong..., tadi Bu Ratna bilang aku dicariin ayahnya Krisna" jawabku kembali meminum es teh ku yg masih tersisa 1 plastik.

"Hahh?? Ngapain??" Tanya Putri terkejut.

"Katanya sih mau minta maaf, tapi aku gak mau percaya gitu aja" jawabku.

"iiihhh kok sereemmm.." lanjut Putri.

"Udaah gapapa.. yA mudah2an aja ga ada apa2.." jawabku menenangkan Putri.

"Aamiin..., atau mau ngomong papah aku aja? Papah aku punya temen polisi oh.." tanya Putri polos.

"Wkwkwkwkwk gausah.. gitu amat.." jawabku menghabiskan sisa es tehku.

"Ohh yaudah... nanti pulangnya jajan di taman biasa dulu mau?" Tanya Putri.

"Uang aku udah habis tau.. tadi lupa minta uang saku, soalnya buru2 mau nyamperin kamu" jawabku.

"Aku yg traktir deh.. aku kan baik" lanjutnya.

"Okee kalo lu oke!" Jawabku.

"Aku Putriiii , bukan Argo yaa.. gaboleh jawab gituuuu" ucap Putri.

"Wkwkwkwkwk iyaa iyaa.. yaudah aku masuk kelas dulu ya.., kayaknya udah pada masuk tuh udah sepi" ucapku seraya melihat ke arah sekitar kantin.

"Ayoo, aku juga mau masuk.." jawab Putri.

Aku dan Putri pun berpisah di persimpangan antara sebuah kelas dan kantin lalu menuju kelas kami masing2.


Aku kembali mengikuti materi pelajaran terakhir. Kali ini Bu Ratna lah yg mengajar materi IPS karna guru yg bersangkutan tidak masuk hari ini.

Selama Bu Ratna menyampaikan materi di kelas, aku hanya diam memperhatikan, tidak berani melakukan hal2 diluar nasar.




Teng!!! Teng!!! Teng!!!
Kalian mungkin bosan membaca sfx teng2 ini, tapi memang begitulah suaranya 😌


Waktu sudah menunjukkan pukul 13.30 , sudah saatnya untuk pulang. Aku kembali tidak sabar untuk pulang karna akan kembali bertemu dengan permaisuriku.


"Oyyy fii , lu balik bareng Putri?" Ucap seseorang yg sepertinya terdengar dari pintu kelasku.

Lantas akupun langsung menoleh ke arahnya. Ternyata tidak lain dan tidak bukan, ialaha manusia kocak sedikit emosian yg menghampiriku ke kelas.

"Iyaa cuyy gw balik sama Putri" jawabku sembari memasukkan peralatan tulis ke dalam tas.

"Eelaaaaah , mentang2 punya pacar baru, temen lama dilupain" ucap Argo.

"Wkwkwkwkwk kagaaak laah.. besok kita berangkat bareng yaa.." jawabku seraya menggendong tas beratku ini. Aku memang memasukkan semuan buku materi pelajaran supaya tak perlu menata lagi sesuai jadwal, mwehehehehe.

"Besok gw ijin gak masuk, saudara gw khitanan" lanjut Argo.

"Yaudah lusa lah.. ya mau ya?" Bujukku pada Argo.

"Oke kalo lu oke! Yaudah gw balik duluan yak, kasian Harto udah nungguin di parkiran" ucap Argo seraya menyodorkan tangan untuk toss.

"Okeee, ati2 cuyy" jawabku seraya membalas toss nya.

Argo segera berjalan pergi menuju parkiran sekolah. Aku sengaja masih berdiri di depan kelas untuk menunggu Krisna. Walaupun hatiku sudah berubah menjadi adem, tapi aku harus tetap waspada. Siapa tau dia mau balas dendam kan?



Beberapa menit aku tunggu, Krisna tak kunjung menampakkan batang hidungnya, padahal kalau dia keluar dari kelas pasti terlihat dari tempatku berdiri ini, tapi sedari tadi hanya ada siswa lain yg keluar dari kelas 4B.


Malahan, permaisuriku yg muncul tembus dari balik tembok. Engga, becanda. Putri terlihat sedang berjalan dengan siswa perempuan yg waktu itu memberikan teh hangat untuknya di UKS, kalau tidak salah namanya Yellin. Cewek yg gak tinggi2 amat, dan terkenal cerewet.


Mereka berjalan semakin dekat, Putri melihat ke arahku seraya melambaikan tangannya. Aku iseng melihat ke arah belakang untuk meledeknya seolah2 dia sedang menyapa orang lain di belakangku. Wajahnya langsung berubah cemberut dan murka.

Setelah jarak kami sudah dekat, Putri berlari dan memukul pelan pundakku.

"Aku manggil kamu tauuuu.. Ngapain liat ke belakang?!!" Ucapnya cemberut.

"Hehee.. becanda.." jawabku santai.

Yellin terlihat tersenyum kecil melihat tingkah laku kami.

"Yellin mau balik bareng Putri juga?" Tanyaku pada Yellin.

"Ohh engga, aku dijemput kok" jawab Yellin.

"Gausah genit ya, Yellin udah punya pacar" ucap Putri.

"Cuma tanya sayaang.." jawabku.

Putri sedikit membelalakkan matanya, sebagai kode agar aku diam. Aku hanya manggut2 dan geleng2.

"Yaudah aku balik duluan ya.." pamit Yellin.

"Iyaa hati2 Yellin.." jawab Putri.

Setelah berpamitan, Yellin langsung berjalan menjauh. Putri melambaikan tangan pada Yellin.

"Kamu kenapa pelototin aku?" Tanyaku.

"Maluuuuuu tauuu.." jawab Putri.

"Kamu juga manggil aku sayang di depan mamah kamu" lanjutku.

"Itu kan keceplosan.." jawabnya dengan wajah yg sedikit memerah.

"Tapi beneran sayang kan?" Tanyaku.

Putri menganggukkan kepalanya seraya tersenyum malu. Kami pun segera melangkahkan kaki untuk melanjutkan perjalanan pulang.




Sesampainya di pertigaan taman Putri menagih janjiku.

"Katanya mau jajan duluuu.." ucap Putri menggenggam tanganku.

"Ohh iyaa lupaa.. ayo.." ajakku.





Continue to Hidden Part.