- Beranda
- Stories from the Heart
[HOROR]William Family
...
TS
theperegrinefal
[HOROR]William Family
Quote:
Judul Di rubah Dari Sebelumnya "Kau Adalah Aku Tapi Bukan Diri ku" Menjadi "William Family"
Quote:
![[HOROR]William Family](https://s.kaskus.id/images/2017/12/13/2881698_201712130839120175.png)
Quote:
“Apa ini sudah bagus”. tanya ku
“Menurutku sudah”. saut ku
“Aku butuh masukan, aku merasa ada yang kurang”. tanya ku
“maaf… maaf… baiklah kalau begitu, akan lebih baik jika kita tambahkan sentuhan wangi Melati”. saut ku.
“Benar juga, Berarti sekarang kita bisa memulai RITUAL nya”. Jawab ku
“Menurutku sudah”. saut ku
“Aku butuh masukan, aku merasa ada yang kurang”. tanya ku
“maaf… maaf… baiklah kalau begitu, akan lebih baik jika kita tambahkan sentuhan wangi Melati”. saut ku.
“Benar juga, Berarti sekarang kita bisa memulai RITUAL nya”. Jawab ku
Quote:
WAJIB DI BACA
Kita stop dulu, Sebelum nya saya ingin menyampaikan beberapa hal yang mendasari cerita ini :
A.Cerita ini terjadi terhadap seorang kenalan dari sahabat saya, dan beliau adalah seorang wanita dan sebut saja beliau Yuko.
B.Dan cerita ini akan mengambil sudut pandang utama dari Romi, yaitu teman saya.
C.Cerita yang akan saya cerita kan di bawah ini tidak seluruh nya Kisah nyata, jika harus di Persenkan mungkin hanya sekitar 30%, dan sisa nya adalah Bumbu-Bumbu dari imajinasi saya sendiri
D.Cerita ini terjadi ketika Sahabat saya Romi, masih kuliah semester 3
E.Saya sudah mendapatkan persetujuan “Hampir” seluruh pihak yang terlibat dalam cerita ini, dan tentu saja saya akan menyamarkan nama-nama mereka.
Seperti biasa saya sangat berterima kasih jika agan atau sista memberikan masukan ataupun kritikan positif terhadap thread ini.
TIdak perlu berlama-lama lagi mendengar curhatan saya, langsung saja kita mulai cerita nya
Kita stop dulu, Sebelum nya saya ingin menyampaikan beberapa hal yang mendasari cerita ini :
A.Cerita ini terjadi terhadap seorang kenalan dari sahabat saya, dan beliau adalah seorang wanita dan sebut saja beliau Yuko.
B.Dan cerita ini akan mengambil sudut pandang utama dari Romi, yaitu teman saya.
C.Cerita yang akan saya cerita kan di bawah ini tidak seluruh nya Kisah nyata, jika harus di Persenkan mungkin hanya sekitar 30%, dan sisa nya adalah Bumbu-Bumbu dari imajinasi saya sendiri
D.Cerita ini terjadi ketika Sahabat saya Romi, masih kuliah semester 3
E.Saya sudah mendapatkan persetujuan “Hampir” seluruh pihak yang terlibat dalam cerita ini, dan tentu saja saya akan menyamarkan nama-nama mereka.
Seperti biasa saya sangat berterima kasih jika agan atau sista memberikan masukan ataupun kritikan positif terhadap thread ini.
TIdak perlu berlama-lama lagi mendengar curhatan saya, langsung saja kita mulai cerita nya
INDEX EPISODE SAYA PINDAHKAN DI BAWAH
Quote:
PART 1 : Mahasiswi Pindahan
“bosan”. ucap ku sambil menghela nafas.
Aku sedang duduk di dalam kelas sambil memutar - mutar pulpen, sebenarnya aku sedang ada kelas, namun aku sangat malas untuk memperhatikan apa yang dosen ku terangkan, bukan karna aku malas dalam belajar, hanya saja 80-90% yang dosen ku terangkan sudah pernah ku baca di buku. Ku akui aku memanglah kutu buku, ber jam-jam aku habiskan hanya untuk membaca buku entah itu di rumah, di perpustakaan, atau pun di taman. Aku merasa seperti Buku adalah Hidupku. Dan tentu saja aku selalu dapat nilai yang bagus di setiap mata pelajaran, apa aku jenius? Tidak… aku hanya orang malas yang tidak ada kerjaan selain membaca, ya.. walauipun definisi malas ku ini tidak umum.
“ssstttt rom.. rom..”. salah seorang teman ku mencoba berbisik memanggilku.
“nyaut”. saut ku.
“Baru dapet info nih, kata nya bakal ada mahasiswi pindahan dari luar kota, dan kebetulan dia seangkatan sama kita” ucap FIrman.
“terus urusan nya sama aku apa?” saut ku.
“Denger-denger mahasiswi pindahan itu cakep banget”. ucap nya yang masih bernada berbisik.
“percuma man, ga bakal mau juga sama kamu”. saut ku.
“yee.. kalo ini bukan masalah mau atau gak nya, yang paling penting itu ada yang bisa bikin mata seger di kampus”. ucap nya sambil mencboa membayangkan wajah mahasiswi pindahan itu.
“ yaudah terserah kamu aja lah man”. ucap ku sambil memalingkan wajah dari nya.
Lalu pelajaran yang membosankan ini pun akhir nya berakhir, aku pun segera membereskan buku-buku ke dalam tas dan segera pergi ke kantin bersama 2 orang teman ku. Sesampai nya di kantin kami bertiga pun memesan makanan untuk makan siang, kami beluim bisa pulang karna masih ada 1 kelas lagi yang harus ku hadiri setelah makan siang.
“eh pulang mau maen PS dulu ga di rumah, ?” ucap ku mengajak nya.
“boleh aja kebetulan hari ini lagi kosong”. saut FIrman.
“emang nya kamu kapan pernah ga kosong?”. Saut Alfian menyindir FIrman.
“Behhh pake di tanya… pasti kosong terus sih hehe”. Jawab FIrman.
“btw kamu tumben ngajak ke rumah kamu Rom”. tanya Alfian.
“lagi bosen aja nyokap lagi keluar kota 5 hari, bantuin nikahan sepupu, terus belom belanja buku-buku lagi”. jawab ku.
“jadi… kamu hanya memanfaat kan aku untuk mengisi waktu bosan mu,,, Jahat”. Ucap Firman dengan tujuan meledek.
“Yaudah kita berdua aja Rom”. saut Alfian.
“ehh jangan, ntar aku gimana, masa bengang-bengong lagi di kosan, mana lagi gak ada kuota”. Saut Firman.
“hahaha sabar ya man.” Saut ku.
Kami pun berbincang - Bincang sambil menyantap makan siang kami, sampai akhir nya Firman menyenggol tangan ku, hingga membuat sendok ku jatuh ke lantai.
“Set.. dah….. kenapa sih man bahagia amat ngerjain aku kaya nya ya?” saut ku yang sedikit kesal.
“eh maaf-maaf, itu tuh liat murid pindahan yang tadi aku omongin”. ucap firman sambil menunjuk.
“yang mana sih?” ucap ku yang mencari-cari keberadaan murid itu.
“ itu yang pake baju putih trus pake tas merah”. ucap nya.
Sesaat aku memandangi nya, nafas ku sejenak berhenti. Seperti yang di katakan oleh Firman bahwa mahasiswi pindahan memang sangat cantik, Rambut nya yang hanya sampai di pundak nya dan mata besar nya, membuat ku tidak dapat memalingkan pandangan ku dari nya, jujur saja ini melebihi ekspektasi ku sebelum nya tentang penampilan nya.
“gimana? Masih mau ngelak? Ucap firman dengan nada meledek.
“E..Enggak emang nya siapa yang ngelak”. saut ku.
“ya abis nya pas di kelas, kamu kaya nya cuek gitu” saut nya.
“eh tapi dia kaya nya ke bingungan, kaya nya dia kebingungan karna ga dapet tempat duduk”. ucap ku.
“ aku punya ide Rom” ucap nya,
“eh tunggu jangan bilang --”
Belum ku sempat selesai bicara, Firman sudah memulai ide gila nya.
“ HEI… di sini aja lagi kosong”. ucap FIrman yang mencoba memanggil murid pindahan itu.
“oeeee…. hadehhh”. ucap ku sambil menundukan kepala.
Jujur saja, aku ini tipe orang yang akan sangat gugup ketika melihat ataupun berbicara dengan wanita yang melebihi batas wajar ekspektasi ku.
“tuh Rom dia beneran mau kesini”. ucap FIrman
“bodo amat” saut ku..
Spoiler for INDEX EPISODE:
Pengenalan Seluruh Tokoh Penting
PART 2 : Senyuman
PART 3 : Yuki
PART 4 : Karna Kau Adalah
PART 5 : Jangan MATI Sebelum
PART 6 : Maaf
PART 7 : Seekor Burung Yang Kesepian
PART 8 : Jelangkung Silang?
PART 9 : Kau Tetap Sahabat Ku
PART 10 : Pengendali Jin?
PART 11 : Pertama Kali Menjumpainya
PART 11.2 : Terimakasih
PART 11.3 : Seorang Pria
PART 11.4 : No Tittle
PART 12 : Kepalamu Adalah Tujuanku
PART 13 : Dia Sudah Datang
PART 14 : Kebenaran
PART 15 : Runtuhnya 100 Tahun Kejayaan
PART 16 : Andreana Yuko
PART 17 : Perebutan Kursi
PART 18 : Masa Lalu Firman
PART 19 : Sejarah William Family
PART 20 : Manusia Paling Di Takuti
PART 21 : 4 Iblis Terkuat
PART 22 : Pertarungan 2 Era Berbeda
PART 23 : Ketua Baru
PART 24 : Awal Perjalanan Seorang Pahlawan
PART 25 : Team Asura
PART 26 : Tujuan Asura
PART 27 : Pencarian Ziz
PART 28 : Perpisahan 3 Sahabat
PART 29 : Pesta Akan Di Mulai
PART 30 : Alasan Asura Sebenarnya
PART 31 : Permintaan Terakhir
PART 32 : Seorang Aktor Terbaik
PART 33 : Pertemuan Yang Sudah Di Takdirkan
PART 34 : Arab Kuno dan Aksara Jawa
PART 35 : Keabadian Palsu
PART 36 : Permintaan Maaf
PART 37 : Kenyataan
PART 38 : Persiapan
PART 39 : Sawang Kabut
PART 39.2 : Sawang Kabut Part 2
Part 39.3 : Sawang Kabut Last Part
PART 40 : Kontrak Bahemoth
PART 41 : Welcome Home
PART 42 : Pertukaran
PART 43 : 3 Pohon Kembar
PART 44 : Pengkhianatan
PART 45 : Efek Samping Pengisian
PART 46 : Tim Inti?
PART 47 : Tujuan Danil
PART 48 : Baik & Buruk
PART 49 : Keputusasaan Leo
PART 50 : Sebuah Kenyataan
PART 51 : Simbol Leviathan
PART 52 : Kesenjangan
PART 53 : ANYER Chapter 1
PART 54 : ANYER Chapter 2
PART 2 : Senyuman
PART 3 : Yuki
PART 4 : Karna Kau Adalah
PART 5 : Jangan MATI Sebelum
PART 6 : Maaf
PART 7 : Seekor Burung Yang Kesepian
PART 8 : Jelangkung Silang?
PART 9 : Kau Tetap Sahabat Ku
PART 10 : Pengendali Jin?
PART 11 : Pertama Kali Menjumpainya
PART 11.2 : Terimakasih
PART 11.3 : Seorang Pria
PART 11.4 : No Tittle
PART 12 : Kepalamu Adalah Tujuanku
PART 13 : Dia Sudah Datang
PART 14 : Kebenaran
PART 15 : Runtuhnya 100 Tahun Kejayaan
PART 16 : Andreana Yuko
PART 17 : Perebutan Kursi
PART 18 : Masa Lalu Firman
PART 19 : Sejarah William Family
PART 20 : Manusia Paling Di Takuti
PART 21 : 4 Iblis Terkuat
PART 22 : Pertarungan 2 Era Berbeda
PART 23 : Ketua Baru
PART 24 : Awal Perjalanan Seorang Pahlawan
PART 25 : Team Asura
PART 26 : Tujuan Asura
PART 27 : Pencarian Ziz
PART 28 : Perpisahan 3 Sahabat
PART 29 : Pesta Akan Di Mulai
PART 30 : Alasan Asura Sebenarnya
PART 31 : Permintaan Terakhir
PART 32 : Seorang Aktor Terbaik
PART 33 : Pertemuan Yang Sudah Di Takdirkan
PART 34 : Arab Kuno dan Aksara Jawa
PART 35 : Keabadian Palsu
PART 36 : Permintaan Maaf
PART 37 : Kenyataan
PART 38 : Persiapan
PART 39 : Sawang Kabut
PART 39.2 : Sawang Kabut Part 2
Part 39.3 : Sawang Kabut Last Part
PART 40 : Kontrak Bahemoth
PART 41 : Welcome Home
PART 42 : Pertukaran
PART 43 : 3 Pohon Kembar
PART 44 : Pengkhianatan
PART 45 : Efek Samping Pengisian
PART 46 : Tim Inti?
PART 47 : Tujuan Danil
PART 48 : Baik & Buruk
PART 49 : Keputusasaan Leo
PART 50 : Sebuah Kenyataan
PART 51 : Simbol Leviathan
PART 52 : Kesenjangan
PART 53 : ANYER Chapter 1
PART 54 : ANYER Chapter 2
Jangan Lupa Comment,Share Dan 

Diubah oleh theperegrinefal 03-01-2019 19:27
fhy544 dan 46 lainnya memberi reputasi
43
401.4K
Kutip
1.5K
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
theperegrinefal
#24
PART 2 : SENYUMAN
Sebelum nya saya ingin mengucapkan terimakasih, karna tanpa saya duga thread ini terpilih dalam event "Bring The Best in You".
“ HEI… di sini aja lagi kosong”. ucap FIrman yang mencoba memanggil murid pindahan itu.
“oeeee…. hadehhh”. ucap ku sambil menundukan kepala.
Jujur saja, aku ini tipe pra yang akan sangat gugup ketika melihat ataupun berbicara dengan wanita yang melebihi batas wajar ekspektasi ku.
“tuh Rom dia beneran mau kesini”. ucap FIrman
“bodo amat” saut ku jutek..
“Boleh numpang duduk di sini?” ucap murid pindahan itu yang mengambil tempat duduk tepat di depan ku.
“oh ia boleh dong, santai aja”. saut firman dengan senyum lebar.
“(hadehh ngapain coba di panggil, bikin gak konsen makan)” ucap ku dalam hati.
Aku pun mencoba diam untuk menekan rasa gugup ku, terlihat Alfian memperhatikan ku, namun dia malah seolah sedang menahan tawa.
“eh duluan ya, mau ada kelas”. ucap ku kepada mereka sambil memakai tas lempang ku.
“ehhh.. mau kemana? Kelas selanjutnya kan masih setengah jam lebih”. ucap firman sambil menarik tas ku.
“kan ma..mau ke perpustakaan dulu”. ucap ku mencari alasan.
“hmmm ke perpus, berarti bukan karna yang baru dateng”. ucap firman meledek.
“Bu..bukan lah, ya kali”. jawab ku yang semakin sulit menahan rasa gugup ku.
“dah duduk dulu sini”. ucap alfian sambil merangkul ku untuk kembali bangku.
Pada akhir nya aku pun tidak dapat berbuat apa- apa dan hanya bisa pasrah, dan ketika aku menengok ke arah murid pindahan itu, ternyata dia sedang melihat ke arah ku. Aku pun langsung kembali membuang wajah ku ke bawah.
“eh maaf, kaya nya aku ganggu kalian ya” ucap murid itu yang mana kami belum mengenal nama nya.
“ah.. engga ko”. ucap ku dengan respon cepat, tanpa kusadari aku kembali menengok ke arah nya.
Aku jadi merasa tidak enak karna sifat ke anak-anakan ku ini, yang mana ku yakin sudah membuat nya tidak nyaman, di tambah lagi firman dan alfian terlihat juga ke bingungan setelah mendengar ucapan nya. Mau tidak mau aku sendiri yang harus bertanggung jawab dengan merubah situasi ini, walaupun aku haru menahan rasa gugup yang semakin hebat ini.
“Beneran nih?” tanya murid itu kembali.
“i…ia beneran ko”. jawab ku.
“ko kaya nya dari tadi kamu gugup banget, kalo boleh tau kenapa?” tanya nya.
Dan langsung saja aku merasa bahwa Firman dan Alfian sedang menahan rasa tawa mereka, walaupun aku tidak perlu melihat ke arah mereka.
“E..engga ko perasaan kamu aja kali hehe” ucap ku yang sudah mulai berkeringat.
“hmm bisa jadi sih, oia kita belom kenalan, kenalain nama aku Andreana Yuko, panggil aja Ana atau Yuko terserah kalian aja”. Ucap nya.
“O..oh ia kenalin juga nama aku Romi, yang ini Firman dan di sebelah nya Alfian”. Jawab ku sambil memperkenalkan teman-teman ku.
“eh btw kamu keturunan jepang ya? Nama nya Yuko”. Tanya Alfian.
“ya bisa di bilang gitu, kalo nyokap bokap sih asli indonesia, cuma kakek dari bokap itu memang orang jepang, jadi ya gitu deh”. ucap Yuko.
Lalu kami pun melanjutkan obrolan kami, yang dimana aku tidak bisa berbicara banyak dalam obrolan ini ,dan ternyata Yuko juga akan mengikuti kelas yang sama dengan kami, lalu kami pun bergegas untuk memasuki kelas. tapi entah ini hanya perasaan ku saja atau apa, aku merasa bahwa sedari tadi aku tidak berbicara dengan nya, mungkin itu hanya imajinasi ku saja.
Setelah kelas kami selesai, aku dan ke dua temanku yaitu FIrman dan Alfian sesuai kesepakatan kami saat di kantin, bahwa mereka akan menemaniku bermain Pl*ystation di rumah. Ketika kami ingin pergi ke parkiran kampus, aku melihat yuko sedang berdiri sendirian di dekat pos security, aku rasa ia sedang menunggu jemputan, tanpa memperdulikan nya aku pun segera mengambil mobilku dan bergegas pulang. Dan ketika aku sedang mengantri untuk keluar pintu kampus, aku masih melihat Yuko berdiri di sana, dan ketika giliran ku untuk memberikan kartu memberku kepada petugas parkir, aku melihat sesosok pria paruh baya menjemput nya, dan membukakan pintu belakang mobil untuk Yuko, dan terlihat seperti pria itu membisikan sesuatu. Dan setelah mendengar bisikan itu aku melihat, ya.. aku melihat senyum mengerikan itu. Aku melihat Yuko tersenyum licik. Aku sendiri pun bertanya-tanya apa yang di bisikan pria itu, namun aku mencoba tidak memfikirkan nya dan fokus menyetir mobil. Di tengah perjalanan aku mencoba bertanya kepada teman ku, apa mereka juga melihat ketika Yuko di jemput tadi.
“eh man, tadi kamu liat ga pas Yuko di jemput” tanya ku kepada firman yang berada di kursi sebelah ku.
“engga merhatiin, cieee…ciee… yang merhatiin”. ucap nya yang malah meledek ku.
“bukan itu maksud nya” jawab ku.
“terus apa?” tanya nya.
“yaudah lah gak penting juga”. ucap ku.
Aku lebih memilih untuk tidak bertanya lebih lanjut atau menceritakan apa yang ku lihat, karna aku tau ujung - ujung nya mereka hanya akan meledek ku.
Sektar 45 menit di perjalanan aku pun sampai, di rumah. Aku pun langsung masuk ke kamar dan mengambil PS untuk ku pindahkan ke ruang tamu, karna TV di ruangan tamu lebih besar, di tambah ibu ku sedang tidak ada, jadi teman - teman ku tidak perlu merasa tidak enak. Setelah mempersiapkan nya, aku pun mengatakan kepada mereka untuk bermain duluan karna aku ingin mandi dulu dan membereskan buku pelajaran sebelum bermain. Dan setelah mandi aku pun merebahkan badan ku sejenak di kasur sambil melepas lelah. Kembali aku masih penasaran dengan apa yang aku lihat tadi, dan terus bertanya - tanya, karna ketika kami berbincang di kantin, aku melihat nya sebagai wanita yang polos dan sangat mudah tertawa, bahkan aku tidak menyangka akan melihat senyuman mengerikan itu tampak di wajah nya.tapi jika di fikir - fikir lagi, aku malah terlihat seperti seorang yang ingin mencampuri urusan orang lain, di tambah lagi aku baru mengenalnya tidak sampai 1 hari. Dan memutuskan untuk berhenti memikirkan nya.
Setelah merebahkan badan aku pun kembali ke lantai bawah, untuk bermain bersama teman-teman ku.
“Rom numpang BAB ya, sakit banget perut”. tanya Alfian.
“ia pake aja, jangan lupa di siram ya”. ucao ku dengan tujuan meledek nya.
“emang aku firman apa”. saut nya.
“set dah orang lagi anteng di bawa-bawa”. saut firman.
Aku pun akhir nya bermain berdua dengan firman.
“Rom”. ucap nya dengan wajah yang cukup serius.
“kenapa man?”. tanya ku.
“ga jadi deh hehe”. jawab nya.
“zzzzzz”. ucap ku
Tapi jarang sekali melihat FIrman berwajah serius seperti tadi, ia adalah tipe orang humoris, bahkan ketika dia sedang dalam kondisi sangat susah, aku sama sekali tidak pernah melihat nya bersedih mau pun menanggapi kondisi nya dengan serius. Ya walaupun ujung - ujung nya dia akan meminjam uang kepada ku, jika ia sedang dalam kondisi ekonomi kritis, karna memang ibu nya hanya lah seorang ibu rumah tangga dan ayah nya sudah lama meninggal ketika di masih duduk di sekolah SD. Dia bisa masuk ke universitas yang sama dengan ku melalui jalur beasiswa, walaupun dia terlihat bodoh, sebenar nya dia lebih pintar dari ku dalam urusan akademis. Mungkin karna masalah keluarga nya aku tidak pernah menagih hutang atau pun menerima uang nya ketika ia ingin membayar hutangnya kepada ku. Walaupun ujung-ujung nya dia akan menaruh uang nya di tas ku dan kabur begitu saja, dan alasan utama mengapa aku begitu baik kepada nya, karna aku merasa dia bukanlah tipe orang yang akan menghianati dan meninggalkan teman nya untuk tujuan apa pun.
Kami pun bermain PS hingga berjam - jam sampai tidak terasa sudah terdengar adzan mahgrib.
“eh aku shalat dulu ya, pinjem sajadah sama ruangan dong vin, di dapur jga gpp ko”. ucap firman.
“ ya kali di dapur, ke kamar aku aja gih di atas, tau kan? Trus ambil wudhu nya di kamar mandi lantai 2 aja ”. jawab ku.
Alfian pun mengikuti FIrman untuk menuju ke lantai atas untuk menunaikan shalat mahgrib, sekitar 15 menit mereka pun kembalim dan aku pun menawarkan mereka makan.
“kamu gak shalat Rom?”. tanya Alfian.
“E..engga dulu hehe”. jawab ku.
“ntar juga kalo sadar shalat fi”. saut firman yang sedang sibuk mengambil makanan di kulkas.
Keluarga ku sebenarnya memanglah keluarga muslim, ayah ku adalah seorang sosok yang sangat taat ibadah begitu juga dengan ibu ku, namun karna pekerjaan ayah ku yang kini bekerja di luar negri di tambah ibu ku yang hanya berada di rumah saat pagi dan malam hari yang juga di karnakan pekerjaannya, membuat ku merasa jauh dari mereka, ya aku tau mungkin itu hanyalah alasan ku saja untuk rasa malas ini. Sebenar nya mereka pernah menyepembantu untuk bekerja di rumah, namun karna kejadian pencurian yang di lakukan oleh mantan pembantu ku waktu itu, ayah dan ibu ku merasa trauma dan tidak ingin lagi menyewa pembantu lain nya, dan akhir nya aku lah yang harus mengurus rumah mulai dari menyuci baju dan bersih-bersih, anggap saja itu untuk pembelajaran mental ku.
Setelah kami bertiga makan, kami pun memutuskan untuk tidak bermain PS lagi di karnakan bosan, dan memutuskan untuk sekedar duduk di teras sambil di temani kopi dan rokok, oia secara kebetulan kami bertiga juga perokok aktif, walaupun bisa di hitung jari berapa batang rokok yang biasa aku habiskan dalam sehari. Kami pun mengobrol sampai tidak di sadari sudah larut malam, lalu alfian dan firman memutuskan untuk pulang, sebenarnya aku menawarkan mereka untuk menginap, namun mereka lebih memilih untuk pulang dengan alasan lebih enak beristirahat di rumah sendiri. Dan akhir nya aku pun meminjamkan mereka sepesa motor yang jarang ku pakai untuk mereka pulang.
Quote:
Flashback
“ HEI… di sini aja lagi kosong”. ucap FIrman yang mencoba memanggil murid pindahan itu.
“oeeee…. hadehhh”. ucap ku sambil menundukan kepala.
Jujur saja, aku ini tipe pra yang akan sangat gugup ketika melihat ataupun berbicara dengan wanita yang melebihi batas wajar ekspektasi ku.
“tuh Rom dia beneran mau kesini”. ucap FIrman
“bodo amat” saut ku jutek..
Quote:
Part 2 : Senyuman
“Boleh numpang duduk di sini?” ucap murid pindahan itu yang mengambil tempat duduk tepat di depan ku.
“oh ia boleh dong, santai aja”. saut firman dengan senyum lebar.
“(hadehh ngapain coba di panggil, bikin gak konsen makan)” ucap ku dalam hati.
Aku pun mencoba diam untuk menekan rasa gugup ku, terlihat Alfian memperhatikan ku, namun dia malah seolah sedang menahan tawa.
“eh duluan ya, mau ada kelas”. ucap ku kepada mereka sambil memakai tas lempang ku.
“ehhh.. mau kemana? Kelas selanjutnya kan masih setengah jam lebih”. ucap firman sambil menarik tas ku.
“kan ma..mau ke perpustakaan dulu”. ucap ku mencari alasan.
“hmmm ke perpus, berarti bukan karna yang baru dateng”. ucap firman meledek.
“Bu..bukan lah, ya kali”. jawab ku yang semakin sulit menahan rasa gugup ku.
“dah duduk dulu sini”. ucap alfian sambil merangkul ku untuk kembali bangku.
Pada akhir nya aku pun tidak dapat berbuat apa- apa dan hanya bisa pasrah, dan ketika aku menengok ke arah murid pindahan itu, ternyata dia sedang melihat ke arah ku. Aku pun langsung kembali membuang wajah ku ke bawah.
“eh maaf, kaya nya aku ganggu kalian ya” ucap murid itu yang mana kami belum mengenal nama nya.
“ah.. engga ko”. ucap ku dengan respon cepat, tanpa kusadari aku kembali menengok ke arah nya.
Aku jadi merasa tidak enak karna sifat ke anak-anakan ku ini, yang mana ku yakin sudah membuat nya tidak nyaman, di tambah lagi firman dan alfian terlihat juga ke bingungan setelah mendengar ucapan nya. Mau tidak mau aku sendiri yang harus bertanggung jawab dengan merubah situasi ini, walaupun aku haru menahan rasa gugup yang semakin hebat ini.
“Beneran nih?” tanya murid itu kembali.
“i…ia beneran ko”. jawab ku.
“ko kaya nya dari tadi kamu gugup banget, kalo boleh tau kenapa?” tanya nya.
Dan langsung saja aku merasa bahwa Firman dan Alfian sedang menahan rasa tawa mereka, walaupun aku tidak perlu melihat ke arah mereka.
“E..engga ko perasaan kamu aja kali hehe” ucap ku yang sudah mulai berkeringat.
“hmm bisa jadi sih, oia kita belom kenalan, kenalain nama aku Andreana Yuko, panggil aja Ana atau Yuko terserah kalian aja”. Ucap nya.
“O..oh ia kenalin juga nama aku Romi, yang ini Firman dan di sebelah nya Alfian”. Jawab ku sambil memperkenalkan teman-teman ku.
“eh btw kamu keturunan jepang ya? Nama nya Yuko”. Tanya Alfian.
“ya bisa di bilang gitu, kalo nyokap bokap sih asli indonesia, cuma kakek dari bokap itu memang orang jepang, jadi ya gitu deh”. ucap Yuko.
Lalu kami pun melanjutkan obrolan kami, yang dimana aku tidak bisa berbicara banyak dalam obrolan ini ,dan ternyata Yuko juga akan mengikuti kelas yang sama dengan kami, lalu kami pun bergegas untuk memasuki kelas. tapi entah ini hanya perasaan ku saja atau apa, aku merasa bahwa sedari tadi aku tidak berbicara dengan nya, mungkin itu hanya imajinasi ku saja.
Setelah kelas kami selesai, aku dan ke dua temanku yaitu FIrman dan Alfian sesuai kesepakatan kami saat di kantin, bahwa mereka akan menemaniku bermain Pl*ystation di rumah. Ketika kami ingin pergi ke parkiran kampus, aku melihat yuko sedang berdiri sendirian di dekat pos security, aku rasa ia sedang menunggu jemputan, tanpa memperdulikan nya aku pun segera mengambil mobilku dan bergegas pulang. Dan ketika aku sedang mengantri untuk keluar pintu kampus, aku masih melihat Yuko berdiri di sana, dan ketika giliran ku untuk memberikan kartu memberku kepada petugas parkir, aku melihat sesosok pria paruh baya menjemput nya, dan membukakan pintu belakang mobil untuk Yuko, dan terlihat seperti pria itu membisikan sesuatu. Dan setelah mendengar bisikan itu aku melihat, ya.. aku melihat senyum mengerikan itu. Aku melihat Yuko tersenyum licik. Aku sendiri pun bertanya-tanya apa yang di bisikan pria itu, namun aku mencoba tidak memfikirkan nya dan fokus menyetir mobil. Di tengah perjalanan aku mencoba bertanya kepada teman ku, apa mereka juga melihat ketika Yuko di jemput tadi.
“eh man, tadi kamu liat ga pas Yuko di jemput” tanya ku kepada firman yang berada di kursi sebelah ku.
“engga merhatiin, cieee…ciee… yang merhatiin”. ucap nya yang malah meledek ku.
“bukan itu maksud nya” jawab ku.
“terus apa?” tanya nya.
“yaudah lah gak penting juga”. ucap ku.
Aku lebih memilih untuk tidak bertanya lebih lanjut atau menceritakan apa yang ku lihat, karna aku tau ujung - ujung nya mereka hanya akan meledek ku.
Sektar 45 menit di perjalanan aku pun sampai, di rumah. Aku pun langsung masuk ke kamar dan mengambil PS untuk ku pindahkan ke ruang tamu, karna TV di ruangan tamu lebih besar, di tambah ibu ku sedang tidak ada, jadi teman - teman ku tidak perlu merasa tidak enak. Setelah mempersiapkan nya, aku pun mengatakan kepada mereka untuk bermain duluan karna aku ingin mandi dulu dan membereskan buku pelajaran sebelum bermain. Dan setelah mandi aku pun merebahkan badan ku sejenak di kasur sambil melepas lelah. Kembali aku masih penasaran dengan apa yang aku lihat tadi, dan terus bertanya - tanya, karna ketika kami berbincang di kantin, aku melihat nya sebagai wanita yang polos dan sangat mudah tertawa, bahkan aku tidak menyangka akan melihat senyuman mengerikan itu tampak di wajah nya.tapi jika di fikir - fikir lagi, aku malah terlihat seperti seorang yang ingin mencampuri urusan orang lain, di tambah lagi aku baru mengenalnya tidak sampai 1 hari. Dan memutuskan untuk berhenti memikirkan nya.
Setelah merebahkan badan aku pun kembali ke lantai bawah, untuk bermain bersama teman-teman ku.
“Rom numpang BAB ya, sakit banget perut”. tanya Alfian.
“ia pake aja, jangan lupa di siram ya”. ucao ku dengan tujuan meledek nya.
“emang aku firman apa”. saut nya.
“set dah orang lagi anteng di bawa-bawa”. saut firman.
Aku pun akhir nya bermain berdua dengan firman.
“Rom”. ucap nya dengan wajah yang cukup serius.
“kenapa man?”. tanya ku.
“ga jadi deh hehe”. jawab nya.
“zzzzzz”. ucap ku
Tapi jarang sekali melihat FIrman berwajah serius seperti tadi, ia adalah tipe orang humoris, bahkan ketika dia sedang dalam kondisi sangat susah, aku sama sekali tidak pernah melihat nya bersedih mau pun menanggapi kondisi nya dengan serius. Ya walaupun ujung - ujung nya dia akan meminjam uang kepada ku, jika ia sedang dalam kondisi ekonomi kritis, karna memang ibu nya hanya lah seorang ibu rumah tangga dan ayah nya sudah lama meninggal ketika di masih duduk di sekolah SD. Dia bisa masuk ke universitas yang sama dengan ku melalui jalur beasiswa, walaupun dia terlihat bodoh, sebenar nya dia lebih pintar dari ku dalam urusan akademis. Mungkin karna masalah keluarga nya aku tidak pernah menagih hutang atau pun menerima uang nya ketika ia ingin membayar hutangnya kepada ku. Walaupun ujung-ujung nya dia akan menaruh uang nya di tas ku dan kabur begitu saja, dan alasan utama mengapa aku begitu baik kepada nya, karna aku merasa dia bukanlah tipe orang yang akan menghianati dan meninggalkan teman nya untuk tujuan apa pun.
Kami pun bermain PS hingga berjam - jam sampai tidak terasa sudah terdengar adzan mahgrib.
“eh aku shalat dulu ya, pinjem sajadah sama ruangan dong vin, di dapur jga gpp ko”. ucap firman.
“ ya kali di dapur, ke kamar aku aja gih di atas, tau kan? Trus ambil wudhu nya di kamar mandi lantai 2 aja ”. jawab ku.
Alfian pun mengikuti FIrman untuk menuju ke lantai atas untuk menunaikan shalat mahgrib, sekitar 15 menit mereka pun kembalim dan aku pun menawarkan mereka makan.
“kamu gak shalat Rom?”. tanya Alfian.
“E..engga dulu hehe”. jawab ku.
“ntar juga kalo sadar shalat fi”. saut firman yang sedang sibuk mengambil makanan di kulkas.
Keluarga ku sebenarnya memanglah keluarga muslim, ayah ku adalah seorang sosok yang sangat taat ibadah begitu juga dengan ibu ku, namun karna pekerjaan ayah ku yang kini bekerja di luar negri di tambah ibu ku yang hanya berada di rumah saat pagi dan malam hari yang juga di karnakan pekerjaannya, membuat ku merasa jauh dari mereka, ya aku tau mungkin itu hanyalah alasan ku saja untuk rasa malas ini. Sebenar nya mereka pernah menyepembantu untuk bekerja di rumah, namun karna kejadian pencurian yang di lakukan oleh mantan pembantu ku waktu itu, ayah dan ibu ku merasa trauma dan tidak ingin lagi menyewa pembantu lain nya, dan akhir nya aku lah yang harus mengurus rumah mulai dari menyuci baju dan bersih-bersih, anggap saja itu untuk pembelajaran mental ku.
Setelah kami bertiga makan, kami pun memutuskan untuk tidak bermain PS lagi di karnakan bosan, dan memutuskan untuk sekedar duduk di teras sambil di temani kopi dan rokok, oia secara kebetulan kami bertiga juga perokok aktif, walaupun bisa di hitung jari berapa batang rokok yang biasa aku habiskan dalam sehari. Kami pun mengobrol sampai tidak di sadari sudah larut malam, lalu alfian dan firman memutuskan untuk pulang, sebenarnya aku menawarkan mereka untuk menginap, namun mereka lebih memilih untuk pulang dengan alasan lebih enak beristirahat di rumah sendiri. Dan akhir nya aku pun meminjamkan mereka sepesa motor yang jarang ku pakai untuk mereka pulang.
Diubah oleh theperegrinefal 08-11-2017 15:08
aripinastiko612 dan 8 lainnya memberi reputasi
9
Kutip
Balas