Perkenalanku dengan seorang gadis asal Los Angeles yang bernama Conny terjadi ketika aku baru saja merantau ke Jakarta Selatan pada awal tahun 2015 , Conny cuma seorang gadis ingusan berusia 14 tahun yang hanya berhubungan denganku melalui Instagram secara intens , wajahnya yang cantik polos membuatku tertarik untuk berhubungan dengannya tapi kemudian aku menyadari bahwa senyuman yang biasa ia tampilkan pada photo photonya tak lebih sekedar senyuman palsu untuk menutupi penderitaan , itu karena Conny tak bisa menjalani kehidupan normal sebagaimana gadis gadis remaja seusianya.

Ketika hubunganku dengan Conny semakin dekat ia berterus terang menceritakan seperti apa kehidupan yang ia jalani , ia mengaku orang tuanya telah lama bercerai sementara ia tinggal bersama ayahnya yang pemabuk dan juga pemarah , tiap malam sepulang bekerja ayah Conny selalu mabuk dan mengamuk tanpa sebab yang jelas , barang barang di rumah banyak yang hancur sementara anjing kesayangan Conny sering disiksa dengan cara diikat dan dicambuki sabuk hingga tubuhnya penuh luka , Conny juga sering disiksa dengan cara begitu sementara ia tak berdaya menghadapi kemarahan ayahnya , yang bisa ia lakukan hanyalah menangis setiap malam.

Biasanya setelah disiksa ayahnya Conny terus menangis di dalam kamar sambil melukai dirinya sendiri dengan cara menyayat nyayat kedua tangannya menggunakan cutter , Conny sebenarnya ingin bunuh diri tapi ia tak kuasa membunuh dirinya sendiri jadi yang bisa dia lakukan hanyalah menyayati kedua tangannya hingga berdarah darah , ia sering mengirimi aku photo photo kedua tangannya yang berdarah lalu aku marah padanya karena ia terus melukai dirinya sendiri , segala nasehat atau kata kata penyemangatku sama sekali tak ada gunanya buat Conny yang sebenarnya sudah sangat depresi parah.

Sehari hari Conny hanya berdiam diri di rumah karena ia sudah lama berhenti sekolah , satu satunya teman bagi dirinya cuma anjing kesayangannya yang sering ia upload photonya di Instagram , untuk mendapatkan uang Conny terpaksa melakukan VCS di Twitter / Snapchat karena ayahnya sama sekali tak pernah memberi uang , bahkan untuk makanan sehari hari Conny hanya menyantap sisa roti ayahnya atau diam diam mengambil sarden dan sosis yang disimpan ayahnya , itupun tidak untuk dimakan sendiri karena Conny harus berbagi makanan dengan anjing kesayangannya.

Conny tidak suka jika aku menasehatinya atau berusaha menyemangatinya , ia lebih senang jika aku menceritakan hal hal yang menyenangkan di Indonesia agar ia terlupa dengan penderitaannya , akhirnya aku sering bercerita tentang keindahan pantai pantai di Pacitan dan juga betapa santainya hidup di kota asal presiden SBY itu , sering kuceritakan semua itu pada Conny karena pada tahun 2014 aku pernah menjalani hidup yang lumayan menyenangkan di Pacitan hingga aku bisa melepaskan segala macam permasalahan hidup.

Hubunganku dengan Conny mungkin lebih cocok disebut pacaran online , itu karena kami sudah seperti pasangan kekasih yang menjalani LDR di negara berbeda , sering juga dia memberi VCS gratis khusus untuk diriku tapi aku tak mau dia begitu , yang terpenting aku selalu menyisihkan waktuku untuk Conny agar dia bisa menumpahkan segala penderitaannya padaku dan aku bisa menghiburnya untuk mengurangi penderitaan yang ia rasakan , cara ini cukup efektif hingga secara perlahan Conny mulai berhenti melukai dirinya sendiri dan tak lagi berpikir untuk bunuh diri.

Menjelang pertengahan 2015 Conny tiba tiba mengabariku kalau dia baru saja minggat dari rumahnya , itu karena ayahnya kalap mengamuk seperti orang kesetanan lalu menyiksa anjingnya Conny hingga mati , yang terburuk Conny hampir mengalami pelecehan seksual oleh ayahnya sendiri setelah ketahuan sering membuat VCS , sungguh sangat bejat ayahnya Conny hingga anaknya sendiri hampir dilecehkan tapi untungnya Conny bisa melarikan diri minggat dari rumahnya yang terasa seperti neraka.

Setelah minggat Conny luntang lantung di jalanan Los Angeles tanpa membawa uang atau barang apapun , ia hanya membawa ponsel yang kemudian mengabariku untuk menceritakan apa yang ia alami , ia sangat butuh pertolonganku tapi aku tak bisa berbuat apa apa karena aku di Indonesia , yang bisa kulakukan hanyalah menyarankan Conny agar pergi ke tempat penampungan gelandangan tapi ia tidak mau karena ada banyak gelandangan pemabuk atau pecandu narkoba yang mungkin akan melecehkan dirinya.

Selama beberapa hari aku tak bisa tenang karena memikirkan Conny , tapi kemudian aku teringat dengan beberapa teman astraler yang kukenal dari grup Astral Projection di Facebook , para anggota grup itu adalah orang orang seluruh dunia yang sedang mempelajari astral projection sementara aku mengenal beberapa orang Amerika yang cukup akrab denganku setelah beberapa tahun berhubungan melalui Facebook , akhirnya kuhubungi seorang pria bernama Mike yang juga tinggal di Los Angeles dan sehari hari bekerja di restoran pizza , melalui chat Facebook kuceritakan tentang permasalahan Conny yang kemudian langsung direspon Mike dengan sigap , esoknya Mike mulai berhubungan dengan Conny melalui Instagram hingga akhirnya mereka bertemu di restoran pizza , Conny yang sehari hari hanya mengais sisa makanan dari tong sampah akhirnya bisa makan kenyang setelah Mike memberinya sekotak pizza.

Mike yang umurnya hampir sebaya denganku masih hidup melajang jadi ia bisa mengajak Conny tinggal di rumahnya , perlahan lahan keadaan Conny mulai membaik setelah Mike menyisihkan waktu , tenaga dan biaya untuk mengurusi Conny hingga tak lagi merasa depresi , aku senang melihat photo photo mereka di Instagram terutama senyuman Conny yang benar benar memancarkan keceriaan bukan lagi sebatas senyum kepalsuan untuk menutupi penderitaan , seiring waktu berlalu Conny telah menganggap Mike sebagai kakak begitu juga Mike telah menganggap Conny sebagai adik yang kemudian mereka berdua hidup bersama sampai sekarang.

Peranku untuk Conny sudah berakhir , kurasa aku memang ditakdirkan untuk mengenal Conny dan Mike yang kemudian membuat mereka saling bertemu , Conny yang sedang menderita butuh pertolongan orang baik seperti Mike sementara aku yang cuma orang asing telah mempertemukan mereka melalui skenario agung alam semesta yang hanya berlangsung dalam sosial media.