Di saat wabah Corona belum habis negara +62 kembali diguncangkan dengan erupsi gunung Merapi dan juga gunung anak Krakatau dalam waktu yang berdekatan , lucunya erupsi gunung gunung itu selalu saja dikaitkan kaitkan dengan mistisme seolah sedang terjadi sesuatu yang mengguncang jagad tanah astral , mulai dari gumpalan asap gunung Merapi yang dikira sebagai kemunculan sosok eyang semar hingga dentuman suara keras dari langit yang terdengar bersamaan dengan erupsi anak gunung Krakatau dan dikira sedang terjadi perang astral dahsyat atau bahkan ada naga raksasa yang sedang mengamuk , padahal semua itu cuma karangan yang diciptakan oleh orang orang yang ingin mencari panggung dari situasi yang tak dipahami oleh khalayak umum , tentunya sangat gampang mengarang ngarang mistis sambil dibumbui dengan mitos budaya dan agama hingga akhirnya dipercaya oleh orang orang bodoh di negara +62 ini , tidaklah mengherankan kalau membuka Youtube akan banyak ditemukan karangan mistis mistisan yang demikian , lucunya semua omong kosong itu justru menjadi viral karena populasi orang bodoh di negara +62 ini sangatlah banyak , wajar kalau akhirnya negara +62 ini selalu tertinggal dengan negara lain yang sudah menciptakan roket dan berancang ancang mengeksplorasi ruang angkasa.

Dalam menyikapi berbagai situasi yang belum dipahami aku dan rekan rekanku selalu berdiskusi serius untuk mengkaji fakta secara mendalam , kami membahas dari segi sains , agama , budaya , nubuat dan segala sumber yang kami rasa cukup valid , dalam hal ini kami sedang membahas apa yang sebenarnya terjadi dibalik meletusnya gunung Merapi dan anak Krakatau yang dirasa mengandung keanehan hingga membuat banyak orang bertanya tanya.

Bagi orang Jawa sosok Semar adalah sama dengan Sabdopalon yang merupakan pamomong gaib tanah Jawa , sosok ini menghilang setelah berpisah dengan Prabu Brawijaya V dan berjanji akan muncul lagi 500 tahun setelah keruntuhan kerajaan Majapahit , jika dihitung waktu kemunculannya kembali memang sudah dekat tetapi menurut para pinisepuh Kejawen yang menjadi sumber kami ngangsu kaweruh sosok Sabdopalon akan muncul kembali bukan dalam wujud sosok apapun , Sabdopalon hanya akan menjadi energi positif bervibrasi tinggi yang secara berangsur angsur turun dari lapisan stratosfer bumi , turunnya energi positif bervibrasi tinggi itu bisa terjadi karena ada cukup banyak nafsu mutmainah yang mengumpul di lapisan stratosfer bumi , sementara nafsu mutmainah sendiri adalah nafsu kebaikan dari orang orang baik yang sudah meninggal selama ini , kelak jika nafsu mutmainah itu semakin banyak terkumpul maka Sabdopalon benar benar akan turun ke bumi.

Dalam hal ini Sabdopalon sudah bukan lagi mitosnya orang Jawa karena secara esensial tugasnya adalah pamomong bagi kemanusiaan secara universal , jika pernah membaca serat Sabdopalon maka ada kata kata " dereng lega kang ati yen durung lebur atempur " artinya energi positif bervibrasi tinggi ini akan menghancurkan orang orang bervibrasi rendah yang sudah hilang kemanusiaannya karena menjadi budak dari nafsu Lawamah , Supiah dan Muamarah , golongan orang orang seperti inilah yang disebut bagian dari sistem Dajjal sehingga harus dihancurkan oleh energi positif bervibrasi tinggi dari stratosfer , proses penghancurannya sendiri akan berlangsung secara misterius melalui berbagai causalitas akibat bentrokan vibrasi pada chakra Muladhara , Swadistama dan Manipura yang menjadi tempat bersarangnya nafsu nafsu rendahan , dengan demikian proses penghancuran ini sama saja dengan seleksi alam yang terbaik karena mereka yang selamat akan menjadi penerus untuk merawat bumi pada jaman baru Kalasuba atau Satyayuga , itu semua baru bisa terjadi kalau jaman Kalabendu atau Kaliyuga yang terus berlangsung selama ini benar benar mencapai titik akhir , sayangnya sebelum masa itu tercapai akan ada banyak kekacauan di muka bumi dan tentu saja akan ada banyak orang yang mati , jika dalam Kekristenan masa penghabisan jaman Kalabendu ini sama saja dengan periode Tribulation yang akan berujung pada periode Judgement Day , sementara dalam periode Judement Day Yesus Kristus akan turun ke bumi tetapi bukan dalam wujud yang sama dengan sosok yang mati di kayu salib dulu , Yesus akan kembali dalam bentuk energi positif bervibrasi tinggi sama halnya dengan Sabdopalon karena esensi keduanya sama saja yaitu untuk pamomong kemanusiaan universal , itu berarti mitos turunnya Yesus dari langit bukan milik orang Nasrani saja karena Yesus yang bergelar Almasih adalah gembala dari domba dombanya yaitu manusia manusia yang masih punya kemanusiaan atau kaweruh budi , manusia manusia inilah yang diemong oleh Sabdopalon dan Yesus Almasih karena hanya yang masih berperikemanusiaan saja yang bisa bertahan dari energi positif bervibrasi tinggi , dengan begitu jaman baru Kalasuba atau Satyayuga baru bisa dimulai oleh manusia manusia yang lolos seleksi alam karena masih punya kemanusiaan dalam hatinya atau masih punya nafsu Mutmainah dalam chakra Anahatanya , merekalah manusia manusia yang "njowo" hakekat dirinya sebagai manusia yang berkaweruh budi meskipun ras sukunya bukan Jawa , itulah makna instrinsik dari Sabdopalon yang memomong orang Jawa.

" Kula damel pratandha pratandha tembayan mami , hardi merapi yen wus rijeblug mili lahar " serat Sabdopalon menyebutkan kalau tanda tanda kembalinya Sabdopalon adalah meletusnya gunung Merapi secara dahsyat , karena itulah tiap kali Merapi meletus orang orang Jawa banyak yang meyakini kalau Sabdopalon memang benar benar sudah kembali , terlebih saat erupsi akhir Maret kemarin gunung Merapi juga mengeluarkan gumpalan asap pekat yang bentuknya sangat mirip dengan sosok Semar , tetapi apakah benar benar demikian faktanya ??

Sebenarnya gumpalan asap itu hanya kebetulan saja bentuknya terlihat mirip sosok Semar , dari sudut pandang tertentu bentuknya memang terlihat mirip dengan sosok Semar tetapi dari sudut pandang yang lain gumpalan itu tak lebih sekedar gumpalan asap biasa saja , tak ada sosok Semar yang muncul karena secara metafisis gumpalan asap itu hanyalah berupa energi negatif yang dikeluarkan bumi setiap kali gunung meletus , dengan demikian gembar gembor mengenai kemunculan eyang Semar yang katanya akan mengakhiri pagebluk wabah Corona tak lebih sekedar karang mengarang berbumbu mitos budaya saja , walaupun kembalinya Sabdopalon ditandai dengan meletusnya gunung Merapi tapi bukan berarti harus muncul sosok eyang Semar raksasa , karena sesungguhnya makna intrinsik dari peristiwa itu adalah siklus pengeluaran energi negatif dari bumi secara besar besaran , sementara gunung Merapi adalah pusatnya gunung di Jawa yang jika ledakannya mencapai batas maksimal maka energi negatif yang dikeluarkan benar benar sangat banyak , tetapi yang tidak disadari adalah banyaknya energi negatif yang keluar sebenarnya sangat berbahaya bagi manusia , energi negatif dari alam bhur loka dalam inti bumi itu mengandung nafsu Lawamah , Supiah dan Muamarah yang jika terkena manusia akan mengotori chakra Muladhara , Manipura dan Swadistama , ketika chakra chakra ini kotor maka manusia akan cenderung menuruti hawa nafsunya sehingga menimbulkan berbagai perbuatan buruk yang membuat dunia semakin kacau , pada tingkat terburuk kekacauan demi kekacauan ini bisa disebut peristiwa goro goro yang merupakan finalisasi dari segala macam kekacauan , bisa dibilang peristiwa goro goro ini benar benar merupakan penghabisan dari jaman kalabendu atau kaliyuga yang selama ini berlangsung , kabar buruknya peristiwa goro goro ini akan memakan banyak korban terutama orang orang baik yang lemah dan tak bisa bertahan menghadapi kacaunya keadaan , kabar baiknya nafsu mutmainah dari orang orang baik yang mati itu akan semakin banyak mengumpul di lapisan stratosfer hingga membuat energi positif bervibrasi tinggi yang selama ini tertahan sanggup turun ke permukaan bumi , dalam hal ini gunung Merapi yang mengeluarkan energi negatif paling banyak akan menjadi tempat paling banyak diturunkannya energi positif bervibrasi tinggi dari stratosfer itu atau secara metafora bisa diungkapkan sebagai kembalinya Sabdopalon , nantinya ketika gunung gunung lain di segala penjuru bumi sudah meletus secara besar besaran dan tiap negara sudah mengalami peristiwa goro goronya sendiri maka secara metafora bisa disebut sebagai turunnya Isa Al Masih.

Bumi yang selama ini bervibrasi rendah pada frekuensi Gamma secara perlahan akan kembali ke frekuensi aslinya yaitu 7.83 hertz atau biasa disebut Schumann Resonance , pada frekuensi inilah energi positif bervibrasi tinggi dari stratosfer akan turun secara perlahan dan menimbulkan efek merusak bagi manusia manusia rendahan yang selama ini tidak pernah sadar kalau menjadi bagian dari sistem dajjal , lambat tapi pasti golongan manusia manusia seperti itu akan segera punah dari muka bumi hingga arwahnya ikut terseret ke alam bhur loka bersama nafsu nafsunya sendiri , di sana mereka kekal dalam siksa api neraka dan menjadi makanan bagi makhluk makhluk penghuni neraka.

Sebelum itu semua terjadi bumi akan terus memuntahkan semua energi negatif yang sudah terlalu banyak memenuhi alam Bhur Loka , energi negatif berwujud kabut hitam etheric itu akan terus dikeluarkan melalui gempa gempa besar dan juga letusan gunung yang dahsyat , pada saat meletusnya gunung Anak Krakatau energi negatif itu juga keluar sangat banyak dan terbawa angin hingga mencapai sekitar gunung Salak , dentuman misterius yang sempat terdengar di Jabotabek adalah akibat benturan antara energi negatif bervibrasi rendah itu dengan energi positif bervibrasi tinggi yang sudah mulai turun di sekitar gunung Salak , ketika benturan itu terjadi maka akan tercipta dentuman demi dentuman beramplitudo tinggi yang desibel suaranya melebihi suara guntur , fenomena dentuman misterius ini juga bisa disebut skyquake sebagaimana yang pernah terjadi di berbagai negara , dengan demikian sama sekali tak ada perang astral dahsyat ataupun naga raksasa mengamuk karena semua itu cuma karangan para pembual yang haus adsense dan popularitas.

Jangan karena tak memahami situasi lantas jadi gampang percaya dengan segala omong kosong yang beredar , jangan pula terlalu asik berdebat kusir demi kebenaran semu karena sesungguhnya kebodohan bisa terlihat sebagai suatu kebenaran , yang jelas saat ini bukan jamannya berlarut larut dalam kebodohan karena semua itu akan membuat manusia masuk dalam golongan lalai dan merugi , justru sekarang ini adalah waktunya untuk meningkatkan awareness sambil mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi apa yang akan terjadi ke depan.