Kaskus

Story

sandriaflowAvatar border
TS
sandriaflow
The Spirit of Fallen Star
The Spirit of Fallen Star
Sebuah cerita fantasi


SINOPSIS

Pada suatu malam, Howard terbunuh dalam sebuah insiden pembunuhan di kereta yang dilakukan oleh pria misterius. Namun, dia berhasil selamat dari kematian berkat kekuatan bintang yang tiba-tiba bangkit dari dalam dirinya.

Pasca insiden tersebut, Howard menetap bersama dengan seorang pria bertopeng bernama Doctor beserta teman-temannya di sebuah markas rahasia. Mereka adalah para pemilik kekuatan bintang alias Havenstar.

Perlahan-lahan, Howard mulai mempelajari kekuatan tersebut agar dia bisa membalaskan dendamnya.

Masalah mulai rumit saat dia terlibat konflik pertarungan berbahaya melawan sekelompok pengguna kekuatan bintang yang dikenal dengan nama Sabertooth.

Akankah dia bisa bertahan melewati semua rintangan itu?

List Chapter

Prolog
Chapter 1: Ingatan Kematian
Chapter 2: Energi Bintang
Chapter 3: Pria Aneh
Chapter 4: Howard vs 45
Chapter 5: Klasifikasi Havenstar
Chapter 6: Perempuan Misterius
Chapter 7: Harga Sebuah Kepercayaan
Chapter 8: Serangan di Distrik 2
Chapter 9: Sinyal Perang
Chapter 10: Serigala Kembar
Chapter 11: Wyvern Crush
Chapter 12: NHV
Chapter 13: Pemburu
Chapter 14: Pria yang Misterius
Chapter 15: Magician
Diubah oleh sandriaflow 09-06-2023 21:56
muchlisirfan065Avatar border
herrsanz.con932Avatar border
rizetamayosh295Avatar border
rizetamayosh295 dan 16 lainnya memberi reputasi
17
3.7K
57
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
sandriaflowAvatar border
TS
sandriaflow
#5
Chapter 3: Pria Aneh
Setelah mengetahui eksistensi energi bintang, Howard memutuskan untuk tinggal selama beberapa waktu bersama dengan Margareth, James, dan Doctor. Dia ingin mempelajari energi itu lebih dalam lagi.

Lagipula, Howard tidak mempunyai tempat untuk pulang. Dia terbiasa hidup sendirian sejak kecil karena kedua orang tuanya meninggalkannya tanpa alasan yang jelas. Satu-satunya benda warisan mereka hanyalah sebuah kalung perak yang selalu dipakai Howard.

Saat dia masih kecil, dia dirawat oleh pamannya yang tinggal di wilayah Orchid. Namun, pamannya meninggal dunia karena penyakit saat dia berusia 12 tahun.

Howard pun memutuskan untuk hidup secara mandiri. Dia sering melakukan berbagai pekerjaan agar dia bisa mendapatkan uang untuk bertahan hidup, termasuk mengikuti pertarungan liar di jalanan.

Selama tinggal di rumah Doctor, Howard tidak begitu banyak membantu mereka. Urusan rumah sudah menjadi tanggung jawab Margareth, sedangkan masalah finansial sudah diatasi oleh Doctor. Jadi, dia bisa bebas menumpang di sana.

Saking banyaknya waktu luang, Howard lebih sering bermain game dengan James, seperti saat ini. Mereka berdua memang kurang begitu akur, tetapi mereka bisa menjadi teman yang akrab saat bermain game di depan komputer.

Sembari bermain, Howard mulai menanyakan hal-hal ringan seputar rumah itu.

"James, apakah hanya kita berempat yang tinggal di rumah ini?"

Pertanyaan Howard tiba-tiba membuat fokus James terganggu, padahal dia nyaris saja mengalahkan Howard dalam game tersebut. Hal itu tentu saja membuat dia jadi merasa jengkel meskipun itu hanya berlangsung sesaat.

"Oh, perihal itu. Masih ada pria genit dan kakak Crestia yang cantik jelita. Mereka saat ini sedang pergi ke luar untuk menjalankan misi atas perintah Doctor."

"Misi? Maksudmu seperti yang ada di film-film aksi?"

"Ya, semacam itulah. Meskipun keseharian kita di sini terlihat normal, kita seringkali melewati masa-masa yang kritis dan penuh bahaya."

"Contohnya?"

"Pertarungan melawan Havenstar alias pengguna kekuatan bintang."

"Wah, keren dong. Aku jadi pengen melawan mereka," ucap Howard yang begitu polosnya.

"Bodoh. Kau belum melihat seberapa mengerikannya pertarungan antar Havenstar. Kau juga tidak bisa bertarung sembarangan begitu saja," James membalas perkataan Howard dengan nada kesal.

Di sela-sela perbincangan mereka, keduanya dikagetkan oleh suara seorang pria dari arah pintu depan.

Mereka pun spontan menoleh ke arah suara tersebut.

Howard melihat seorang pria berkepala botak pelontos menuju ke arah mereka dengan senyuman yang menyeringai. Tubuh pria itu terlihat berotot dan selaras dengan seragam cokelat khas militer yang dia pakai.

"Bagaimana kabarmu, Bocah?" sahut pria tersebut.

"45, kau sudah kembali ternyata," ucap James dengan tersenyum saat melihat kedatangan pria tersebut.

"Hei, apakah paman tua ini yang kau maksud dengan pria genit?" Howard bertanya secara blak-blakan kepada James.

"Hei, suaramu terlalu keras," James spontan mendekatkan jari telunjuk ke mulutnya.

Melihat reaksi mereka berdua, 45 sontak berteriak dengan keras dipenuhi semangat yang berapi-api.

"Dasar, Bocah sialan! Siapa yang kau maksud dengan paman dan genit? Aku tidak setua itu dan juga tidak genit. Umurku masih 24 tahun. Selain itu, aku sangat populer di kalangan para gadis. "

"Hai, 45 sudah pulang ternyata. Pantas saja, suasana yang sejak tadi damai tiba-tiba berubah menjadi berisik," Margareth tiba-tiba muncul dari arah depan. Dari ekspresi dan nadanya, dia juga merasa senang dengan kedatangan 45.

Lucunya, kesan maskulin yang tadi terlihat kontras pada 45 langsung luntur seketika. Dia refleks berlari menuju ke arah Margareth dengan niat hendak memeluk gadis itu.

"Margareth yang imut, aku sudah pulang. Baru sebulan tidak melihatmu, kau sudah tumbuh cantik dan sedewasa ini!"

Seperti biasa, Margareth langsung mengeluarkan tinjunya ke arah 45 setiap kali pria melakukan tindakan konyol. Dia sudah terbiasa dengan kebiasaan buruk 45 yang suka menggoda para gadis.

Meskipun terkena pukulan yang kuat dari Margareth, 45 anehnya tidak merasa kesakitan. Dia malah merasa bahagia karena dia menganggap pukulan itu sebagai sebuah bentuk kasih sayang.

"Hei, James! Ngomong-ngomong, mengapa kau memanggilnya dengan sebutan 45?" bisik Howard kepada James.

"Aku juga tidak tahu. Kata Doctor, dia pernah menjadi tentara di negara asing. Dia sama sekali tidak ingat dengan namanya. Karena dia menggunakan kalung bertuliskan 45, dia pun dipanggil dengan nama itu."

"Dia memang benar-benar pria yang aneh," balas Howard sambil tertawa kecil.

"Kalian jangan hanya tertawa! Apa kalian mau merasakan tinju mautku?" bentak 45 dengan nada yang sangat kasar.

Howard pada awalnya menganggap perkataan itu sebagai gurauan semata.

Akan tetapi, ekspresinya berubah menjadi pucat saat dia melihat wajah 45. Wajah itu tidak menunjukkan seseorang yang sedang bercanda. Bukan hanya itu aja, dia juga mulai memasang mode bersiap untuk mengeluarkan pukulan mautnya.

Howard hanya terbelalak dengan raut wajah ketar-ketir. Dia sama sekali tidak memiliki persiapan untuk menangkis pukulan itu.

Belum sempat tinju itu mendarat di wajah Howard, Doctor tiba-tiba muncul di hadapan mereka dan menghentikan pukulan 45 dengan sangat cepat.

Howard hanya bisa diam tanpa suara karena dia sama sekali tidak menyadari kehadiran Doctor. Dia merasa bahwa Doctor seperti angin yang berhembus dengan sangat cepat.

Tidak seperti Howard, James hanya bisa tertawa ringan melihat ekspresi 45 yang pucat dan berkeringat dingin.

Hal itu adalah peristiwa yang sudah biasa terjadi di tempat itu. Setiap kali 45 bertindak agresif, Doctor pasti selalu memarahinya.

"Baiklah, kalian semua kebetulan berkumpul saat ini. Aku ingin mengajak kalian untuk berlatih bersama dengan Howard. Dia adalah teman baru kita saat ini, " ucap Doctor dengan suara yang bersahabat.

Setelah mendengar instruksi dari Doctor, mereka semua segera beralih ke halaman belakang rumah mereka yang terbilang lumayan luas.

Pandangan Howard refleks tertuju pada bekas goresan pada dinding yang mengitari halaman tersebut.

Tak perlu waktu lama, Howard langsung tahu bahwa goresan itu adalah hasil dari latihan atau pertarungan yang mereka lakukan. Dia jadi semakin penasaran tentang sesuatu yang belum pernah dia lihat selama ini

"45, coba tunjukkanlah kekuatanmu kepada bocah ini," ujar Doctor tanpa basa-basi.

"Siap, Komandan! Akan kupastikan bocah ingusan ini lari ketakutan setelah melihat kekuatanku yang hebat."

45 mulai mengatur posisi dengan menyilangkan kedua tangannya di atas dadanya. Kemudian, dia perlahan memancarkan energinya secara perlahan-lahan sehingga suhu di sekitar tempat itu semakin bertambah panas.

Dari balik punggung 45, tumbuhlah sepasang sayap berwarna hitam kecokelatan. Bulu-bulu burung pun mulai terlihat memenuhi seluruh tubuhnya. Puncaknya, kedua tangannya bertransformasi menjadi cakar khas burung elang yang sangat tajam.

Tepat di depan kedua matanya, Howard menyaksikan 45 berubah menjadi manusia burung elang yang terlihat sangat mengintimidasi. Bukan hanya itu, kekuatannya seolah-olah meluap sampai membuat Howard tertegun.

"Wow, fantastis!" ucap Howard yang terheran-heran dengan transformasi 45. Kira-kira, seberapa besarkah kekuatan yang dimiliki 45?
Diubah oleh sandriaflow 21-04-2023 01:58
ariefdias
dheaw33519
rizetamayosh295
rizetamayosh295 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.