Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

bedulokAvatar border
TS
OWNER
bedulok
Milanisti Kaskus | A. C. Milano 20/21 | Sempre Insieme, Forza Milan! - Part 1


Quote:







SOCCER ROOM GENERAL RULES
Read This Before Posting



Spoiler for Rules:





*Peraturan dapat direvisi/dirubah sewaktu waktu emoticon-shakehand


Peraturan Baru di Sub Forum Milkas





SAYEMBARA MILANISTI KASKUS

Quote:

Quote:


Quote:
Diubah oleh bedulok 25-12-2020 17:40
kenshin90
boznayan
hydenista
hydenista dan 52 lainnya memberi reputasi
47
756.4K
26.7K
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Milanisti Kaskus
Milanisti Kaskus
240Thread1.8KAnggota
Tampilkan semua post
crusiodhikAvatar border
crusiodhik
#8901
mau komen soal ESL, ane ngeliat urgensi utama ini perbaikan pengelolaan liga-liga dan club-club di eropa yang amburadul karena federasi bola kurang peduli, tapi bukan berarti solusinya bikin ESL, oleh karena itu ane nolak ESL, sebenernya ada banyak rationale, tapi ane mau bahas beberapa aja.

1. Dengan ikut ESL jangan ngarep melon bisa ngejer gap kualitas pemain dengan team2 besar lain, jangan ngarep melon bisa beli pemain2 mewah karena dapet participant payment dari ESL. Alasanya simple, 12 participant ESL yang lain juga sama2 dapet modal, mereka semua pasti berburu pemain-pemain bagus/potensial karena dapet tambahan modal. Apa dampaknya?, kalo berdasarkan teori tentu dampaknya INFLASI harga pemain di transfer market, basic principle of economy, supply demand. Ada 12 team yang kaya mendadak, tarolah mereka beli pemain di klub-klub kecil. Tentu klub kecil yang jual pemain tersebut pasang harga tinggi karena tau si buyer (peserta ESL) punya financial kuat, kalopun ada satu klub ESL gagal beli, masih ada klub ESL lain yang mungkin beli sesuai dgn harga jual yang klub seller minta. Apalagi kalau pemain itu hot item, uda pasti terjadi bidding war, bayangin ada 12 club baru dapet duit yg bidding war pemain hot item tsb, dampaknya harga pemainnya jadi lebih mahal karena bidding war. Kemudian, pasti ada hipotesa "kenapa aktivitas transfernya ga dibuat antar klub2 ESL aja?" , jawabanya simple, klub mana yang finansialnya stabil karena dapet tambahan modal mau jual pemain bagus/potensialnya, menurut ane ga ada, jadi kalo dibuat aturan aktivitas transfer demikian diantara team ESL, otomatis jual belinya cuma buat pemain2 jelek macem kastiloyo, kalo mau beli pemain bagus/potensial ya klub ESL pasti belinya di klub non-ESL. Termasuk inflasi gaji pemain di klub peserta ESL uda hampir pasti terjadi. Jadi dengan ikut ESL bisa beli pemain mewah itu cuma ilusi, karena kemungkinan terjadi inflasi harga pemain karena banyaknya demand. So kalo melon ikut ESL siap2 aja di gangbang club yang punya kualitas pemain jauh lebih bagus, karena kemungkinan besar pemain yang dipake bakal dgn kualitas seperti musim ini. Kesimpulanya buat belanja pemain yang paling utama itu suntikan modal dari pemilik/pemegang saham bukan dari kompetisi, suntikan dari pemilik melon ekslusif untuk melon, suntikan modal dari kompetisi ada banyak team yang dapet. Kalau investasi dari pemilik itu sukses dampaknya nilai brand klub bisa naik, tapi jarang pemilik klub yang mau nyuntik modal gede macem abramovich.

2. Dengan mekanisme close competition atau (open competition dengan invitation team), jangan harap big match ESL bakal tetep seru karena pesertanya sebagian besar bakal tetep sama tiap tahun, gada lagi team kecil/menengah yang bikin kejutan, jadi mau gimanapun performa founder ESL di liga mereka terep ikut ESL, apa pantes team yang jelek performnya di liga ikut ESL cuma karena dia founder, team begitu cuma jadi bahan bully di ESL, dan mungkin ada beberapa klub besar yang bakal jadi medioker atau juru kunci di ESL, dan kemungkinan yang jadi klub tersbut adalah klub yang beberapa tahun terakhir financially unstable & inconsistent seperti MELON. ESL ini ibarat naroh ikan-ikan besar di kolam kecil, dampaknya pasti ada beberapa ikan yang kegencet, dan beberapa ikan yang nguasain kolam. So, apa artinya financially stable tapi jadi klub medioker di ESL. Uda gitu match mewah yang ditonton tiap weekend uda pasti hilang rasa mewahnya, ibarat makan makanan yang ente anggap mewah tiap minggu, uda pasti ilang rasa mewahnya.

3. Soal culture, fans2 dari dari eropa banyak yang nolak karena uda tau kalo ESL itu selera Amerika atau "americanized" kompetisi sepak bola eropa yang ga sesuai culture mereka, makanya orang eropa tetep lebih milih nonton rugby yang entertainment pckagenya lebih sederhana daripada NFL (american football). Mungkin kalau charity match yang ada konsernya atau ada guest playernya orang eropa masih nonton. Ente bayangin aja ESL istirahat tiap 15 menit (ane denger Perez pengen bikin match sepakbola lebih pendek), ada cheerleadernya, ada commercial break tiap corner kick atau freekick, waktu half time ada konser atau ada kiss cam ala NFL wkwk, itu semua bukan entertainment package yang orang eropa mau nonton karena buat mereka matchnya aja uda ngehibur.
Diubah oleh crusiodhik 20-04-2021 20:56
semudhmania
Vamprose
smurf06
smurf06 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.