Quote:
Dari kabar yang ku dengar, Hasan sudah boleh pulang hari ini. Aku belum tau bagaimana kronologi kecelakaannya, kemarin juga aku belum sempat menengokinya dirumah sakit karena banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan. Dan hari ini dia sudah pulang kerumah, aku akan kerumahnya.
"Teman kamu gimana kondisinya? Udah pulang kerumah?" Tanya Anggun lewat chat.
"Udah, hari ini katanya" Balasku
"Aku mau jenguk, ya? Boleh ya? Aku mau ketemu Shania sekalian" Balas Anggun.
"Boleh, emang kamu udah pulang?" Tanyaku.
"Aku udah pulang kalo kamu mau jemput aku" Balas Anggun.
Akhirnya aku iyakan kemauannya. Aku bersiap-siap mandi lalu rapih-rapih untuk menjemput Anggun dirumahnya. Jam di dinding sudah menunjukan pukul 17.00 WIB. Mungkin aku akan sampai dirumahnya hampir waktu magribh. Itu hanya perkiraanku, mungkin bisa lebih, soalnya ini weekend, malamnya para remaja untuk keluar berpacaran atau hanya main motor-motoran.
Trriiingg
Nama Shania muncul dalam layar panggilan. Aku yang baru saja keluar dari kamar mandi lalu menghampiri ponsel yang berbunyi itu.
"Kenapa" Tanyaku.
"Malem kerumah Hasan yuk, cowok gue ikut dateng nih" Kata Shania.
"Iyaa, gua mau pake baju dulu, lu ribet nelpon-nelpon" Kataku.
"Yee gue gatau m*ny*t, udeh sono pake baju" Kata Shania yang langsung menutup teleponnya.
Lalu aku keluar dengan masih mengenakan anduk karena ingin memanaskan motor yang akan ku gunakan untuk menjemput Anggun dirumahnya.
Triingggg
"Aduh siapa sih" Gumamku.
Lalu aku masuk untuk mengangkat telepon itu. Ribet, kapan gua rapihnya kalo ditelpon terus. Pas ku lihat ternyata yang menelpon adalah Anggun.
"Iyaa" Kataku.
"Kamu dimana? Aku udah mau pulang" Kata Anggun.
"Aku baru mau pake baju" Kataku.
"Astaga, baru mau rapih-rapih? Kapan berangkatnya" Kata Anggun.
"Kalo kamu ngomong terus, aku kapan berangkatnya?" Kataku membalikan omelannya.
"Yaudah cepetan" Kata Anggun menutup teleponku.
Aku cas kembali handphoneku, menuju kamar untuk siap-siap. Tidak perlu lama, aku memakai kaos hitam bertuliskan nama STM ku dulu, celana dalaman serta levis, mengambil jaket di lemari dan turun kebawah lagi untuk memakai sepatu.
"Mau kemana Ben?" Tanya mamahku.
"Mau jemput orang, sekalian ke rumah Hasan, nengokin dia" Kataku sambil memakai sepatu.
"Mamah nitip martabak ya pulangnya" Kata mamahku.
Lalu aku bangun, cium tangan dan langsung menuju motorku yang sudah daritadi menyala. Berangkats.
-
Aku sudah sampai didepan gerbang perumahannya Anggun. Ini sudah hampir magribh, untung saja tadi jalanan belum terlalu ramai oleh orang-orang kantoran, jadinya aku bisa segera sampai.
"Aku didepan gerbang, aku masuk atau gimana?" Chat ku ke Anggun.
"Kamu tunggu gerbang aja, aku udah bilang sama mama & papa mau pergi sama kamu" Balas Anggun tidak lama kemudian.
Aku diamkan pesannya. Sembari menunggu Anggun, aku membakar rokok yang sudah aku beli tadi diwarung. Grup chat Ikatan Alumni SMP ku sedang ramai sore ini, aku belum ikut nimbrung, tapi beberapa temanku sudah banyak yang memintaku untuk membuka suara, entah apa yang ingin dibicarakan. Karena aku penasaran, akhirnya aku membukanya. Ternyata ada 50+ pesan didalamnya yang membahas soal reuni yang akan diadakan.
"Benyamin mana nih"
"Tunggu Ben aja, dia palanya"
"Iyaa, Benyamin mana nih"
Tidak lama kemudian Anggun datang dengan pakaiannya yang rapih ditambah rambutnya yang khas. Dia tersenyum melihatku, begitupun aku membalas senyumannya.
"Serius banget, lagi baca pesan dari siapa?" Tanya Anggun yang berada di sampingku, dia belum naik ke motor.
"Grup SMP" Kataku, lalu memberikan helm yang ku bawa untuknya.
"Ayo, berangkat" Kata Anggun.
Lalu Anggun naik ke motorku, kami melanjutkan perjalanan. Aku bilang kepadanya bahwa sebelum sampai, aku ingin ke pom bensin, selain mengisi bensin, aku juga mau ibadah sebentar di musholanya.
"Kamu gak cape emang Nggun?" Tanyaku ketika diatas motor.
"Aku biasanya langsung tidur, tapi aku lagi pengen sama kamu" Kata Anggun.
"Yaudah kita ke pom dulu ya" Kataku.
Lalu aku membelokkan motor, mengisi bensin sebentar, sementara Anggun sudah terlebih dulu masuk kedalam mushola.
"Aku mau beli makanan dulu deh" Kata Anggun ketika kami sudah selesai melaksanakan ibadah.
"Iyaa, tadi mamahku juga minta dibeliin martabak, apa sekalian aja ya?" Kataku.
"Yaudah, beli martabak aja, sekalian buat dirumah temenmu" Kata Anggun.
Lalu kami melanjutkan perjalanan. Sebelum sampai, aku mencari tempat penjual martabak, aku sudah tau dimana tempatnya, tempat biasa aku membeli ketika sedang kumpul bersama teman-teman lainnya. Untungnya, jam segini penjualnya sudah buka.
"Kamu mau? Beli berapa jadinya?" Tanyaku ke Anggun.
"Kamu mau yang manis apa yang telor?" Tanya Anggun.
"Aku manis, keju biasanya" Kataku.
"Yaudah, 1 keju, 1 coklat, 1 telor, gimana?" Tanya Anggun.
"Yaudah, kamu yang pesen, aku gak biasa mesen" Kataku.
"Masa kamu mesen aja gabisa?" Tanya Anggun sambil tertawa.
Akhirnya dengan menahan malu, Anggun yang memesannya dan kami berdua patungan untuk membayarnya.
"Aku mau ketemu mamah kamu" Kata Anggun ketika pesanan kami sudah selesai.
"Bener? Yaudah nanti kerumah, gak jauh dari rumah Hasan" Kataku.
"Yaudah, ayo berangkat" Kata Anggun yang tiba-tiba semangat.
Perjalanan sebentar lagi sampai, Shania dan pacarnya sudah sampai duluan. Sekarang masih terbilang sore, jam 19.00 kira-kira. Aku masih punya sisa waktu nantinya untuk mengajak Anggun berjalan-jalan sebentar sebelum pulang.
Kita sudah sampai, aku memakirkan motorku ditempat biasa aku memakirkannya. Anggun masih sibuk merapihkan rambutnya, kebiasaan yang mulai ku lihat ketika bersama Anggun akhir-akhir ini.
"Rumahnya dimana Po?" Tanya Anggun.
"Dih gatau" Kataku sambil tertawa.
"Gituh diemah" Kata Anggun.
Lalu kami berdua masuk kedalam gang rumahnya Hasan. Ternyata didalam sudah ramai, aku bisa memprediksinya karena dari suara obrolan yang terdengar.
"Assalamualaikum" Ucapku ketika masuk.
Disana sudah ada Shania bersama pacarnya dan para keluarga Hasan. Dan aku sudah kenal semuanya.
"Ada yang bawa cewek nih" Kata Shania meledekku.
"Halo" Kata Anggun yang bersalaman bersama Shania.
"Shania" Katanya memperkenalkan.
"Anggun" Kata Anggun sambil tersenyum.
Aku melihat kondisi sahabatku, lumayan parah juga dengan kaki yang masih diperban dan muka yang banyak lukanya.
"Lu kenapa bro?" Tanyaku.
"Rossi kecelakaan Ben" Kata Hasan dalam posisi bersandar.
"Emang gimana ceritanya?" Tanyaku.
"Gue lagi ngirim barang ke arah timur, gua lagi fokus nyetir, tiba-tiba mobil didepan gue ngerem mendadak. Gue ikutan ngerem mendadak, yang jatoh gak cuma gue Ben, pengendara yang lain juga kena" Kata Hasan.
"Tanggung jawab gak sopirnya?" Tanyaku.
"Langsung di samperin sama yang dibelakang, disuruh turun. Ada 3 orang yang jatoh termasuk gue" Kata Hasan menjelaskan.
"Tapi bener, selain ini, gak ada yang sakit lagi?" Tanyaku.
"Alhamdulillah Ben" Kata Hasan.
Lalu Anggun duduk disampingku, melihat kondisi Hasan yang sedang sakit. Hasan senyum kepadaku, dia tau itu orang yang pernah aku ceritakan.
"Ini yang waktu kita ceritain pas ngopi?" Tanya Hasan.
"Hehe" Kataku.
"Kalian gosipin aku ya?" Kata Anggun.
"Apaansih kamu kepedean" Kataku.
"Nah, cocok dah lu berdua" Kata Hasan.
Handphone di kantongku terus-terusan berbunyi, tumben, mungkin grup sekolahku masih ramai. Anggun sedang ngobrol bersama Shania, sedangkan aku keluar sebentar membuka handphone. Dan benar saja, ternyata sudah ada 100+ pesan yang ada didalamnya.
"Si Benyamin kemana nih? Tadi ada"
"Tag coba tag" Chat dari salah satu teman SMP ku.
"Kenapa sih kenapa? Hehe" Balasku.
Lalu Anggun datang menghampiriku, dia bilang martabaknya masih ada di motor. Lalu aku mengambilnya, lalu kembali kedalam.
"Sibuk banget sih?" Kata Shania.
"Nih makan nih" Kataku sambil menaruh martabak isi cokelat.
"Harus ada kopinya tuh Ben" Kata Hasan.
Lalu Hasan memanggil adiknya, minta tolong dibuatkan kopi hitam 2. 1 untukku dan 1 untuk pacarnya Shania.
"Bokin (pacar) gak kemarih?" Tanyaku ke Hasan.
"Baru pulang pas lo dateng, die dari kemaren gak pulang" Kata Hasan.
Trriinggg
Handphoneku berbunyi lagi, kini nada panggilan masuk yang ku tidak save nomornya.
"Hallo" Ucapku.
"Hallo" Suara cewek yang menelpon.
"Ini siapa?" Kataku.
"Ini gue, Nisa, lo jadi ketua angkatan kita ya Ben, surat undangannya udah gue kirim kerumah tadi sore, lo nya gak ada" Itu Nisa, temanku waktu SMP.
"Ohh Nisa, iyaa Sa, tapi emang harus gua yang jadi ketua? Yang lain gabisa?" Kataku.
"Lo doang yang pantes jadi ketua. Gak kerja banyak Ben, paling sambutan doang. Coba muncul di grup,temen-temen nanyain lo" Kata Nisa.
"Okedeh" Ucapku. Lalu Nisa mematikan teleponnya.
Teman-teman SMP ku akan melaksanakan kegiatan reuni akbar. Sebetulnya aku malas kalau harus jadi ketuanya, lebih baik jadi tamu biasa yang hanya datang tanpa sibuk mengatur apa-apa. Tapi aku akan melakukan sebaik mungkin, supaya tidak mengecewakan mereka, serta nama angkatanku yang dikenal aktif mengikuti kegiatan reuni.
"Sekolah gua ngadain reuni, tadi katanya ada yang dateng kerumah ngasih surat undangan" Kataku.
"Sekolah gue belom ngadain acara nih, udah lama padahal" Kata Shania. Sekolah SMP dengan Shania berbeda, jauh berbeda.
Alhamdulillahnya sekolahku masih giat mengadakan acara perkumpulan alumninya, sedangkan Shania malah bisa terbilang jarang.
"Ajaklah si Anggun ikut sekalian, kenalin juga sama nyokap bokap" Kata Hasan.
Anggun hanya memainkan handphonenya. Aku sudah janji ingin mengenalkannya dengan mamah dan ayah malam ini. Mumpung belum terlaku malam, aku izin pamit kepada Hasan dan Shania untuk pulang terlebih dahulu karena sudah janji dengan Anggun untuk mengajaknya kerumah.
Setelah pamit, aku dan Anggun menuju rumahku yang tidak terlalu jauh dari sini. Hanya perlu beberapa menit, kami sudah sampai didepan rumahku. Motor ayahku sudah terparkir didepan, artinya dia sudah pulang kerumah.
"Assalamualaikum" Kataku. Lalu Ciko datang menyambutku dengan ekor yang penuh bulu itu.
"Bawa siapa nih" Kata mamahku.
"Tante" Kata Anggun yang langsung cium tangan ke mamahku.
Aku melepaskan jaket serta merapihkan helmku. Sementara itu Anggun sudah masuk terlebih dahulu kedalam diajak mamahku. Aku mencari dimana surat undangan reunian itu. Sekedar ingin tau tanggal dan tempat acara dilaksanakan.
"Kamu nyari apa?" Tanya mamahku.
"Surat undangan reunian, tadi katanya ada yang kesini" Kataku.
"Ada di atas meja, itu" Kata mamahku sambil menunjuknya.
Aku langsung membukanya, didalamnya ada berisi tanggal dan tempat dilaksanakan. Karena ini reuni akbar, pasti akan banyak yang datang dari berbagai angkatan.
"Siapa yang kesinih tadi?" Tanyaku.
"Siapa yah mamah lupa. Ohh, si Nisa sama Farah" Kata mamahku.
Lalu aku kaget mendengar nama selain Nisa. Farah, itu mantanku waktu dulu. Lalu aku mengecek handphone, ternyata ada pesan dari nomor yang tidak aku simpan.
"Hai penulis, nih gue Farah"
"Jangan lupa dateng ya" Isi pesan dari Farah.