Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ZekeAndThePopo.Avatar border
TS
ZekeAndThePopo.
[ANSWER] Yang Butuh Bantuan Soal Hati, Ane Kasih Jawaban. (Part 2) - Part 4
[ANSWER] Yang Butuh Bantuan Soal Hati, Ane Kasih Jawaban. (Part 2) - Part 4

Ini adalah Part ke-6 dari Thread ini. Dikarenakan part yang lama sudah melebihi batas posting.

[ANSWER] Yang Butuh Bantuan Soal Hati, Ane Kasih Jawaban. (Part 2) - Part 4

Silakan ke Part 1atau Part 2 dan Part 3 dan Part 4 dan Part 5 untuk baca baca.

Oke, jadi langsung aja. Aturan mainnya masih sama



"Konsultasi Hati"

Sebelum curhat disini, silakan berikan rate bintang 5 dulu yaa ***** emoticon-shakehand



Baca Aturan mainnya:
Quote:


"Karena Setiap Masalah pasti ada Jalan Keluar.."


Tambahan :

Quote:

Quote:



Pilihan ada di tangan kamu. Pilihan untuk membuka mata dan bangun melihat realita, atau terus tertidur dan membohongi diri sendiri.

Saya bukan motivator yg selalu ngomong manis, padahal realitanya pahit. Kalau mau kebohongan manis, jangan curhat di thread ini.

Oke, lesgooo
Diubah oleh ZekeAndThePopo. 11-03-2023 12:35
bukhorigan
banyu suro
upputra
upputra dan 58 lainnya memberi reputasi
55
121.9K
5.9K
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
Heart to HeartKASKUS Official
21.9KThread28.2KAnggota
Tampilkan semua post
surrealismeAvatar border
surrealisme
#723
Selamat malam..
Saya tak pernah menceritakan ini kepada siapapun, selama ini saya simpan dan selalu saja saya teringat..
Cerita ini adalah cerita saya yang paling pribadi, jadi saya sangat menjaga kerahasiaan cerita ini..
Cerita ini diambil dari sudut pandang saya yang menyangkut ibu saya, apa yang saya rasakan dan apa yang teringat oleh saya secara ringkas dan rinci,, jadi saya memaklumi apabila merasa bosan dengan cerita ini..

Saya adalah seorang yatim. Ayah saya meninggal sewaktu saya masih berumur 3 tahun. Semenjak saat itu, saya diasuh oleh keluarga saya(menurut keluarga saya, hampir sekeluarga besar ikut andil dalam mengurus saya), karena tempat ibu bekerja berbeda pulau dengan saya. Mungkin hampir 4 tahun ibu saya berbeda pulau dengan saya..
Setelah saya mulai masuk SD, ibu saya kemudian pulang kesini.. Things are going well back then, until something happens..

Ibu saya kemudian bertemu kembali dengan pasangannya sewaktu ia sekolah dulu..
Seingat saya, saya pernah diajak ibu saya dan pasangannya itu jalan bareng, makan bareng dan liburan bersama..
Saya yang masih bocah ingusan, tak tahu apa maksud ibu saya atau tujuannya seperti itu. Hal-hal yang terjadi begitu cepat berlalu bagi saya..
Hubungan mereka pun lambat laun terendus oleh keluarga, dari mulut ke mulut tetangga. Cibiran dan bahkan komentar miring pun makin menjadi-jadi..
Keluarga saya pun selalu dirundung malu tiap kali mendengar banyak kicauan tetangga yang negatif..
Sudah jemu rasanya nenek saya melarang, bahkan sekeluarga sudah tak memberi restu, tetapi apa daya, ibu saya tak pernah mengindahkan mereka, bahkan makin menjadi-jadi..

Hingga suatu waktu dikala saya masih duduk di bangku kelas 4, hal yang tak diharapkan pun terjadi.. Ibu saya dan pasangannya memilih menikah siri yang entah ritualnya seperti apa.. tentu saja nenek saya tak pernah merestui mereka bahkan hingga detik ini.

Keluarga dari pihak ibu saya menjadi gempar, begitupun keluarga dari pihak ayah kandung saya yang juga tak menyangka terhadap pilihannya..
Karena se-seantro kota ini pun tahu bahwa pasangannya adalah seorang pemabuk, penjudi, pemalak, etc..
Sekalipun ibu saya adalah pasangannya, saya tak sudi menganggapnya sebagai ayah tiri.
Saya masih tetap tinggal dengan keluarga.
Saya dan ibu saya pun mulai berjauhan dan merenggang.

Mereka pun mengontrak masih di kota yang sama.
Beberapa kali, saya disuruh mampir oleh ibu saya, dan disaat saya mampir dengan keengganan, mereka selalu terlihat cekcok.. saya hanya bisa diam saat itu..
---
Jujur, ini adalah ingatan yang paling menyakitkan yang harus saya ceritakan...
Tak lama kemudian, ibu saya hamil disaat saya masuk kelas 5..
Disaat itu, mereka yang sering cekcok tentu saja berimbas kepada ibu saya.. entah apa yang terjadi, saya santer mendengar ibu saya diperlakukan kasar dengan serangan fisik.
Walaupun mereka beradu jotos atapun umpatan, pada akhirnya ibu saya lah yang pasti menderita. Tentu saja, tetangga sekitar mereka tak mau mengambil tindakan. Keluarga pihak pasangannya ibu pun tidak peduli dengan rumah tangga mereka.
Hari hari seperti itu dilalui ibu saya ditengah pekerjaannya, mengurus anaknya(adik tiri saya) dan kesibukannya..
Saya ingat, disaat itu ibu saya menjadi kurus dan letih..
Keluarga sedikit banyak membantu tetapi ibu saya tetap kekeuh masih terus bersama pasangannya(walaupun ingin dijadikan kasus hukum, ibu saya menolaknya mentah mentah)..

Mungkin ketika ibu saya sudah lelah dengan pasangannya, emosi yang terkuras, motor yang terjual, barang dan perhiasan habis entah kemana, akhirnya ibu saya memutuskan untuk pulang kembali bersama kami..
Walaupun sementara mereka berpisah, pasangannya tentu saja tak setuju, dan mereka masih saja berhubungan dibelakang keluarga..

Waktu berlalu hingga saya kelas 6, dan terlihat perbedaan yang condong..
Ibu saya kelihatannya berubah, ia tidak kebelet seperti kmarin yang ingin nempel sama pasangannya. Kali ini ia lost contact dengan pasangannya beberapa bulan.. dan keluarga kami pun ikut senang.. tapi resikonya.. Malapetaka terjadi.. sewaktu saya pulang dari ujian, saya mendapati rumah kami dihajar, kaca² rumah kami dipecahkan dengan balok kayu oleh pasangannya ketika ia kumat mabuk, sebab ibu saya tak mau bertemu dengannya. Sontak keadaan kacau lagi, tetangga siruh dan kami ketakutan. Tak ada yang berani jadi saksi di atas kejadian ini, karena tentu saja mereka takut..

Ibu saya akhirnya kembali bersama dengan pasangannya walaupun pisah rumah, tetapi siklus toxic nya berulang kembali meskipun tidak sekeruh dulu..
Puncaknya ketika saya SMP, disaat ibu saya melahirkan anak kedua mereka(adik tiri ke-2).. disaat itu mereka sedang pisah.. ibu saya yang baru sudah bersalin, didatangi pasangannya dan mereka ribut, walaupun terdapat nenek saya mendampingi ibu saya, pasangannya berusaha mencekik ibu saya didepan nenek saya, saya tertegun dan tak bisa berbuat apa apa. Secara pribadi saya sadar, saya pengecut dan penakut. Saya hanya terdiam kaku, lagi.

Setelah kejadian ini keluarga pun memutuskan untuk memakai jasa dukun/orang pintar..
Dari berbagai penjuru dicarikan dukun paten yang bisa memutuskan hubungan mereka.. mulai dari utara hingga selatan. Entahlah apa pengaruhnya, namun pada akhirnya hubungan mereka bisa dikatakan "putus".. dalam artian ibu saya dan pasangannya pisah walaupun masih berkutat di kota sama..

Ketika saya SMA, saya tak terlalu mengikuti alur romansa ibu saya,, yang saya notice adalah ibu saya beberapa kali menjalin hubungan dengan lelaki lain yang sayapun tak kenal, secara online tentunya, mungkin sekedar melepas sepinya.. dan pasangannya pun hanya datang kesini untuk mengunjungi anaknya..

Musim-musim silih berganti, begitupun dengan saya yang mulai lanjut kuliah di luar kota..
Ibu saya, yang hubungannya sedang surut dengan pasangannya berlanjut lagi untuk menemukan pasangan lainnya.. entah itu teman facebook, grup lawas, ataupun alumni nya, saya masih tak mengerti apa yang ibu saya cari.. teman? Bisa jadi.. sekedar untuk pelepas sepinya, mungkin..
---------------------
Beberapa hari yang lalu, ibu saya mengajak saya berbicara empat mata dengan perbincangan serius..
Ibu saya mengungkapkan bahwa selama ia dan pasangannya pasang-surut, secara diam diam ia mencari pasangan lain, terlibat dalam kehidupan pribadi lelaki lain dan mencari celah untuk mencintai lelaki lain..
Namun hal itu hanya sia sia saja, sebab ia tak pernah seutuhnya mencintai lelaki lain yang baru ia kenal..
Ibu saya juga bercerita bahwa ia mendapatkan uang dari lelaki yang ia "akrabi" ataupun teman dikala ia sepi,, tapi menurutnya itu tak bermakna dan hanya sebagai pelampiasannya saja..
Dan pada akhirnya, ibu saya ngomong dengan saya secara langsung bahwa ia memiliki niat untuk rujuk kembali dengan pasangannya..
Alasan yang saya tangkap, baginya, Tuhan telah mentakdirkan pasangannya dengan dirinya.. (alasan yang tentu saja klise dan tidak rasional bagi saya)
Alasan lain, ia butuh pendamping dikala ia tua kelak, ia perlu pasangan dan juga ayah bagi anaknya..
Dan baginya, mungkin inilah titik akhir dari perjalanan romansanya..
Ibu saya juga telah berbincang dengan paman saya(adik ibu) sebelum berbicara dengan saya..

Saya tak bisa untuk "melabraknya" atau langsung menghakiminya disaat suara ibu saya sudah serak..
Saya sebisa mungkin menanggapi bahwa ada resiko dan konsekuensi yang harus ditanggung. Resiko dan konsekuensi ini bukan hanya ditanggung oleh ibu saya semata, tetapi semua orang yang berafiliasi dengan ibu saya..
Saya menyatakan bahwa saya tak pernah ngobrol dengan pasangannya baik sepatah kalimatpun, yang berarti saya tidak ada hubungan dengan pasangannya.
Saya juga mewanti wanti agar ibu saya berpegang teguh dan konsekuen terhadap pilihannya(tapi saya ragu akan hal ini). Saya juga menyampaikan apapun yang dipilihnya, tak ada benar atau salah. Yang ada hanya konsekuensi.

Walaupun saya mengatakan setuju, sebenarnya saya bingung harus berbuat apa.. disatu sisi saya harus mendukung pilihannya, tapi disisi lain saya tidak ikhlas ibu saya harus bersama kembali dengan pendampingnya.
Jauh didalam batin saya, rasanya nyelekit dan membuat saya pusing terhadap pilihannya.
Asumsi keluarga saya mengatakan bahwa ibu saya kena pelet lagi, tapi entahlah..
Pahit memang, setidaknya bagi saya dan nenek saya.
Pun seandainya dilarang, malah akan membuat keluarga makan ati.. semakin dicegah, malah semakin menjadi..
Jadi, kami sepakat hanya bisa mendiamkan saja..

Perlu diketahui, ibu saya saat ini sedang kasmaran kembali karena saya kedapatan mereka sedang "ngedate". Dan feeling saya, siklus putus nyambung mereka mungkin akan terus berlanjut..

Perjalanan yang dirasa ibu saya mungkin panjang, saya tak bisa mengelakkannya, tapi berangkat dari pengalamannya yang sudah sudah, ibu saya masih tetap kembali dengan pasangannya ini..
Entah nyaman semu atau sedang kasmaran belaka, saya hanya tak habis pikir.. setelah apa yang dilaluinya, apa yang dialaminya yang sebegitu toxic nya..
Saya tidak membela ataupun membenarkan apa yang ibu saya pilih, tetapi mau tidak mau saya mendukung pilihannya..
Mungkin kami sekeluarga bukanlah orang orang yang tepat baginya.. mungkin kami hanyalah orang membosankan yang tak mengerti dirinya.. entah afeksi sejati apa yang cocok bagi dirinya hingga harus memilih lika liku yang terjal..
Saya sangat menyayangkan, karena semata mata ia ibu biologis saya...

Mohon maaf apabila cerita saya tidak menarik dan tidak nyaman..
Saya berterima kasih telah membaca cerita saya.. tak mengapa jika saya tak mendapat masukan atau saran, dibaca saja saya sudah sangat berterima kasih.

0
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.