Selamat malam agan-agan reader semuanya. Mohon maaf ya jeda buat mulai Chapter 3 agak lama. Karena selain TS pengen libur sejenak (padahal aslinya juga gak yang libur-libur banget), TS juga lumayan sibuk mengorek cerita dari sudut pandang narsum baru yang memang sudah agak sepuh, tapi syukurlah beliau masih lancar bercerita walau kadang dibantu juga sama anaknya. Yang bikin agak repot sebenarnya malah karena PPKM ini, jadi interview yg kita lakuin hanya bisa sebatas chat dan email karena yang bersangkutan sekarang tinggalnya agak jauh dari kota domisili TS.

Nah, pagi ini tadi kita udah dikasih lampu hijau sama narsum untuk publish cerita kita. Tentu saja, dengan peringatan keras untuk menjaga privasi dan kerahasiaan tentang lokasi latar cerita dan tokoh yang terlibat di dalamnya. Karena selain narsum sudah tua dan sakit-sakitan, cerita ini sedikit banyak menyangkut aib baik dari pribadi yang bersangkutan dan juga nama sebuah yayasan. Jadi seperti narsum yang punya harapan kepada TS, ane juga punya harapan kepada agan-agan semua untuk bijak dalam menikmati cerita ini dan semoga bisa diambil pelajaran yang tersirat di dalamnya.

Bagian pertama dari Chapter 3 rencana akan kita upload besok malam. Dan dengan pertimbangan waktu, TS berencana menjadwalkan upload tiap bagian menjadi seminggu dua kali di malam Jumat dan Malam Minggu. Semoga TS bisa upload sesuai jadwal, ya?

Jadi malam ini, TS harus buka laptop lagi. Nulis bagian 21 sambil ditemani kopi panas dan enting-enting gepuk.