Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

warrior.ontaAvatar border
TS
warrior.onta
Ini Duduk Perkara Konflik Rohingya Versi Dubes RI di Myanmar
MINGGU, 03 SEPTEMBER 2017 , 19:44:00 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO
surveillance



In this screenshot from a video posted on YouTube, a man identifying himself as Ataullah Abu Jununi (center), commander of the Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA), delivers a statement to the Myanmar government and ethnic groups in Rakhine state, Aug. 28, 2017.
credit: www.rfa.org

RMOL. Duta Besar (Dubes) RI untuk Myanmar Ito Sumardi mengimbau masyarakat Indonesia untuk tidak emosi menyikapi kasus yang terjadi di Rakhine. Masyarakat, sambungnya, harus cermat dalam mencari fakta-fakta obyektif.

Ia kemudian menjabarkan duduk perkara awal mula konflik di Rakhine kembali meletus. Menurutnya, situasi di Rakhine Utara yang sebagian besar dihuni masyarakat etnis Rohingya, yang berasal dari Bangladesh memanas pasca penyerangan terhadap 30 pos polisi dan 1 markas tentara secara serentak.

Penyerangan yang dilakukan oleh sekelompok etnis Rohingya yang tergabung dalam militan Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) itu menewaskan 72 orang yang terdiri dari, 59 militan dan 12 aparat keamanan.

"Mereka membunuh beberapa polisi dan tentara, serta membakar beberapa mobil polisi, kemudian juga menyerang pemukiman penduduk yang mengakibatkan jatuhnya korban masyarakat tidak berdosa," tegasnya dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Minggu (3/9).


Bersama masyarakat, aparat keamanan Myanmar kemudian melakukan operasi pemulihan keamanan dan mendapatkan perlawanan yang kuat dari ARSA. Aksi ini mengakibatkan terjadinya pengungsian besar-besaran etnis Rohingya yang sudah sangat lama mendiami wilayah Rakhine Utara yang menurut versi pemerintah ilegal, dan penduduk warga negara Myanmar di area tersebut.

"Permasalahan Rohingya adalah sebagian dari permasalahan domestik yang ada di Myanmar. Di Rakhine, konflik etnis tidak hanya oleh Rohingya, tapi dengan sesama agama Buddha yang ada di kelompok Arakan Independen Army dan berbatasan dengan China," terangnya.

Ito menyimpulkan bahwa yang terjadi saat ini merupakan reaksi dari pemerintah Myanmar dalam rangka memulihkan keamanan di Rakhine. Meski di satu sisi, aksi tersebut menyebabkan gelombang pengusiran hingga berujung pada pembunuhan dan pengungsian ribuan etnis rohingya.

"Ekses dari pertempuran antara aparat keamanan pemerintah Myanmar dan gerombolan bersenjata ARSA, pasti memiliki konsekuensi jatuhnya korban masyarakat di kedua belah pihak," pungkasnya. [ian]

terkait pernyataan Duber RI Ito Sumardi - Myanmar:
Ito Sumardi: Pekan Depan, Menlu RI Bertolak ke Myanmar untuk Redam Kekerasan

pokoknya Myanmar harus salah emoticon-linux2
Dubes gausah dianggep

update: tentang berita pemenggalan

Quote:


sampai disini kita belum tahu siapa yang dipenggal,
siapa yang memenggal, hanya laporan dari Sultan Ahmed kepada Fortify Right (lembaga HAM non profit - non-profit human rights organization based in Southeast Asia and registered in Switzerland and the United States.) dia cuma lapor waktu dia nyumput di rumah, setelah itu dia ngacir lewat belakang rumah.

lanjut...

Quote:


Saksi mata yang dilindungi Fortify Right ini juga bilang bahwa anggota ARSA juga membantai penduduk sipil - yg diduga sebagai "informan pemerintah" mencegah anak-anak (pria) dan laki laki dewasa ngabur ke kota Maungdaw

Quote:


"Beberapa militan tidak akan membiarkan mereka pergi, mereka hanya membiarkan para wanita untuk pergi," seorang pria Rohingya di kota tersebut mengatakan kepada Fortify Rights melalui telepon. "Mereka mengancam penduduk sipil dan mengatakan bahwa kalau mereka mencoba menyeberangi perbatasan, mereka akan membunuhnya."


jadi kalau ada berita pemenggalan2 yang dilakukan,
oleh tentara myanmar atau rakyat pro pemerintah myanmar
bisa jadi itu benar

tapi..

hal yang sama juga dilakukan oleh pihak ARSA atau simpatisannya
itulah kesimpulan ane berdasar informasi sementara yang dikutip dari
http://www.rfa.org/english/news/myan...017153437.html

Quote:

sori baru bisa bales emoticon-linux2

Seperti dikatakan dubes RI untuk myanmar di atas tadi:
"Ekses dari pertempuran antara aparat keamanan pemerintah Myanmar dan gerombolan bersenjata ARSA, pasti memiliki konsekuensi jatuhnya korban masyarakat di kedua belah pihak," pungkasnya. [ian]

Akibat dari pertempuran ini membuat penduduk menjadi takut dan ahirnya memilih mengungsi ini menurut pendapat ane

Dubes Indonesia untuk Myanmar menggunakan bahasa diplomatik dengan menyebutnya "ekses". kerugian kedua belah pihak, tidak disebut disebut disitu siapa yang paling rugi, cukup sampai kerugian pada kedua belah pihak. hemat ane ini memang gaya bahasa diplomatik, bukan malah nambah ngomporin.

--------------------

www.rfa.org/english/news/myanmar/toll-09012017153437

Myanmar’s military says it is conducting clearance operations against "extremist terrorists" in Rakhine state, but the International Organization for Migration (IOM) has cited reports from Rohingya refugees—many of whom were suffering from burns and bullet wounds—of widespread atrocities by government troops seeking to force them out of the region.

operasi militer Myanmar yg disebut clearance operations mungkin ini ukurannya berlebihan, akibatnya penduduk takut dan ahirnya memilih mengungsi, kalau melihat apa yang dikatan IOM (International Organization for Migration)
"banyak korban luka bakar dan luka peluru - dari kekejaman yang meluas oleh tentara pemerintah yang berusaha untuk memaksa mereka keluar dari wilayah tersebut" .


menurut IOM tentara pemerintah berusaha memaksa mereka keluar.

--------------------

apa yang dikatakan pak dubes mungkin tidak selengkap IOM tapi dia jelas tidak salah, tidak lengkap bukan lantas jadi salah, hanya tidak lengkap, memang itulah gaya bahasa diplomatis, kalau lengkap tentu harus ada bukti2nya, dan dia harus berani publish, barangkali ada tapi tentu bukan untuk umum.

Quote:


itu cuma satire aja gan emoticon-linux2 untuk mengimbangi berita yang kayaknya kesalahan itu hanya ada pada pemerintah myanmar,
konflik yg sudah lama seperti api dalam sekam seperti ini, tentu saja variabelnya menjadi lebih banyak rumit dan tidak sederhana lagi.

ini opini ane
apakah pemerintah myanmar salah ?
ya, bila itu maksudnya adalah clearance operations (operasi pembersihan oleh militer) tindakan berlebihan yang dilakukan pemerintah myanmar untuk menanggulangi krisis ini.

apakah ARSA salah ?
ya, mereka duluan yang menyerang 30 pos polisi dan 1 markas tentara secara serentak.

supaya tidak nglantur kemana mana tentu saja pembahasannya harus dibatasi dari kejadian yang terahir baru baru ini. kalau mau bicara "timeline" persoalan Rakhine di Myanmar tentu harus ada thread tersendiri.

artikel yg banyak bahas Myanmar disini:
http://www.rfa.org/english/news/myanmar

terkait:
m.kaskus.co.id 01 September 2017_Rohingya
Myanmar will not take back people without papers

Diubah oleh warrior.onta 07-09-2017 17:10
0
31.5K
257
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.1KThread41KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.