wariar17Avatar border
TS
wariar17
Karl Marx dan Penghapusan Kelas - kelas Sosial


Tidak semua orang mengenal Karl Max. Mungkin hanya sebagian orang yang tahu akan sepak terjang laki-laki kelahiran Trier, Jerman pada 5 Mei tahun 1841 ini. Karl max adalah salah satu orang yang menyumbangkan pemikirannya, dan ke depan, hasil dari pemikirannya ini akan menjadi perintis sosial klasik.

Walaupun pernah ada penyangkalan dari Karl Max sendiri, bahwa dia bukanlah ahli sosiologi. Karena memang, Karl max lebih memfokuskan dirinya kepada dunia filsafat, perekonomian atau tokoh sejarah. Tapi tidak dipungkiri, Karl Max telah menghasilkan gagasan pikirannya mengenai teori sosialisme yang menjadikannya sebagai salah satu perintis sosial. Dan sekarang ini kita mengena teori tersebut dengan sebutan Teori Marxisme.

Sejarah mencatat jika Karl max memiliki darah yahudi. Akan tetapi ayahnya memilih untuk meninggalkan keyakinannya dan lebih memilih protestan. Karl Max awalnya mengikuti jejak ayahnya ini. Akan tetapi dia memutuskan untuk keluar dari keyakinan tersebut dan tidak memilih agama apa-pun, atau atheis.

Karl Max muda sangat tertarik dengan dunia kesusastraan dan filosof. Akan tetapi keinginan tersebut dikekang betul oleh ayahnya. Ayah Karl Max beranggapan jika kedua hal yang diminati oleh anaknya tersebut tidak akan membawa pengaruh yang baik untu masa depan Karl, ayah Karl lalu memasukkanya ke salah satu Universitas di Berlin, Jerman.

Setelah masuk ke dalam dunia perkuliahan, minat Karl Max akan filsafat bukan semakin surut tapi makin menggunung. Karl sering menulis puisi dan esai. Dan beberapa waktu setelah mendapatkan gelar doktornya, Karl Max memilih mempelajari filsafat. Karl Max juga pernah pernah menjadi penulis di salah satu surat kabar yang berisikan radikal-libaral. Dan untuk beberapa bulan saja, Karl telah mendapatkan kursi menjadi editor.

Tapi karena di bawah kepimpinan Karl Max, surat kabar yang selalu ia masukkan dengan unsur-unsur humanis, sosialis, para idealisme dan demokrasi, mendapatkan kecaman dari pemerintah. Sehingganya, pemerintah melakukan pembredelan dan menutup aktivitasnya.

Sumbangan terbesar yang telah diberikan oleh Karl Max adalah terletak pada teori-teori yang telah dia ciptakan, dan lalu ditulis oleh rekan terdekatnya, Friedrich Engels. Tulisan-tulisan tersebut nantinya dikumpulkan menjadi buku yang berjudul The Communist Manifesto.

Di dalam buku tersebut, Karl Max berangggapan bahwa manusia sedang memperjuangkan kehidupan yang memiliki penetapa kelas. Ada dua pembagian kelas menurur Karl. Yang pertama adalah kaum bourjouis atau yang lebih sering dikenal dengan kaum kapitalisme. Lau kelas yang kedua adalah proletar.

Bourjouis itu sendiri ialah kelas yang dimana orang-orang tersebut memiliki alat dan menguasai aktivitas produksi. Mengeksploitasi orang-orang yang tidak memiliki alat yaitu proletar tadi.

Di sisi lain, dalam The Comunist Manifesto, Karl Max memberikan apresiasi terhadap keberhasilan para Bourjouis yang telah berhasil mengembangkan perindustrian, perdagangan, dan beerbagai jenis transaksi lain. Intinya, kelas Bourjouis ini dianggap telah memberikan kemajuan dalam bidang perekonomian. Kepribadian yang dimiliki oleh kelas ini juga sedikit lebih jujur ketimbang kelas proletar.

Terbentuknya kelas proletar itu sendiri berawal dari persaingan baik itu kekuasaan, jabatan dan perekonomian. Persaingan yang dilakukan tidak murni, terkesan saling menghancurkan. Alhasil, orang-orang yang memiliki perusahaan kecil akan tergilas dan menjadi orang-orang yang berada di bawah. Nantinya mereka-mereka ini lah yang akan menjadi kelas protelar tadi. Tidak memiliki alat untuk memproduksi, dan akan dikuasai oleh kapitalisme yang dapat menguasai aktivitas produksi karena memiliki alat.

Prinsipnya adalah, orang yang memiliki alat produksi, maka dia pula yang akan mengatur dan memberikan semua ide-ide mengenai produksi tersebut. Dari sini pulalah adanya struktural fungsional. Peroganisiran struktural tadi yang nantinya akan mengatur kelas-kelas sosial.

Situasi akan berubah menjadi orde feodal. Yaitu kapitalisme (bourjouis) dengan proletar. Kedua kelas ini dapat dianalogikan sebagai Tuan dan udak. Kelas kapitalisme yang mempunyai alat-alat sehingga dapat menguasai kegiatan produktivitas, menjadi tuannya. Sehingga dia dapat melakukan apa pun untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Dengan adanya kelebihan yang mereka pegang, maka kapitalisme akan leluasa dan membangun pabrik-pabrik yang nantinya akan mengeksploitasi buruh.

Kelas proletar dianalogikan sebagai buruh. Mereka adalah orang-orang yang hanya bisa memamfaatkan tenaga buruh yang dimilikinya. Tujuan dari kelas proletar adalah mendapatkan gaji sebesar-besarnya, sehingga mereka mengandalkan dari usaha yang telah mereka lakukan. Karena proletar tidak mempunyai alat-alat produksi seperti yang dimiliki oleh kapitalisme, maka proletar hanya bisa mengandalkan tenaga milik mereka

Karl Max sendiri mengeluarkan gagasan tersebut pada zaman pertengahan. Zaman pertengahan adalah masa dimana orang sedang giat-giatnya mengembangkan perindustrian demi pergerakkan perekonomian mereka. Dan memanng dengan adanya dengan dua kelas tadi, akan menumbuhkan suatu kesenjangan. Kaum bourjouis melakukan kaum proletar dengan semena-mena karena merasa memiliki kekuasaan akan kaum proletar tersebut.

Maka Karl Max melahirkan sebuah teori konflik. Hal ini dikarenakan adanya keingina yang saling berlawanan antara kaum kapitalisme dan proletar.

Kapitalisme yang berperan menjadi pemilik perusahaan atau perindustiran menginginkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Tentu salah satu cara adalah dengan menekan pengeluaran dengan memperhitungkan upah yang akan diberikan kepada buruh. Berbeda dengan proletar, semua orang tentu mengingikan upah yang banyak dan kenaikan gaji setiap harinya. Perbedaan kepentingan tersebut, lambat laun akan menjadi konflik. Setelah kelas terbagi menjadi dua (kapitalisme dengan proletar).

Kaum proletar akan semakin tertekan dan menyadari keadaan mereka yang selalu tertekan dengan adanya kekuasaan yang dilakukan oleh kaum kapitalisme. Mereka akan menyadari pula akan kepentingan bersama sehingga kaum protelar akan bersatu dan melakukan pemberontakkan.

Salah satu cara adalah dengan membentuk serikta-serikat kerja. Dan lagi kaum protletar bukan hanya mulai menolak gaji-gaji minim yang ditawarkan, tapi juga mulai menuntut untuk menghapuskan kelas-kelas sosial. Kelas proletar menginginkan kesetaraan. Begitulah yang diramalkan oleh Karl Max seiring dengan keluarnya gagasan Karl yang terkenal dengan teori konflik.

Selanjutnya, terjadilah revolusi. Tetapi menurut pengungkapan Karl Max, revolusi akan terjadi jika syarat-syarat telah terpenuhi di antaranya, pertama, keadaan sedemikian menghisap sehingga sangat tidak dapat tertahankan lagi. Kedua, kapitalisme berhasil menciptakan kekayaan yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan segenap orang. Ketiga, revolusi harus merupakan peristiwa global.

Keempat tenaga-tenaga produktif harus telah berkembang secara universal dan menguasai perekonomian diseluruh bumi. Kelima proletariat harus mengembangkan "kemampuan universal' sehingga pembagian kerja tidak perlu lagi. Terakhir dalam revolusi kesadaran proletariat harus terbentuk. Proletariat merebut kekuasaan negara dan mendirikan "kediktatoran proletariat"

Ketika revolusi telah terwujud, maka proletar akan memiliki kekuasaan untuk melakukan tindakan apa-pun terhadap kaum bourjouis. Proletar akan menghilangkan kelas-kelas sosial, yang memang direncakan oleh pihak komunis. Negara hilang karena sudah berada dalam asosiasi proletar tadi, kelas-kelas sosial dihancurkan, dan tidak akan ada lagi keterasingan dan belenggu dari kekuasaan sebelumnya.

Akan tetapi, sampai sekarang kita dapat melihat jika teori konflik belumlah terjadi. Kapitalisme masih ada bahkan lebih menggurita dari sebelumnnya. Kelas-kelas sosial juga masih ditemukan. Sebenarnya ada kontra dari gagasan yang diutarakan oleh Karl Max, karena terkesan merepotkan. Pembagian kerja mustahil untuk dihapuskan karena masing-masing orang tentu harus berada di dalam bidangnya masing-masing.

Tidak mungkin semua orang jadi bos, atau semua orang berkeinginan menjadi karyawan, dan tentang negara yang dihilangkan.Hanya saja, meski ramalan Karl Max mengenai penghapusan kelas-kelas sosial tidak pernah terwujud, tetapi pemikiran Karl Max mengenai stratifikasi sosial dan konflik masih berpengaruh oleh sebagian besar ahli sosiologi.

Walaupun memang untuk tindakan belum terwujud hingga sekarang, akan tetapi teori-teori stratifikasi masih menjadi bahan ajar bagi pendidikan sosiologi. Selain itu dalam prakteknya, stratifikasi dan konflik telah menjadi penolong dalam menjabarkan beberapa hal.

Selain itu hingga sekarang kita dapat melihat dan merasakan jika pemikiran Karl Max telah dialihkan pada perubahan-perubahan sosial besar yang mewabah di Eropa Barat. Seperti dampak perkembangan pembagian kerja khususnya yang terkait dengan kapitalisme.


Sumber :
gambar
Wikipedia
Buku Pengantar Sosiologi (Kamanto Sunarto)




Diubah oleh wariar17 07-03-2019 10:21
0
3.1K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.9KThread82.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.