- Beranda
- Stories from the Heart
AMOR & DOLOR (TRUE STORY)
...
TS
yanagi92055
AMOR & DOLOR (TRUE STORY)
Selamat Datang di Trit Kami
私のスレッドへようこそ
TERIMA KASIH BANYAK ATAS ATENSI DAN APRESIASI YANG TELAH GANSIS READERBERIKAN DI TIGA TRIT GUE DAN EMI SEBELUMNYA. SEMOGA DI TRIT INI, KAMI DAPAT MENUNJUKKAN PERFORMA TERBAIK (LAGI) DALAM PENULISAN DAN PACKAGING CERITA AGAR SEMUA READER YANG BERKUNJUNG DI SINI SELALU HAPPY DAN TERHIBUR!
Quote:
Spoiler for MUARA SEBUAH PENCARIAN (TAMAT):
Spoiler for AKHIR PENANTIANKU (ONGOING):
Spoiler for PERATURAN:
1. Cerita ini adalah kisah nyata yang terjadi di hidup gue dan Emi (@dissymmon08), tapi mohon maaf kami nggak menulis keseluruhan kejadian aslinya demi kepentingan privasi. Namun semua cerita di sini telah kami pilah sebagaimana mestinya agar tidak merusak jalannya cerita.
2. Ikuti peraturan standar H2H ya!
3. Agan sista bebas memberikan komentar baik berupa masukan atau kritikan buat kami, tapi hapunten pisan mohon untuk tidak memberikan komentar yang mengandung kebencian terkait dengan suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA).
4. Semua nama dan tempat kejadian akan disamarkan untuk kepentingan privasi. Jika agan sista mengetahui nama atau tempat kejadian yang kami ceritain di trit ini, mohon untuk disimpan untuk agan sista aja ya! Kami mohon dengan sangat!
5. Trit ini mengandung konten 18+ (dan tidak selalu berasiosiasi dengan dunia lendir ya), mohon agar jadi perhatian agan sista disini untuk lebih bijak ya dalam menyikapinya.
6. Kalau agan sista puas dengan cerita ini, mohon keikhlasannya untuk memberikan cendol
dan bintang 5 
7. Selamat membaca dan mohon maaf apabila ada salah-salah kata!
2. Ikuti peraturan standar H2H ya!
3. Agan sista bebas memberikan komentar baik berupa masukan atau kritikan buat kami, tapi hapunten pisan mohon untuk tidak memberikan komentar yang mengandung kebencian terkait dengan suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA).
4. Semua nama dan tempat kejadian akan disamarkan untuk kepentingan privasi. Jika agan sista mengetahui nama atau tempat kejadian yang kami ceritain di trit ini, mohon untuk disimpan untuk agan sista aja ya! Kami mohon dengan sangat!
5. Trit ini mengandung konten 18+ (dan tidak selalu berasiosiasi dengan dunia lendir ya), mohon agar jadi perhatian agan sista disini untuk lebih bijak ya dalam menyikapinya.
6. Kalau agan sista puas dengan cerita ini, mohon keikhlasannya untuk memberikan cendol
dan bintang 5 7. Selamat membaca dan mohon maaf apabila ada salah-salah kata!
Spoiler for FAQ, INDEX, MULUSTRASI, TEASER:
HAPPY READING! 
Quote:
Original Posted By yanagi92055►
TERIMA KASIH BANYAK GANSIS READERS SEMUANYA. DENGAN APRESIASINYA TRIT INI BERHASIL HT UNTUK PERTAMA KALINYA. SEMOGA PRESTASI INI DAPAT MENJADI SEMANGAT UNTUK KAMI MENGEMAS CERITA MENJADI SEMAKIN SERU UNTUK DIBACA DAN DIIKUTI.
SEKALI LAGI, TERIMA KASIH BANYAK!
SEKALI LAGI, TERIMA KASIH BANYAK!
Diubah oleh yanagi92055 01-10-2020 14:23
al.galauwi dan 90 lainnya memberi reputasi
81
175.1K
3K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.6KThread•43KAnggota
Tampilkan semua post
dissymmon08
#413
REZEKI DARI TUHAN(PART 07)
(POV @dissymmon08)
(POV @dissymmon08)
“Eh ada Jurassic Park!” kata gue yang ngefans berat sama seluruh rangkaian film Jurassic Park. “Masuk yuk!”
“Hmm. Basah-basahan ya pasti?” tanya Rina keliatan ragu diajak masuk kesana.
“Kenapa emangnya? Ga masalah bukan?”
“Gue make sepatu kets begini… Males banget ga sih harus basah-basahan entarnya?”
“Aku sih ayo aja, Kak…” Rindang kembali ngerangkul gue. Seneng bener dia pasca liat gue ngejerit kenceng di roller coastersebelumnya. “Kak Bim, siap ga?”
“Skip ah! Gue ga mau basah-basahan. Kaos gue tipis banget, Mi… Sori.”
“Terus kalian gimana Nin? Dil?” tanya gue ke Ninda dan Fadil yang udah balik gabung sama kami.
“Yang lain aja gimana?” jawab Ninda dengan pertanyaan lain.
“Ini kita udah hampir sore dan baru naik 1 wahana doangan loh… Kalian seriusan ga mau naik apapun lagi?”
“Yang lain aja boleh deh…” jawab Rina sambil coba ngeliat sekelilingnya.
Jujur, gue agak kecewa banget sih pas mereka nolak buat naik wahana Jurassic Park ini. Kapan lagi gue kesini? Kapan lagi gue punya kesempatan buat naik wahana ini? Bisa aja sih gue pergi sama Rindang aja buat naik wahana ini, tapi gue juga khawatir antrinya selama roller coaster tadi. Takutnya mereka kelamaan nungguin gue. Gue yang ga enak sama mereka.
“Lagian kita udah super kesiangan! Ga percaya sih sama gue! Semuanya salah Oliv emang si anj*ng!” gerutu gue dalam hati.
Kami terus jalan sampe akhirnya kami ketemu sama rombongan HR-GA yang lagi duduk-duduk santai. Entah mereka udah main wahana apa aja sampe kayaknya keliatan kelaperan begitu. “Hmm. Sapa mereka ga ya?” bisik gue ke Bimo.
“Ya sapa lah! Masa iya ga di sapa sih, Mi? Hahaha. Pura-pura ga kenal gitu?”
“Masih kesel aja gue. Elah.”
“Hey, kaliaaan!” Farida mendadak manggil kami dari jauh berbarengan dengan suara musik yang kenceng banget kedengeran.
“Sebentar! Gue kenal nih lagu!” kata gue sambil berusaha cari sumber suara. Ternyata saat itu kami ga jauh dari wahana Madagascar!
Mendadak semua orang ngumpul dan diminta baris. Terus ga lama ada nada lagu yang kita kenal… “I like to move i. Move it… I like to move it. Move it… You like to… Move it!” Gue langsung lari ke arah sumber suara dan ikut barisan orang buat ikutan flashmob mereka.
Gue ikutin flashmobmereka sampe lagunya selesai. Barisan dan kerumunan orang pun bubar. Dan gue sama sekali ga ngeliat satu pun temen gue ada di antara mereka. Yup, mereka SEMUANYA lagi duduk-duduk neduh di pinggir dengan ekspresi kecapean.
“Kalian kok ga ada yang ikutan flashmob?”
“Ngapain? Norak banget. Kayak ga ada aja di Indonesia…” kata Oliv nyinyir.
“Ada sih, tapi kapan lagi bisa ikutan di sini? Kenapa ngerasa puas sama pengalaman di Indonesia doang?”
“Udah deh… Buruan jalan lagi. Laper banget nih…” gerutu Yuni sambil narikin tangan Pak Oscar.
“Mau makan apa sayangku?” tanya Pak Oscar sambil ngemanjain Yuni. Jijik banget liatnya.
“Itu di sana ada snack booth. Kenapa ga jajan aja dulu di sana? Beli cemilan apa gitu?”
“Entar kalau makanannya pada ga halal gimana, Mi?” tanya Andita.
“Mereka pasti kasih tau kita kali kalau ga halal. Mereka pasti ngelarang kita buat beli makanan mereka. Apalagi mereka ngeliat kita kerudungan begini…” jelas gue.
“Udah, makan yang pasti-pasti aja lah!”
“Terus apaan makan yang pasti-pasti aja itu?” Bimo balik nanya ke Oliv.
“Hmm. Di sini ga ada Mcd gitu? Atau A&W? KFC maybe?”
“Gih sana tanya aja… Giliran lu dong yang nanya. Masa gue mulu.” jawab gue.
“Ya lu kan di sini kerja. Di sini kita liburan.” Hah? Liburan? Jadi mereka emang udah ngerencanain buat malak Pak Edward gitu??? “Tanpa kita, kalian ga akan bisa pergi. Jadi, gih sana kalian---”
Pak Oscar mendadak motong omongan Oliv. “Udah ayo kita keluar aja ya daripada bingung mau makan apa di sini. Susah juga kayaknya makan nasi… Kebanyakan makan kentang doang. Padahal kita masih di Asia Tenggara ya ini…”
“Nasi? Harus makan nasi banget, Pak?” tanya Rina.
“Saya bisa masuk angin nih kalau ga makan nasi…” jawab Pak Slamet.
“Nah betul itu.” tambah Pak Sulaiman.
“Di sini juga ada nasi yang lain… Kayak masakan India gitu? Pasti ada nasinya tuh. Ya walaupun ga kayak nasi di Indonesia pasti.”
“Hmm. Balik ke hotel dulu aja yuk sambil cari makan? Kita bersihin badan dulu baru pergi makan malem?” tanya Pak Oscar.
“Balik ke hotel? Saya baru naik 1 wahana loh, Pak! Kita di sini baru 4 jam!”
“Masalahnya di mana? Kita semua ga ada yang naik wahana, cuma foto-foto doang pun ga protes. Apa sih masalah lu, Mi? Ribet banget dari tadi mikirnya! Heran gue! Nyusahin!”
“EH ANJ*NG YA LU LAMA-LAMA, LIV!” teriak gue, DI DALEM HATI. Gue masih harus ngabisin satu hari lagi bareng dia di negara sini. Gue mikirin gimana perasaan yang lain. Jadi, lebih baik gue nahan diri gue dengan cabut duluan ninggalin mereka.
“HEH! MAU KEMANA, MI!” teriak Ninda dari kejauhan.
“BALIK LAH! KATANYA PADA MINTA BALIK BUKAN???” jawab gue tanpe nengok ke mereka sama sekali.
“Tungguin, Mi!” Mereka pun langsung buru-buru ngejar gue.
Tiba-tiba, pas gue jalan sendiri gue ditereakin sama banyak orang. Gue bingung. Gue salah apa? Apa gue ga sengaja jalan di tengah wahana jalanan? Gue bener-bener ngerasa bersalah banget. Sampe akhirnya ada satu orang bule nyamperin gue dan ngajak gue buat ikut dia. Rambutnya blonde, tulang pipinya keliatan jelas banget (mirip Bang Firzy), dan dia jauh lebih tinggi dari Bang Firzy.
Kenapa ya gue masih aja ngebandingin ke dia?
Dia make mic wirelessgitu. Tanpa gue sadari, ternyata dia adalah salah satu penyanyi di Live Music Show. Dia ngajak gue buat ngedeket ke arah panggung buat ikutan nyanyi bareng dia dan beberapa penyanyi lainnya. Penyanyi yang lain juga ngajak cewek lain yang mereka pilih buat ikutan nyanyi bareng.
Jujur, gue ga tau lagu yang mereka nyanyiin saat itu. Tapi genggaman tangan cowok itu yang erat banget di tangan gue. Ini cukup nenangin gue yang lagi emosi. Bang Firzy ga pernah genggam tangan gue kayak begini di depan publik. Katanya sih risih buat genggam tangan kayak begitu. Ya pasti sih, tangan gue juga udah mulai keringetan genggaman begini sambil si bule nyanyi. Tapi ya nyaman aja.
Entah Bang Firzy paham ini apa ga.
Akhirnya lagu pun abis dan semua cowok yang nyanyi itu bersimpuh di depan kami (cewek-cewek yang ditarik untuk ikut mereka), seakan mereka lagi mau proposekami di depan publik. Semua orang yang nonton auto ngejerit dan tepuk tangan! Termasuk temen-temen gue. JUJUR YA, GUE DEGDEGAN BANGET DAN SENYUM GA UDAH-UDAH! SIYAAAL!!!
Gentle-nya bule ini. Dia ga serta merta ngelepas tangan gue setelah difoto sama orang-orang dan dapet segitu banyak tepuk tangan. Dia masih terus genggam tangan gue dan ngelepas tangannya perlahan pas gue bilang “Well, thanks. I should go back to my friends.”
“No, I’m the one should say thanked you. Because I’m the one who chose you…” kata dia sambil senyum manis banget. Mudah-mudahan tulus juga sih, soalnya orang-orang entertainerkayak begini kan jago akting bukan?
“Gimana Mi rasanya ditarik bule lagi?” tanya Bimo. “Gila ya lu, laku bener di antara bule-bule! Hahaha.”
“Berarti mukanya Emi muka buluk dong sampe bule banyak yang demen!” celetuk Pak Oscar.
“Enak aja!”
Well, setidaknya ini jadi hiburan tersendiri buat gue. Jadi pengalaman unik yang bisa gue ceritain juga di Indonesia nanti, walaupun cuma bisa naik 1 wahana di sana dan sisanya cuma foto-foto doang. Ini tetep rezeki yang patut disyukuri. Iya, bener. Abis adegan nyanyi gue itu, kami bener-bener pulang. Kami bener-bener keluar dari Universal Studios Singapore buat balik ke hotel kami.
Ngeselin banget ga sih?
“Hmm. Basah-basahan ya pasti?” tanya Rina keliatan ragu diajak masuk kesana.
“Kenapa emangnya? Ga masalah bukan?”
“Gue make sepatu kets begini… Males banget ga sih harus basah-basahan entarnya?”
“Aku sih ayo aja, Kak…” Rindang kembali ngerangkul gue. Seneng bener dia pasca liat gue ngejerit kenceng di roller coastersebelumnya. “Kak Bim, siap ga?”
“Skip ah! Gue ga mau basah-basahan. Kaos gue tipis banget, Mi… Sori.”
“Terus kalian gimana Nin? Dil?” tanya gue ke Ninda dan Fadil yang udah balik gabung sama kami.
“Yang lain aja gimana?” jawab Ninda dengan pertanyaan lain.
“Ini kita udah hampir sore dan baru naik 1 wahana doangan loh… Kalian seriusan ga mau naik apapun lagi?”
“Yang lain aja boleh deh…” jawab Rina sambil coba ngeliat sekelilingnya.
Jujur, gue agak kecewa banget sih pas mereka nolak buat naik wahana Jurassic Park ini. Kapan lagi gue kesini? Kapan lagi gue punya kesempatan buat naik wahana ini? Bisa aja sih gue pergi sama Rindang aja buat naik wahana ini, tapi gue juga khawatir antrinya selama roller coaster tadi. Takutnya mereka kelamaan nungguin gue. Gue yang ga enak sama mereka.
“Lagian kita udah super kesiangan! Ga percaya sih sama gue! Semuanya salah Oliv emang si anj*ng!” gerutu gue dalam hati.
Kami terus jalan sampe akhirnya kami ketemu sama rombongan HR-GA yang lagi duduk-duduk santai. Entah mereka udah main wahana apa aja sampe kayaknya keliatan kelaperan begitu. “Hmm. Sapa mereka ga ya?” bisik gue ke Bimo.
“Ya sapa lah! Masa iya ga di sapa sih, Mi? Hahaha. Pura-pura ga kenal gitu?”
“Masih kesel aja gue. Elah.”
“Hey, kaliaaan!” Farida mendadak manggil kami dari jauh berbarengan dengan suara musik yang kenceng banget kedengeran.
“Sebentar! Gue kenal nih lagu!” kata gue sambil berusaha cari sumber suara. Ternyata saat itu kami ga jauh dari wahana Madagascar!
Mendadak semua orang ngumpul dan diminta baris. Terus ga lama ada nada lagu yang kita kenal… “I like to move i. Move it… I like to move it. Move it… You like to… Move it!” Gue langsung lari ke arah sumber suara dan ikut barisan orang buat ikutan flashmob mereka.
Gue ikutin flashmobmereka sampe lagunya selesai. Barisan dan kerumunan orang pun bubar. Dan gue sama sekali ga ngeliat satu pun temen gue ada di antara mereka. Yup, mereka SEMUANYA lagi duduk-duduk neduh di pinggir dengan ekspresi kecapean.
“Kalian kok ga ada yang ikutan flashmob?”
“Ngapain? Norak banget. Kayak ga ada aja di Indonesia…” kata Oliv nyinyir.
“Ada sih, tapi kapan lagi bisa ikutan di sini? Kenapa ngerasa puas sama pengalaman di Indonesia doang?”
“Udah deh… Buruan jalan lagi. Laper banget nih…” gerutu Yuni sambil narikin tangan Pak Oscar.
“Mau makan apa sayangku?” tanya Pak Oscar sambil ngemanjain Yuni. Jijik banget liatnya.
“Itu di sana ada snack booth. Kenapa ga jajan aja dulu di sana? Beli cemilan apa gitu?”
“Entar kalau makanannya pada ga halal gimana, Mi?” tanya Andita.
“Mereka pasti kasih tau kita kali kalau ga halal. Mereka pasti ngelarang kita buat beli makanan mereka. Apalagi mereka ngeliat kita kerudungan begini…” jelas gue.
“Udah, makan yang pasti-pasti aja lah!”
“Terus apaan makan yang pasti-pasti aja itu?” Bimo balik nanya ke Oliv.
“Hmm. Di sini ga ada Mcd gitu? Atau A&W? KFC maybe?”
“Gih sana tanya aja… Giliran lu dong yang nanya. Masa gue mulu.” jawab gue.
“Ya lu kan di sini kerja. Di sini kita liburan.” Hah? Liburan? Jadi mereka emang udah ngerencanain buat malak Pak Edward gitu??? “Tanpa kita, kalian ga akan bisa pergi. Jadi, gih sana kalian---”
Pak Oscar mendadak motong omongan Oliv. “Udah ayo kita keluar aja ya daripada bingung mau makan apa di sini. Susah juga kayaknya makan nasi… Kebanyakan makan kentang doang. Padahal kita masih di Asia Tenggara ya ini…”
“Nasi? Harus makan nasi banget, Pak?” tanya Rina.
“Saya bisa masuk angin nih kalau ga makan nasi…” jawab Pak Slamet.
“Nah betul itu.” tambah Pak Sulaiman.
“Di sini juga ada nasi yang lain… Kayak masakan India gitu? Pasti ada nasinya tuh. Ya walaupun ga kayak nasi di Indonesia pasti.”
“Hmm. Balik ke hotel dulu aja yuk sambil cari makan? Kita bersihin badan dulu baru pergi makan malem?” tanya Pak Oscar.
“Balik ke hotel? Saya baru naik 1 wahana loh, Pak! Kita di sini baru 4 jam!”
“Masalahnya di mana? Kita semua ga ada yang naik wahana, cuma foto-foto doang pun ga protes. Apa sih masalah lu, Mi? Ribet banget dari tadi mikirnya! Heran gue! Nyusahin!”
“EH ANJ*NG YA LU LAMA-LAMA, LIV!” teriak gue, DI DALEM HATI. Gue masih harus ngabisin satu hari lagi bareng dia di negara sini. Gue mikirin gimana perasaan yang lain. Jadi, lebih baik gue nahan diri gue dengan cabut duluan ninggalin mereka.
“HEH! MAU KEMANA, MI!” teriak Ninda dari kejauhan.
“BALIK LAH! KATANYA PADA MINTA BALIK BUKAN???” jawab gue tanpe nengok ke mereka sama sekali.
“Tungguin, Mi!” Mereka pun langsung buru-buru ngejar gue.
Tiba-tiba, pas gue jalan sendiri gue ditereakin sama banyak orang. Gue bingung. Gue salah apa? Apa gue ga sengaja jalan di tengah wahana jalanan? Gue bener-bener ngerasa bersalah banget. Sampe akhirnya ada satu orang bule nyamperin gue dan ngajak gue buat ikut dia. Rambutnya blonde, tulang pipinya keliatan jelas banget (mirip Bang Firzy), dan dia jauh lebih tinggi dari Bang Firzy.
Kenapa ya gue masih aja ngebandingin ke dia?
Dia make mic wirelessgitu. Tanpa gue sadari, ternyata dia adalah salah satu penyanyi di Live Music Show. Dia ngajak gue buat ngedeket ke arah panggung buat ikutan nyanyi bareng dia dan beberapa penyanyi lainnya. Penyanyi yang lain juga ngajak cewek lain yang mereka pilih buat ikutan nyanyi bareng.
Jujur, gue ga tau lagu yang mereka nyanyiin saat itu. Tapi genggaman tangan cowok itu yang erat banget di tangan gue. Ini cukup nenangin gue yang lagi emosi. Bang Firzy ga pernah genggam tangan gue kayak begini di depan publik. Katanya sih risih buat genggam tangan kayak begitu. Ya pasti sih, tangan gue juga udah mulai keringetan genggaman begini sambil si bule nyanyi. Tapi ya nyaman aja.
Entah Bang Firzy paham ini apa ga.
Akhirnya lagu pun abis dan semua cowok yang nyanyi itu bersimpuh di depan kami (cewek-cewek yang ditarik untuk ikut mereka), seakan mereka lagi mau proposekami di depan publik. Semua orang yang nonton auto ngejerit dan tepuk tangan! Termasuk temen-temen gue. JUJUR YA, GUE DEGDEGAN BANGET DAN SENYUM GA UDAH-UDAH! SIYAAAL!!!
Gentle-nya bule ini. Dia ga serta merta ngelepas tangan gue setelah difoto sama orang-orang dan dapet segitu banyak tepuk tangan. Dia masih terus genggam tangan gue dan ngelepas tangannya perlahan pas gue bilang “Well, thanks. I should go back to my friends.”
“No, I’m the one should say thanked you. Because I’m the one who chose you…” kata dia sambil senyum manis banget. Mudah-mudahan tulus juga sih, soalnya orang-orang entertainerkayak begini kan jago akting bukan?
“Gimana Mi rasanya ditarik bule lagi?” tanya Bimo. “Gila ya lu, laku bener di antara bule-bule! Hahaha.”
“Berarti mukanya Emi muka buluk dong sampe bule banyak yang demen!” celetuk Pak Oscar.
“Enak aja!”
Well, setidaknya ini jadi hiburan tersendiri buat gue. Jadi pengalaman unik yang bisa gue ceritain juga di Indonesia nanti, walaupun cuma bisa naik 1 wahana di sana dan sisanya cuma foto-foto doang. Ini tetep rezeki yang patut disyukuri. Iya, bener. Abis adegan nyanyi gue itu, kami bener-bener pulang. Kami bener-bener keluar dari Universal Studios Singapore buat balik ke hotel kami.
Ngeselin banget ga sih?
lumut66 dan 11 lainnya memberi reputasi
12
Tutup