Nikmat pemberian Tuhan....

Bermacam-macam Tuhan memberikan kenikmatan kepada seluruh ciptaannya termasuk manusia.
Sebagai imbal balik atas kenikmatan yang beraneka ragam tersebut,diwajibkan manusia untuk bersyukur walaupun kenikmatan tersebut hanyalah semangkuk mie instan hangat.

Sayangnya manusia acapkali lalai dalam bersyukur.
Setelah memiliki sepeda motor maka keinginan memiliki mobil akan naik presentasenya.
Tidak pernah puas dan menginginkan lebih dan lebih sering meracuni pemikiran manusia.
Taruhlah itu impian maka masih di anggap wajar.
Namun apabila terobsesi maka itu mulai tidak wajar dan cenderung merusak diri sendiri dan bisa merusak kepada banyak orang.

Satu nikmat Tuhan yang kelihatan sepele namun justru dilupakan yaitu kenikmatan keamanan hidup berbangsa dan bernegara.
Indonesia sendiri tak lepas dari orang-orang yang ingin membuat keamanan bangsa ini tergerus.
Berbagai macam pemberontakan acapkali terjadi ketika negara ini baru merdeka.
Tapi Tuhan sayang pada bangsa ini, makanya segala pemberontakan mampu di atasi.

Dalam beberapa tahun kebelakang.
Indonesia mulai di goyang dengan sebuah pemahaman ingin menjadikan negara Indonesia bersistem khilafah.
Teriakan-teriakan ingin sistem khilafah ada di Indonesia makin tahun makin gencar terdengar.
Mereka yakin bahwa sistem negara bermodel khilafah akan membawa keadilan dan kesejahteraan bagi negara Indonesia.
Padahal tidak satupun dari mereka yang berteriak lantang tersebut pernah menjalani atau menikmati hidup di negara yang bersistem Khilafah.
Mereka berdalih Tuhan akan merestui jalan mereka dan impian mereka.

Disinilah mereka tergolong orang-orang yang tidak pandai bersyukur atas nikmat keamanan dari Tuhan kepada bangsa ini.
Secara ajaran keagamaan tidak ada satu pun ayat dari Tuhan yang mewajibkan umat muslim tuk mendirikan negara khilafah.
Mengapa agama islam tidak mewajibkan umat muslim mendirikan negara khilafah.
Karena itu ranah dan hak preogatif Tuhan.
Manusia tidak punya kemampuan sebesar itu.
Kalau dalihnya bahwa ini bagian dari usaha itupun salah besar.
Karena apa yang kalian akan lakukan mungkin akan membuat kerusakan bagi umat muslim lainnya.
Menjadi muslim yang taat saja sangat sulit dan kita masih saja berbuat kesalahan setiap harinya.
Setiap hari bukan setiap minggu.
Lalu buat apa berusaha mendirikan negara khilafah padahal diri sendiri saja masih acapkali berbuat kesalahan di setiap harinya.

Jangan samakan memasak air sama mudahnya membuat soto ayam yang enak.
Butuh persiapan dan pengetahuan tentang bumbunya.
Kemudian butuh ketelatenan dalam memasaknya dan mampu menghitung takaran bumbu yang pas.
Tanpa itu semua jelas soto ayam yang akan jadi bisa di duga bakal tidak enak rasanya.
Ini loh buat soto ayam apalagi ingin membuat sistem negara yang baru.
Come on....be wise dan jangan mudah terbuai kata mudah,bisa dan pasti di bantu Tuhan.

Sebagai contoh kita ingin mengecat rumah sendiri saja agar terlihat indah.
Apakah kita hanya butuh cat saja....?
Jelas tidak,butuh kemampuan dalam mengecat rumah.
Bila rumah kita dulunya berwarna coklat dan sekarang ingin menjadikannya berwarna kuning.
Apakah dengan bermodalkan tenaga kita dan cat kuning bisa mengecat langsung ke tembok berwarna coklat lalu seketika menjadi kuning.
Jelas tidak bisa,malah membuat tembok rumah kita berubah warna yang tidak kita inginkan.
Semua perlu proses satu persatu dan secara perlahan.
Apabila kita tidak punya kemampuan dan pengalaman dalam mengecat rumah maka hasilnya malah bisa menjadi rumah kita yang harusnya indah malah menjadi jelek warnanya.

Dari sini kita bisa tarik kesimpulan bahwa keindahan hasil pemikiran akan sia-sia bila tidak di barengi kemampuan dan pengalaman.
Justru kalau melihat dari kemampuan dan pengalaman bangsa ini maka yang terlihat adalah sistem demokrasi.
Sistem ini telah berjalan puluhan tahun membawa bangsa ini tetap aman hingga detik ini.
Rakyatnya bisa bebas beribadah,mencari rejeki dan mendapat keamanan dari Pemerintah yang berkuasa silih berganti.
Bukankah ini salah satu kenikmatan keamanan yang Tuhan berikan selama ini.
Ucapkan banyak bersyukur adalah imbalan yang mungkin Tuhan inginkan sebagai timbal baliknya.
Kurang apa Tuhan memberikan contoh negara-negara islam yang tidak pandai bersyukur atas nikmat keamanan yang Tuhan beri.

Tengoklah negara Yaman yang hingga saat ini rakyatnya banyak hidup dalam penderitaan akibat perang sesama bangsanya sendiri.
Ketika dua golongan membawa egonya masing-masing yang merasa pikiran mereka ini adalah jalan terbaik bagi negara Yaman.
Namun kita lihat sekarang negara Yaman setiap hari justru mencekam.

Negara Suriah pun yang dulunya indah kini gersang dgn di penuhi reruntuhan gedung akibat perang.
Negara Afganistan yang hingga detik ini tidak ada kedamaian dan kenyamanan beribadah disana karena perang saudara.
Apakah kejadian di negara-negara tersebut hanya terjadi di abad ini.
Rentetan kasus-kasus perang sipil sudah sering terjadi dari abad lampau.
Ini hanya perulangan saja.
Perang sipil dan perebutan kekuasaan antar bangsa itu sendiri tidak mengenal agama yang mana karena agama hanya kedok sekelompok orang tuk mendapatkan kekuasaan.

Tidak cukupkah kita di berikan contoh betapa sulitnya menyatukan dua perbedaan tapi satu kaum sendiri.
Bayangkan Indonesia bermacam-macam agama tapi hidup di Indonesia tenang dan damai selama ini.
Yaa sedikit gesekan pasti ada namun bicara skala besarnya jelas Indonesia hidup dalam keamanan dan kedamaian.

Mari kita syukuri berkah dari Tuhan ini.
Kenikmatan atas keamanan hidup sangatlah berharga di banding pemikiran-pemikiran yang belum tentu hasilnya sesuai dengan pemikiran tersebut.
Jangan pertaruhkan kenikmatan Tuhan atas keamanan bangsa ini dengan hal apapun.