Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
AMOR & DOLOR (TRUE STORY)
Selamat Datang di Trit Kami

私のスレッドへようこそ


AMOR & DOLOR (TRUE STORY)


TERIMA KASIH BANYAK ATAS ATENSI DAN APRESIASI YANG TELAH GANSIS READERBERIKAN DI TIGA TRIT GUE DAN EMI SEBELUMNYA. SEMOGA DI TRIT INI, KAMI DAPAT MENUNJUKKAN PERFORMA TERBAIK (LAGI) DALAM PENULISAN DAN PACKAGING CERITA AGAR SEMUA READER YANG BERKUNJUNG DI SINI SELALU HAPPY DAN TERHIBUR!


Quote:


Spoiler for MUARA SEBUAH PENCARIAN (TAMAT):


Spoiler for AKHIR PENANTIANKU (ONGOING):


Spoiler for PERATURAN:


Spoiler for FAQ, INDEX, MULUSTRASI, TEASER:



HAPPY READING! emoticon-Cendol Gan


Quote:
Diubah oleh yanagi92055 01-10-2020 14:23
sotokoyaaa
santet72
al.galauwi
al.galauwi dan 90 lainnya memberi reputasi
81
175.1K
3K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread43KAnggota
Tampilkan semua post
yanagi92055Avatar border
TS
yanagi92055
#137
Tak Terduga_Part 1
Adanya rencana untuk meeting di kantor seperti pemberitahuan Mas Yogi sebelumnya, gue pun pulang dari rumah Emi lewat dini hari. Brainstormingdengan Emi itu tidak akan pernah ada habisnya kalau gue lanjutkan terus sampai pagi sekalipun. Sesampainya di rumah, gue nggak langsung memejamkan mata gue untuk istirahat. Gue sengaja terjaga untuk menunggu datangnya waktu Subuh tiba.

Emi tidak lagi membalas chat gue, pertanda dia langsung istirahat sepulangnya gue dari rumah dia. Ya setidaknya gue sudah memberi kabar ke dia kalau gue sudah sampai di rumah. Dia orang yang mudah khawatir, baperan, dan penuh asumsi. Kalau gue tidak ada kabar sama sekali, pikiran Emi bisa kemana-mana.

Sembari menunggu, gue pun memainkan handphone gue dibalik selimut hangat gue. Gue lihat ada notifikasi di HP gue kalau ada satu aplikasi telah berhasil gue install, aplikasi Beetalk. Gue hampir lupa kalau gue sebelumnya memang menginstal aplikasi baru itu. Gue memang suka iseng untuk mencoba aplikasi-aplikasi baru. Melihat logo aplikasinya, gue langsung tertarik untuk mengetahui bagaimana isi aplikasi tersebut. Terlebih lagi ketika gue ingat-ingat kembali, di kelas Pascasarjana gue sudah ada beberapa teman gue menggunakan aplikasi tersebut. Saat itu, aplikasi itu memang sempat menjadi perbincangan di kelas. Mando dan Fani adalah salah satu pemakai aplikasi ini. Setelah gue install pun yang pertama gue add adalah mereka.

Gue nggak tau sama sekali aplikasi apa ini. Apakah aplikasi ini semacam media sosial yang gunanya seperti Facebook, atau malah aplikasi ini adalah semacam layanan berkirim pesan seperti Whatsapp atau BBM. Mengingat bagaimana perbincangan anak di kelas tentang Beetalk ini, gue jadi dibuat penasaran.

Andai ada Emi, mungkin setelah install dan buka sana sini, gue sudah menyimpulkan ini aplikasi apa dan bagaimana cara kerjanya. Bahkan sebelum menggunakan sebuah aplikasi, Emi juga mencari tau bagaimana privasi kita, Term & Condition, dan sebagainya yang kadang gue skip juga. Maklum, itu adalah hal yang ribet dan nyusahin bagi gue. “Orang cuma iseng doang, nggak usah dibikin ribet.” Pasti banyak yang berpikir seperti gue juga.

Rasanya gue ingin cerita dan bertanya ke Emi, “Kamu tau aplikasi Beetalk?” Tapi kalau gue bertanya demikian, itu hanya akan membuat dia marah dan penuh asumsi. Kenapa demikian? Karena setelah gue coba melihat sana sini sekilas, ini adalah aplikasi berkenalan dengan random people berdasarkan jarak lokasi dimana kita berada. Dan di sana, kebanyakan penggunanya adalah cewek serta masih pada muda-muda. Ada anak SMP juga bahkan! Kalau Emi tau gue punya aplikasi demikian? Bisa Perang Dunia VIII kali!

“Pantesan Mando betah dimari. Seger juga chatting sama anak SMP gitu. Nggak tau aja mereka lagi chat sama orang yang seumuran Om mereka.” Gumam gue seraya membetulkan posisi tidur gue di tempat tidur. “Menarik juga. Lumayanlah buat iseng-iseng.”

Ya, iseng. Bukan iseng seperti bagaimana gue chat cewek-cewek lain sebelum gue berjanji sama Emi. Gue nggak mau lagi iseng mengejar cewek hanya untuk membuat mereka jatuh hati sama gue. Tapi ini ya iseng-iseng aja kenalan sama orang buat teman mengobrol. Gue sangat suka berdiskusi. Gue paham, gue sudah punya Emi yang bisa diajak diskusi segala hal. Tapi kalau gue bisa berdiskusi dengan yang lain, kenapa nggak dicoba?

Iya gue paham dan sadar kok kalau gue yang gue lakuin salah. Tapi kali ini gue janji kalau gue bakalan jujur sama Emi misalnya Emi menanyakan hal ini. Nggak akan gue tutupi lagi. Karena memang nggak ada yang perlu gue tutupi lagi.

Ting.

Arasti Ade added you as a friend.

Fokus gue terbuyarkan ketika gue sedang mengedit profil gue di aplikasi Beetalk dan mendadak ada notifikasi dari aplikasi Line gue masuk. “Siapa Arasti Ade?” Gue bertanya-tanya. “Kok bisa-bisanya dia tau ID Line gue? Tau darimana? Kok main add-add orang aja?”

((LINE CHAT))

Quote:


Gue mengerenyitkan dahi gue. Gue berusaha berpikir, siapa Arasti ini? Apa gue pernah punya teman yang namanya Arasti? Atau gue mungkin pernah kenalan sama cewek yang nama Arasti? Gue benar-benar tidak ingat. Gue sama sekali nggak merasa punya teman yang bernama Arasti. Lalu, Arasti ini tau darimana tentang gue?

Gue selesaikan dulu profil gue di Beetalk sebelum gue mencoba membalas chat Arasti tersebut. Gue mengisi Biografi, Umur, Gender, dan beberapa pertanyaan lain yang perlu diisi. Ya pokoknya standar media sosial lah. Tapi sepertinya di aplikasi ini, Lokasi kita menjadi hal yang penting. Jadi gue Allow Accessaplikasi ini untuk mengetahui gue berada dimana.

Ketika sampai di pertanyaan Relationship Status, gue putuskan untuk tidak menjawab pertanyaan itu. Mengapa demikian? Karena nggak penting juga sebenarnya. Toh sejak jaman gue menggunakan aplikasi Facebook pun, gue nggak pernah juga memasang status hubungan dengan siapa. Lagipula, nggak ada pilihan status “Sedang menuju jenjang pernikahan.” Haha.

((LINE CHAT))

Quote:


((BEETALK CHAT))

Quote:


Malam gue ramai sekali hari itu. Beberapa notifikasi datang di waktu bersamaan, baik di aplikasi Line maupun aplikasi Beetalk. Gue sempatkan diri gue menyapa orang-orang di aplikasi ini dulu sebelum gue membalas chat Arasti di aplikasi Line.

Gue meladeni chat mereka satu per satu. Gue berkenalan dengan mereka. Layaknya MIRC pada jaman dulu, kami membicarakan mengenai ASL (Age, Sex, and Location). Ada yang masih kenal aplikasi MIRC ini?



Tapi memang, karena perbedaan umur yang jauh ya pembahasan kami pun jadi lebih ringan. Seperti dulu sekolah dimana, hobinya apa, suka band A atau penyanyi B nggak, dan sebagainya. Namanya juga gue chat dengan anak-anak yang masih hijau di dunia. Gue nggak aneh kalau pembahasannya seringan ini. Benar-benar refreshing dari jenuhnya gue melihat grup Facebook yang tak henti-hentinya membahas politik serta isu agama.

Chat di Beetalk ini terus menerus masuk, tetapi gue memilah hanya beberapa yang gue ajak ngobrol pada akhirnya. Salah satunya, ada cewek yang menarik untuk diajak bercerita. Akun cewek ini bernama Hana.


AMOR & DOLOR (TRUE STORY)Mulustrasi Hana, 94,5% miripSumber

Sosok ini memasang beberapa foto. Dari mulai foto yang hanya memajang muka saja, sampai ke foto seluruh badan. Sepertinya anak ini cukup tinggi. Jika dilihat dari mukanya sih, kayaknya masih belasan taun ini umurnya. Ini kalau diterusin bisa disangkain pedofil dah. Haha. Badannya semampai, memakai kerudung yang modelnya sedang tren, dan bentuk mukanya sedikit membulat, setipe dengan Emi. Matanya agak sedikit sipit. Kalau di foto, kulitnya agak putih. Cukup manis, tapi mungkin ini standar tipe yang banyak disukai cowok-cowok Indonesia.

Tetapi, sebagai cowok normal gue ngeh banget hampir di setiap fotonya yang minimal memperlihatkan tubuh sampai ke pinggang atau bawah dada, tersembunyi sesuatu yang besar. Padahal ini mukanya masih bocah banget. Ini faktor keturunan kah? Atau memang hormon para Gen-Z cepat sekali bertumbuh? Entahlah. Yang jelas lumayan seger juga kalau dilihat. Haha.

Gue sempat menebak anak ini dari ras sunda. Tetapi ternyata setelah melihat profil dan lokasi, dia berasal dari salah satu daerah di Jawa Tengah. Wong jowo ternyata. Gue nggak bisa benar-benar menilai dia hanya dari foto karena seringkali anak-anak ABG itu memanipulasi foto-foto mereka di sosial media. Belum lagi tren di Instagram yang agak aneh menurut gue, yakni menghapus foto-foto lama dan hanya menyisakan beberapa foto saja di akunnya. Haha. Mungkin memang saat ini yang menjadi tren suka aneh-aneh bagi kita generasi milenial.

((HANA CHAT))

Quote:


Gue pun menyimpan nomor WA dan ID Line dia. “Lumayan nambah pengikut buat band. Kali aja band gue jadi makin dikenal sama anak-anak lebih muda.” Gumam gue.

Ketika gue membuka aplikasi Line gue untuk add Hana, gue baru ingat kalau gue masih belum membalas chat dari Arasti. “Dia masih bangun nggak ya?” Tanya gue dalam hati.

((ARASTI CHAT))

Quote:


AMOR & DOLOR (TRUE STORY)
Mulustrasi Arasti, 97,2% mirip Shareefa Danish Sumber

Malam itu gue akhiri dengan chat bersama Hana dan Arasti. Gue hampir kelewatan waktu Subuh hanya karena chat dengan mereka sembari mendengarkan lagu via earphone gue. Kacau! Hana dan Arasti ini adalah lawan bicara yang cukup asik. Bedanya ya Hana memang terlihat lebih suka mencari teman curhat karena menurutnya gue lebih banyak kasih masukan jika sedang ngobrol, sedangkan Arasti ini senang karena pada akhirnya bisa menemukan gue kembali.

((ARASTI CHAT))

Quote:


Yak. Gue melakukan kesalahan manuver. Lagi. Kacau juga ini cewek. Berani bener langsung aja kayak gini.

“Ini bukan pertanda baik.” Kata gue dalam hati. Gue sadar itu. Gue harus menyudahi semua ini.
khodzimzz
jiyanq
caporangtua259
caporangtua259 dan 18 lainnya memberi reputasi
19
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.