- Beranda
- Stories from the Heart
Sonne Mond und Stern
...
TS
glitch.7
Sonne Mond und Stern
die SONNE der MOND und der STERN
Cerita ini tak lagi sama
Meski hatimu selalu di sini
Mengertilah bahwa ku tak berubah
Lihat aku dari sisi yang lain
Bersandar padaku, rasakan hatiku
Bersandar padaku
Dan diriku bukanlah aku tanpa kamu tuk memelukku
Kau melengkapiku, kau sempurnakan aku
Waktu yang telah kita lalui
Buatmu jadi lebih berarti
Luluhkan kerasnya dinding hati
Engkaulah satu yang aku cari
Bersandar padaku, rasakan hatiku
Bersandar padaku
Dan diriku bukanlah aku tanpa kamu tuk memelukku
Kau melengkapiku, kau sempurnakan aku
Dan diriku bukanlah aku tanpa kamu menemaniku
Kau menenangkanku,Kau melegakan aku.
Cerita ini tak lagi sama
Meski hatimu selalu di sini
Mengertilah bahwa ku tak berubah
Lihat aku dari sisi yang lain
Bersandar padaku, rasakan hatiku
Bersandar padaku
Dan diriku bukanlah aku tanpa kamu tuk memelukku
Kau melengkapiku, kau sempurnakan aku
Waktu yang telah kita lalui
Buatmu jadi lebih berarti
Luluhkan kerasnya dinding hati
Engkaulah satu yang aku cari
Bersandar padaku, rasakan hatiku
Bersandar padaku
Dan diriku bukanlah aku tanpa kamu tuk memelukku
Kau melengkapiku, kau sempurnakan aku
Dan diriku bukanlah aku tanpa kamu menemaniku
Kau menenangkanku,Kau melegakan aku.
Tak Lagi Sama - Noah
Spoiler for Cover Stories:
JAGALAH SOPAN-SANTUN ANDA DALAM BERKOMENTAR, KARENA 95% TOKOH DISINI IKUT MEMBACA
Masa ini adalah lanjutan dari sebuah Masa yang Paling Indahdan lanjutan dari sebuah cerita Love in Elegy yang pernah Gua tulis di Forum ini.
Quote:
Versi PDF Dua Thread Sebelumnya :

*mulustrasi karakter dalam cerita ini
Quote:
*thanks to my brother in law yang bantu index dan update selama gua mudik
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 239 suara
Siapakah pendamping Eza sebenarnya ?
Sherlin Putri Levanya
55%
Franziska Luna Katrina
17%
Giovanna Almira
28%
Diubah oleh glitch.7 08-01-2022 09:16
chamelemon dan 125 lainnya memberi reputasi
122
1.9M
8.8K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
glitch.7
#8311
Throwback Stories
PENGORBANAN
Spoiler for Timeline:
"Ini pertama kalinya kamu ke sini?".
Dia mengangguk sambil tersenyum memandangi salah satu situs warisan dunia yang ada dihadapan kami.
"Rasanya beda ya kalo ngeliat langsung. Kalo dipikir hampir gak percaya karena imajinasi manusia bisa terwujud dengan segala keterbatasan teknologi di jaman itu", ucap Helen dengan mata yang begitu takjub.
Gua berjalan mendekatinya. Lalu berdiri tepat di sampingnya sambil memandang kearah Stupa yang sama dengannya.
"Man Jadda WaJada...",timpal gua sambil melipat kedua tangan didepan dada.
Helen menengok. "Apa ?", tanyanya pelan.
"Barang siapa yang bersungguh-sungguh, ia pasti mendapatkannya", jawab gua sambil balik menengok kepadanya. "Ya seperti yang kita lihat sekarang. Aku yakin imajinasi yang terlintas kata kamu itu akhirnya terwujud karena mereka bersungguh-sungguh. Dan memang seharusnya seperti itu", lanjut gua tanpa berpaling menatap matanya.
Helen tersenyum tipis. Lalu memiringkan wajahnya sedikit ke kanan. Semilir angin sore itu membuat beberapa helaian rambutnya yang hitam sedikit kemerahan berayun indah.
"Dan kamu... Enggak sunguh-sungguh untuk mendapatkan Kak Gendis", timpalnya kali ini dengan senyuman yang lebar. Menampakkan deretan giginya yang putih tertata rapih.
Gua tersenyum. Tapi bukan karena ucapannya. Melainkan karena senyumannya yang indah itu. Dan gua yakin dia salah mengartikan senyuman ini.
"Aku gak pernah berniat untuk menikahi Gendis setelah apa yang terjadi sama istriku", jawab gua. Lalu memasukkan kedua tangan ke saku jaket. "By the way aku udah cerita semua ke kamu dua hari lalu waktu di pesawat loch, Ay. Tujuan ku kesini bukan untuk minta izin Papahnya. Jadi tolong gak usah ngegodain aku soal masalah itu lagi", tandas gua sambil tetap tersenyum.
"Well... Aku rasa kamu memang layak jadi seorang suami yang ideal, Kak. Diminta menikah lagi tapi menolak. Beruntungnya Kak Ve' bisa mendapatkan kamu", ucapnya lalu berjalan kearah tangga di sisi kanan kami.
"Ay...".
Helen berhenti sebelum menuruni tangga didepannya.
"Aku yang beruntung bisa menjadikan dia istriku. Gak ada wanita setangguh dia", lanjut gua.
Helen sudah berbalik berdiri menghadap kearah gua. Kemudian dia memasukkan kedua tangannya kedalam saku jaket yang ia kenakan. Sama seperti yang sedang gua lakukan sebelumnya.
"Andaikan bukan Kak Gendis yang diminta untuk jadi istri kedua kamu. Apa kamu akan tetap pada pendirian kamu?", tanyanya.
Gua menyunggingkan sedikit senyuman kepadanya lalu menutup mata sekilas sambil mengangguk pelan lalu kembali membuka mata untuk meyakinkannya.
"Sekalipun wanita itu Kak Luna?", kali ini dia tersenyum lebar dengan pertanyaannya itu.
"Hahahahaha... Pertanyaan mu itu, Ay..", gua tergelak, benar-benar tidak menyangka dia akan menyebutkan nama sang Kakak.
Gua masih sedikit tertawa ketika sebagian wajahnya tertutupi rambutnya yang tertiup angin.
"Kok gak dijawab sih?", cecarnya dengan nada yang meledek dan menahan tawa.
Gua berjalan mendekatinya. Berhenti tepat dihadapannya saat jarak kami kurang dari satu meter. Lalu gua menarik nafas dalam-dalam. Seolah jawaban yang akan gua berikan adalah hal terakhir yang bisa membuatnya mengerti soal keputusan gua ini.
"Kamu tau persis dia seperti apa. Dia adalah seorang Katolik yang ta'at. Aku menghormati apa yang dia yakini sebagai seorang manusia yang toleran. Dan kita sama-sama tau. Kalo dalam kamus hidupnya enggak ada yang namanya berbagi suami", jawab gua penuh penekanan.
"Hey! Ayolah Kak.. Kamu tau kita lagi berandai-andai. Coba kamu pikirin lagi andai dia gak menikah dengan Eric dan masih sendiri seperti aku saat ini...".
Sepertinya Helen tidak ingin membiarkan gua 'lari' dari jebakannya. Gua terkekeh lalu mulai berjalan kesampingnya.
"Pilihan terbaiknya adalah aku lebih memilih kamu yang jelas-jelas sudah menjadi Mualaf tadi siang, Ay", jawab gua sambil melewatinya dan mulai menuruni anak tangga.
Gua bisa merasakan langkahnya terburu-buru mengejar gua dari belakang.
"Kak Aghaaaa! Rese ya kamu! Awas aja!", teriaknya yang terdengar cukup nyaring dimana suasana tempat wisata ini sudah mulai sepi.
Sore itu matahari mulai menguning keemasan. Sore itu angin bertiup pelan. Sore itu di Candi Borobudur sudah Senja.
Dan sore itu aku tidak tau. Bahwa di kemudian hari, Senja ku terganti...
Terimakasih Lembayung Senja ku Gendisa, yang telah menunjukkan arah kepada Sang Bintang hidupku.
Stupa Borobudur ~ 2012.
*
*
*
*
*
Quote:
Diubah oleh glitch.7 14-05-2019 02:24
oktavp dan 41 lainnya memberi reputasi
42

