Kaskus

Story

glitch.7Avatar border
TS
glitch.7
Sonne Mond und Stern
die SONNE der MOND und der STERN




Cerita ini tak lagi sama
Meski hatimu selalu di sini
Mengertilah bahwa ku tak berubah
Lihat aku dari sisi yang lain
Bersandar padaku, rasakan hatiku
Bersandar padaku


Dan diriku bukanlah aku tanpa kamu tuk memelukku
Kau melengkapiku, kau sempurnakan aku

Waktu yang telah kita lalui
Buatmu jadi lebih berarti
Luluhkan kerasnya dinding hati
Engkaulah satu yang aku cari
Bersandar padaku, rasakan hatiku
Bersandar padaku


Dan diriku bukanlah aku tanpa kamu tuk memelukku
Kau melengkapiku, kau sempurnakan aku

Dan diriku bukanlah aku tanpa kamu menemaniku
Kau menenangkanku,Kau melegakan aku.


Tak Lagi Sama - Noah


Spoiler for Cover Stories:


JAGALAH SOPAN-SANTUN ANDA DALAM BERKOMENTAR, KARENA 95% TOKOH DISINI IKUT MEMBACA


Masa ini adalah lanjutan dari sebuah Masa yang Paling Indahdan lanjutan dari sebuah cerita Love in Elegy yang pernah Gua tulis di Forum ini.


Quote:


Versi PDF Dua Thread Sebelumnya :

Masa yang Paling Indah
Credit thanks to Agan njum26

Love in Elegy
Credit thanks to Agan redmoon97


Sonne Mond und Stern
*mulustrasi karakter dalam cerita ini


Quote:

*thanks to my brother in law yang bantu index dan update selama gua mudik
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 239 suara
Siapakah pendamping Eza sebenarnya ?
Sherlin Putri Levanya
55%
Franziska Luna Katrina
17%
Giovanna Almira
28%
Diubah oleh glitch.7 08-01-2022 09:16
snf0989Avatar border
pulaukapokAvatar border
chamelemonAvatar border
chamelemon dan 125 lainnya memberi reputasi
122
1.9M
8.8K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
glitch.7Avatar border
TS
glitch.7
#7493
Bagian Akhir
Breaking Dawn



Juni dua ribu tiga belas.

"Aku gak abis pikir kamu berani-beraninya ngelamar dia, Za!".

Kepala gua sedikit tertunduk. Pipi kiri gua masih terasa panas akibat tamparannya tadi.

"Aku minta maaf. Aku gak ada niat buat mempermainkan keluarga kamu. Apa yang aku lakuin ini bukan untuk mempermainkan siapapun..", jawab gua dengan suara sedikit bergetar.

Kerah kemeja gua ditarik hingga wajah kami benar-benar dekat. Sorot matanya tajam.

"Jangan bermimpi untuk nikahin dia!", ucapnya dingin.

"Luna!".

Kami berdua menengok kesamping kanan. Disana sudah berdiri sang Papah.

"Kamu gak bisa melarang keputusan Helen. Dia sudah dewasa. Apapun konsekuensinya nanti itu sudah menjadi pilihannya", ucap sang Papah sambil berjalan kearah kami.

"Pah! Aku sayang sama dia. Aku gak mau Adik ku jadi cemoohan orang-orang diluar sana!", jawab sang anak sulung dengan nada yang tinggi.

"Aku berusaha untuk membahagiakan dia, Lun", ucap gua.

Plak!tamparan kedua kalinya membuat tubuh gua sedikit limbung kesisi kanan.

"Kamu dan keluarga kamu! Bukan kebahagiaan Helen!", teriaknya setelah menampar gua lagi.

"Cukup, Kak!".

Luna terkejut melihat sang Adik yang sudah masuk dengan berjalan cepat kedalam ruang tamu rumah Papahnya ini. Dan dibelakangnya ada sang Mamah.

"Kamu gak perlu ngurusin hidup ku! Apa yang udah aku pilih ini bukan semata-mata untuk kebahagiaan Kak Eza dan keluarganya! Kamu gak perlu ikut campur lagi!".

"Ay! Kakak sayang sama kamu. Kakak gak mau kamu menanggung malu dan jadi bahan omongan buruk orang-orang", jawab Luna.

"Siapa yang mau jelek-jelekin aku ?! Hah ?! Aku gak pernah minta apapun dari mereka! Jadi aku gak peduli dengan omongan itu! Karena nanti mereka pun bakalan tau kenapa aku mau jadi istri Kak Eza!".

Luna tersenyum sinis. "Anak kecil gak akan pernah ngerti. Ini sama aja kamu bunuh diri dan buat malu keluarga kamu", ucapnya pelan.

"Kamu yang gak ngerti apapun, Kak. Sekarang aku tanya, kenapa waktu itu kamu dukung Kak Eza untuk minta restu Papahnya Kak Sherlin ?! Dan sekarang, kamu mau jadi Papahnya Kak Sherlin juga karena aku yang mau nikah sama dia. Iya ?!".

"Kamu bukan Sherlin. Kamu gak akan mampu bersikap seperti dia, Ay", balas sang Kakak.

"Dan kamu bukan Tuhan, Kak. Jadi gak perlu sok tau", timpal Helen tak kalah dingin.

"Denger baik-baik, Ay. Kakak gak akan bersikap keras seperti ini kalo bukan untuk kebaikan kamu. Kamu harus ngerti apa yang kamu pilih ini gak akan mudah. Kakak gak mau kamu gagal dalam berumah tangga".

"Udah cukup. Kalian gak perlu bertengkar", ucap sang Mamah. Lalu beliau berdiri diantara kedua anak wanitanya itu. "Kamu harus ngerti apa yang dikhawatirkan Kakak kamu itu memang wajar, Ay. Dia sayang sama kamu", ucap Mamahnya kepada anak bungsunya itu. Kemudian Beliau melirik kepada Luna kali ini, memegang lengan kanan anaknya dan tersenyum.
"Dan kamu Luna. Kamu harus ngehormatin keputusan adik mu. Dia sudah dewasa, sayang. Kamu harus percaya kalo dia bisa menjadi orang yang lebih baik. Dia gak sendirian Luna. Ada 'Kakak' nya yang akan membimbing dia", ucapnya untuk meyakinkan sang anak sulung.

Luna menghela nafasnya pelan. Lalu melirik kami semua. "Aku gak abis pikir, Papah sama Mamah bisa-bisanya ngerelain anak ini dikasih kebahagiaan semu", ucap Luna seraya menatap gua dengan tajam.

Lalu dia kembali mendekati sang Adik, menatapnya dan menggelengkan kepala.
"Ay, maaf kalo nanti aku gak datang ke pernikahan kamu sama Eza. Semoga kamu sadar kalo apa yang kamu pilih ini adalah sebuah kesalahan besar...".

Quote:


Sore harinya gua masih berada di rumah Papahnya itu. Sedangkan Luna dan Erick memilih pulang ke Australia. Mungkin menginap disalah satu Hotel di Jakarta sebelum benar-benar pulang esok hari.

"Om dan Tante, saya minta maaf soal kejadian hari ini...", ucap gua kepada kedua orangtua Helen.

"Kamu gak salah, Za. Kamu dan keluarga kamu sudah melamar anak saya dengan baik-baik. Dan saya sebagai Ibu menyerahkan semua keputusan kepada Helen. Sebagai orangtua saya hanya bisa mendo'a kan kalian menjadi keluarga yang harmonis", jawab sang Mamah.

"Tapi..", sela sang Papah. "Satu hal yang harus kamu ingat Reza. Jangan pernah mengecewakan kami. Saya tau menjadi seorang lelaki seperti kamu tidak akan mudah. Sejujurnya saya pun ragu. Tapi setidaknya jangan pernah membuat Helen sakit hati. Buktikan kalo kamu mampu", lanjutnya serius.

Gua mengucap basmalah dalam hati sebelum menjawab ucapan Beliau. "Insya Allah. Saya akan memperlakukan Helen sebagaimana seorang istri mendapatkan semua haknya dan saya akan berusaha menjadi seorang suami yang membahagiakan keluarga. Insya Allah", jawab gua dengan yakin.

Bukan perkara gua merasa percaya diri berlebihan. Tapi pernikahan ini memanglah bukan pernikahan normal seperti pada umumnya. Jika gua pesimis sekarang sudah terlambat. Karena tiga hari kedepan rencana pernikahan kami akan diselenggarakan. Dan tentu saja gua tidak akan menyerah. Gua akan berusaha menjadi seorang lelaki yang mampu memenuhi segala hak istri.

"Saya harap kamu bisa membuktikannya, Za", ucap Papahnya lagi. Kemudian melirik anak bungsunya. "Berusaha untuk menjadi istri yang baik dan bersabarlah. Karena kehidupan kamu setelah menikah tidaklah mudah, Nak", lanjutnya.

"Iya, Pah...", airmatanya mulai menetes dengan perlahan. Lalu dia memeluk Papahnya dengan suara isak tangis. "Makasih... Makasih Papah udah ngerestuin aku..", ucapnya disela-sela isak tangis dalam pelukan sang Papah. Kemudian dari samping kirinya sang Mamah mengelus lembut rambutnya yang indah dengan mata yang sudah berkaca-kaca. "Kami percaya kamu bisa jadi istri yang baik, sayang", ucap Mamahnya.

Apa yang gua lihat dari sebuah keluarga di depan sana membuat gua sadar. Ada tanggungjawab besar yang akan menanti gua. Tidak mudah memang. Tapi gua harus bisa membuktikannya. Gua berharap Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan kami semua kebahagiaan, ketentraman, dan rasa sabar untuk menjalani hari-hari kedepan nanti.


*
*
*


MUGEN TSUKUYOMI DEACTIVATED


~ ASCENSION ~
kaskus-image


Tiga hari kemudian di tanggal delapan juni.

Selesai shalat subuh berjama'ah bersama keluarga, kami semua sarapan terlebih dahulu di ruang makan. Selesai sarapan para wanita langsung dirias secara bergantian oleh dua orang yang memang datang sebagai tata rias.

Gua yang memang tidak ingin dirias lebih memilih pergi ke halaman belakang. Gua berdiri dan memasukkan kedua tangan ke saku celana dan memandangi 'rumah keluarga'gua yang berada di depan sana.

Quote:


"Mas...".

"Eh, Mba..", gua menengok kebelakang seraya mengusap airmata.

Dia tersenyum lalu berjalan mendekati gua sampai akhirnya mengusap pundak kiri ini.

"Insya Allah Echa juga setuju..".

Ucapannya itu seolah-olah mengerti apa yang sedang gua pikirkan.

"Ya. Mungkin..", jawab gua pelan.

"Yaudah yuk, kita berangkat sekarang. Yang lain udah beres soalnya, Mas..", ajaknya.

Gua mengangguk. Lalu kembali menatap 'rumah istri'gua dibawah sana. 'Aku berangkat dulu, Cha. Semoga ini yang terbaik untuk semuanya'.

"Mas.. Ayo.. Yang lain udah pada di mobil tuh", ucap Mba Yu lagi yang sudah berjalan terlebih dulu.

'Wassalamualaikum, Cha'. Ucap gua dalam hati sebelum pergi.

...
..
.

Quote:


*
*
*


~ TAMAT ~



°°°




Spoiler for After Marriage:
Diubah oleh glitch.7 20-08-2018 01:58
dany.agus
fatqurr
rahmatabibi
rahmatabibi dan 2 lainnya memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.