- Beranda
- Stories from the Heart
Sonne Mond und Stern
...
TS
glitch.7
Sonne Mond und Stern
die SONNE der MOND und der STERN
Cerita ini tak lagi sama
Meski hatimu selalu di sini
Mengertilah bahwa ku tak berubah
Lihat aku dari sisi yang lain
Bersandar padaku, rasakan hatiku
Bersandar padaku
Dan diriku bukanlah aku tanpa kamu tuk memelukku
Kau melengkapiku, kau sempurnakan aku
Waktu yang telah kita lalui
Buatmu jadi lebih berarti
Luluhkan kerasnya dinding hati
Engkaulah satu yang aku cari
Bersandar padaku, rasakan hatiku
Bersandar padaku
Dan diriku bukanlah aku tanpa kamu tuk memelukku
Kau melengkapiku, kau sempurnakan aku
Dan diriku bukanlah aku tanpa kamu menemaniku
Kau menenangkanku,Kau melegakan aku.
Cerita ini tak lagi sama
Meski hatimu selalu di sini
Mengertilah bahwa ku tak berubah
Lihat aku dari sisi yang lain
Bersandar padaku, rasakan hatiku
Bersandar padaku
Dan diriku bukanlah aku tanpa kamu tuk memelukku
Kau melengkapiku, kau sempurnakan aku
Waktu yang telah kita lalui
Buatmu jadi lebih berarti
Luluhkan kerasnya dinding hati
Engkaulah satu yang aku cari
Bersandar padaku, rasakan hatiku
Bersandar padaku
Dan diriku bukanlah aku tanpa kamu tuk memelukku
Kau melengkapiku, kau sempurnakan aku
Dan diriku bukanlah aku tanpa kamu menemaniku
Kau menenangkanku,Kau melegakan aku.
Tak Lagi Sama - Noah
Spoiler for Cover Stories:
JAGALAH SOPAN-SANTUN ANDA DALAM BERKOMENTAR, KARENA 95% TOKOH DISINI IKUT MEMBACA
Masa ini adalah lanjutan dari sebuah Masa yang Paling Indahdan lanjutan dari sebuah cerita Love in Elegy yang pernah Gua tulis di Forum ini.
Quote:
Versi PDF Dua Thread Sebelumnya :

*mulustrasi karakter dalam cerita ini
Quote:
*thanks to my brother in law yang bantu index dan update selama gua mudik
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 239 suara
Siapakah pendamping Eza sebenarnya ?
Sherlin Putri Levanya
55%
Franziska Luna Katrina
17%
Giovanna Almira
28%
Diubah oleh glitch.7 08-01-2022 09:16
chamelemon dan 125 lainnya memberi reputasi
122
1.9M
8.8K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
glitch.7
#3710
Sebelum Cahaya
PART XVII B
"Kak, kenapa sih tadi ?", tanya Helen.
"Hmm.. Yang tadi kamu hajar itu sahabat sma ku, Ay... Sepupunya Ve juga..", jawab gua.
"Terus kenapa bisa berantem sama dia ?".
"Dia... Dia minta aku lamar Vera...", jawab gua sambil memejamkan mata.
"Hah ?! Apa hubungannya sama dia ?", tanya Helen terkejut.
Saking kagetnya, kepala gua sampe oleng nyenggol duo dribble nya. Ya jangan salahin gua juga dong. Kan gua lagi rebahan diatas pahanya, dia kaget sampe naekin tuh paha, otomatis ? Otomatis ke kiss lah dikit itu... Itu tuh...
Pletak...
"Aww!!", teriak gua memegangi kening yang terkena sentilannya.
"Gak usah curi-curi kesempatan!", sungutnya.
"Yee.. Kamu yang gerak, aku yang disalahin...".
"Udah bangun-bangun ah! Udah gak sakit juga perutnya!", ucapnya sambil mengangkat kepala gua agar bangun.
Yaaaah... Udahan deh bobo gantengnya gua!
Intinya gua ceritain semua kejadian tentang pagi tadi saat Gusmen memporak-porandakan kamar ini kepada Helen.
"Ckckckck... Harus ya sampe berantem ? Capee deh...", jawabnya setelah mendengarkan cerita gua.
Pinginnya sih gua bales gini, lah apa bedanya sama kamu yang bikin dia pingsan. Tapi gua urungkan, karena gua masih mau bernafas dengan damai daripada pake bantuan oksigen.
"Terus, Ay... Kok bisa kamu malah ngehajar Gusmen ?", tanya gua lagi.
"Ya kan tadi tuh Bibi nelpon ke rumah, katanya kamu sakit abis dipukulin sama temen kamu itu, aku gak mikir panjang langsung buru-buru kesini. Eh sampe di depan rumah kamu dia lagi berdiri di samping mobilnya... Dia yang nanya duluan ke aku...".
Kemudian setelah Gusmen mengetahui nama Helen, doi malah ngajak kenalan. Modus si kampret emang. Tapi emang sial bagi doi sih wakakakakak...
Bagian Helen balik nanya, terus Gusmen cerita siapa dan abis apa di rumah gua, tanpa banyak tanya lagi itu atlet Aikido langsung menghantam dagu si Gusmen. Setelah itu temannya langsung keluar mobil dan menarik Gusmen yang udah terkapar kedalam mobil. Helen dengan cueknya masuk kedalam rumah gua.
Kalau gua pribadi minta Bibi telpon Helen ke rumah bukan untuk ngehajar Gusmen, salah kalian yang mikir gitu, segitunya amat gua minta perempuan berantem sama cowok.
Gua minta Helen ke rumah karena Ibu enggak ada, dia pulang ke rumahnya untuk pergi sama Tante gua. Ya istilahnya gua minta ditemenin sama Helen lah, lebih spesifiknya.... Manja.
Setelah mendengar cerita Helen, blackberry gua berbunyi, sebuah notifikasi dari sebuah chatt bbm. Gua buka bbm tersebut yang ternyata dari Gusmen. Gua terkekeh membaca isinya, lalu Gua tunjukan kepada Helen.
"Dih, modus banget itu temen kamu sih...", ucap Helen setelah membaca bbm dari Gusmen.
"Ya tapi seenggaknya minta maaflah, Ay.. Gak enak aku. Lagian paling berapa sih biaya lukanya dia.. Hehehe..", jawab gua.
Gusmen bbm gua itu isinya marah-marah karena enggak terima dipukul sampe oleng, terlebih pingsan, mana yang mukulnya perempuan kata dia. Sebagai ganti ruginya, Gusmen minta Helen bertemu dan meminta maaf secara langsung, ditambah minta biaya berobat. Tapi fikiran Helen dengan gua sama. Tau kalau nih lelaki yang baru siuman cuma modus, pingin kenal sama Helen.
"Udah telpon aja deh, Kak..", pinta Helen.
"Serius ? Mau ngapain ?", tanya gua.
"Udah telpon dulu, aku mau ngomong sama dia", jawabnya.
Gua ikuti maunya, gua tekan nomor Gusmen dan menelponnya, lalu gua berikan blackberry kepada Helen yang di loudspeaker.
"Temen kamu ma sifatnya ngeselin, cocok sama mukanya! Sama-sama ngeselin! Sebel aku! Awas aja kalo ketemu lagi...", sungut Helen sambil melempar blackberry gua keatas kasur.
Gila, itu si Gusmen langsung matiin telpon sepihak, gua yakin gedeuk tuh anak... Lagian mau modus kok caranya kek gitu, Bray... Hadeuh malu-maluin gua aja.
Btw, hehehe... Jangan marah ye Gus... Helen sendiri yang ngomong tuh, kek gak tau sifat dia aja. Hahahaha...
"Yaudah yaudah... Maafin ya, aku juga minta maaf jadi ngerepotin kamu nih, Ay", balas gua sambil mengusap bahu kirinya.
Helen hanya cemberut, kemudian memandangi seisi kamar ini.
"Kak..", Helen bangun dari kasur dan mulai berjalan ke arah sebrang kasur, dimana letak meja rias berada. "Dulu Kak Echa disini ya ?", tanyanya pelan.
Gua memandangi sosok perempuan keturunan Jerman - Tiongkok itu, menatap tubuh yang membelakangi gua, sampai akhirnya dia berbalik dan kami saling bertatapan. Gua yang masih duduk diatas kasur tersenyum kepadanya.
"Harusnya, Ay..", jawab gua dengan tetap tersenyum.
"Harusnya ?".
Gua mengangguk. "Ya, harusnya ini kamar Echa dan aku beristirahat, bersama Jingga juga...", gua sandarkan tubuh ke bahu kasur, menarik guling dan memeluknya. "Tapi itu semua gak pernah terjadi, Ay... Echa pulang sebelum sempat istirahat di kamar ini..", lanjut gua dengan airmata yang sudah menetes.
Perlahan tubuh gua beringsut, sampai akhirnya kembali terlentang dengan kepala yang beralaskan bantal. Mata gua terpejam, gua memeluk erat bantal guling ini. Tidak lama tarikan selimut menutupi tubuh gua sebatas dada.
Cupp.. sebuah kecupan pada kening gua terasa hangat.
"Istirahat, Kak... Aku pulang dulu...", bisiknya pelan.
Gua tidak bisa menjawab apapun. Hanya bisa mengigit ujung guling agar suara isak tangis ini tidak sampai keluar.
*Ada Part yang tidak gua masukan index setelah part ini, silahkan dicek per-page ke depan.
"Hmm.. Yang tadi kamu hajar itu sahabat sma ku, Ay... Sepupunya Ve juga..", jawab gua.
"Terus kenapa bisa berantem sama dia ?".
"Dia... Dia minta aku lamar Vera...", jawab gua sambil memejamkan mata.
"Hah ?! Apa hubungannya sama dia ?", tanya Helen terkejut.
Saking kagetnya, kepala gua sampe oleng nyenggol duo dribble nya. Ya jangan salahin gua juga dong. Kan gua lagi rebahan diatas pahanya, dia kaget sampe naekin tuh paha, otomatis ? Otomatis ke kiss lah dikit itu... Itu tuh...

Pletak...
"Aww!!", teriak gua memegangi kening yang terkena sentilannya.
"Gak usah curi-curi kesempatan!", sungutnya.
"Yee.. Kamu yang gerak, aku yang disalahin...".
"Udah bangun-bangun ah! Udah gak sakit juga perutnya!", ucapnya sambil mengangkat kepala gua agar bangun.
Yaaaah... Udahan deh bobo gantengnya gua!

Intinya gua ceritain semua kejadian tentang pagi tadi saat Gusmen memporak-porandakan kamar ini kepada Helen.
"Ckckckck... Harus ya sampe berantem ? Capee deh...", jawabnya setelah mendengarkan cerita gua.
Pinginnya sih gua bales gini, lah apa bedanya sama kamu yang bikin dia pingsan. Tapi gua urungkan, karena gua masih mau bernafas dengan damai daripada pake bantuan oksigen.
"Terus, Ay... Kok bisa kamu malah ngehajar Gusmen ?", tanya gua lagi.
"Ya kan tadi tuh Bibi nelpon ke rumah, katanya kamu sakit abis dipukulin sama temen kamu itu, aku gak mikir panjang langsung buru-buru kesini. Eh sampe di depan rumah kamu dia lagi berdiri di samping mobilnya... Dia yang nanya duluan ke aku...".
Kemudian setelah Gusmen mengetahui nama Helen, doi malah ngajak kenalan. Modus si kampret emang. Tapi emang sial bagi doi sih wakakakakak...
Bagian Helen balik nanya, terus Gusmen cerita siapa dan abis apa di rumah gua, tanpa banyak tanya lagi itu atlet Aikido langsung menghantam dagu si Gusmen. Setelah itu temannya langsung keluar mobil dan menarik Gusmen yang udah terkapar kedalam mobil. Helen dengan cueknya masuk kedalam rumah gua.
Kalau gua pribadi minta Bibi telpon Helen ke rumah bukan untuk ngehajar Gusmen, salah kalian yang mikir gitu, segitunya amat gua minta perempuan berantem sama cowok.

Gua minta Helen ke rumah karena Ibu enggak ada, dia pulang ke rumahnya untuk pergi sama Tante gua. Ya istilahnya gua minta ditemenin sama Helen lah, lebih spesifiknya.... Manja.

Setelah mendengar cerita Helen, blackberry gua berbunyi, sebuah notifikasi dari sebuah chatt bbm. Gua buka bbm tersebut yang ternyata dari Gusmen. Gua terkekeh membaca isinya, lalu Gua tunjukan kepada Helen.
"Dih, modus banget itu temen kamu sih...", ucap Helen setelah membaca bbm dari Gusmen.
"Ya tapi seenggaknya minta maaflah, Ay.. Gak enak aku. Lagian paling berapa sih biaya lukanya dia.. Hehehe..", jawab gua.
Gusmen bbm gua itu isinya marah-marah karena enggak terima dipukul sampe oleng, terlebih pingsan, mana yang mukulnya perempuan kata dia. Sebagai ganti ruginya, Gusmen minta Helen bertemu dan meminta maaf secara langsung, ditambah minta biaya berobat. Tapi fikiran Helen dengan gua sama. Tau kalau nih lelaki yang baru siuman cuma modus, pingin kenal sama Helen.
"Udah telpon aja deh, Kak..", pinta Helen.
"Serius ? Mau ngapain ?", tanya gua.
"Udah telpon dulu, aku mau ngomong sama dia", jawabnya.
Gua ikuti maunya, gua tekan nomor Gusmen dan menelponnya, lalu gua berikan blackberry kepada Helen yang di loudspeaker.
Quote:
"Temen kamu ma sifatnya ngeselin, cocok sama mukanya! Sama-sama ngeselin! Sebel aku! Awas aja kalo ketemu lagi...", sungut Helen sambil melempar blackberry gua keatas kasur.
Gila, itu si Gusmen langsung matiin telpon sepihak, gua yakin gedeuk tuh anak... Lagian mau modus kok caranya kek gitu, Bray... Hadeuh malu-maluin gua aja.
Btw, hehehe... Jangan marah ye Gus... Helen sendiri yang ngomong tuh, kek gak tau sifat dia aja. Hahahaha...
"Yaudah yaudah... Maafin ya, aku juga minta maaf jadi ngerepotin kamu nih, Ay", balas gua sambil mengusap bahu kirinya.
Helen hanya cemberut, kemudian memandangi seisi kamar ini.
"Kak..", Helen bangun dari kasur dan mulai berjalan ke arah sebrang kasur, dimana letak meja rias berada. "Dulu Kak Echa disini ya ?", tanyanya pelan.
Gua memandangi sosok perempuan keturunan Jerman - Tiongkok itu, menatap tubuh yang membelakangi gua, sampai akhirnya dia berbalik dan kami saling bertatapan. Gua yang masih duduk diatas kasur tersenyum kepadanya.
"Harusnya, Ay..", jawab gua dengan tetap tersenyum.
"Harusnya ?".
Gua mengangguk. "Ya, harusnya ini kamar Echa dan aku beristirahat, bersama Jingga juga...", gua sandarkan tubuh ke bahu kasur, menarik guling dan memeluknya. "Tapi itu semua gak pernah terjadi, Ay... Echa pulang sebelum sempat istirahat di kamar ini..", lanjut gua dengan airmata yang sudah menetes.
Perlahan tubuh gua beringsut, sampai akhirnya kembali terlentang dengan kepala yang beralaskan bantal. Mata gua terpejam, gua memeluk erat bantal guling ini. Tidak lama tarikan selimut menutupi tubuh gua sebatas dada.
Cupp.. sebuah kecupan pada kening gua terasa hangat.
"Istirahat, Kak... Aku pulang dulu...", bisiknya pelan.
Gua tidak bisa menjawab apapun. Hanya bisa mengigit ujung guling agar suara isak tangis ini tidak sampai keluar.
Quote:
*Ada Part yang tidak gua masukan index setelah part ini, silahkan dicek per-page ke depan.
Diubah oleh glitch.7 03-11-2017 21:19
kifif dan 3 lainnya memberi reputasi
4


