- Beranda
- Stories from the Heart
Sonne Mond und Stern
...
TS
glitch.7
Sonne Mond und Stern
die SONNE der MOND und der STERN
Cerita ini tak lagi sama
Meski hatimu selalu di sini
Mengertilah bahwa ku tak berubah
Lihat aku dari sisi yang lain
Bersandar padaku, rasakan hatiku
Bersandar padaku
Dan diriku bukanlah aku tanpa kamu tuk memelukku
Kau melengkapiku, kau sempurnakan aku
Waktu yang telah kita lalui
Buatmu jadi lebih berarti
Luluhkan kerasnya dinding hati
Engkaulah satu yang aku cari
Bersandar padaku, rasakan hatiku
Bersandar padaku
Dan diriku bukanlah aku tanpa kamu tuk memelukku
Kau melengkapiku, kau sempurnakan aku
Dan diriku bukanlah aku tanpa kamu menemaniku
Kau menenangkanku,Kau melegakan aku.
Cerita ini tak lagi sama
Meski hatimu selalu di sini
Mengertilah bahwa ku tak berubah
Lihat aku dari sisi yang lain
Bersandar padaku, rasakan hatiku
Bersandar padaku
Dan diriku bukanlah aku tanpa kamu tuk memelukku
Kau melengkapiku, kau sempurnakan aku
Waktu yang telah kita lalui
Buatmu jadi lebih berarti
Luluhkan kerasnya dinding hati
Engkaulah satu yang aku cari
Bersandar padaku, rasakan hatiku
Bersandar padaku
Dan diriku bukanlah aku tanpa kamu tuk memelukku
Kau melengkapiku, kau sempurnakan aku
Dan diriku bukanlah aku tanpa kamu menemaniku
Kau menenangkanku,Kau melegakan aku.
Tak Lagi Sama - Noah
Spoiler for Cover Stories:
JAGALAH SOPAN-SANTUN ANDA DALAM BERKOMENTAR, KARENA 95% TOKOH DISINI IKUT MEMBACA
Masa ini adalah lanjutan dari sebuah Masa yang Paling Indahdan lanjutan dari sebuah cerita Love in Elegy yang pernah Gua tulis di Forum ini.
Quote:
Versi PDF Dua Thread Sebelumnya :

*mulustrasi karakter dalam cerita ini
Quote:
*thanks to my brother in law yang bantu index dan update selama gua mudik
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 239 suara
Siapakah pendamping Eza sebenarnya ?
Sherlin Putri Levanya
55%
Franziska Luna Katrina
17%
Giovanna Almira
28%
Diubah oleh glitch.7 08-01-2022 09:16
chamelemon dan 125 lainnya memberi reputasi
122
1.9M
8.8K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
glitch.7
#3656
Sebelum Cahaya
PART XVII A
"Za... Bangun lah, Za!! Gua serius nih!".
Gua cuekin si Gusmen yang masih berdiri dan teriak-teriak di ambang pintu kamar. Gua rebahan lagi diatas kasur, menarik guling untuk gua peluk.
"Za... Vera cinta sama, lu, broo.. Sumpah gua gak bohong!", teriaknya semakin lantang.
Gua acungkan jari tengah kearahnya, tanpa membalikan badan sedikitpun. "Bla... Bla... Blaaa....", ucap gua enggak perduli.
"Za! Lu beneran relain Vera sama Adit ?!", tanyanya.
"Dia yang milih Adit... Terus gua kudu ngemis-ngemis lagi gitu ? Males banget gua!", jawab gua yang masih tiduran dan membelakangi pintu.
"Oh c'mon! Lu buta apa gimana sih! Dia enggak suka sama Adit.. Sumpah gua berani jamin! Dia cinta sama lu, Za!".
"Gus, sabodo teuing lah ayeuna ma! Aing lieur yeuh can sare, tunduh! Mantog lah ditu...", teriak gua.
(Gus, bodo amat sekarang ma, gua pusing belum tidur ngantuk! Pergi aja sana...).
Gua dengar Gusmen sedikit berbisik. Punteun Neng Echa.. Teu sopan yeuh...
(Permisi Neng Echa, gak sopan nih).
Kemudian kaki gua ditarik dari belakang.
"Woy! Kampret lu! Siapa yang nyuruh masuk! Anying! Keluar gak lu! Wwwoooyyy... Ngapain narik-narik kaki gua!", teriak gua ketika Gusmen menarik paksa kaki gua.
"Gua kesini disuruh Mamahnya Vera, Za! Lu Gua telponin gak diangkat-angkat! Buruan ah cabut! Lu mau apa Vera nikah sama cowok laen ?!", jawabnya sambil terus menarik kaki gua.
"Ogah! Enggak mau! Gua enggak mauuu! Ngent*t bener lu! Gua bilang enggak ya enggak anjjjjiiing!", teriak gua emosi dan...
Jduugghhh....
"Uaaahh!!" Braakkk...
Gusmen terjatuh kebelakang mengenai Tv di dekat meja rias setelah gua tendang dagunya.
"Bangsaattt!", teriak Gusmen ketika sudah bangun dan menerjang gua.
Dia melompat keatas kasur sambil mengarahkan tinjunya. Gua buru-buru berguling kesamping dan jatuh ke lantai untuk menghindari pukulannya.
Gua bangun dan langsung menendang lagi kearah mukanya, tapi Gusmen lebih cepat, dia menahan tendangan gua dengan kedua tangannya. Kaki gua yang dia tangkap langsung membuat gua terhuyung kearah Tv, dia lempar gua ke sisi kirinya itu.
Bughh.. Bugh... Bugh...Gusmen menginjak-injak perut gua berulang-ulang, tepat saat gua hendak bangun lagi.
"Mampus aja lu bangsssaattt!!", teriaknya tanpa berhenti menendang dan menginjak perut ini.
Sampai akhirnya tuh orang kampret menghentikan aksinya karena...
"Heh! Kurang ajar kamu!", teriak suara seorang wanita paruh baya.
Pletaakkk..
"Aaadaawwww!", teriak Gusmen ketika menerima pukulan tepat di kepalanya.
Pletak.. Pletak... Pletak...
"Ampun! Ampun! Ampuuunn!!", teriaknya lagi sambil menghindar.
"Keluar! Keluar sekarang!".
"Iya iya, Bi.. Ampun! Ampun!".
"Uhuk.. Uhuk.. Uuuh... Aargh... Fak! Eughhh...", gua meringis kesakitan merasakan sakit pada perut. Rasanya pingin muntah tapi enggak bisa.
"Mas... Mas Eza gak apa-apa ? Aduh... Kenapa bisa berantem atuh ? Bibi kaget denger berisik dari bawah tadi..", ucap Bibi setelah berhasil memukul Gusmen dengan sapu dan mengusirnya keluar dari kamar ini.
"Eneug perut saya Bi... Ugh... Uuhh..", jawab gua masih memegangi perut.
"Ayo bangun dulu, pindah ke kasur, Mas...".
Gua dipapah Bibi untuk pindah ke kasur. Lalu gua kembali rebahan.
"Ya Allah... Mas.. Tvnya rusak...", ucap Bibi.
Gua melirik kearah Tv dan ya... Itu Tv dan dvd udah berantakan, layar Tv retak, bagian atas dvd player penyok. Bangke si Gusmen. Gua minta ganti nanti.
"Bi... Eugh... Uhuk.. Tolong telponin, Non Helen ya...", pinta gua kepada Bibi.
"Non Helen ?".
Gua mengangguk.
Gua cuekin si Gusmen yang masih berdiri dan teriak-teriak di ambang pintu kamar. Gua rebahan lagi diatas kasur, menarik guling untuk gua peluk.
"Za... Vera cinta sama, lu, broo.. Sumpah gua gak bohong!", teriaknya semakin lantang.
Gua acungkan jari tengah kearahnya, tanpa membalikan badan sedikitpun. "Bla... Bla... Blaaa....", ucap gua enggak perduli.
"Za! Lu beneran relain Vera sama Adit ?!", tanyanya.
"Dia yang milih Adit... Terus gua kudu ngemis-ngemis lagi gitu ? Males banget gua!", jawab gua yang masih tiduran dan membelakangi pintu.
"Oh c'mon! Lu buta apa gimana sih! Dia enggak suka sama Adit.. Sumpah gua berani jamin! Dia cinta sama lu, Za!".
"Gus, sabodo teuing lah ayeuna ma! Aing lieur yeuh can sare, tunduh! Mantog lah ditu...", teriak gua.
(Gus, bodo amat sekarang ma, gua pusing belum tidur ngantuk! Pergi aja sana...).
Gua dengar Gusmen sedikit berbisik. Punteun Neng Echa.. Teu sopan yeuh...
(Permisi Neng Echa, gak sopan nih).
Kemudian kaki gua ditarik dari belakang.
"Woy! Kampret lu! Siapa yang nyuruh masuk! Anying! Keluar gak lu! Wwwoooyyy... Ngapain narik-narik kaki gua!", teriak gua ketika Gusmen menarik paksa kaki gua.
"Gua kesini disuruh Mamahnya Vera, Za! Lu Gua telponin gak diangkat-angkat! Buruan ah cabut! Lu mau apa Vera nikah sama cowok laen ?!", jawabnya sambil terus menarik kaki gua.
"Ogah! Enggak mau! Gua enggak mauuu! Ngent*t bener lu! Gua bilang enggak ya enggak anjjjjiiing!", teriak gua emosi dan...
Jduugghhh....
"Uaaahh!!" Braakkk...
Gusmen terjatuh kebelakang mengenai Tv di dekat meja rias setelah gua tendang dagunya.
"Bangsaattt!", teriak Gusmen ketika sudah bangun dan menerjang gua.
Dia melompat keatas kasur sambil mengarahkan tinjunya. Gua buru-buru berguling kesamping dan jatuh ke lantai untuk menghindari pukulannya.
Gua bangun dan langsung menendang lagi kearah mukanya, tapi Gusmen lebih cepat, dia menahan tendangan gua dengan kedua tangannya. Kaki gua yang dia tangkap langsung membuat gua terhuyung kearah Tv, dia lempar gua ke sisi kirinya itu.
Bughh.. Bugh... Bugh...Gusmen menginjak-injak perut gua berulang-ulang, tepat saat gua hendak bangun lagi.
"Mampus aja lu bangsssaattt!!", teriaknya tanpa berhenti menendang dan menginjak perut ini.
Sampai akhirnya tuh orang kampret menghentikan aksinya karena...
"Heh! Kurang ajar kamu!", teriak suara seorang wanita paruh baya.
Pletaakkk..
"Aaadaawwww!", teriak Gusmen ketika menerima pukulan tepat di kepalanya.
Pletak.. Pletak... Pletak...
"Ampun! Ampun! Ampuuunn!!", teriaknya lagi sambil menghindar.
"Keluar! Keluar sekarang!".
"Iya iya, Bi.. Ampun! Ampun!".
"Uhuk.. Uhuk.. Uuuh... Aargh... Fak! Eughhh...", gua meringis kesakitan merasakan sakit pada perut. Rasanya pingin muntah tapi enggak bisa.
"Mas... Mas Eza gak apa-apa ? Aduh... Kenapa bisa berantem atuh ? Bibi kaget denger berisik dari bawah tadi..", ucap Bibi setelah berhasil memukul Gusmen dengan sapu dan mengusirnya keluar dari kamar ini.
"Eneug perut saya Bi... Ugh... Uuhh..", jawab gua masih memegangi perut.
"Ayo bangun dulu, pindah ke kasur, Mas...".
Gua dipapah Bibi untuk pindah ke kasur. Lalu gua kembali rebahan.
"Ya Allah... Mas.. Tvnya rusak...", ucap Bibi.
Gua melirik kearah Tv dan ya... Itu Tv dan dvd udah berantakan, layar Tv retak, bagian atas dvd player penyok. Bangke si Gusmen. Gua minta ganti nanti.
"Bi... Eugh... Uhuk.. Tolong telponin, Non Helen ya...", pinta gua kepada Bibi.
"Non Helen ?".
Gua mengangguk.
¬¬¬
Pukul setengah sebelas siang, gua sudah merasa enakan, sakit dan perih di perut mulai menghilang.
Gua memang masih rebahan, diatas kasur yang sama, di kamar atas.
Tapi bukan bantal yang jadi alas kepala ini...
Melainkan...
Kedua paha mulus dari seorang bidadari.
"Kamu diapain, Ay ?", tanya gua sambil melirik keatas.
"Enggak diapa-apain...", jawabnya sambil terus mengelus dahi gua lalu kearah rambut gua dengan jemari tangan kanannya.
"Serius ? Dia enggak ngelawan ?", tanya gua lagi memastikan.
Helen hanya menggelengkan kepalanya.
"Terus.. Dia pergi gitu aja ?".
"Iya... Dia pergi dibawa temennya yang keluar dari mobil setelah aku pukul dagunya...", jawab Helen sambil tersenyum.
"Gusmen pingsan ?!", gua terkejut.
"Kayaknya...", jawabnya singkat, sesingkat part tambahan ini.
Gua memang masih rebahan, diatas kasur yang sama, di kamar atas.
Tapi bukan bantal yang jadi alas kepala ini...
Melainkan...
Kedua paha mulus dari seorang bidadari.
"Kamu diapain, Ay ?", tanya gua sambil melirik keatas.
"Enggak diapa-apain...", jawabnya sambil terus mengelus dahi gua lalu kearah rambut gua dengan jemari tangan kanannya.
"Serius ? Dia enggak ngelawan ?", tanya gua lagi memastikan.
Helen hanya menggelengkan kepalanya.
"Terus.. Dia pergi gitu aja ?".
"Iya... Dia pergi dibawa temennya yang keluar dari mobil setelah aku pukul dagunya...", jawab Helen sambil tersenyum.
"Gusmen pingsan ?!", gua terkejut.
"Kayaknya...", jawabnya singkat, sesingkat part tambahan ini.
oktavp dan 2 lainnya memberi reputasi
3

