- Beranda
- Stories from the Heart
Buku Harian Seorang Indigo
...
TS
monikahastono
Buku Harian Seorang Indigo

WELCOME TO MY THREAD
Haloo, sebelumnya ane buat thread di The Lounge.. tapi sehubungan dengan banyaknya cerita yang akan ane post, ane jadi pindahin semuanya ke sfth

Tadinya mau pake ID klonengan tapi waktu mau bikin ga bisa-bisa. Woyes pake id yg sudah ada aja.
Ane mau cerita pengalaman ane sebagai seorang yang bisa melihat dan merasakan hal yang tidak semua orang bisa merasakan. Di thread ini ane tuangin semua pengalaman ane. Tidak ada cerita klimaks ataupun anti klimaks karena murni pengalaman ane. Jadi, tiap hari pasti ada aja ceritanya. Tapi ane tuangin yang bener-bener berkesan buat ane.
Well, awalnya ane ragu mau share ini. Karena suatu hari ane pernah minta saran sm kakek ane yang bisa punya hal yang kaya gini juga dan beliau juga bisa mengartikan mimpi.
Kakek ane bilang, jangan sampai orang lain tahu kelebihan kamu ini. Akan memungkinkan bahaya.
Bukannya ane mau melanggar pesan kakek ane, tapi... Ane kadang mau mengungkap semua apa yang ane rasain selama hidup 23 tahun ini.
Spoiler for "YOU DIDN'T SEE WHAT I SAW":
Terima kasih atas kesetiaannya pantengin thread ane hehe. Rate, cendol, share and bookmark please! 

RUMAH HANTU
Spoiler for Rumah Hantu:
IBU
Spoiler for Ibuku:

Diubah oleh monikahastono 12-04-2019 17:21
Menthog dan 24 lainnya memberi reputasi
25
227.6K
668
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
monikahastono
#12
Melayang
Hari yang aku tunggu selama dua tahun ini tiba. Aku menunggu sepupuku kembali ke Indo. Jodoh dia adalah keturunan penjajah Indonesia paling lama. Belanda.
Aku dan dia sangat dekat, saat belum menikah, kita sering menghabiskan waktu bersama. Menonton drama korea di rumahku atau dirumahnya di bilangan taman mini jakarta timur. Aku sangat sedih saat dia harus menikah dengan orang londo dan menetap disana. Pulang ke Indopun harus melewati rangkaian birokrasi yang lama dan hanya bisa tinggal di Indonesia paling tidak 100 hari paling lama. Aku sangat senang saat dia kembali lagi kesini.
Dia menyewa apartemen untuk 1 bulan. Karena kali ini dia hanya tinggal selama 1 bulan. Kali ini aku sangat bersorak gembira. Dia telah melahirkan anak perpaduan eropa dan asia. Aku sangat penasaran bagaimana rupa Alex, keponakan blasteranku.
Mba Novi, ingin aku menemaninya saat dia ada di Indo. Tapi waktu berkata lain. Aku hanya bisa menemaninya dikala aku tidak ada jadwal kuliah.
Apartemen mba Novi berada di kawasan jakarta timur. Dekat dengan banjir kanal timur. Atau juga dekat dengan rawa mangun. Sepuluh menit dapat di tempuh ke Mall Arion.
Waktu itu hari kamis, aku menginap di apartemen mba novi. Tak lupa aku ikutan rombongan menjemputnya di bandara. Saat melihat alex, aku kecewa. Aku sudah membayangkan bahwa perawakan dengan rambut pirang, mata biru bulat. Tapi sangat lucu, alex berambut hitam, mata coklat tapi kulit yang kemerahan seperti bapaknya.
Alex sedang pulas tertidur. Setelah seharian pergi ke ambasador. Mall favorit kami berdua. Oh ya, kali ini hanya mba novi seorang yang pulang tidak beserta suaminya karena dia terlalu rindu kampung halaman.
Tiba tiba alex bangun. Dan menangis sangat keras. Untuk usia 5 bulan, alex terlihat sangat bongsor. Mba novi pun mengangkatnya dan menimang alex. Tapi tangis alex tak kunjung berhenti.
Seketika itupun juga aku merasakan kesunyian. Sangat teramat sunyi. Tak ada suara mobil, ataupun suara mobil di jalan. Walaupun kami menyewa apartemen lantai 9, suara angin ataupun mobil masih terdengar dari sini.
Lagi lagi aku merasakan hal yang sudah biasa aku rasakan. Ya, perasaan adanya makhluk lain selain kami. Tapi aku tidak merasakan diruangan itu melainkan di luar ruangan. Bukan, tapi di luar gedung.
Aku membaca bismillah, dan benar. Aku melihat dengan mata batinku bahwasannya ada wanita dengan berpakaian putih, rambut panjang. Melayang di samping balkon apartemen kami. Dan itu tepat dimana jendela kamar alex berada.
Aku mendengarnya terkekeh dan berkata : "Adeeee, adeeeee. Hihihihihihihi"
Sadar kalau aku mendengar dia berkata, aku yang berada di meja makan jauh dari balkon berusaha berkomunikasi dengannya.
"Mau apa kamu?"
"Dedenya luucuuuuuuuu hihihihihihihihi akuu maaaaauuuuuu hahahahaahahaha" diakhiri dengan tertawa layaknya kemenangan.
"Dari mana kamu ikutin kami ?" Aku mengutarakan rasa penasaranku.
"Terowongan. Terowongan. Terowongan."
Aku sadar, bahwa saat aku pulang dari Ambasador. Kami melewati terowongan kasablanka. Tapi aku tahu dia bukan penghuni terowongan kasablanka. Aku yakin bahwa dia berasal dari kuburan kasablanka.
Puas dengan jawaban sang makhluk, aku mengambil air wudhu dan membaca surah Yassin. Saat aku membacakan surat yassin, perlahan lahan tangisan alex terhenti. Setelah selesai membaca, aku lihat kembali ke samping balkon. Tetapi ragaku masih berada di atas sajadah tempat aku membaca Yassin. Dan makhluk itupun sudah tidak melayang lagi dari ketinggian lantai 9.
Aku dan dia sangat dekat, saat belum menikah, kita sering menghabiskan waktu bersama. Menonton drama korea di rumahku atau dirumahnya di bilangan taman mini jakarta timur. Aku sangat sedih saat dia harus menikah dengan orang londo dan menetap disana. Pulang ke Indopun harus melewati rangkaian birokrasi yang lama dan hanya bisa tinggal di Indonesia paling tidak 100 hari paling lama. Aku sangat senang saat dia kembali lagi kesini.
Dia menyewa apartemen untuk 1 bulan. Karena kali ini dia hanya tinggal selama 1 bulan. Kali ini aku sangat bersorak gembira. Dia telah melahirkan anak perpaduan eropa dan asia. Aku sangat penasaran bagaimana rupa Alex, keponakan blasteranku.
Mba Novi, ingin aku menemaninya saat dia ada di Indo. Tapi waktu berkata lain. Aku hanya bisa menemaninya dikala aku tidak ada jadwal kuliah.
Apartemen mba Novi berada di kawasan jakarta timur. Dekat dengan banjir kanal timur. Atau juga dekat dengan rawa mangun. Sepuluh menit dapat di tempuh ke Mall Arion.
Waktu itu hari kamis, aku menginap di apartemen mba novi. Tak lupa aku ikutan rombongan menjemputnya di bandara. Saat melihat alex, aku kecewa. Aku sudah membayangkan bahwa perawakan dengan rambut pirang, mata biru bulat. Tapi sangat lucu, alex berambut hitam, mata coklat tapi kulit yang kemerahan seperti bapaknya.
Alex sedang pulas tertidur. Setelah seharian pergi ke ambasador. Mall favorit kami berdua. Oh ya, kali ini hanya mba novi seorang yang pulang tidak beserta suaminya karena dia terlalu rindu kampung halaman.
Tiba tiba alex bangun. Dan menangis sangat keras. Untuk usia 5 bulan, alex terlihat sangat bongsor. Mba novi pun mengangkatnya dan menimang alex. Tapi tangis alex tak kunjung berhenti.
Seketika itupun juga aku merasakan kesunyian. Sangat teramat sunyi. Tak ada suara mobil, ataupun suara mobil di jalan. Walaupun kami menyewa apartemen lantai 9, suara angin ataupun mobil masih terdengar dari sini.
Lagi lagi aku merasakan hal yang sudah biasa aku rasakan. Ya, perasaan adanya makhluk lain selain kami. Tapi aku tidak merasakan diruangan itu melainkan di luar ruangan. Bukan, tapi di luar gedung.
Aku membaca bismillah, dan benar. Aku melihat dengan mata batinku bahwasannya ada wanita dengan berpakaian putih, rambut panjang. Melayang di samping balkon apartemen kami. Dan itu tepat dimana jendela kamar alex berada.
Aku mendengarnya terkekeh dan berkata : "Adeeee, adeeeee. Hihihihihihihi"
Sadar kalau aku mendengar dia berkata, aku yang berada di meja makan jauh dari balkon berusaha berkomunikasi dengannya.
"Mau apa kamu?"
"Dedenya luucuuuuuuuu hihihihihihihihi akuu maaaaauuuuuu hahahahaahahaha" diakhiri dengan tertawa layaknya kemenangan.
"Dari mana kamu ikutin kami ?" Aku mengutarakan rasa penasaranku.
"Terowongan. Terowongan. Terowongan."
Aku sadar, bahwa saat aku pulang dari Ambasador. Kami melewati terowongan kasablanka. Tapi aku tahu dia bukan penghuni terowongan kasablanka. Aku yakin bahwa dia berasal dari kuburan kasablanka.
Puas dengan jawaban sang makhluk, aku mengambil air wudhu dan membaca surah Yassin. Saat aku membacakan surat yassin, perlahan lahan tangisan alex terhenti. Setelah selesai membaca, aku lihat kembali ke samping balkon. Tetapi ragaku masih berada di atas sajadah tempat aku membaca Yassin. Dan makhluk itupun sudah tidak melayang lagi dari ketinggian lantai 9.
jenggalasunyi dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Tutup
