Segila-gilanya Trump terhadap China hanya berujung pada perang dagang, namun kali ini Joe Biden diam-diam lebih menggertak dibandingkan Trump.
Biden, sering memanasi perseteruan yang terjadi di dunia. Sampai Rusia pun ingin digertak oleh Amerika lewat embargo berjamaah. Tak hanya itu sekarang menggertak China jika menyerang Taiwan, maka akan melawan Amerika dan sekutu sebagai pendukung utama.
Bahkan Australia juga sudah siap untuk membantu, bila China mengambil Taiwan dengan paksa, otomatis Australia akan berada di pihak Amerika saling bahu membahu baik dari segi senjata dan personil militernya.
Yang ditakutkan saat ini Laut China Selatan, di pulau-pulau terdekat pasukan militer China sudah membangun sistem rudal anti-pesawat, bandara jet tempur, peralatan laser, dan jamming.
Bisa dibilang penumpukan militer tersebut membuat banyak orang berfikir, tinggal menunggu waktu pemantik dari siapapun yang punya kepentingan untuk bergerak maju. Karena pesawat AS mulai di usir dari kepulauan Spratly di Laut China Selatan.
Sementara di kubu Taiwan sendiri sedang mengembangkan rudal dan juga pesawat tak berawak atau drone canggih, untuk melumpuhkan China bila nekat menyerang mereka.
Biden, secara jelas akan ikut campur urusan Taiwan bila China mengambilnya secara paksa. Tentu saat ini, keadaan semakin memanas belum beres pandemi, inflasi sudah mulai perlahan dirasakan masyarakat dunia.
Embargo Rusia ternyata berefek, terlebih perang Ukraina tidak selesai dalam waktu singkat. Tentu akan terus menggerus banyak biaya, bila China sedikit nakal pada Taiwan alhasil World War 3 bisa terjadi.
Yang menjadi masalah perebutan Laut China Selatan juga memanas, otomatis negara tetangga Indonesia kena imbas. Pasukan militer Australia juga akan lalu lalang melewati Indonesia.
Ini cukup mengkhawatirkan, terlebih pemerintah Indonesia akan ditekan dari dua sisi, pro ke China atau Australia?
Sedangkan grup Asean rata-rata berada di blok barat, bila perang secara militer dilakukan otomatis imbasnya akan dirasakan banyak negara di dunia. Apalagi kalau mengembargo China, pasokan dunia dari China bisa dibilang cukup banyak.
Bisa-bisa inflasi tidak terkendali, barang elektronik buatan China seperti ponsel tak bisa menggunakan basis OS dari Amerika. Otomatis user ponsel seluruh dunia, tidak akan mendapati layanan dari google dan android.
Kalau Rusia belum terlalu banyak berefek untuk Indonesia, tapi kalau China yang perang? India pasti ikutan akan berada di sisi barat melawan China. Korea Utara mulai usil sama tetangganya mumpung AS lagi gak fokus. Tapi, apa yang terjadi dengan Indonesia? Ada yang bisa bantu jawab..
Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.
"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
Tulisan : c4punk@2022
referensi : 1, 2, 3, 4
Pic : google
