News
Pencarian Tidak Ditemukan
KOMUNITAS
link has been copied
252
Lapor Hansip
24-06-2021 08:48

Mengapa Masih Banyak Orang Tak Percaya Covid-19?

Quote:
Mengapa Masih Banyak Orang Tak Percaya Covid-19?
Seorang pengendara motor melintas di depan mural tentang pandemi COVID-19 di Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (29/4/2021). Mural yang dibuat oleh warga setempat itu untuk memberikan dukungan atas perjuangan tim medis yang selama ini berada di garis terdepan dalam penanganan COVID-19 khususnya di Pontianak. ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/wsj.(ANTARA FOTO/JESSICA HELENA WUYSANG)



KOMPAS.com - Pandemi sudah berjalan lebih dari satu tahun namun masih saja ada masyarakat yang tidak percaya akan keberadaan Covid-19.

Mereka meremehkan virus ini meski sudah banyak korban yang telah membuktikan keganasan Corona. Selain itu, masih banyak pula yang percaya dengan kabar negatif dan konspirasi lainnya.

Isu tersebut tergolong konyol namun tetap dipercaya oleh banyak orang. Termasuk pula kabar bahwa vaksin yang disusupi chip sehingga orang-orang enggan divaksin.

Kombinasi hoaks yang terus berkembang dengan penanganan yang buruk dari pemerintah ini kemudian menjadikan situasi pandemi di Indonesia semakin kritis.

Tak heran jika muncul istilah herd stupidity, seperti yang dilontarkan oleh epidemiolog Universitas Indonesia, Pandu Riono.

Media sosial dipenuhi keluhan warganet yang frustasi menghadapi lingkungan sekitarnya yang termakan isu miring soal Covid-19. Meski informasi dan data telah dibeberkan namun hasilnya sia-sia.

Informasi yang sebenarnya penting tidak diacuhkan sehingga memicu lonjakan kasus seperti yang terjadi belakangan ini.

Psikolog Sosial, Dicky Chresthover Pelupessy, Ph.D., mengatakan fenomena orang yang tidak percaya dengan Covid-19 erat kaitannya dengan status manusia sebagai makhluk kognitif.

Secara alami, kita menyerap dan mengolah informasi berdasarkan yang disiplin ilmu, hal yang diyakini dan diketahui.


Virus Corona sendiri merupakan hal yang baru sehingga wajar banyak orang masih banyak yang berupaya mengenalinya dan menyerap data yang ada.

Ia menambahkan, sejumlah penelitian telah membuktikan, orang yang mudah percaya dengan konspirasi termasuk soal Covid-19, biasanya tidak percaya kepada pemerintah yang sedang berjalan.

"Hasil studi membuktikan, biasanya mereka yang tidak percaya, kecenderungan lebih suka konspirasi itu, tidak percaya pemerintah, posisinya oposisi," terangnya kepada Kompas pada Rabu (23/06/2021).


Isu miring soal Covid-19 maupun berbagai teori konspirasi lainnya sebenarnya bukan hal baru di masyarakat. Ada banyak hoaks lainnya yang sampai saat ini masih sangat diyakini orang banyak termasuk soal bumi datar.

Pakar jebolan Universitas Indonesia ini menjelaskan kerentanan manusia pada konspirasi adalah bentuk nyata kemampuan kita sebagai cognitive measure.

"Pada dasarnya manusia bukan pengolah informasi yang baik," jelasnya.

Manusia mengolah informasi dengan berbagai keterbatasan, tidak seperti mesin yang lebih objektif dengan berbagai data yang ada.

Sifat alami manusia membuat kita rentan terhadap bias yang dipengaruhi pula oleh banyak hal. Ia menambahkan, faktor yang paling berdampak ialah selera, pengetahuan dan kesukaan pada sesuatu hal, termasuk pemerintah.


Pada orang yang sejak awal memiliki rasa tidak suka akut pada pemerintah, Dicky menjelaskan, dijadikan momen untuk mencari pembenaran.

"Karena tidak percaya pada pemerintah maka mereka mencari pembenaran lain untuk perilaku mereka," tandasnya.

Meski demikian, ia menilai situasi herd stupidity saat ini tidak serta merta terjadi karena ketidakpercayaan masyarakat pada Covid-19.

Menurutnya, ada banyak hal yang berkontribusi pada kondisi kebodohan komunal ini. Utamanya adalah faktor bosan akan pandemi, kebingungan masyarakat dan inkonsistensi kebijakan pemerintah.

Kombinasi ini membuat masyarakat bersikap nekat dan abai pada protokol kesehatan sehingga melakukan mobilitas yang berdampak pada lonjakan kasus di berbagai daerah.


Sumber :
https://lifestyle.kompas.com/read/20...page=all#page2


Epidemiolog yang jadi seleb sosmed juga suka bias.
Soalnya merangkap juru kampanye.
emoticon-Ngacir

Mengapa Masih Banyak Orang Tak Percaya Covid-19?


profile-picture
profile-picture
profile-picture
anton2019827 dan 27 lainnya memberi reputasi
28
Masuk untuk memberikan balasan
berita-dan-politik
Berita dan Politik
40.4K Anggota • 670.2K Threads
Mengapa Masih Banyak Orang Tak Percaya Covid-19?
24-06-2021 09:00
coba ngomong sama yg ini



Itu baru satu yg keliatan, overall gimana ? Dokter bukan tentara. Tapi situasinya sudah seperti perang aja emoticon-Embarrassment
profile-picture
profile-picture
profile-picture
jiresh dan 17 lainnya memberi reputasi
18 0
18
profile picture
KASKUS Plus
24-06-2021 09:08
kurang nakes soalnya dulu waktu ane rawat karantina kopid di rsu

ful 16 pasien di ruang isolasi, yg jaga malam cuma 4 - 2 orang nakes , mereka sudah tua belum diangkat pns pulak emoticon-Ngakak

kalau siang ada 6 - 2 nakes masih muda kayak baru lulus sekolah perawat emoticon-Ngakak

mereka ini modelnya mau berangkat ya berangkat , libur ya libur emoticon-Ngakak
2
Memuat data ...
1 - 1 dari 1 balasan
icon-hot-thread
Hot Threads
Copyright © 2024, Kaskus Networks, PT Darta Media Indonesia