Quote:Pegiat media sosial Denny Siregar mengatakan sejak teroris membawa agama Islam, sejak saat itulah nama Islam sudah buruk.
Denny mengungkapkan hal tersebut saat menanggapi pemberitaan mengenai tanggapan Muhammadiyah yang menilai penggeledahan pesantren memunculkan opini buruk di masyarakat.
“Apa sih, Pak. Dikit-dikit opini buruk tentang Islam? Nama Islam sudah buruk sejak banyak radikalis dan teroris pakai nama Islam, dan tidak ada yang mengutuk dan mencegahnya,” kata Denny Siregar, dikutip dari Twitter @dennysiregar7, Senin, Senin, 5 April 2021.
Ia kemudian mengatakan bahwa pesantren bukan lah tempat yang sakral.
Jika pesantren memang tempat
Oleh karena itu dia meminta agar pihak yang ia maksud membiarkan Densus 88 bekerja.
“Pesantren bukan tempat sakral. Kalau memang disana sarangnya, biarkan Densus bekerja,” imbuhnya.
Diketahui sebelumnya, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri pada Jumat lalu menggeledah pondok pesantren yang berada di daerah Sleman, Yogyakarta.
Menanggapi hal ini, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menilai hal ini dapat membangun opini yang buruk terhadap Islam.
“Secara institusional Densus 88 bisa melakukan penggeledahan dimana pun. Akan tetapi, kalau tujuan penggeledahan itu dimaksudkan sebagai usaha pemberantasan terorisme bisa kontra produktif. Cara-cara militeristik terbukti tidak cukup efektif,” ujar Mu’ti, Jumat, 2 April 2021, dikutip dari Detik.
“Selain itu, penggeledahan pesantren bisa menimbulkan opini bahwa pemberantasan terorisme berarti perang melawan umat Islam. Pendekatan militeristik tidak menimbulkan efek jera,” pungkasnya.
Denny mengungkapkan hal tersebut saat menanggapi pemberitaan mengenai tanggapan Muhammadiyah yang menilai penggeledahan pesantren memunculkan opini buruk di masyarakat.
“Apa sih, Pak. Dikit-dikit opini buruk tentang Islam? Nama Islam sudah buruk sejak banyak radikalis dan teroris pakai nama Islam, dan tidak ada yang mengutuk dan mencegahnya,” kata Denny Siregar, dikutip dari Twitter @dennysiregar7, Senin, Senin, 5 April 2021.
Ia kemudian mengatakan bahwa pesantren bukan lah tempat yang sakral.
Jika pesantren memang tempat
Oleh karena itu dia meminta agar pihak yang ia maksud membiarkan Densus 88 bekerja.
“Pesantren bukan tempat sakral. Kalau memang disana sarangnya, biarkan Densus bekerja,” imbuhnya.
Diketahui sebelumnya, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri pada Jumat lalu menggeledah pondok pesantren yang berada di daerah Sleman, Yogyakarta.
Menanggapi hal ini, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menilai hal ini dapat membangun opini yang buruk terhadap Islam.
“Secara institusional Densus 88 bisa melakukan penggeledahan dimana pun. Akan tetapi, kalau tujuan penggeledahan itu dimaksudkan sebagai usaha pemberantasan terorisme bisa kontra produktif. Cara-cara militeristik terbukti tidak cukup efektif,” ujar Mu’ti, Jumat, 2 April 2021, dikutip dari Detik.
“Selain itu, penggeledahan pesantren bisa menimbulkan opini bahwa pemberantasan terorisme berarti perang melawan umat Islam. Pendekatan militeristik tidak menimbulkan efek jera,” pungkasnya.
SUMBER
buat nasbung/kadrun yang nalar ga jalan
tidak semua muslim adalah teroris
tapi di indonesia, terorisme kebanyakan beragama ISLAM
tidak perlu lihat agamanya, cukup lihat MOTIFNYA
jika ada seorang muslim yang ngancam bom suatu bank dengan tuntutan uang
itu adalah terorisme dengan motif uang, ga ada hubungan dengan agama
tapi jika ngebom tempat ibadah dengan tujuan hanya terror
jika membunuh aparat dengan tujuannya bunuh aparat thogut
itu jelas terorisme yang berhubungan dengan AGAMANYA
mereka oknum?
tunjukkan perbedaan OKNUM dengan BUKAN OKNUM melalui sebuah TINDAKAN
bukan KATANYA
teroris terlalu berbahaya, lu ga sanggup?
ok, serahkan pada aparat
silahkan mulai dari yang kecil kecil saja
seperti intoleran yang merupakan cikal bakal terorisme
apakah sanggup?
jika hanya pura pura buta dan budek
apa bedanya dengan memfasilitasi seimanmu untuk menanam bibit bibit terorisme?