News
Pencarian Tidak Ditemukan
KOMUNITAS
link has been copied
106
Lapor Hansip
24-12-2020 00:20

DPR Minta Bank Syariah BUMN Tahan Muhammadiyah Tarik Dana

Jakarta - Komisi XI DPR menyoroti rencana Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah untuk melakukan penarikan dana dari Bank Syariah Indonesia (BSI) yang merupakan hasil merger 3 Bank BUMN Syariah.

Anggota Komisi XI DPR RI Junaidi Auly meminta kepada BSI untuk mempertimbangkan secara bijak wacana penarikan dana oleh Muhammadiyah. BSI diminta melakukan konsolidasi Muhammadiyah soal rencana penarikan dana ini.

Adapun menurut Junaidi, alasan Muhammadiyah menarik dananya karena belum adanya kejelasan komitmen BSI untuk mengalokasikan dana untuk pembiayaan UMKM.

"Perlu dipertimbangkan secara bijak dan serius wacana penarikan dana ini, hal ini berpotensi merugikan perseroan di tengah euforia lahirnya BSI," ujar Junaidi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu, (23/12/2020).

Lebih lanjut, Junaidi mengatakan BSI memang diminta untuk bersaing dengan bank konvensional secara bisnis, tetapi juga harus memperhatikan kepentingan ummat dan UMKM yang telah membangkitkan ekonomi nasional.

Junaidi menjelaskan saat ini Muhammadiyah merupakan organisasi ummat yang memiliki aset dengan tata kelola yang cukup baik. Dia menyampaikan Muhammadiyah memiliki amal usaha yang sudah berjalan selama 108 tahun.

Mulai dari bidang pendidikan dasar dan menengah dengan memiliki 7.651 sekolah dan madrasah, pendidikan tinggi dengan total 174 universitas, di bidang pelayanan kesehatan dan kesejahteraan ada 457 rumah sakit, 318 panti asuhan, 54 panti jompo, dan 82 tempat rehabilitasi cacat.

Di bidang sarana ibadah terdapat masjid dan mushalla sebanyak 11.198. Selain itu ada juga dana likuid yang tersimpan di bank syariah berupa tabungan, giro, deposito yang diperkirakan mencapai Rp 15 triliun.

"Dengan amal usaha yang dimiliki, mereka tetap memiliki komitmen yang kuat dalam program pemberdayaan UMKM terbukti dengan misi ekonomi Muhammadiyah yaitu memajukan ekonomi ummat dan rakyat serta UMKM," jelas Junaidi.

Sebelumnya, Muhammadiyah berencana menarik dananya dari bank syariah BUMN. Hal itu diumumkan tepat usai dilaksanakannya aksi merger oleh 3 bank syariah BUMN yakni BRI Syariah, BNI Syariah dan Bank Syariah Mandiri menjadi Bank Syariah Indonesia beberapa waktu lalu.

"Mungkin sudah waktunya bagi Muhammadiyah untuk menarik dan mengalihkan semua dana yang ditempatkannnya di bank tersebut," ujar Ketua Bidang Ekonomi PP Muhammadiyah Anwar Abbas dalam keterangan tertulisnya yang diterima detikcom, Jumat (18/12/2020).

Muhammadiyah berencana mengalihkan semua pembiayaannya kepada bank-bank syariah lain yang skalanya masih lebih kecil yang lebih menjangkau UMKM.

"Juga mengalihkan seluruh pembiayaan yang diterimanya kepada bank baru yang menjadi mitranya apakah itu bank negara syariah yang tidak ikut merger atau Bank Pembangunan Daerah (BPD) Syariah atau BPD yang ada unit syariahnya serta kepada bank-bank umum syariah atau bank-bank umum yang punya unit syariahnya," ungkap Abbas.

Merger Bank Syariah BUMN juga disebut telah membuat bank-bank di dalamnya menjadi lebih besar dan kuat dari skala sebelumnya. Apalagi ada anggapan bahwa Bank Syariah Indonesia akan menjadi 10 besar bank syariah terbesar di dunia.

Dikhawatirkan, umat atau rakyat kecil maupun UMKM bakal sulit menjangkau pinjaman ke bank dengan skala sebesar itu.

Sumur:
https://finance.detik.com/moneter/d-...h-tarik-dana/1

sampe DPR minta bank tahan muhammadiyah tarik dana sangkin gedenya
emoticon-Matabelo
profile-picture
profile-picture
profile-picture
tien212700 dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Masuk untuk memberikan balasan
berita-dan-politik
Berita dan Politik
40.7K Anggota • 670.7K Threads
DPR Minta Bank Syariah BUMN Tahan Muhammadiyah Tarik Dana
24-12-2020 02:32
Quote:Original Posted By hantupuskom
Jakarta - Komisi XI DPR menyoroti rencana Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah untuk melakukan penarikan dana dari Bank Syariah Indonesia (BSI) yang merupakan hasil merger 3 Bank BUMN Syariah.

Anggota Komisi XI DPR RI Junaidi Auly meminta kepada BSI untuk mempertimbangkan secara bijak wacana penarikan dana oleh Muhammadiyah. BSI diminta melakukan konsolidasi Muhammadiyah soal rencana penarikan dana ini.

Adapun menurut Junaidi, alasan Muhammadiyah menarik dananya karena belum adanya kejelasan komitmen BSI untuk mengalokasikan dana untuk pembiayaan UMKM.

"Perlu dipertimbangkan secara bijak dan serius wacana penarikan dana ini, hal ini berpotensi merugikan perseroan di tengah euforia lahirnya BSI," ujar Junaidi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu, (23/12/2020).

Lebih lanjut, Junaidi mengatakan BSI memang diminta untuk bersaing dengan bank konvensional secara bisnis, tetapi juga harus memperhatikan kepentingan ummat dan UMKM yang telah membangkitkan ekonomi nasional.

Junaidi menjelaskan saat ini Muhammadiyah merupakan organisasi ummat yang memiliki aset dengan tata kelola yang cukup baik. Dia menyampaikan Muhammadiyah memiliki amal usaha yang sudah berjalan selama 108 tahun.

Mulai dari bidang pendidikan dasar dan menengah dengan memiliki 7.651 sekolah dan madrasah, pendidikan tinggi dengan total 174 universitas, di bidang pelayanan kesehatan dan kesejahteraan ada 457 rumah sakit, 318 panti asuhan, 54 panti jompo, dan 82 tempat rehabilitasi cacat.

Di bidang sarana ibadah terdapat masjid dan mushalla sebanyak 11.198. Selain itu ada juga dana likuid yang tersimpan di bank syariah berupa tabungan, giro, deposito yang diperkirakan mencapai Rp 15 triliun.

"Dengan amal usaha yang dimiliki, mereka tetap memiliki komitmen yang kuat dalam program pemberdayaan UMKM terbukti dengan misi ekonomi Muhammadiyah yaitu memajukan ekonomi ummat dan rakyat serta UMKM," jelas Junaidi.

Sebelumnya, Muhammadiyah berencana menarik dananya dari bank syariah BUMN. Hal itu diumumkan tepat usai dilaksanakannya aksi merger oleh 3 bank syariah BUMN yakni BRI Syariah, BNI Syariah dan Bank Syariah Mandiri menjadi Bank Syariah Indonesia beberapa waktu lalu.

"Mungkin sudah waktunya bagi Muhammadiyah untuk menarik dan mengalihkan semua dana yang ditempatkannnya di bank tersebut," ujar Ketua Bidang Ekonomi PP Muhammadiyah Anwar Abbas dalam keterangan tertulisnya yang diterima detikcom, Jumat (18/12/2020).

Muhammadiyah berencana mengalihkan semua pembiayaannya kepada bank-bank syariah lain yang skalanya masih lebih kecil yang lebih menjangkau UMKM.

"Juga mengalihkan seluruh pembiayaan yang diterimanya kepada bank baru yang menjadi mitranya apakah itu bank negara syariah yang tidak ikut merger atau Bank Pembangunan Daerah (BPD) Syariah atau BPD yang ada unit syariahnya serta kepada bank-bank umum syariah atau bank-bank umum yang punya unit syariahnya," ungkap Abbas.

Merger Bank Syariah BUMN juga disebut telah membuat bank-bank di dalamnya menjadi lebih besar dan kuat dari skala sebelumnya. Apalagi ada anggapan bahwa Bank Syariah Indonesia akan menjadi 10 besar bank syariah terbesar di dunia.

Dikhawatirkan, umat atau rakyat kecil maupun UMKM bakal sulit menjangkau pinjaman ke bank dengan skala sebesar itu.

Sumur:
https://finance.detik.com/moneter/d-...h-tarik-dana/1

sampe DPR minta bank tahan muhammadiyah tarik dana sangkin gedenya
emoticon-Matabelo


Quote:Original Posted By baworsari
biarkan ditarik tapi trua black list, biar mereka gotong uang kesana kemari trus dibegal emoticon-Ngakak

MUH sekarang mah isinya kadrun beda ma jaman dulu, walo gak pernah ngadain tahlilan tapi kalo diundang tetep datang emoticon-Big Grin


Ngomongnya atas nama pribadi atau DPR gan?

Ir. H.A. JUNAIDI AULY, M.M.
No.Anggota
421
Fraksi
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera
Daerah Pemilihan
LAMPUNG II
profile-picture
profile-picture
profile-picture
Adit.m.n dan 6 lainnya memberi reputasi
7 0
7
profile picture
KASKUS Geek
24-12-2020 03:03


dia memang kader muhammadiyah jg, dia ngomong begitu biar kelihatan genting emoticon-Wkwkwk
yg pny ide narik dana kan si culas Anwar Abbas emoticon-Imlek
1
Memuat data ...
1 - 1 dari 1 balasan
icon-hot-thread
Hot Threads
Copyright © 2024, Kaskus Networks, PT Darta Media Indonesia